Peningkatan penerimaan pajak paling besar adalah dari industri alat, angkutan, mesin, dan peralatannya dengan rasio 1.41. Peningkatan pajak terbesar kedua adalah
industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki dengan rasio 1.08. Dilihat dari nilai output dan impornya kedua sektor ini mengalami penurunan pada tahun 2004,
begitupula pangsanya yang masing-masing kurang dari 5 persen dari keseluruhan sektor, akan tetapi peningkatan nilai pajaknya paling besar. Hal tersebut dianggap wajar
karena jika dicermati pada Tabel 16, nilai pajak kedua sektor tersebut masing-masing kurang lebih satu persen dari pajak total sektor.
Tabel 16. Nilai, Pangsa, dan Rasio Pajak Tak Langsung Neto Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur
Nilai Juta Rp Pangsa
Sektor 1
Th. 2000 2
Th. 2004 3
Th. 2000 4
Th. 2004 5
Rasio 32
Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT
17096581 9787724
46.93 51.96
0.57 Industri Tekstil, Barang dari Kulit,
dan Alas Kaki ITEX 176429 191151
0.48 1.01 1.08 Industri Barang dari Kayu dan
Hasil Hutan Lainnya IBKH 372501
273429 1.02
1.45 0.73
Industri Kertas dan Barang dari Cetakan IKBC
534418 132316
1.47 0.70
0.25 Industri Pupuk, Kimia, dan Barang
dari Karet IPKK 416737 81384
1.14 0.43 0.20 Industri Semen dan Barang Galian
Non Logam ISGNL 82236
49850 0.23
0.26 0.61
Industri Logam Dasar Besi dan Baja ILDB
371447 118985 1.02 0.63 0.32
Industri Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatannya IAMP
92814 131209
0.25 0.70
1.41 Industri Manufaktur Lainnya
IML 56488 8268
0.16 0.04
0.15 Total Industri Manufaktur
19199651 10774316
52.70 57.19
0.56 Total Seluruh Sektor
36428607 18837972
100.00 100.00
0.52 Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah
6.1.3. Struktur Permintaan Akhir
Barang dan jasa selain digunakan oleh sektor produksi dalam proses produksinya memenuhi permintaan antara juga digunakan untuk memnuhi permintaan
konsumen akhir yaitu untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan sektor, dan ekspor. Pemenuhan
konsumsi untuk konsumen akhir ini dikenal dengan permintaan akhir. Dan jika junlah 58
permintaan akhir tersebut dikurangi dengan impornya maka akan sama dengan nilai dari PDRB.
Penciptaan permintaan akhir terbesar pada tahun 2000 adalah sektor industri makanan, minuman, dan tembakau, dengan persentase yang menurun pada tahun 2004
menjadi 20.05 persen. Pada peringkat pertama pada tahun 2004 adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan persentase yang meningkat pada tahun 2004.
sedangkan pertanian memiliki penciptaan permintaan akhir yang menurun dari 8.05 persen menjadi 4.04 persen pada tahun 2004.
