xxxvi
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar, yang meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa.
Faktor lingkungan ini meliputi : lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya tingkat kehidupan ekonomi keluarga.
lingkungan perkampunganmasyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh slum area dan teman sepermainan peer group yang nakal. lingkungan sekolah,
contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk, seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas randah.
Kurangnya lancar membaca secara khusus dikatakan Abdurahman 1999:206 akan menjadi faktor penghambat dalam kegiatan membaca. Hal ini
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: a Siswa kurang mengenal huruf, bunyi bahasa fonetik, dan bentuk kalimat.
b Siswa tidak memahami makna kata yang dibacanya c Adanya perbedaan dialek siswa dengan pengucapan bahasa Indonesia yang
baku. d Siswa terlalu cepat membaca karena kemungkinan perasaannya tertekan.
e Siswa bingung meletakkan posisi kata. f Siswa bingung dengan membaca huruf yang bunyinya sama, seperti: bunyi huruf
b dengan p g Siswa kurang mengerti tentang arti tanda baca, maka tanda baca tidak perlu
diperhatikannya. h Terjadinya keragu-raguan dalam membaca.
3. Pengertian Menulis
Menurut pendapat Atar M. Semi 1990: 47 mengarang merupakan pemindahan pikiran atau perasaan dalam bentuk lambing-lambang bahasa. Hal ini tidak lain upaya
memindahkan bahasa lisan kedalam tulisan dengan menggunakan lambing-lambang. Suyetno 1993: 15 berpendapat bahwa menulis merupakan kemampuan
mengungkapkan ide, pikiran kemampuan, ilmu dan pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca dan mudah dipahami orang lain. Keraf
1990: 16berpendapat bahwa menulis bertujuan untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca.
Henry Guntur Tarigan 1986:21 mengemukakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan bahasa yang
dipakai oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik tersebut. Berdasarkan pemikiran ini, seorang pembaca tulisan adalah orang yang
memahami lambang-lambang yang tertuang dalam tulisan.
xxxvii
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan untuk mengungkapkan ide, pikiran pengetahuan, ilmu dan pengalaman
kedalam bentuk lisan dengan menggunakan lambing-lambang yang diorganisasikan secara sistematis sehingga mudah dipahami oleh orang lain. Menulis bukan hanya
menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan kedalam lambing-lambang tulisan. Banyak orang lebih menyukai membaca daripada mengarang karena mengarang
dirasakan lebih lambat atau lebih sulit. Meskipun demikian, kemampuan menulis sangat diperlukan baik dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat. Dari beberapa
definisi tentang menulis yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa: a Menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi;
b Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan dan ide kedalam bentuk lambing- lambang bahasa grafis;
c Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dan komunikasi. Proses belajar menulis tidak dapat dilepas dengan proses belajar berbicara dan
membaca. Pada usia prasekolah, mungkin pernah mendengarkan cerita yang dibacakan oleh orang tua atau guru. Pada usia tersebut, anak juga melihat orang-orang dewasa
memperoleh berbagai informasi melalui membaca surat kabar, majalah atau buku. Berdasarkan pengalaman tersebut maka anak menyadari perlunya
kemampuan membaca. Pada awal anak belajar membaca, mereka menyadari pula, bahwa bahasa ujaran yang biasa digunakan dalam percakapan dapat dituangkan dalam bentuk
tulisan. Mula saat itu timbullah kesadaran kepada anak tentang perlunya belajar menulis. Dengan demikian proses belajar menulis terkait erat dengan proses belajar berbicara dan
membaca.
4. Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan