Tahap pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah meliputi kegiatan:
Pada penyedia barangjasa yang diusulkan sebagai pemenang dan pemenang cadangan dilakukan verifikasi data dan informasi
dengan meminta asli dokumen yang sah dan bila diperlukan dilakukan konfirmasi dengan pihak terkait.
h Pembuatan Berita Acara Hasil Lelang; PanitaPejabat Pengadaan membuat kesimpulan dari hasil evaluasi
administrasi, teknis dan harga dalam Berita Acara Hasil Pelelangan BAHP. BAHP memuat hasil pelaksanaan pelelangan
dan bersifat rahasia sampai penandatanganan kontrak.
i Penetapan Pemenang Lelang; PanitiaPejabat Pengadaan membuat dan menyampaiakan laporan
kepada PPK untuk menetapkan pemenang. Laporan disertai usulan calon pemenang lelang yang menguntungkan bagi negara.
j Pengumuman Pemenang Lelang; Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh
panitiapejabat pengadaan pada peserta selambat-lambatnya 2 dua hari kerja setelah diterima surat penetapan penyedia
barangjasa dari pejabat berwenang.
k Sanggahan Peserta Lelang dan Pengaduan Masyarakat; Keberatan atas penetapan pemenang lelang diberi kesempatan
mengajukan sanggahan secara tertulis selambat-lambatnya 5 lima hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang.
Sanggahan disampaikan kepada pejabat yang menetapkan pemenang lelang disertai bukti penyimpangan dan untuk yang
disampaikan bukan pada pejabat berwenang yang menetapkan pemenang dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti. Panitiapejabat pengadaan wajib menyampaikan bahan-bahan yang berkaitan dengan sanggahan kepada pejabat
berwenang dan memberikan jawaban sanggahan.
l Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia BarangJasa; Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan Surat Penunjukan
Penyedia BarangJasa SPPBJ sebagai pelaksana pekerjaan yang dilelangkan.
m Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang; Pelelangan dapat dinyatakan gagal dengan beberapa kondisi
diantaranya penawaran yang masuk kurang dari 3 tiga atau pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan. Dalam hal pelelangan
dinyatakan gagal, PPK memerintahkan pelelangan ulang dengan beberapa prosedur.
n Penandatanganan Kontrak. Setelah SPPBJ terbit, PPK menyiapkan dan menandatangani
kontrak pelaksanaan. 2 Pelelangan Terbatas
Pada prinsipnya sama dengan pelelangan umum kecuali dalam pengumuman dicantumkan kriteria peserta dan nama penyedia
barangjasa yang diundang.
3 Pemilihan Langsung a Penetapan Calon Peserta;
Panitiapejabat pengadaan wajib melakukan prakualifikasi dan harus diumumkan.
b Undangan, Permintaan Penawaran dan Evaluasi; Panitiapejabat pengadaan mengundang sebanyak-banyaknya
calon peserta yang lulus prakualifikasi dan menyusun penawaran sebagai dasar melakukan klarifikasi serta negosiasi. Berita acara
klarifikasi dan negosiasi dijadikan dasar panitiapejabat pengadaan membuat surat usulan penetapan penyedia barangjasa pada
pejabat berwenang.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
hal 15
c
Penetapan Pemenang; Berdasarkan usulan dari panitiapejabat pengadaan, pejabat yang
berwenang menetapkan pemenang pemilihan langsung. d Sanggahan dan Pengaduan;
Mekanisme dan prosedur sanggarahan dan pengaduan mengikuti ketentuan seperti yang ditetapkan pada proses pelelangan.
e Penunjukan Pemenang; PPK menerbitkan surat penunjukan penyedia barangjasa untuk
melaksanakan pekerjaan f Penandatanganan Kontrak.
PPK menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan.
4 Penunjukan Langsung a Penilaian Kualifikasi;
Panitiapejabat pengadaan melakukan prakualifikasi terhadap penyedia barangjasa yang akan ditunjuk untuk pekerjaan
kompleks. b Permintaan Penawaran dan Negosiasi Harga;
Panitia pejabat pengadaan mengundang penyedia barangjasa untuk mengajukan penawaran secara tertulis dan melakukan
evaluasi, klarifikasi, negosiasi teknis dan harga, serta membuat berita acara hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi.
c
Penetapan Penunjukan Langsung; Panitiapejabat pengadaan mengusulkan hasil evaluasi, klarifikasi
dan negosiasi kepada pejabat yang berwenang untuk ditetapkan. d Penunjukan Penyedia BarangJasa;
Berdasarkan surat penetapan, panitiapejabat pengadaan mengumumkan di papan pengumuman resmi dan PPK
menerbitkan SPPBJ pada penyedia barangjasa yang ditunjuk. e Pengaduan;
Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan apabila dalam proses penunjukan langsung dipandang tidak transparan, tidak adil dan
terdapat indikasi KKN. f Penandatanganan Kontrak.