Tabel 17 . Struktur PA di Jawa Timur Tahun 2000 dan 2004 Berdasarkan Peringkat
Tahun 2000 Tahun 2004
Peringkat Sektor
PA Sektor
PA 1
makanan, minuman, tembakau 22.55 perdagangan, hotel, restoran
24.21 2
perdagangan, hotel, restoran 17.33 makanan, minuman, tembakau
20.05 3 pertanian
8.05 jasa-jasa
10.35 4
alat angkutan, mesin, dan peralatannya 6.7
konstruksi 6
5 jasa-jasa
6.51 pupuk, kimia, barang dari karet 5.13
6 konstruksi
5.61 kertas, barang dari cetakan 4.87
7 textil, barang dari kulit, alas kaki
4.82 pertanian 4.04
8 pupuk, kimia, barang dari karet
3.73 textil, barang dari kulit, alas kaki 3.09
9 logam dasar besi dan baja
3.13 lembaga keuangan 2.93
10 barang dari kayu dan hasil hutan
lainnya 2.9 transportasi
2.68 11
perkebunan 2.87 industri manufaktur lainnya
2.42 12
peternakan 2.18 logam dasar besi dan baja
2.26 13
industri manufaktur lainnya 2.06
barang dari kayu dan hasil hutan lainnya
1.93 14 lembaga
keuangan 1.96
perkebunan 1.66
15 perikanan 1.61
peternakan 1.64
16 kertas, barang dari cetakan
1.59 alat angkutan, mesin, dan
peralatannya 1.34 17
semenbarang galian bukan logam 1.57 semenbarang galian bukan logam
1.22 18 pertambangan
migas 1.39
perikanan 1.13
19 listrik, gas, air bersih
1.22 listrik, gas, air bersih 0.98
20 transportasi 1.03
komunikasi 0.91 21 kehutanan
0.46 pertambangan
non migas
0.7 22 komunikasi
0.44 pertambangan
migas 0.44
23 pertambangan non
migas 0.29
kehutanan 0.03
Sumber: Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah
Gambar 6 juga dijelaskan bahwa pada tahun 2000 sektor industri manufaktur makanan, minuman dan tembakau memiliki penciptaan permintaan akhir terhadap
perekonomian Jawa Timur terbesar, akan tetapi pada tahun 2004 menurun, begitupula industri-industri yang lain kecuali industri kertas, dan barang dari cetakan, dan industri
pupuk, kimia, dan barang dari karet dengan pangsa yang meningkat pada tahun 2004.
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00 18.00
20.00 22.00
24.00
IMMT ITEX
IB K
H IK
B C
IPKK ISGN
L IL
DB IA
M P
IM L
Sektor Pangs
a
Th. 2000 Th. 2004
Dilihat dari nilai absolutnya, industri manufaktur yang mengalami penurunan nilai permintaan akhir adalah indutri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki, industri
barang dari kayu dan hasil hutan lainnya, serta industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya. Hal ini dimungkinkan karena ketiga sektor ini bisa dikatakan sebagai
industri yang bersifat konsumtif dalam pembeliannya, seperti baju, tas, sepatu, sandal, meubel, sepeda motor, mobil, yang dalam pembeliannya bukan merupakan sesuatu
keharusan, tetapi dapat dibeli jika dibutuhkan, selain itu danya kenaikan tarif dasar listrik, tariff telepon, kelangkaan BBM sehingga harga BBM menjadi mahal dan bahan
pokok, menyebabkan masyarakat mengalokasikan pendapatannya untuk keperluan lain yang lebih insidentil.
Sektor industri manufaktur yang mengalami peningkatan paling besar adalah industri kertas dan barang dari cetakan dengan peningkatan permintaan akhir pada tahun
2004 sebesar 4.45 dari tahun 2000. Hal ini dikarenakan pada tahun 2004 tengah berlangsung pemilu, sehingga permintaan akan sektor ini meningkat paling besar.
Sektor industri manufaktur yang meningkat lainnya adalah industri pupuk, kimia, dan Gambar 6. Struktur Permintaan Akhir Sektor Industri Manufaktur
Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur 60
barang dari karet, hal ini dimungkinkan karena pemerintah baru saat itu kembali memperhatikan sektor pertanian, sehingga industri pupuk khususnya semakin
meningkat permintaannya, selain itu meningkatnya unit usaha industri ini pada tahun 2004.
