Referensi Lampiran-Lampiran
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
3
BAB II
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
BAB II GAMBARAN UMUM
PENGADAAN BARANGJASA PEMERINTAH
A. Pengertian Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
01 Pengadaan barangjasa pemerintah merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan
barang milik negaradaerah sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 yang merupakan dasar pelaksanaan pengelolaan
barang milik negaradaerah. Ruang lingkup pengelolaan barang milik negaradaerah meliputi semua aktivitas yang berkaitan dengan barang milik
negaradaerah terdiri dari perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan,
penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Pengadaan barangjasa
pemerintah bagian dari
pengelolaan barang milik
NegaraDaerah
02 Pengadaan barangjasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barangjasa
pemerintah yang dibiayai dengan APBNAPBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barangjasa.
Definisi pengadaan
barangjasa pemerintah
03 Pengadaan barangjasa pemerintah meliputi beberapa jenis pengadaan, yaitu:
barang, jasa pemborongan, jasa konsultansi dan jasa lainnya yang pengertiannya sebagai berikut:
1. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadiperalatan, yang
spesifikasinya ditetapkan oleh pejabat pembuat komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran.
2. Jasa Pemborongan adalah layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan
Pejabat Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
3.
Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa pengawasan konstruksi,
dan jasa pelayanan profesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis
berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran.
4.
Jasa lainnya, adalah segala pekerjaan danatau penyediaan jasa selain jasa konsultansi, jasa pemborongan, dan pemasokan barang.
Jenis pengadaan barangjasa
pemerintah
04 Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah
adalah :
1.
Pengguna Anggaran PA Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian NegaraLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah;
2.
Kuasa Pengguna Anggaran KPA Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna
Anggaran untuk menggunakan anggaran KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah;
3.
Pejabat Pembuat Komitmen PPK Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna
AnggaranKuasa Pengguna AnggaranDewan Gubernur Bank Indonesia BIPemimpin Badan Hukum Milik Negara BHMNDireksi Badan Usaha
Milik Negara BUMNDireksi Badan Usaha Milik Daerah BUMD sebagai
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
hal 3
pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barangjasa;
4.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan PPTK Di pemerintah daerah, pejabat Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna
anggaran dapat menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan. PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang
melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
5.
Panitia Pengadaan Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna AnggaranKuasa
Pengguna AnggaranDewan Gubernur BIPimpinan BHMNDireksi BUMNDireksi BUMD, untuk melaksanakan pemilihan penyedia
barangjasa.
6.
Unit Layanan Pengadaan Procurement Unit Unit Layanan Pengadaan Procurement Unit adalah satu unit yang terdiri
dari pegawai-pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan barangjasa pemerintah, yang dibentuk oleh Pengguna
AnggaranGubernurBupatiWalikotaDewan Gubernur BIPimpinan BHMNDireksi BUMNDireksi BUMD yang bertugas secara khusus untuk
melaksanakan pemilihan penyedia barangjasa di lingkungan DepartemenLembagaSekretariat Lembaga Tinggi NegaraPemerintah
DaerahKomisiBIBHMNBUMNBUMD.
7.
Pejabat Pengadaan Pejabat Pengadaan adalah 1 satu orang yang diangkat Pengguna
AnggaranKuasa Pengguna AnggaranDewan Gubernur BIPimpinan BHMNDireksi BUMNDireksi BUMD untuk melaksanakan pengadaan
barangjasa dengan nilai sampai dengan Rp 50.000.000 Lima puluh juta rupiah;
8.
Penyedia BarangJasa Penyedia barangjasa adalah badan usahaorang perseorangan yang kegiatan
usahanya menyediakan baranglayanan jasa. 05
Beberapa pengertian mengenai cara pelaksanaan berdasarkan jenis pengadaan barangjasa pemerintah pemboronganjasa lainnya dan jasa konsultansi, adalah
sebagai berikut:
1.
Pengadaan barangjasa pemerintah pemboronganjasa lainnya Pemilihan penyedia barangjasa pemboronganjasa lainnya pada prinsipnya
dilakukan melalui pelelangan umum, dimana pemilihan penyedia barangjasa ini dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas
sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional danatau satu surat kabar provinsi.
Selain metoda pelelangan umum, pemilihan penyedia barangjasa pemboronganjasa lainnya dapat juga dilakukan sebagai berikut:
a.
Pelelangan Terbatas Dalam hal jumlah penyedia barangjasa yang mampu melaksanakan
diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia barangjasa dapat dilakukan dengan metoda pelelangan
terbatas dan diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional danatau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan
penyedia barangjasa yang mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barangjasa lainnya yang memenuhi kualifikasi;
b.
Pemilihan langsung Dalam hal metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai
tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barangjasa dapat dilakukan dengan metoda pemilihan langsung, yaitu
pemilihan penyedia barangjasa yang dilakukan dengan membandingkan
Pemilihan penyedia
barangjasa pemborongan jasa
lainnya
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
hal 4