Bawang Merah Tinjauan Pustaka

xxiv berganda untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran bawang merah dan elastisitas penawaran bawang merah di Kabupaten Karanganyar.

B. Tinjauan Pustaka

1. Bawang Merah

Bawang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput, berbatang pendek, dan berakar serabut. Daunnya panjang serta berongga seperti pipa. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi menjadi umbi lapis. Oleh karena itu bawang merah disebut umbi lapis. Tanaman bawang merah mudah dikenal. Aromanya spesifik dan dapat merangsang keluarnya air mata karena kandungan minyak eteris alliin. Batangnya berbentuk cakram dan di cakram tersebut tumbuh tunas dan akar serabut. Bunganya berkumpul dalam bongkol pada ujung tangkai panjang yang berlubang di dalamnya. Bawang merah berbunga sempurna. Ukuran buahnya kecil, berbentuk kubah dengan tiga ruangan, tidak berdaging. Tiap ruangan buah terdapat dua biji yang agak lunak dan tidak tahan terkena sinar matahari. Bawang merah sangat dibutuhkan sebagai bumbu dapur. Meskipun sering dibutuhkan, tetapi orang tidak mau menanam di pekarangan. Padahal, bawang merah dapat ditanam dengan mudah di dataran rendah maupun dataran tinggi Sunarjono, 2004. Kedudukan tanaman bawang merah dalam tatanama atau sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi berikut : Divisio : Spermatophyta Sub divisiso : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Liliales Liliflorae Famili : Lliliales Genus : Allium Spesies : Allium ascalonicum Rukmana, 1994. Tanaman bawang merah dapat ditanam dan tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter dpl. Walaupun demikian, untuk xxv pertumbuhan optimal adalah pada tetinggian 0 – 450 meter dpl. Komoditas sayuran ini pada umumnya peka terhadap keadaan iklim yang buruk seperti curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi serta cuaca berkabut. Tanaman bawang merah memerlukan penyinaran cahaya matahari yang maksimal minimal 70 penyinaran, suhu udara 25 – 32°C serta kelembaban nisbi yang rendah Sutarya et al., 1995. Di dalam industri makanan, umbi bawang merah sering diawetkan dalam kaleng, saus, sop kalengan, dan tepung bawang. Keuntungan mengonsumsi bawang merah, selain penyedia bahan pangan bergizi dan berkhasiat obat, juga sangat baik untuk kesehatan. Fungsi dalam tubuh antara lain adalah memperbaiki dan memudahkan pencernaan serta menghilangkan lendir-lendir dalam kerongkongan Rukmana, 1994. Bawang merah selain digunakan untuk bumbu sayuran juga dibuat acar dan sering juga digunakan untuk obat obatan. Kandungan vitaminnya terutama B dan C cukup tinggi. Di dataran tinggi sampai dengan 1500 meter dpl, bawang merah cenderung berumur lebih lama, ukuran umbinya lebih kecil, warna kulitnya kurang cerah sehingga kurang memikat Ashari, 1995.

2. Penawaran