Keberhasilan dan Lama Waktu Ovulasi Jumlah Telur yang Diovulasikan Tingkat Ovulasi Derajat Pembuahan Fertilization Rate Derajat Penetasan Hatching Rate

8 secara intramuscular menggunakan alat suntik syringe ukuran 1 ml. Induk betina yang telah disuntik selanjutnya dimasukkan ke dalam masing-masing akuarium perlakuan untuk diamati ovulasinya 6 jam kemudian.

2.8 Pemijahan

Pengamatan induk betina dilakukan 6 jam setelah penyuntikan dengan cara mengurut perut ke arah genital. Induk betina yang telah ovulasi ditandai dengan keluarnya telur berwarna kuning kehijauan secara lancar. Induk betina yang belum ovulasi diamati kemudian setiap interval waktu 3 jam. Induk yang ovulasi kemudian diurut dan telurnya ditampung dalam mangkok untuk dihitung. Untuk pembuahan menggunakan sperma, diambil sejumlah telur kemudian dipisahkan ke dalam mangkok lainnya. Selanjutnya sperma diurut dari induk jantan dan dicampur dengan larutan fisiologis NaCl 0,9. Sperma dicampurkan ke dalam mangkok berisi telur untuk pembuahan lalu diaduk menggunakan bulu ayam. Telur yang sudah bercampur dengan sperma kemudian ditebar pada akuarium penetasan.

2.9 Pengamatan

Parameter pengamatan meliputi keberhasilan dan lama waktu ovulasi, jumlah telur yang diovulasi ovulated eggs, tingkat ovulasi ovulation rate, derajat pembuahan fertilization rate, derajat penetasan hatching rate dan tingkat kelangsungan hidup survival rate.

2.9.1 Keberhasilan dan Lama Waktu Ovulasi

Keberhasilan ovulasi ditandai dengan keluarnya telur dengan lancar ketika dilakukan stripping pada induk betina perlakuan. Stripping dilakukan pada tiap- tiap ulangan mulai jam ke-6 setelah penyuntikan, jika belum ovulasi maka stripping dilanjutkan setiap interval 3 jam berikutnya. Waktu ovulasi tiap-tiap ulangan kemudian dicatat. 9

2.9.2 Jumlah Telur yang Diovulasikan

Induk yang telah ovulasi kemudian diambil telurnya dengan cara stripping hingga tidak mengeluarkan telur lagi. Jumlah total telur yang dikeluarkan ditampung dalam mangkok untuk kemudian dihitung.

2.9.3 Tingkat Ovulasi

Tingkat ovulasi merupakan perbandingan jumlah telur yang diovulasikan dengan jumlah telur di dalam gonad. Sampel induk diambil untuk dilakukan pembedahan gonad. Sebelumnya sampel induk tersebut ditimbang dan dicatat bobot tubuhnya. Telur yang terdapat di dalam gonad lalu dihitung jumlah totalnya. Penghitungan jumlah telur berikutnya dilakukan dengan metode konversi terhadap bobot tubuh induk sampel. Berikut ini rumus perhitungan tingkat ovulasi: Tingkat Ovulasi = gonad didalam telur seluruh jumlah an diovulasik yang telur jumlah x 100

2.9.4 Derajat Pembuahan Fertilization Rate

Telur yang telah dicampur sperma pada akuarium penetasan kemudian diamati warnanya pada jam ke-12 setelah pencampuran dengan sperma. Telur yang berhasil dibuahi tampak bening kekuning-kuningan, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih susu. Selanjutnya derajat pembuahan dihitung dengan rumus: Fertilization Rate FR = sampel telur jumlah dibuahi telur jumlah x 100

2.9.5 Derajat Penetasan Hatching Rate

Pengamatan terhadap jumlah telur yang menetas pada akuarium penetasan dilakukan 48-72 jam setelah pembuahan. Penghitungan jumlah telur yang menetas dilakukan dengan cara menghitung jumlah sampel awal telur yang dibuahi dikurangi jumlah telur dibuahi yang tidak menetas. 10 Selanjutnya derajat penetasan dihitung dengan rumus: HR = dibuahi telur jumlah menetas telur jumlah x 100

2.9.6 Tingkat Kelangsungan Hidup Survival Rate