Tabel 18. Nilai, Pangsa, dan Rasio Permintaan Akhir Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur
Nilai Juta Rp Pangsa
Sektor 1
Th. 2000 2
Th. 2004 3
Th. 2000 4
Th. 2004 5
Rasio 32
Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT
63072327 81708025
22.55 20.05
1.30 Industri Tekstil, Barang dari Kulit,
dan Alas Kaki ITEX 13495766 12575000 4.82
3.09 0.93
Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya IBKH
8124803 7850979
2.90 1.93
0.97 Industri Kertas dan Barang dari
Cetakan IKBC 4458956
19856890 1.59
4.87 4.45
Industri Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet IPKK
10425266 20926325 3.73 5.13
2.01 Industri Semen dan Barang Galian
Non Logam ISGNL 4381100
4983338 1.57
1.22 1.14
Industri Logam Dasar Besi dan Baja ILDB
8766378 9225583
3.13 2.26
1.05 Industri Alat Angkutan, Mesin, dan
Peralatannya IAMP 18731197 5456857 6.70 1.34
0.29 Industri Manufaktur Lainnya
IML 5768845 9852639
2.06 2.42
1.71 Total Industri Manufaktur
137224638 172435636
49.06 42.30
1.26 Total Seluruh Sektor
279715193 407609547
100.00 100.00
1.46 Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah
Jumlah seluruh permintaan akhir pada tahun 2004 adalah Rp 407.609.547,00 juta, dibandingkan tahun 2000 maka permintaan akhir meningkat hampir dua kalinya,
hal ini dimungkinkan karena pertambahan penduduk Jawa Timur sehingga permintaan terhadap barang dan jasa pun juga meningkat. Konsumsi rumah tangga juga meningkat
dengan pangsa 40.24 persen menjadi 44.38 persen pada tahun 2004, begitupula konsumsi pemerintah meningkat dari 3.81 persen menjadi 6.31 persen pada tahun 2004,
konsumsi untuk ekspor pun menurun persentasenya. Pembentukkan modal tetap menurun dari 11.11 persen menjadi 10.14 persen di tahun 2004, dan perubahan stok
meningkat dari 2.88 menjadi 3.65 persen pada tahun 2004. Dari uraian tersebut maka dapat dikatakan bahwa dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga dan pemerintah,
serta perubahan stok, dan menurunnya pembentukan modal tetap, dapat diartikan meskipun permintaan terhadap barang dan jasa meningkat konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah meningkat, aktivitas sektoral juga semakin berkembang perubahan stok, akan tetapi nilai investasi di Jawa Timur mengalami penurunan
perubahan modal tetap. Tabel 19. Permintaan Akhir Berdasarkan Komponennya
Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur Tahun 2000
Tahun 2004 Permintaan Akhir
Nilai Juta Rp
Distribusi Nilai
Juta Rp Distribusi
Konsumsi RT 112547246
40.24 180881560
44.38 Konsumsi Pemerintah
10663312 3.81
25738911 6.31
P Modal Tetap 31063238
11.11 41329438
10.14 Perubahan Stok
8050107 2.88
14860220 3.65
Ekspor 117391290 41.97
144799418 35.52
Total 279715193
100.00 407609547
100.00
Sumber: Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi rumah tangga terbesar pada tahun 2000 adalah sektor industri makanan, minuman, dan tembakau dengan persentase 23.63 dan menjadi 18.61 pada
tahun 2004. Pada tahun 2004 sektor perdagangan, hotel, dan restoran menjadi sektor dengan permintaan oleh konsumsi rumah tangga terbesar yaitu 34.70 persen, sedangkan
sektor pertanian dan jasa persentase konsumsi rumah tangganya menurun.
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
IMMT ITEX
IB KH
IKB C
IP K
K IS
G N
L IL
D B
IAM P
IM L
Sektor P
angs a
T h. 2000 T h. 2004
Gambar 7. Struktur Konsumsi Rumah Tangga Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur
Permintaan oleh konsumsi rumah tangga di sektor industri manufaktur terbesar pada tahun 2000 dan 2004 adalah industri makanan, minuman, tembakau. Sektor-sektor
industri manufaktur yang mengalami peningkatan adalah industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya, industri kertas dan barang dari cetakan, dan industri manufaktur
lainnya. Sektor industri manufaktur yang mengalami penurunan adalah industri makanan, minuman, dan tembakau, industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki,
industri pupuk, kimia, dan barang dari karet, industri semen dan barang galian non logam, industri logam dasar besi dan baja, dan industri alat angkutan dan alat peralatan.
Tabel 20. Nilai, Pangsa, dan Rasio Konsumsi Rumah Tangga Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur
Nilai Juta Rp Pangsa
Sektor 1
Th. 2000 2
Th. 2004 3
Th. 2000 4
Th. 2004 5
Rasio 32
Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT
26592986 33670372
23.63 18.61
1.27 Industri Tekstil, Barang dari Kulit,
dan Alas Kaki ITEX 4425046 3646064 3.93 2.02
0.82 Industri Barang dari Kayu dan
Hasil Hutan Lainnya IBKH 524077
1665787 0.47
0.92 3.18
Industri Kertas dan Barang dari Cetakan IKBC
687210 6784865 0.61 3.75 9.87
Industri Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet IPKK
4064829 4417131
3.61 2.44
1.09 Industri Semen dan Barang Galian
Non Logam ISGNL 38623
0.03 0.00
0.00 Industri Logam Dasar Besi dan
Baja ILDB 814367 619244
0.72 0.34 0.76 Industri Alat Angkutan, Mesin, dan
Peralatannya IAMP 7402910
2383104 6.58
1.32 0.32
Industri Manufaktur Lainnya IML 2312094
4012422 2.05
2.22 1.74
Total Industri Manufaktur 46862142
57198989 41.64
31.62 1.22
Total Seluruh Sektor 112547246
180881560 100.00
100.00 1.61
Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah
Dilihat dari nilai absolutnya industri yang mengalami peningkatan paling pesat adalah industri kertas dan barang dari cetakan dengan rasio peningkatan 9.87 yang
berarti konsumsi rumah tangga terhadap sektor ini meningkat 9.87 kali dari nilai tahun 2000 pada tahn 2004, hal ini dimungkinkan karena pada tahun 2004 tengah
dilangsungkan kampanye pemilu sehingga permintaan terhadap sektor ini besar. 63
Peningkatan terbesar kedua adalah industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya dengan rasio 3.18, hal ini menunjukkan meskipun dari nilai outputnya sektor ini
mengalami penurunan akan tetapi permintaan masyarakat akan sektor ini masih cukup bagus, ditandai dengan peningkatan tersebut. Industri yang mengalami penurunan paling
drastis adalah industri semen, dan barang galian non logam. Dilihat dari nilai absolutnya industri yang mengalami peningkatan paling pesat
adalah industri kertas dan barang dari cetakan dengan rasio peningkatan 9.87 yang berarti konsumsi rumah tangga terhadap sektor ini meningkat 9.87 kali dari nilai tahun
2000 pada tahn 2004, hal ini dimungkinkan karena pada tahun 2004 tengah dilangsungkan kampanye pemilu sehingga permintaan terhadap sektor ini besar.
Peningkatan terbesar kedua adalah industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya dengan rasio 3.18, hal ini menunjukkan meskipun dari nilai outputnya sektor ini
mengalami penurunan akan tetapi permintaan masyarakat akan sektor ini masih cukup bagus, ditandai dengan peningkatan tersebut. Industri yang mengalami penurunan paling
drastis adalah industri semen, dan barang galian non logam.
