Statistik Deskriptif dan Analisis Regresi Linear Berganda

2.2.3 Tahapan Disiplin Kerja

Triguno 2005 mengatakan sebagai berikut: a. Para anggota organisasi perlu didorong, agar mempunyai rasa memiliki organisasi, karena secara logika seseorang tidak akan merusak sesuatu yang menjadi miliknya. b. Para karyawan perlu diberi penjelasan tentang berbagai ketentuan yang wajib ditaati dan standar yang harus dipenuhi. Penjelasan dimaksudkan seyogyanya disertai oleh informasi yang lengkap mengenai latar belakang berbagai ketentuan yang bersifat normatif. c. Para karyawan didorong, menentukan sendiri cara–cara pendisiplinan diri dalam rangka ketentuan –ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh anggota organisasi.Disiplin korektif adalah upaya penerapan disiplin kepada karyawan yang nyata –nyata telah melakukan pelanggaran atas ketentuan–ketentuan yang berlakugagal memenuhi standar yang telah ditetapkan dan kepadanya dikenakan sanksi secara bertahap.

2.3. Statistik Deskriptif dan Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Santosa 2005 bahwa pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Data yang terdistribusi secara normal berarti data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Distribusi normal data dengan bentuk distribusi normal dimana data memusat pada nilai rata –rata dan median. Ghozali 2006 menjelaskan bahwa analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama –sama terhadap variabel dependenterikat. Sedangkan uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing –masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen. 2.4.Hasil –hasil Penelitian terdahulu Ahmad 2006 dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan penerapan absensi sidik jari finger print dengan motivasi dan kinerja karyawan studi kasus di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor –Jawa Barat”. Hasil penelitian tersebut adalah hubungan antara absensi dengan kinerja menunjukkan bahwa korelasi yang signifikan atau nyata terdapat pada variabel mengisi absen, penerapan absen, sarana penunjang, kesesuaian absen dengan pekerjaan, absen adalah hal yang penting, kejujuran, tanggung jawab, insentif, lebih baik dalam bekerja, dan sikap. Variabel yang tidak mempunyai korelasi langsung dengan kinerja adalah metode absen dan kedisiplinan. Holil 2007 yang berjudul Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja tehadap Kinerja Pegawai Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara ”. Hasil penelitian ini adalah disiplin Kerja tidak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan serat motivasi dan disiplin Kerja secara bersama sama secara silmutan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ketiga yang dilakukan Maryadi 2012 dalam tesisnya yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi, Kompensasi, dan Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja Guru SD di Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang ”. Hasil penelitian tersebut adalah ada pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi, kompensasi, dan kepuasan kerja baik secara terpisah maupun bersama –sama terhadap disiplin kerja guru SD di Kecamatan Tengaran Semarang. Kinerja guru akan menjadi optimal, bila diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik kepala sekolah maupun sarana prasarana kerja yang memadai. Kepemimpinan yang efektif dapat tercipta apabila kepala sekolah memiliki sifat, perilaku dan keterampilan yang baik untuk memimpin sebuah organisasi sekolah, mampu untuk mempengaruhi semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan yaitu guru dan fasilitas kerja yang akhirnya mencapai tujuan dan kualitas sekolah.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Menghadapi tantangan persaingan yang semakin ketat, Faperta IPB memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertaraf internasional, Faperta IPB harus mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya dalam hal menghasilkan lulusan –lulusan yang berkualitas, berorientasi mutu, dan berwawasan internasional. Lulusan – lulusan tersebut diharapkan dapat memajukan teknologi dan menyumbangkan ilmu pengetahuan di Indonesia. Falsafah Faperta IPB adalah satuan pendidikan di lingkungan IPB yang menjunjung tinggi kebenaran ilmiah dan selalu berusaha mencari, mengembangkan, serta mengamalkan untuk kesejahteraan manusia. Berdasarkan falsafah tersebut Faperta IPB mempunyai visi, misi dan tujuan sebagai berikut:

a. Visi

Faperta sebagai lembaga pendidikan tinggi pertanian berbasis riset bertaraf internasional dalam pengembangan sumberdaya manusia dan IPTEKS yang berkualitas dengan kompetensi utama pertanian tropika.

b. Misi

– Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas sesuai kebutuhan masyarakat kini dan mendatang. – Mengembangkan IPTEKS bidang pertanian melalui penelitian dasar dan terapan yang berorientasi pada pengembangan pertanian tropika. – Menerapkan, mendayagunakan dan menyebarluaskan hasil pendidikan dan penelitian kepada masyarakat luas Pengabdian pada Masyarakat.

c. Tujuan

– Menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dan mampu berkontribusi dalam peningkatan daya saing bangsa. – Menghasilkan inovasi IPTEKS yang bermutu tinggi dan relevan dengan kebutuhan lokal, nasional, dan global.