Sejau mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak- pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan
pertanggungjawaban accountability.
Pengertian Perencanaan
Menurut C. Arnold Anderson dan Mary Yean Bowman, perencanaan adalah proses menyiapkan seperangkat keputusan untuk tindakan dikemudian hari.
Planning is a process of preparing a set of decisions for action in the future.Sedangkan menurut Kaufman , perencanaan diartikan sebagai suatu proses
untuk menetapkan “ke mana harus pergi” dan mengidentifikasikan prasyarat untuk sampai ke “tempat” itu dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Sedangkan penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Dalam dunia pendidikan, semua unsur yang ada dalam proses belajar- mengajar merupakan hal yang penting untuk menjadi acuan sukses atau tidaknya
hasil dari pembelajaran tersebut. Maka demi terwujudnya hasil belajar yang sesuai dengan standar kelulusan minimal perlu juga adanya rancangan penilaian hasil
belajar. Rancangan penilaian hasil belajar disusun sebagai acuan bagi satuan
pendidikan dan pendidik untuk merancang penilaian yang berkualitas guna mendukung penjaminan dan pengendalian mutu lulusan. Di sisi lain, dengan
menggunakan rancangan penilaian hasil belajar ini diharapkan pendidik dapat mengarahkan peserta didik menunjukkan penguasaan kompetensi yang telah
ditetapkan.
C. Langkah-langkah Perencanaan Evaluasi Hasil Belajar
Secara umum, perencanaan evaluasi hasil belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut:
a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi Seorang guru yang akan mengevaluasi haruslah merumuskan tujuan
dilaksanakannya evaluasi, misalnya untuk mengetahui penguasaan pesertadidik dalam kompetensisubkompetensi tertentu setelah mengikuti proses
pembelajaran.Dapat pula evaluasi tersebut bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik diangnostic tes.Tujuan evaluasi tersebut harus jelas
sehingga dapat memberikan arah dan lingkup pengembangan evaluasi selanjutnya. b. Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi
Aspek tersebut adalah aspek kognitif, aspek afektif atau aspek psikomotorik. c. Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan dalam evaluasi
Langkah selanjutnya adalah menentukan teknik yang akan digunakan seperti teknik tes atau teknik non tes.
d. Menyusun alat evaluasi yang akan digunakan dalam evaluasi Contohnya adalah menyusun butir-butir soal esay atau multiple choiseteknik tes
dan daftar chek check list,rating scale, panduan wawancara, daftar angket teknik non tes.
e. Menentukan tolok ukur, norma, atau kriteria yang akan dijadikan patokan dalam evaluasi
Misalnya, apakah akan menggunakan PAP Penilaian Acuan Patokan atau PAN Penilaian Acuan Norma.
f. Menentukan frekuensi kegiatan evaluasi Langkah terakhir adalah menentukan berapa kali kegiatan evaluasi akan dilakukan
dalam pembelajaran. g. Penyajian tes
Setelah tes tersusun, naskah tes siap diberikan atau disajikan kepada peserta didik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian tes ini adalah waktu
penyajian, petunjuk yang jelas mengenai cara menjawab atau mengerjakan tes, ruangan dan tempat duduk peserta didik. Pada prinsipnya, hal-hal yang
menyangkut segi administrasi penyajian tes harus diperhatikan sehingga evaluasi dapat terselenggara dengan benar dan baik.
h. Scorsing Scorsing atau pemeriksaan terhadap lembar jawaban dan pemberian angka
merupakan langkah untuk mendapatkan informasi kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Pada prinsipnya, scorsing ini harus diusahakan agar dapat dilakukan
secara objektif. Artinya, apabila scorsing dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang sama tingkat kompetensinya, akan menghasilkan scor atau angka yang sama.
Atau jika orang yang sama mengulangi proses pengscoran, akan dihasilkan scor yang sama.
i. Pengelolahan hasil tes
Setelah dilakukan scorsing, hasilnya perlu dipilah dengan mencari konvermasi nilai. Dalam proses konversi ini ada norma dan ada pula skala, yaitu norma relatif
dan penilaian Acuan norma PAP, dan norma mutlak dengan penilaian Acuan patokan PAP, masing-masingnya dengan skala 5 A, B, C, D, E, skala 9 1-9,
skala 100. Kemudian dilakukan prosedur statistic mencari ranking rank order mean.
j. Pelaporan hasil tes Setelah tes dilaksanakan dan dilakukan scorsing, hasil pengetesan tersebut perlu
dilaporkan. Laporan tersebut dapat diberikan kepada peserta didik yang bersangkutan, kepada orang tua peserta didik, kepada kepala sekolah,dan
sebagainya. Laporan kepada masing-masing yang berkepentingan dengan hasil tes ini sangat penting karena dapat memberikan informasi yang sangat berguna dalam
rangka penentuan kebijaksanaan. Selanjutnya pelaporan hasil penilaian tesebut harus diketahui oleh siswa yang melakukan penilaian, guru untuk mendapat
umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, pihak sekolah untuk mengetahui mutu pembelajaran yang telah dilaksanakan guru-guru, dan juga
orang tua sebagai stake holder dari jasa yang ditawarkan sekelah dalam menyelenggarakan pendidikan.
k. Pemanfaatan hasil tes Hasil pengukuran yang diperoleh melalui ujian sangat berguna sesuai dengan
tujuan ujian. Informasi atau data hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan system , proses atau kegiatan belajar mengajar,
maupun sebagai data untuk mengambil keputusan atau menentukan kebijakan.
D. Pendekatan – Pendekatan dalam Penilaian Hasil belajar a. Penilaian Acuan Norma PAN