Deposisi film TiO Karakterisasi XRD

3.4 Metode

Pembuatan dan Karakterisasi Tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut, deposisi film TiO 2 , karakterisasi XRD, deposisi film PPV, karakterisasi optik, metalisasi, karakterisasi SEM, metalisasi, dan karakterisasi sel surya I-V. Konfigurasi sel surya ditunjukkan pada Gambar 11.

3.4.1 Deposisi film TiO

2 Film TiO 2 dibuat dengan teknik doctor blade . Pasta dibuat dengan mencampurkan 4 mg TiO 2 bubuk, 3 ml akuades, dan 1 ml asetilaseton. Campuran ini digerus dalam mortar sehingga dihasilkan pasta yang mengental lalu diteteskan triton sebagai surfactant sebanyak satu tetes. Deposisi dilakukan dengan meneteskan pasta TiO 2 pada substrat ITO. Pasta diratakan dengan silet hingga seluruh permukaan konduktif ITO tertutupi pasta. Substrat yang telah dilapisi kemudian dipanaskan di atas piring pemanas bersuhu 100 o C selama 10 menit hingga lapisan mengering dan scotch- tape dapat dilepas tanpa merusak tepi lapisan. Kemudian film dipanaskan di dalam furnace hingga 200 o C selama 60 menit.

3.4.2 Karakterisasi XRD

Karakterisasi kristal TiO 2 dilakukan dengan XRD menggunakan difraktometer sinar-X yang terdapat di Laboratorium X-Ray, Pusat Teknologi dan Badan Ilmu Nuklir PTBIN, Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN, Kawasan PUSPITEK Serpong, Metode karakterisasi dengan XRD didasari difraksi sinar-X yang dijelaskan dalam Hukum Bragg persamaan 8, yakni cahaya dengan panjang gelombang λ dihamburan saat melewati kisi kristal dengan sudut datang dan jarak antar bidang sebesar d. 20 8 Berdasarkan teori difraksi, data yang diperoleh dari metode karakteristik XRD bergantung kepada arah kisi sehingga mempengaruhi pola difraksi. Sedangkan intensitas cahaya difraksi bergantung dari berapa banyak kisi kristal yang memiliki orientasi yang sama. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan system kristal, parameter kisi, derajat kristalinitas dan fase yang terdapat dalam suatu sampel. 20 Pada alat difraktometer sinar-X, sampel ditempatkan pada meja rotasi Gambar 13. Sinar-X ditembakkan dari sumber menuju sampel dengan sudut awal 0 o . Kemudian sinar-X yang dipantulkan sampel akan diterima di detektor. Meja akan dirotasi untuk mendapatkan nilai intensitas pantulan pada tiap sudut putaran. Pada kondisi tersebut detektor akan menyesuaikan posisi sebesar dua kali lipat sudut rotasi meja. Pola yang didapatkan dari XRD digunakan untuk menentukan parameter kisi kristal dan ukuran kristal. Parameter kisi a dan c ditentukan dengan menggunakan Hukum Bragg persamaan 8. Pada sistem tetragonal yang terdapat pada kristal TiO 2 berlaku persamaan Hukum Bragg : 9 Keterangan: h,k, dan l adalah indeks Miller, dan B dan C sebagai numerator ditentukan dengan metode Cohen yang ditunjukkan sebagai berikut : Gambar 12. Sinar-X datang dihamburkan oleh atom-atom di dalam kristal ke segala arah. Sebagian besar berkas datang Gambar 13. Meja rotasi, sumber sinar-X, dan detektor pada XRD 22 2 2 2 2 2 2 sin sin sin C B A C B A C B A                                     10 Keterangan: α = h 2 + k 2 ; = l 2 ; = 10 sin 2 β ; A = D10 Ukuran kristal didapatkan dari persamaan Scherrer yang ditunjukkan sebagai berikut : 11

3.4.3 Deposisi PPV