Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Manajemen Disiplin Kerja Tahapan Disiplin Kerja

2.2. Disiplin Kerja

Handoko 1985 menyebutkan bahwa displin kerja terbagi atas 3 tiga macam diantaranya yaitu: a. Displin Preventif yaitu: kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah. b. Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan –aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran– pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplin. c. Disiplin Progresif yaitu: kegiatan memberikan hukuman–hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran –pelanggaran yang berulang. Tujuan dari disiplin progresif ini agar karyawan mengambil tindakan –tindakan korektif sebelum mendapathukuman yang lebih serius.

2.2.1 Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan

Mangkunegara 2001 mengemukakan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan. Faktor –faktor tersebut antara lain: a. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan. b. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan. c. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan. d. Ada tidaknya pengawasan pimpinan. e. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan. f. Diciptakan kebiasaan–kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

2.2.2 Manajemen Disiplin Kerja

Moeljono 2003 mengatakan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai –nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketenteraman, keteraturan, dan ketertiban. Triguno 2005, tujuan pokok dari pendisiplinan preventif adalah untuk mendorong karyawan agar memiliki disiplin pribadi yang tinggi, agar peran kepemimpinan tidak terlalu berat dengan pengawasan, yang dapat mematikan prakarsa, kreativitas serta partisipasi sumber daya manusia.

2.2.3 Tahapan Disiplin Kerja

Triguno 2005 mengatakan sebagai berikut: a. Para anggota organisasi perlu didorong, agar mempunyai rasa memiliki organisasi, karena secara logika seseorang tidak akan merusak sesuatu yang menjadi miliknya. b. Para karyawan perlu diberi penjelasan tentang berbagai ketentuan yang wajib ditaati dan standar yang harus dipenuhi. Penjelasan dimaksudkan seyogyanya disertai oleh informasi yang lengkap mengenai latar belakang berbagai ketentuan yang bersifat normatif. c. Para karyawan didorong, menentukan sendiri cara–cara pendisiplinan diri dalam rangka ketentuan –ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh anggota organisasi.Disiplin korektif adalah upaya penerapan disiplin kepada karyawan yang nyata –nyata telah melakukan pelanggaran atas ketentuan–ketentuan yang berlakugagal memenuhi standar yang telah ditetapkan dan kepadanya dikenakan sanksi secara bertahap.

2.3. Statistik Deskriptif dan Analisis Regresi Linear Berganda