Penandatanganan kontrak mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam proses pelelangan.
b. Penyusunan dan penandatanganan kontrak Kegiatan terakhir pada proses pelelangan adalah penandatanganan kontrak
pekerjaan, yang meliputi nilai pekerjaan, hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditentukan secara pasti.
Penandatanganan kontrak selambat-lambatnya 14 empat belas hari kerja terhitung sejak diterbitkan surat keputusan penetapan penyedia
barangjasa.
c. Pelaksanaan kontrakpenyerahan barangjasa Setelah penandatangan kontrak, PPK segera melakukan pemeriksaan
lapangan bersama dengan penyedia barangjasa dan membuat berita acara keadaan lapanganserah terima lapangan. Barangjasa yang diserahkan
harus sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam dokumen lelang. Penyerahan dapat dilakukan secara bertahap atau menyeluruh dan diakhiri
dengan penyerahan final setelah masa pemeliharaan selesai.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
hal 16
E . Permasalahan Dalam Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
21 Pada umumnya permasalahan dalam pelaksanaan proses pengadaan barangjasa
pemerintah pemerintah disebabkan karena KKN. Pengadaan barangjasa Pemerintah di sektor publik yang menimbulkan kerugian
keuangan negara dapat disebabkan oleh 10 bentuk KKN, yaitu:
1.
Pemberian suapsogok Bribery Merupakan pemberian dalam bentuk uang, barang, fasilitas dan janji untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan yang akan berakibat menguntungkan terhadap diri sendiri atau pihak lain, yang berhubungan
dengan jabatan yang dipegangnya pada saat itu.
2.
Penggelapan Embezzlement Merupakan perbuatan mengambil tanpa hak oleh seorang yang telah
mendapat kewenangan dari pejabat publik maupun swasta untuk mengawasi dan bertanggungjawab penuh terhadap barang milik negara.
3.
Pemalsuan Fraud Suatu tindakan atau perilaku mengelabui orang lain atau organisasi untuk
keuntungan dan kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain.
4.
Pemerasan Extortion Memaksa seseorang untuk membayar atau memberikan sejumlah uang atau
barang, atau bentuk lain, sebagai ganti dari seorang pejabat publik untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Perbuatan tersebut dapat diikuti dengan
ancaman fisik ataupun kekerasan.
5.
Penyalahgunaan Jabatan atau Wewenang Abuse of Discretion Mempergunakan kewenangan yang dimiliki untuk melakukan tindakan
yang memihak atau pilih kasih kepada kelompok atau perorangan, sementara bersikap diskriminatif terhadap kelompok atau perorangan
lainnya.
6.
Pertentangan KepentinganMemiliki Usaha Sendiri Internal Trading Melakukan transaksi publik dengan menggunakan perusahaan milik pribadi
atau keluarga, dengan cara mempergunakan kesempatan dan jabatan yang dimilikinya untuk memenangkan kontrak pemerintah.
7.
Pilih kasih Favouritism Memberikan pelayanan yang berbeda berdasarkan alasan hubungan
keluarga, afiliasi partai politik, suku, agama dan golongan, yang bukan kepada alasan obyektif seperti kemampuan, kualitas, rendahnya harga, dan
profesionalisme kerja.
8.
Menerima komisi Commission Pejabat publik menerima sesuatu yang bernilai dalam bentuk uang, saham,
fasilitas, barang, dan lain-lain sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan atau hubungan bisnis dengan pemerintah.
9.
Nepotisme Nepotism Berupa tindakan untuk mendahulukan sanak keluarga, kawan dekat, anggota
partai politik yang sepaham, dalam penunjukan atau pengangkatan staf, panitia pelelangan, atau pemilihan pemenang lelang.
10.
Kontribusi atau sumbangan ilegal Illegal Contribution Hal ini terjadi apabila partai politik atau pemerintah yang sedang berkuasa
menerima sejumlah dana sebagai suatu kontribusi dari hasil yang dibebankan kepada kontrak pemerintah.
Permasalahan umum dalam
pengadaan barangjasa
pemerintah
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
hal 17
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
hal 18
BAB III
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Bab III