Gambar 3.2 Hubungan RTC DS 1307 dengan Mikrokontroler
Komunikasi I
2
C antar device menggunakan resistor pull-up yaitu R1 dan R2 pada pena SDA dan SCL dengan nilai resistansi 10K yang mengacu pada datasheet.
Pena SDA pada RTC dihubungkan ke PORTC.4 pada mikrokontroler dan pena SCL dihubungkan ke PORTC.5. Pena X1 dan X2 dihubungkan dengan kristal quartz
32,768 KHz. VBAT dihubungkan dengan sumber tegangan baterai 3 V.
3.2.3 Push Button dan LED
Sistem yang dirancang menggunakan 3 buah push button dan 10 buah LED dimana 2 buah LED dihubungkan langsung dengan Vcc dengan menggunakan
resistor 220 Ω dan 8 buah LED yang terhubung langsung dengan mikrokontroler
dengan menggunakan metode katoda bersama seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3.
VBAT 3
X1 1
X2 2
SCL 6
SDA 5
SOUT 7
U
DS1307
X1
CRYSTAL 32.768KHz
BAT1
3V SCL
SDA
R2
10K
R1
10K Vcc
Gambar 3.3 Hubungan Push Button dan LED dengan Mikrokontroler
Seperti yang terlihat pada Gambar 3.3, ketiga push button dihubungkan dengan PORTD.5-7 dan ground dengan alasan agar ketika push button ditekan maka
tegangan di pena dapat dipastikan berada pada 0 V. Push button tidak dihubungkan dengan resistor karena mikrokontroler telah memiliki resistor pull-up internal
sehingga dapat menghemat komponen dan rangkaian yang dirancang lebih ringan, sementara untuk debouncing dapat dilakukan pada program.
LED 1 dan LED 10 dihubungkan dengan resistor 220 Ω untuk membatasi arus
yang melalui kedua LED tersebut. Sementara LED 2 sampai dengan LED 9 dihubungkan langsung dengan PORTB.0-7 pada mikrokontroler karena arus
maksimum yang dapat disediakan oleh mikrokontroler yaitu sebesar 40 mA yang
PB0ICP1 14
PB1OC1A 15
PB2SSOC1B 16
PB3MOSIOC2 17
PB4MISO 18
PB5SCK 19
PB6TOSC1XTAL1 9
PB7TOSC2XTAL2 10
PC6RESET 1
PD0RXD 2
PD1TXD 3
PD2INT0 4
PD3INT1 5
PD4T0XCK 6
PD5T1 11
PD6AIN0 12
PD7AIN1 13
PC0ADC0 23
PC1ADC1 24
PC2ADC2 25
PC3ADC3 26
PC4ADC4SDA 27
PC5ADC5SCL 28
AREF 21
AVCC 20
U1
ATMEGA8 LED 4
LED 5 LED 6
LED 7 LED 8
LED 3 LED 2
LED 9
PB1 PB2
PB3
LED 1
LED 10
R7
220
R8
220
masih berada dalam batas kerja LED sedangkan pemilihan metode katoda bersama adalah agar LED dapat dihubungkan tanpa menggunakan resistor dimana jika
menggunakan metode anoda bersama maka diperlukan resistor yang terhubung dengan setiap LED sehingga rangkaian akan menjadi lebih berat dan boros komponen.
3.2.4 Sensor Optik
Untuk sinkronisasi sistem, maka diperlukan suatu rangkaian sensor optik yang akan membangkitkan sinyal interupsi setiap kali rangkaian melewati suatu posisi
tertentu. Dalam tugas akhir ini, digunakan LED Inframerah dan dioda foto sebagai sensor optik. LED inframerah dan dioda foto dipasang berdampingan dimana dioda
foto membaca cahaya pantulan dari LED inframerah. Pada permukaan pantulan akan dibuat sebuah garis hitam sehingga pada saat rangkaian melewati posisi tersebut
intensitas cahaya yang diterima oleh dioda foto akan berubah dan menghasilkan sinyal interupsi pada mikrokontroler. Adapun rangkaian sensor optik yang digunakan
dapat dilihat seperti pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4
Rangkaian Sensor Optik
IR LED 1
R4
220
PHOTODIODE 1
R5
10K
RV1
1K
Q1
BC 547
R6
1K INT0
Seperti terlihat pada gambar, LED inframerah IR LED 1 dan dioda foto PHOTODIODE 1 akan menghasilkan tegangan pada katoda dari dioda foto yang
nilainya berubah-ubah sesuai dengan warna dari permukaan pantulan. Sebuah trimpot RV1 digunakan untuk mengatur kepekaan transistor terhadap perubahan warna
sehingga sistem dapat bekerja baik dalam kondisi terang maupun kondisi gelap. Sebuah transistor NPN Q1 dengan jenis BC 547 digunakan untuk menguatkan arus
yang akan menjadi masukan dari interupsi menuju pena INT0 pada mikrokontroler.
3.2.5 Rangkaian Regulator Tegangan