6.2.2. Keterkaitan Ke Belakang Keterkaitan Langsung Ke Belakang DBL
Sektor yang memiliki keterkaitan langsung kebelakang terbesar pada tahun 2000 dan 2004 adalah sektor industri manufaktur pupuk, kimia, dan barang dari karet
meskipun nilainya menurun dari 0.79 menjadi 0.72 pada tahun 2004, atau dapat diartikan bahwa pada tahun 2000 sektor tersebut mampu menciptakan output sektor
penyedia inputnya secara langsung sebesar 0.79 satuan per kenaikan satu satuan permintaan akhir sektor penerima input tersebut, dan pada tahun 2004 menurun menjadi
0.72 satuan. Dari Tabel 26 serta Gambar 11 dijelaskan bahwa sektor-sektor industri
manufaktur memiliki nilai DBL terbesar meskipun nilainya menurun pada tahun 2004, kecuali industri makanan, minuman, dan tembakau meningkat dari 0.48 menjadi 0.57.
Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri manufaktur memiliki pengaruh yang kuat dalam menciptakan output sektor penyedia inputnya per kenaikan satu satuan
permintaan akhir sektor industri manufaktur tersebut, atau dengan kata lain memiliki pengaruh langsung ke belakang yang kuat.
0.00 0.10
0.20 0.30
0.40 0.50
0.60 0.70
0.80 0.90
IMMT IT
EX IB
K H
IK B
C IP
K K
IS GNL
ILD B
IA M
P IM
L
Sektor DB
L
T h. 2000 T h. 2004
Jika dilihat lebih lanjut Tabel 27, meskipun industri pupuk, kimia, dan barang dari karet memiliki nilai DBL paling besar, akan tetapi peningkatan pengaruh
Gambar 11. Nilai DBL Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur
kebelakang secara langsung adalah industri makanan, minuman, dan tembakau dengan rasio peningkatan 1.19. Hal ini dimungkinkan karena industri makanan, minuman, dan
tembakau banyak menggunakan output sektor-sektor lainnya, sedangkan industri pupuk, kimia, dan barang dari karet input yang digunakan dalam proses produksinya hanya
terbatas, yaitu dari sektor peternakan digunakan oleh industri pupuk, sektor perkebunan digunakan oleh industri karet.
Tabel 27. Nilai, dan Rasio DBL Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur
DBL Sektor
1 Th. 2000
2 Th. 2004
3 Rasio
32 Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT
0.48 0.57
1.19 Industri Tekstil, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki ITEX
0.71 0.63
0.89 Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya IBKH
0.66 0.45
0.69 Industri Kertas dan Barang dari Cetakan IKBC
0.68 0.63
0.91 Industri Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet IPKK
0.79 0.72
0.92 Industri Semen dan Barang Galian Non Logam ISGNL
0.68 0.64
0.94 Industri Logam Dasar Besi dan Baja ILDB
0.48 0.38
0.79 Industri Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatannya IAMP
0.68 0.49
0.72 Industri Manufaktur Lainnya IML
0.69 0.61
0.88 Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah
Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Ke Belakang Direct and Indirect
Backward Lingkage DIBL
Sektor dengan nilai terbesar dalam penciptaan nilai DIBL pada tahun 2000 adalah sektor industri pupuk, kimia, dan barang dari karet dengan DIBL 2.56, dan pada
tahun 2004 meskipun tetap memiliki nilai terbesar akan tetapi nilainya menurun menjadi 2.20, hal ini menunjukkan bahwa pengaruhnya semakin melemah. Pada peringkat
kedua adalah sektor industri kertas dan barang dari cetakan dengan nilai 2.44 dan pada tahun 2004 nilainya menurun menjadi 2.14.
Meskipun industri pupuk, kimia, dan barang dari karet DIBL nya paling besar, akan tetapi yang mengalami peningkatan DIBL paling besar adalah industri makanan,
minuman, dan tembakau dengan rasio peningkatan 1.07. Sedangkan yang memiliki penurunan DIBL dengan rasio terkecil adalah industri alat angkutan, mesin, dan
peralatannya, dengan rasio 0.74. Rasio terkecil kedua yaitu industri manufaktur lainnya, 76
ketiga industri logam dasra besi dan baja, keempat industri tekstil, barang dari kulit, dan alasa kaki.