Ekspor
Dilihat dari sisi ekspor, sektor industri manufaktur memiliki nilai terbesar dari seluruh sektor. Industri terbesar adalah industri makanan, minuman, dan tembakau
dengan pangsa yang meningkat yaitu 30.74 menjadi 30.77 persen pada tahun 2004. Subsektor industri manufaktur lainnya yang mengalami peningkatan adalah sektor
kertas, dan barang dari cetakan dari 2.90 persen, menjadi 7.07 persen pada tahun 2004; sektor pupuk kimia dan barang dari karet dari 5.21 persen menjadi 10.20 persen; dan
sektor barang industri lainnya dari 1.67 persen menjadi 1.81 persen. Selain terjadi peningkatan ekspor, sektor-sektor industri manufaktur juga ada
yang mengalami penurunan pada tahun 2004 yaitu pada sektor tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki dari 6.11 persen menjadi 4.77 persen; sektor barang dari kayu dan hasil
hutan lainnya dari 5.25 persen menjadi 3.27 persen; sektor semen dan barang galian non logam dari 3.63 persen menjadi 3.43 persen, sektor logam dasar besi dan baja 3.19
persen menjadi 2.45 persen; dan sektor alat angkutan, mesin, dan peralatannya dari 3.30 persen menjadi 0.60 persen.
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
IMMT IT
E X
IB K
H IK
B C
IP K
K IS
GNL ILD
B IA
M P
IM L
Sektor Pa
ngs a
Th. 2000 Th. 2004
Dilihat dari nilai absolutnya, industri yang mengalami penurunan adalah industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki, industri barang dari kayu dan hasil hutan
lainnya, dan penurunan paling besar adalah industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya. Menurunnya ekspor tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki, dan industri
alat angkutan, mesin, dan peralatannya dimungkinkan karena sedang lesunya industri ini. Telah dibahas sebelumnya, bahwa kedua industri ini mengalami penurunan
permintaan untuk konsumsi rumah tangga yang dimungkinkan karena menurunnya daya beli masyarakat dikarenakan naiknya kebutuhan pokok, harga BBM, dan tarif dasar
listrik, selain itu juga penurunan output, dan nilai tambah serta pajak yang cukup besar harus ditanggung, yang juga mengakibatkan biaya produksi semakin meningkat,
sehingga kedua industri ini mengalami penurunan ekspor. Sektor industri kertas, dan barang dari cetakan memiliki kenaikan ekspor paling besar dimungkinkan karena
sedang berlangsungnya musim kampanye, sehingga ekspor akan hasil industri ini meningkat.
Dilihat dari keseluruhan sektor, permintaan akhir untuk memenuhi permintaan ekspor terbesar pada tahun 2000 dan 2004 adalah sektor industri makanan, minuman,
dan tembakau dengan persentase yang meningkat dari 30.74 persen menjadi 30.77 persen atau hampir sepertiga dari total ekspor di Jawa Timur. Selain itu industri tekstil,
barang dari kulit, dan alas kaki pada urutan ketiga pada tahun 2000 dengan persentase Gambar 8. Struktur Ekspor Sektor Industri Manufaktur
Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur 65
6.11 persen dan menurun menjadi 4.77 persen pada tahun 2004, sedangkan pada tahun 2004 adalah sektor pupuk, kimia, dan barang dari karet sebesar 10.20 persen. Hal ini
menunjukkan dari sisi ekspor, sektor industri manufaktur merupakan sektor unggulan.
Tabel 21. Nilai, Pangsa, dan Rasio Ekspor Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur
Nilai Juta Rp Pangsa
Sektor 1
Th. 2000 2
Th. 2004 3
Th. 2000 4
Th. 2004 5
Rasio 32
Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT
36086805 44557812
30.74 30.77
1.23 Industri Tekstil, Barang dari Kulit,
dan Alas Kaki ITEX 7175350 6907154 6.11 4.77
0.96 Industri Barang dari Kayu dan
Hasil Hutan Lainnya IBKH 6163086
4730659 5.25
3.27 0.77
Industri Kertas dan Barang dari Cetakan IKBC
3403306 10233865
2.90 7.07
3.01 Industri Pupuk, Kimia, dan Barang
dari Karet IPKK 6111635 14765715 5.21 10.20
2.42 Industri Semen dan Barang Galian
Non Logam ISGNL 4262747
4970978 3.63
3.43 1.17
Industri Logam Dasar Besi dan Baja ILDB
3878100 3541337
3.30 2.45
0.91 Industri Alat Angkutan, Mesin, dan
Peralatannya IAMP 4389855 864046
3.74 0.60 0.20 Industri Manufaktur Lainnya
IML 1966062 2615882
1.67 1.81
1.33 Total Industri Manufaktur
73436946 93187448
62.56 64.36
1.27 Total Seluruh Sektor
117391290 144799418
100. 00 100. 00 1. 23
Sumber : Tabel Input-Output– Diolah
Modal
Nilai modal dalam Tabel I-O dijelaskan pada kuadran II, yaitu pembentukan modal tetap dan perubahan stok. Pembentukan modal tetap adalah biaya yang
dikeluarkan untuk pengadaan, pembuatan, atau pembelian barang modal baru baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Perubahan stok merupakan nilai stok barang
pada akhir periode penghitungan dikurangi nilai stok pada awal periode, sehingga perubahan stok menjadi modal pada proses produksi periode selanjutnya. Nilai modal
dalam Tabel I-O tahun 2000 dan 2004 tidak mengalami perubahan, hal ini dikarenakan, Tabel I-O tahun 2004 merupakan hasil updating dari tahun 2000.
Nilai modal dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja akan memperlihatkan nilai rasio yang dapat menjelaskan jumlah modal yang digunakan oleh setiap tenaga
kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi. Jika nilai perbandingan modal dan tenaga kerja nilainya besar maka suatu sektor dapat dikatakan lebih banyak menggunakan
alokasi modal daripada tenaga kerja atau disebut padat modal. Jika nilai perbandingan modal dan tenaga kerja kecil maka sektor tersebut dalam penggunaan modalnya kecil.
Tabel 22. Nilai dan Rasio Modal dan Tenaga Kerja Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur
Modal Juta Rp Tenaga Kerja Jiwa
Sektor 1
Th. 2000 2
Th. 2004 3
Th. 2000 4
Th. 2004 5
Rasio Th. 2000
24 Rasio
Th. 2004 35
Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT
318844 318844 340578 999759 0.94 0.32
Industri Tekstil, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki ITEX
1862719 1862719
143512 122057
12.98 15.26
Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
IBKH 1420944 1420944
52688 93269 26.97
15.23 Industri Kertas dan Barang
dari Cetakan IKBC 31004
31004 49679
346506 0.62
0.09 Industri Pupuk, Kimia, dan
Barang dari Karet IPKK 183470 183470 93624 284384 1.96
0.65 Industri Semen dan Barang
Galian Non Logam ISGNL 61297
61297 36181
89633 1.69
0.68 Industri Logam Dasar Besi
dan Baja ILDB 3284160
3284160 45519
156585 72.15
20.97 Industri Alat Angkutan,
Mesin, dan Peralatannya IAMP
6739688 6739688 41748
54786 161.44 123.02 Industri Manufaktur Lainnya
IML 1409731 1409731
68523 118202
20.57 11.93
Total Industri Manufaktur 15311857 15311857
872052 2265181
17.56 6.76
Sumber: Diolah
Tabel 22 memperlihatkan bahwa sektor industri alat angkutan, mesin dan peralatannya memiliki rasio modal dan tenaga kerja yang paling besar, yaitu sebesar
123.02 juta Rpjiwa, yang berarti setiap sektor tersebut menggunakan 1 orang tenaga kerja dalam proses produksinya maka modal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 123.02
juta. Rasio adalah industri kertas dan barang dari cetakan sebesar 0.09 juta Rpjiwa, yang berarti setiap sektor tersebut menggunakan 1 orang tenaga kerja dalam proses
produksinya maka modal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 0.09 juta atau Rp 90.000,00.
6.1.4. Struktur Tenaga Kerja