Tabel Mortalita dengan Interpolasi Kuadratik Tabel Mortalita dengan Interpolasi Spline Linear

2. Menggunakan perintah polyfit untuk membuat fungsi. Fungsi yang diperoleh di simpan pada p 1 . Penggunaan perintah polyfit menghasilkan polinom berderajat banyak. Fungsi yang digunakan adalah p 1 =polyfitx,y,2, dengan 2 menjelaskan derajat polinom. 3. Membuat variabel y 2 untuk menyimpan hasil evaluasi polinom dari p 1 , sehingga menghasilkan nilai baru. Interpolasi berderajat banyak di atas kemudian dihitung kesalahan atau galat dari fungsi yang baru. Berdasarkan hasil tersebut, galat yang didapat bernilai sangat besar. Fungsi berderajat banyak diawali dengan derajat tiga dan diakhiri dengan derajat 4. Semakin besar derajat maka nilai kesalahan atau galat semakin kecil. Namun, untuk menjadi suatu fungsi akan menjadi tidak valid jika nilai kesalahan terlalu besar. Gambar dari interpolasi berderajat banyak dapat dilihat pada Lampiran 10.

3.1.3 Tabel Mortalita dengan Interpolasi Kuadratik

Percobaan pertama membuat fungsi berderajat banyak menghasilkan galat yang besar. Olehkarena itu, dilakukan percobaan kedua dengan metode interpolasi kuadratik untuk memperkecil galat dengan memotong fungsi atau menjadikan fungsi menjadi fungsi yang sepotong-sepotong. Langkah-langkah interpolasi kuadratik sebagai berikut : 1. Membuat fungsi baru. Mencari nilai a, b, dan c yang mengikuti pola kuadratik yaitu ax 2 +bx+c. Fungsi untuk menentukan nilai a, b, dan c dapat dilihat pada Lampiran 3. 2. Setelah membuat fungsi, selanjutnya memindahkan data ke dalam MATLAB R2008B agar data dapat diproses. 3. Menampilkan hasil dari interpolasi kuadratik dalam bentuk grafik. Program untuk membuat grafik dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil dari interpolasi kuadratik menimbulkan adanya keanehan yang menyebabkan beberapa peluang seseorang meninggal di usia tertentu memberikan nilai yang negatif padahal tidak mungkin negatif. Nilai negatif pada peluang. Nilai negatif dapat terjadi pada interpolasi kuadratik ketika titik- titik yang difitkan menyebabkan nilai minimum fungsi berada di bawah sumbu x.

3.1.4 Tabel Mortalita dengan Interpolasi Spline Linear

Metode berikutnya adalah interpolasi spline linear, langkah untuk membuat interpolasi spline linear sebagai berikut: 1. Langkah pertama adalah membuat fungsi baru. Pertama, menentukan formula untuk nilai hasil interpolasi dengan fungsi dari nilaia dan b yang mengikuti pola linear ax+b. Kedua, mendefinisikan a dan b sebagai berikut: , Dengan k adalah bilangan real dari 1 sampai n-1. Rincian program dapat dilihat pada Lampiran 2. 2. Setelah membuat fungsi baru maka selanjutnya data dipindahkan ke dalam MATLAB R2008B agar data diproses. 3. Setelah data dipindahkan kemudian menghitung interpolasi spline linear dengan perintah [a,b]=splinerx,y. Setelah itu, menemukan hasil dari nilai a dan nilai b yang membentuk suatu fungsi linear. Hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Dari langkah-langkah di atas hasil interpolasi seperti gambar di bawah ini: Gambar 3 Hasil interpolasi spline linear. 20 40 60 80 100 120 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 P e l u a n g Usia tahun Pada Gambar 3 terlihat dua buah garis yaitu garis biru dan garis hijau. Garis biru menyatakan nilai peluang meninggal dari tabel mortalita sedangkan garis hijau adalah nilai dari interpolasi spline linear. Terlihat bahwa garis biru dan hijau saling berhimpit. Hal tersebut menggambarkan kesalahan dari interpolasi linear bernilai kecil. Berdasarkan pembahasan pada 3.1.2 dan 3.1.3, metode interpolasi yang paling bisa diterima untuk model ini adalah interpolasi spline linear karena pada interpolasi spline linear hasil dari peluang bukan negatif. Selain itu, model yang didapat dari interpolasi spline linear memiliki nilai kesalahan yang relatif kecil.

3.2 Penerapan Model pada Asuransi