Tabel 28. Nilai, dan Rasio DIBL Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur
DIBL Sektor
1 Th. 2000
2 Th. 2004
3 Rasio
32 Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT
1.77 1.91
1.07 Industri Tekstil, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki
ITEX 2.28 1.95
0.85 Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
IBKH 1.89 1.75
0.93 Industri Kertas dan Barang dari Cetakan IKBC
2.44 2.14
0.88 Industri Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet IPKK
2.56 2.20
0.86 Industri Semen dan Barang Galian Non Logam
ISGNL 2.20 1.99
0.91 Industri Logam Dasar Besi dan Baja ILDB
1.92 1.61
0.84 Industri Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatannya
IAMP 2.44 1.81
0.74 Industri Manufaktur Lainnya IML
2.37 1.98
0.83 Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah
Penurunan nilai DIBL ini terjadi di hampir seluruh subsektor industri manufaktur, kecuali industri makanan, minuman, dan tembakau. Akan tetapi dilihat
pada Tabel 29, nilai DIBL keseluruhan sektor industri manufaktur lebih besar dari satu, bahkan industri pupuk, kimia, dan barang dari karet, serta industri kertas, dan barang
dari cetakan nilainya lebih dari dua 2, hal ini menunjukkan bahwa keterkaitan langsung dan tidak langsung kebelakangnya kuat.
Sektor dengan keterkaitan kedepan, dan kebelakang langsung dan tidak langsung yang semakin kuat pengaruhnya adalah industri makanan, minuman, dan
tembakau. Sedangkan sektor industri manufaktur dengan keterkaitan kedepan dan kebelakang langsung dan tidak langsung yang pengaruhnya semakin melemah adalah
industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya. Dilihat dari sisi output industri makanan, minuman, dan tembakau juga mengalami peningkatan, dan industri alat
angkutan, mesin dan peralatannya memiliki penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa industri makanan, minuman, dan tembakau merupakan sektor industri unggulan dilihat
dari sisi produksi dan keterkaitan. 77
Tabel 29. Nilai DBL dan DIBL di Jawa Timur Tahun 2000 dan 2004
2000 2004
No Sektor
DBL DIBL DBL DIBL 1
Pertanian 0.11 1.20 0.10 1.15
2 Perkebunan
0.15 1.29 0.08 1.13 3
Peternakan 0.23 1.38 0.12 1.18
4 Kehutanan
0.04 1.05 0.49 1.71 5
Perikanan 0.10 1.20 0.26 1.44
6 Pertambangan
migas 0.67 2.15 0.53 1.84
7 Pertambangan
non migas
0.10 1.19 0.07 1.11 8
Makanan, minuman,
tembakau 0.48 1.77 0.57 1.91
9 Textil, barang dari kulit, alas kaki
0.71 2.28
0.63 1.95
10 Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya
0.66 1.89
0.45 1.75
11 Kertas,
barang dari
cetakan 0.68 2.44 0.63 2.14
12 Pupuk,
kimia, barang
dari karet
0.79 2.56 0.72 2.20 13
Semenbarang galian bukan logam 0.68
2.20 0.64
1.99 14
Logam dasar
besi dan
baja 0.48 1.92 0.38 1.61
15 Alat
angkutan, mesin,
dan peralatannya
0.68 2.43 0.49 1.81 16
Industri manufaktur
lainnya 0.69 2.37 0.61 1.98
17 Listrik,
gas, air
bersih 0.43 1.78 0.34 1.50
18 Konstruksi
0.47 1.92 0.51 1.87 19
Perdagangan, hotel,
restoran 0.34 1.58 0.31 1.47
20 Transportasi
0.30 1.65 0.16 1.26 21
Komunikasi 0.06 1.10 0.09 1.12
22 Lembaga
keuangan 0.19 1.35 0.21 1.34
23 Jasa-jasa
0.15 1.30 0.13 1.22 Sumber: Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah
6.2.3. Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Indeks Daya Penyebaran IDP