Kondisi Umum Penanaman Bawang Merah di Kabupaten Karanganyar

lviii

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Penanaman Bawang Merah di Kabupaten Karanganyar

Bawang merah merupakan tanaman sayur-sayuran yang dapat dibudidayakan baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Salah satu daerah dataran tinggi yang potensial untuk ditanami bawang merah yaitu di Kabupaten Karanganyar yang merupakan daerah dataran tinggi yang mempunyai ketinggian rata-rata 511 meter diatas permukaan laut dengan topografi bergelombang atau pegunungan, dimana daerah dengan topografi seperti ini cocok untuk dibudidayakan tanaman komoditas sayur-sayuran. Bawang merah merupakan tanaman sayuran yang tidak tahan terhadap hujan, sehingga budidaya bawang merah banyak ditanam pada musim kemarau. Varietas bawang merah yang diusahakan di Kabupaten Karanganyar ada 2 macam, yaitu bawang merah varietas Tawangmangu dan varietas Brebes. Masa tanam untuk bawang merah ini baik Tawangmangu dan varietas Brebes adalah bulan akhir bulan Februari dan awal bulan Mei, karena pada bulan ini merupakan bulan-bulan dimana telah memasuki musim kemarau. Jenis pupuk yang sering digunakan petani dalam penanaman bawang merah di Kabupaten Karanganyar yaitu pupuk SP36 dan pupuk urea. Untuk pupuk SP36, dosis yang digunakan sebesar 200 kg per hektar dan untuk pupuk urea sebesar 150 kg per hektar. Penggunaan pupuk urea disini memang lebih sedikit daripada penggunaan pupuk SP36, hal ini dikarenakan pupuk urea hanya digunakan untuk memacu pertumbuhan saja, sedangkan pupuk SP36 merupakan pupuk dasar yang mendorong pertumbuhan akar dan pembentukan umbi, sehingga digunakan lebih banyak daripada penggunaan pupuk urea. Dari pertimbangan tersebut datas, maka dalam penelitian ini variabel yang digunakan sebagai variabel input dalam penawaran bawang merah di Kabupaten Karanganyar yaitu variabel harga pupuk SP36. Dalam beberapa tahun terakhir ini produksi bawang merah di Kabupaten Karanganyar mengalami peningkatan. Peningkatan produksi ini disebabkan 45 lix karena peningkatan produktivitas bawang merah dimana walaupun luas areal tanam bawang merah semakin berkurang tetapi produksi bawang merah terus meningkat. Hal ini disebabkan karena petani sudah dapat memahami bagaimana cara membudidayakan bawang merah yang efektif di dalam penggunaan faktor-faktor produksi, baik dengan menggunakan bibit yang mempunyai produksi tinggi, penggunaan pupuk yang efisien serta waktu tanam yang tepat dalam membudidayakan tanaman bawang merah. Selain itu juga tingginya harapan petani akan meningkatnya permintaan bawang merah oleh masyarakat karena komoditas bawang merah banyak dikonsumsi setiap hari sehingga walaupun dipergunakan dalam jumlah yang kecil tetapi apabila dibutuhkan oleh setiap rumah tangga maka kebutuhan bawang merah akan meningkat. Hal ini menyebabkan petani berusaha untuk meningkatkan produksi bawang merah sehingga penawaran bawang merah juga meningkat.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan