Makna Thok-Thokan Sapi Bagi Masyarakat Bawean (Studi Di Desa Sungai Rujing Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik,

MAKNA THOK-THOKAN SAPI BAGI MASYARAKAT BAWEAN
(Studi DiDesa Sungai RujingKecamatanSangkapura
Kabupaten Gresik)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar (SI) Sarjana Sosiologi

DISUSUN OLEH :
ZainalAbidin
201110310311028

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS
Yang bertandatangan dibawaah ini:
Nama


: Zainal Abidin

Tempat Tanggal Lahir

: Gresik 14 Januari 1989

NIM

: 201110310311028

Jurusan

: Sosiologi

Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Perguruan tinggi


: Universitas Muhammadiyah Malang

Studi

: S-1 (Sarjana)

Judul Skripsi

: Makna Thok-Thokan Sapi Bagi masyarakat Bawean.
(Studi di Desa Sungai Rujing Kecamatan Sangkapura Kabupaten
Gresik)

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan berjudul:
Makna Thok-Thokan Sapi Bagi Masyarakat Bawean” (Studi di Desa Sungai Rujing
Kecamatan Sangkapura Kebupaten Gresik).
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian maupun
keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian pernyataan orsinilitas karya tulis ilmiah (skripsi) ini dibuat dengan sebenarbenarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sanksi akademis.
Malang,... Februari 2016

Yang Menyatakan,

(Zainal Abidin)

MOTTO

BERSYUKUR DAN BERBANGGALAH MENJADI DIRI KITA SENDIRI, KARENA
APA YANG KITA MILIKI BELUM TENTU DIMILIKI OLEH ORANG LAIN, KALAU
KITA MAU KITA BISA JAUH LEBIH BAIK DARI MEREKA

LEMBAR PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah kepada Allah S.W.T
Dengan Rahmat Mu yang telah mengabulkan do’a ku sehingga memberikan kemudahan dan
kelancaran daalam menyelesaikan skripsi ini.

Untuk kedua orang tua, Bapak Sadli dan Ibu Damawiyah (Alm) tersayang yang selalu
memberikan do’a terhadap anak-anaknya dan dukungan penuh untuk cepat menyelesikan
skripsi ini.


Dan untuk kakak ku tersayang Saini, Syarifah, Damri, Sari, Hamsaena, Achmad Buruddin,
Safinah, Massudi, Moh Zakaria, Dewi Samna Arista, saudara-saudaraku, dan teman-teman
yang telah mendukung studi saya sampai akhir, terimakasih atas do’anya yang di panjatkan
untuk keberhasilan saya.

Untuk keluarga besar saya tercinta di Polangaseh, terima kasih atas do’anya, dukungannya
selama saya menyelesaikan studi ini.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nyasehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul
“Makna Thok-Tokan Sapi Bagi Masyarakat Bawean” (Studi Di Desa Sungai Rujing
Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik).
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan dengan baik tanpa adanya
bantuan, informasi, bimbingan dan juga do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
ucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

Terutamakepada:
1. Bapak Drs Fauzan Mpd selaku rector Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Dr. Asep Nurjaman M,Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Sulismadi Drs., M.Siselaku dosen wali Jurusan Sosiologi yang selalu
memberikan semangat dalam penulisan karya tulisi lmiah (skripsi) ini kepada penulis
4. Bapak Muhammad Hayat selaku Ketua Jurusan Sosiologi, sekaligus menjadi dosen
pembimbing I dalam menyusun karya tulis ilmiah (skripsi) yang telah banyak
memberikan perhatian, bimbingan, dorongan, motivasi dan arahan selama proses
penulisan skripsi ini.
5. Ibu Luluk Dwi Kumalasari S.Sos M.Si

selaku dosen pembingbing II dalam

menyusun karya tulis ilmiah (skripsi) yang senantiasa sabar membimbing dan
memberikan banyak masukan terhadap penulis.

6. Ayah anda Sadli, kakak dan seluruh keluarga besar atas segala doa, dukungan moral
yang penulis yakini tanpa henti memberikan hingga selesainya proses penulisan karya
tulis ilmiah (skripsi) ini. Tanpa melupakan rasa hormat penulis kepada Alm. Ibunda

tercinta Alm Damawiyah yang semasahidup beliau selalu memberikan semangat dan
motivasi terhadap anak-anaknya dan atas beliau pula penulis bisa mengenyam
pendidikan di perguruan tinggi.
7. Sahabat-sahabatku diorganisasi IMPSB-M yang selalu mendukung penulis dalam
proses penyelesaian karya tulis ilmiah (skripsi) ini.
8. Sahabat-sahabatku Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan
2011 yang selalu mendukung penulis tanpa henti-hentinya. Sekali lagi trimakasih
sahabat-sahabat.
9. Seluruh informan serta segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang
selalu memberikan dukungan serta doa dalam penyusunan skripsi ini

Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak, serta dapat
memotivasi berkembangnya studi dan penelitian lebih lanjut. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan karya ini.
Wassalamualaikum.Wr.Wb.
Malang, …Februari 2016

ZainalAbidin


DAFTAR ISI
LEMBAR COVER ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii
BERITA ACARA BIMBINGAN ............................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ v
MOTTO ...................................................................................................... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
ABSTRAK .................................................................................................. xi
ABCTRACT ............................................................................................... xiii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xix
DAFTAR SEKEMA ................................................................................... xx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 4
1.4.1 Secara Teoritis ............................................................. 4
1.4.2 Secara praktis............................................................... 4
1.5 Definisi Konsep ................................................................... 5
1.5.1 Makna ......................................................................... 5
1.5.2 Thok-Thokan Sapi ....................................................... 5
1.5.3 Masyarakat ................................................................... 5
1.6 Metode Penelitian ................................................................ 6
1.6.1 Pendekatan Dan Jenis Penelitian ................................... 6
1.6.2 Alasan Memilih Lokasi Penelitian................................ 6
1.6.3 Subyek Penelitian ........................................................ 7
1.6.4 Sumber Data ............................................................... 7

1.6.4.1 Data Primer .................................................... 7
1.6.4.2. Data Sekunder ................................................. 8
1.6.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................... 8
1.6.5.1. Wawancara (interview) .................................... 8

1.6.5.2. Observasi ........................................................ 9
1.6.5.3. Dokumentasi ................................................... 11
1.7. Teknik Analisis Data ........................................................... 11
1.7.1. Pengumpulan Data ..................................................... 12
1.7.2. Reduksi Data ............................................................. 12
1.7.3. Sajian Data ................................................................ 12
1.7.4. Verifikasi Atau Penarikan Kesimpulan ....................... 12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Makna .................................................................................. 14
2.1.1 Pengertian Makna ........................................................ 14
2.2 Pengertian Masyarakat ......................................................... 18
2.2.1 Unsur-Unsur Suatu Masyarakat ................................... 18
2.2.2 Bila Dipandang Cara Terbentuknya Masyarakat........... 18
2.2.3 Masyarakat Dipandang Dari Sudut Antropologi
Terdapat Dua Type Masyarakat.................................... 19
2.3 Pengertian Budaya ................................................................ 19
2.3.1 Unsur-Unsur Kebudayaan ............................................ 20

2.4 Tradisi .................................................................................. 21
2.5 Penelitian Terdahulu ............................................................. 22
2.6 Landasan Teori ..................................................................... 26
2.6.1. Kerangka Teori ........................................................... 26
2.6.2. Asumsi-Asumsi Yang Mendasarinya .......................... 28

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Desa Sungai Rujing ................................. 33
3.1.1 Kondisi Geografi ......................................................... 33
3.1.2 Demografi.................................................................... 34
3.1.3 Kondisi Pemerintahan Desa ......................................... 41
3.2 Potensi Sumber Daya Alam.................................................. 41

3.3 Potensi Sumber Daya Manusia (kependudukan) ................... 42
3.4 Potensi Kelembagaan Desa .................................................. 43
3.5 Potensi Perekonomian ......................................................... 44
3.6 Kebudayaan Bawean ............................................................ 44

3.7 Sejarah Thok-Thokan Sapi (Di Desa Sungai Rujing) ........... 46
3.8 Tradisi Thok-Thokan Sapi .................................................... 49

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Identitas Informasi ............................................................... 53
4.2 Penyajian Data .................................................................... 55
4.2.1 Persiapan Sebelum Pelaksanaan Thok-Thokan Sapi .... 57
4.2.1.1 Latihan (Trenan) ............................................ 57
4.2.1.2 Sapi Dijemur .................................................. 58
4.2.1.3 Penajaman Tanduk Sapi ................................. 60
4.2.1.4 Memberi Jamu Sapi ....................................... 62
4.2.1.5 Mendatangi Paranormal ................................ 65
4.3 Proses Pelaksanaan Thok-Thokan Sapi................................. 68
4.4 Makna Thok-Thokan Sapi ..................................................... 74
4.4.1 Sebagai Hiburan Masyarakat ........................................ 74
4.4.2 Menumbuhkan Solidarritas .......................................... 78
4.4.2.1 Pemilik Sapi ..................................................... 78
4.4.2.2 Masyarakat ....................................................... 80
4.4.3 Makna Ritual .............................................................. 83
4.4.4 Menaikkan Harga Sapi ................................................. 85
4.4.5 Kebanggaan Bagi Pemilik Sapi Thok-Thokan .............. 87
4.5 Analisis dan makna Thok-thokan sapi Bagi Masyarakat
Bawean dengan Tiori interaksionisme simbolik dari
Herbert Blumer ..................................................................... 91

BAB V

PENUTUP
1. Kesimpulan ............................................................................. 95
2. Saran ...................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 98
LAMPIRAN ............................................................................................... 99

DAFTAR TABEL
Tabel 1 penelitian Terdahulu ......................................................................... 22
Tabel 2 jumlah penduduk berdasarkan usia ................................................... 35
Tabel 3 tamatan sekolah masyarakat.............................................................. 36
Tabel 4 mata pencaharian dan jumlahnya ...................................................... 40
Tabel 5 Daftar nama informan ....................................................................... 54

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1

pencaksilat ................................................................................ 45

Gambar 2

seni kerecengan ........................................................................ 45

Gambar 3

mandiling ................................................................................. 46

Gambar 4

penjemuran api ......................................................................... 59

Gambar 5

penajaman tanduk ..................................................................... 61

Gambar 6

proses pembuatan jamu sapi aduan ........................................... 63

Gambar 7

pemberian jamu sapi aduan ....................................................... 64

Gambar 8

air dari paranormal ................................................................... 65

Gambar 9

daftar nama-nama sapi aduan yang akan di adu ......................... 69

Gambar 10

sapi siap diadu.......................................................................... 70

Gambar 11

panitia pemandu Thok-Thokan sapi.......................................... 72

Gambar 12 pelaksanaan Thok-Thokan sapi ................................................. 73
Gambar 13 penonton Thok-Thokan sapi ...................................................... 76

DAFTAR SKEMA
Skema 1 Analisis model interaktf ................................................................ 13
Skema 2 Teori Blumer ................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alwasilah, 2003:2011. Observasi penelitian. Skripsi. Sekolah pasca sarjana Universitas
Hasanuddin, Makassar
Bambang, Made 2015. Ilmu kebudayaan;Teori dan Prakti. Jakarta: Inti prima.
Barker, Chris 2011. Cultural studies;Teori dan Praktik Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Dorari Amin. 2000 Islam dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gama Media.
Geertz, Clifford, 1992, Tafsir Kebudayaan, Kanisius, Yogyakarta
Hadi W M., Abdul. 2012. “Madura: Sejarah,Sastra dan Perempuan Seni. Majalah Srinthil:
Edisi 013, hal.86.
Hardiansyah, Haris. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.
Koncoroningrat, 2001. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Mardinim, Johanes. 1994. Jangan Tangisi Tradisi. Yogyakarta: Kanisius.
Miles dan Huberman. 1992. Analisa Data Kuantitatif, Terjemahan Tjetjep Rohidi, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Moloeng, Lexy J. 2005. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyana, 2014. Komunikasi Antar Budaya.Yogyakarta: Pelangi Aksara.
Nadjib, 2005. Folklore Madura. Yogyakarta: Progess.
Rifai, Mien A. 2012. Manusia Bawean. Gresik: Media Bawean.
Rokhman, Fathur. 1998. “Fenomena Pemilihan Bahasa dalam Masyarakat Multibahasa:
Paradigma Sosiolinguistik”.
Singarimbun, Masri 1989 Kamus besar China – Indonesia , Pustaka Bahasa Asing, Beijing
1995, RRC diterbitkan oleh Pustakan Bahasa Asing.(Universitas Beijing)
Sobur, 2004:. Teori atau Konsep Makna. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Sofiani W 2011 Fungsi dan Makna Makanan Tradisonal Pada PerayaanUpacara Budaya
Masyarakat Tionghoa. Medan: Universitas SumateraUtara
Sosilo, Rahmat K. Dwi, 2008, 20 Toko Sosiologi Moderen, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Sugiyono, 2011. Penelitian Kualitatif Kuantitatifn dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suprayogo, Imam. 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Verdiansyah, 2004. Makrososiologi. Jakarta Utara: PT Raja Grafindo Persada.
Yohana 2011 Bentuk, Makna, dan Fungsi Ornamen yang Digunakan Pada Perayaan Tahun
Baru Imlek Masyarakat Tionghoa di Kota Medan. Medan:Universitas Sumatera Utara

Internet
Danesi, Chairil dkk 2011. Data Sekunder (0nline)(http://mbambunx.blogspot.com Diakses
Desember 2015.
Pawijo, 2007. Petualangan Dan Keberanian. http://fisip.unitra.ac.id/teguh/ Diakses
Desember 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang berbeda antara budaya yang

satu dengan yang lain. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia dilandasi oleh
sikap toleransi hidup yang tinggi. Budaya yang terdapat dalam suatu daerah
beraneka ragam dan bervariasi. Hal tersebut disebabkan karena sifat budaya itu
sendiri turun temurun dari generasi ke generasi. Budaya yang sudah diyakini sejak
dulu, dijadikan ritual yang terus menerus dan bersifat kontinyu yang dilakukan
oleh setiap generasi (Bambang, 2015)
Masyarakat Jawa Timur memiliki kebudayaan yang khas, dimana dalam
sistem atau metode ke budayaanya menggunakan simbol-simbol sebagai sarana
atau media untuk menciptakan pesan. Hal ini juga diperkuat bahwa budaya itu
sendiri sebagai hasil tingkah laku atau kreasi manusia yang memerlukan bahan
materi atau alat penghantar untuk menyampaikan maksud dan tujuan.
Salah satu contoh budaya di jawa timur adalah budaya kerapan sapi di
Madura yang sampai saat ini masih tetap dilestarikan dan dinilai sebagai salah
satu kebudayaan yang dihormati. Budaya Kerapan sapi adalah sebagai salah satu
wujud hasil budaya yang berupa kesenian yang mana kerapan sapi merupakan
salah satu jenis atraksi yang di angkat dari budaya Madura dan bentuk dari budaya
tersebut adalah memperagakan lomba pacuan sapi yang memang khusus untuk
dilombakan (Nadjib, 2005).

1

Kebudayaan ini juga berkembang di pulau Bawean dengan ciri khas
tersendiri yang disebut thok-thokan. Bawean memiliki kebudayaan yang unik,
yaitu Thok-Thokan sapi atau aduan sapi. Thok-thokan sapi sebagai warisan
budaya para nenek moyang mereka, yang sebagian besar adalah petani. Dikatakan
bahwa adanya thok-thokan sapi itu merupakan hasil dari masyarakat yang waktu
itu tidak mempunyai hiburan dan masyarakat melihat sapi yang besar dan tanduk
yang panjang dan mempunyai pemikiran untuk diadu. Budaya Thok-thokan sapi
oleh masyarakat Bawean biasanya diadakan di hari-hari besar seperti tujuh belas
agustus, selesai pernikahan dan di waktu lebaran. Selain sebagai event hiburan,
Thok-thokan Sapi atau aduan Sapi juga dapat menaikkan harga Sapi menjadi
mahal. Kebudayaan thok-thokan Sapi tersebut kebanyakan telah dilakukan secara
turun temurun dari zaman nenek moyang sampai sekarang (Rifai, 2012)
Budaya Thok-thokan Sapi adalah sebuah kebanggaan bagi masyarakat
Bawean. Kebudayaan ini menjadi ciri khas daerah Bawean. Keunikan budaya dari
Thok-thokan Sapi yaitu pada saat di lepas talinya dari barat dan timur
berlangsung. Tingkat bahaya memang cukup tinggi, namun ketika sapi sudah di
lepas menjadi sebuah hal yang dianggap seru dan menarik bagi penontonya.
Pemilik Sapi Thok-thokan ini memang berasal dari Masyarakat asli Bawean dan
kebudayaan ini masih dipertahankan sampai sekarang. Di Bawean, Sapi
merupakan simbol penting dalam kehidupan. Sapi bagi Masyarakat Bawean
memiliki banyak fungsi dan menguntungkan sehingga dapat menunjang
kehidupannya (Hadi, 2012)

2

Pelaksanaan Thok-thokan Sapi ternyata juga berkaitan dengan masalah
bisnis. Dalam prakteknya ada pihak-pihak yang sengaja ingin mendapatkan
keuntungan sebanyak banyaknya. Para pemilik sapi sebenarnya juga mencari
keuntungan dan melakukan berbagai upaya agar menang, misalnya ada yang
minta pertolongan kyai tradisional atau pemimpin keagamaan dan ada juga yang
mencari nasehat peramal atau paranormal untuk menjaga agar kondisi sapi mereka
sebaik mungkin. Semua ini dilakukan dengan harapan menang.
Tempat untuk menyelenggarakan Thok-thokan Sapi biasanya dilapangan
yang tidak dilengkapi dengan tribune yang dibangun, Sehingga membahayakan
penonton. Tapi maskipun membahayakan banyak Masyarakat yang menonton
Suasana yang demikian itulah, menjadi salah satu daya tarik luar biasa. Karena
dalam arena ini, yang dipertontonkan adalah ketangkasan, Ketangguhan, keuletan,
kegigihan dan kelihaian untuk menjadi yang tertangguh. Lomba Thok-thokan Sapi
untuk aduan di Bawean merupakan hiburan yang menyenangkan. Kadang-kadang
ada yang dilengkapi dengan ditampilkannya teriakan lawan yang menantang.
Berdasarkan urain tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas dan
meneliti tentang makna budaya Thok thokan sapi bagi masyarakat Bawean.
1.2

Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas tentang makna Thok-thokan sapi
bagi masyarakat Bawean, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
Bagaimana Makna Thok-thokan Sapi Bagi Masyarakat Bawean?

1.3

Tujuan Penelitian

3

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui tentang Makna yang terkandung di dalam Thokthokan Sapi yang ada pada Masyarakat Bawean.
1.4

Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dari penelitian ini diantara lain:
1.4.1 Secara teoritis
a Diharapkan dengan penelitian ini bisa menambah dan memperluas
pengetahuan mengenai tradisi Thok-thokan Sapi dan nilai-nilai yang
terkandung di dalam budaya Thok-thokan Sapi.
b Bermanfaat untuk menerapkan dan mengaplikasikan Teori Sosiologi
khususnya interaksi simbolik yang telah diperoleh diperkuliahan guna
mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan makna ThokThokan Sapi bagi Masyarakat Desa Sungai Rujing Kecamatan
Sangkapura Kebupaten Gresik
1.4.2 Secara praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi peneliti
selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber rujukan/informasi
masyarakat Bawean tentang Makna Thok-thokan Sapi agar tetap
melestarikan kebudayaan ini.
1.5 Definisi Konsep
1.5.1 Makna

4

Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi
makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu
kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya peristiwa atau keadaan
tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu, kata-kata
yang berasal dari dasar yang sama sering menjadi sumber kesulitan atau
kesalahan berbahasa, maka pilihan dan penggunaannya harus sesuai
dengan makna yang terkandung dalam sebuah kata (Yohana:2011).
1.5.2

Thok-thokan sapi
Thok-thokan adalah sebuah teradisi turun temurun masyarakat
Pulau Bawean, dimana di area tersebut di pertaruhkan harga diri yang
punya Sapi yang bertanding dua ekor sapi dengan postur yang hampir
sama di tempatkan di sebuah lapangan yang luas, serta di kelilingi
penonton yang datang dari seluruh penjuruh Pulau Bawean, sapi tersebut
pada ditempatkan seperti petinju proffesional diiringi tepuk tangan yang
sangat meria, sapi tersebut diadukan oleh seorang pawang yang diberi
tugas untuk mengawasi kegiatan pertandingan (Hadi, 2012)

1.5.3
a.

Masyarakat
Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang orang
yang hidup bersama dan menghasilkan sebuah kebudayaan

b. Maclves dan page menyatakan bahwa masyarakat adalah suatu system
kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan pengawasan tinggkah laku
serta kebebasan-kebebasan manusia keseluruhan yang selalu berubah

5

ini kita menemukan masyarakat ,masyarakat merupakan jalinan
hubungan social dan masyarakat selalu berubah (Mulyana, 2014)
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara atau alat yang digunakan
dalam suatu penelitian. Dalam penelitian, metodologi kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis/lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
1.6.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam

penelitian

ini,

penelitian

menggunakan

pendekatan

kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2011)
“penelitian desktiptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk
memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi
saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah
secara aktual”. penelitian mencoba menafsirkan serta mendiskripsikan
fenomena
1.6.2 Alasan Memilih Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti menangkap
keadaan. Sebenarnya dari objek yang diteliti. Dalam penelitian ini lokasi
yang di ambil di Bawean Kabupaten Gresik. Alasan peneliti mengambil
lokasi tersebut yaitu karena Bawean memiliki tradisi Thok-thokan Sapi. dan
peneliti juga mudah mencari data karena tempatnya mudah dijangkau dan
peneliti berasal dari Desa tersebut.
1.6.3

Subyek Penelitian

6

Penelitian ini menggunakan teknik penentuan subyek dengan
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011), Teknik purposive Sampling
yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini
bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan
terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan
sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu. Kriteria sampel,
masing-masing yang terlibat dalam pelaksanaan tradisi Thok-thokan Sapi:
1. Ketua Paguyuban thok-thokan sapi (1 orang )
2. Anggota paguyuban (3 orang )
3 .Kepala Desa (satu orang)
4 .Masyarakat biasa ( 3 orang ).
1.6.4 Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data sebagai
kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan
nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar sutu informasi.
terdapat dua jenis sumber antara lain :
1.6.4.1 Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari sumber informan
penelitian oleh peneliti perorangan dalam organisasi.

Contoh :

Mewawancarai langsung pimpinan peguyuban Thok-thokan sapi yang
mengetahui makna thok-thokan sapi dan Kepala Desa yang
menjelaskan tentang budaya Thok-thokan Sapi (Barker,2011)
1.6.4.2 Data sekunder

7

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
informan penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain. Contoh : buku-buku, Majalah, catatan –
catatan makna Thok-thokan Sapi, media internet, dan lain-lain yang
berhubungan dengan penelitian (Danesi, 2011)
1.6.5

Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
penelitian sebagai berikut:
1.6.5.1 Wawancara (Interview)
Wawancara (Interview) atau yang sering juga disebut dengan
kusioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interview) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interview)
wawancara dapat dilakukan secara tertruktur maupun tidak terstruktur,
dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan
menggunakan telepon, percakan dengan maksud tertentu, percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang
mengajukan

pertanyaan

dan

terwawancara

(interview)

yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. dalam penelitian ini peneliti
menggunakan wawancara tidak terseruktur adalah wawancara yang
sangat terbuka jawabannya lebih luas dan bervariasi bentuk pertanyaan
yang diajukan sangat tebuka, hampir tidak ada pedoman yang
dingunakan sebagai kontrol begitu pun dengan jawaban dari subjek
atau terwawancara ,dapat sangat luas dan bervariasi (Imam,2001)

8

Dengan melakukan wawancara yang mendalam diharapkan
bisa diperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan Thok-Thokan
Sapi, dalam hal ini dititikberatkan pada studi kasus makna ThokThokan Sapi yang dilakukan oleh Masyarakat Desa Sungai Rujing
Kecamatan Sangkapura. Untuk melakukan ini peneliti mengadakan
wawancara dengan Ketua Paguyuban thok-thokan sapi dirumahnya,
wawancara dengan Anggota paguyuban thok-thokan sapi dirumahnya
dan sebagian lagi wawancara dilapangan pertandingan ketika ada thokthokan sapi, wawancara dengan Kepala Desa dirumahnya selaku
otoritas tertinggi di Desa Sungai Rujing, serta wawancara dengan
Masyarakat umum yang sering menonton thok-thokan sapi dilapangan
pertandingan dan beberapa ada yang wawancara dirumahnya.
1.6.5.2 Observasi
Observasi sebagian pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Dimana observasi
tidak terbatas pada orang, tetapi pada objek objek alam yang lain
dimana dalam melakukan penelitian mengenai secara langsung objek
peneliti memperoleh gambaran kebenaran dari data yang di dapat,
dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi nonpartisipan
dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebangai pengamat
independen. Peneliti hanya secara langsung melihat atau mengawasi
apa yang terjadi pada subjek penelitian, menurut Alwasilah
(2003;2011)

mendefinisikan

9

penelitian

sebangai

pengamatan

sestematis dan terencana yang diamati untuk memperoleh data yang di
kontrol validitas dan sebaliknya.
Peneliti

mengawali

langka

observasi

pertama-tama

yaitu

mengamati secara langsung lokasi secara umum, kemudian hal yang
diamati adalah tentang Desa Sungai Rujing yang damai dan tentram
dan warga yang suka menyaksikan thok-thokan sapi kemudian setelah
selesai melakukan observasi peneliti mulai berinteraksi dengan kepala
desa, ketua paguyuban thok-thokan sapi, anggota paguyuban thokthokan sapi, serta masyarakat umum yang selalu menonton thokthokan sapi.
Untuk melihat dan wawancara di lokasi peneliti yaitu di Desa
Sungai Rujing peneliti bisa mengerti bagaimana kondisi masyarakat
sekitar serta bagaimana karakteristik mereka. Dalam hal observasi
peneliti melakukan dengan berpakaian non formal karena masyarakat
dan paguyuban thok-thokan sapi tersebut sulit diminati informasi jika
peneliti memakai pakaian terlalu formal jadi peneliti mengubah
penampilannya untuk mendapatkan informasi dari masyarakat dan
paguyuban thok-thokan sapi.
1.6.5.3 Dokumentasi
Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa foto
foto dari lokasi peneliti Berkas-berkas yang bisa menunjang data
dalam penelitian ini, kemudian data tersebut dikaji kembali dengan
maksud untuk melengkapi data, data yang di peroleh sebelumnya .sifat

10

utama data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member
peluang pada peneliti untuk mengetahuhi hal hal yang pernah terjadi di
waktu lampau (Hardiyanshah, 2010).

1.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan penelitian adalah
teknik analisis data secara kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan berbagai
sumber informasi dan data kemudian digeneralisasikan. Analisis data merupakan
langka terakhir sebelum didapatkan suatu kesimpulan, oleh karena itu teknik
analisis data diperlukan dalam penelitian guna memeperoleh gambaran yang jelas
dan terperinci tentang objek yang diteliti, dalam penelitian ini metode yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif.
Setelah data dianalisis dengan metode diskriptif kualitataif selanjutnya
akan membahas permasalahan sampai pada penarikan kesimpulan, data penelitian
ini menggunakan analisis kualitatif model tersebut interaktif yang dikemukakan
oleh Miles dan Huberman melalui empat tahapan.

1.7.1

Pengumpulan Data
Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang

diperoleh dari obyek penelitian sebagaimana dalam rumusan masalah dan
tujuan penelitian
1.7.2

Reduksi Data

11

Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi dari
catatan-catatan dilapangan. Kegiatan ini dilakukan cross ceck secara terus
menerus selama penelitian dilakukan untuk mendapatkan validitas yang
obyektif
1.7.3

Sajian Data
Sekumpul data yang diorganisir secara sistematis sehingga dapat

memberikan suatu pendeskripsian menuju proses penarikan kesimpulan.
Penyajian data harus mempunyai relevansi yang kuat sesuai apa yang
dikaji sebagai mana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian
1.7.4

Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan/verifikasi: merupakan sebagian dari suatu

kegiatan konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung. Sedang
verifikasi merupakan kegiatan pemikiran kembali yang melintas dalam
pemikiran penganalisis selama peneliti mencatat, atau suatu tinjauan ulang
pada catatan-catatan lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran
di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesempatan intersubyektif,
dengan kata lain makna muncul dari data harus diuji kebenarannya,
kekokohannya dan kecocokannya (validasinya).
Komponen-komponen analisis data tersebut

oleh

Miles

dan

Huberman (1992:20) disebut sebagai “model interaktif “, sebagaimana
gambar berikut ini:
Gambar: 1

12

Analisis Model Interaktif

Pengumpulan
Data

Penyajian
Data
Reduksi
Data

Penarikan
kesimpulan/
verifikasi

Sumber: Miles and Huberman, (1992)

13