BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
1. Struktur Perekonomian Jawa Timur periode 2000-2004 a. Dilihat dari struktur output, permintaan akhir, nilai tambah bruto, dan tenaga
kerja pada tahun 2000 dan 2004 peranan sektor industri manufaktur khususnya makanan, minuman dan tembakau nilainya semakin meningkat meskipun
pangsanya menurun, setalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada peringkat pertama. Sektor industri manufaktur dengan penciptaan output, NTB,
dan permintaan akhir terendah adalah industri alat, angkutan, mesin, dan peralatannya.
b. Sektor industri manufaktur pada tahun 2000 dan 2004 mendominasi angka pengganda output, pendapatan, maupun tenaga kerja terbesar, dan meskipun
hampir seluruh nilai pengganda menurun, akan tetapi pada tahun 2004 sektor industri pupuk, kimia, dan barang dari karet, industri makanan, minuman, dan
tembakau, industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki, industri kertas dan barang dari cetakan, industri manufaktur lainnya, serta industri semen, dan
barang galian non logam mampu bertahan dengan angka pengganda yang relatif besar.
c. Analisis keterkaitan kebelakang, kedepan, serta indeks daya penyebaran, dan kepekaan, didapatkan bahwa sektor industri pupuk, kimia, dan barang dari karet
memiliki pengaruh yang cukup besar, dengan adanya sektor tersebut pada peringkat tiga besar pada tahun 2000 dan 2004.
2. Sektor industri manufaktur di Jawa Timur terindikasi gejala deindustrialisasi. Berdasarkan pangsa PDRB nya, gejala deindustrialisasi ini terlihat pada tahun 2003,
dan peranan paling dominan digantikan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Subsektor industri manufaktur yang memiliki indikasi deindustrialisasi
paling kuat adalah industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya dan industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki. Hal ini dimungkinkan karena kondisi politik
dan hukum yang belum sepenuhnya pulih dari masa krisis moneter dan reformasi, dan kelangkaan BBM sehingga harganya yang semakin mahal, serta naiknya tarif
dasar listrik dan telepon, sehingga menurunkan daya beli masyarakat, penyebab lainnya adalah dikarenakan daya saing dengan produk asing maupun luar provinsi
yang semakin ketat.
7.2. Saran