6
2.4 Analisis Proksimat
Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Analisis proksimat kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar air, serat kasar, dan BETN dilakukan pada kontrol dan perlakuan terbaik. Pengujian
parameter ini ditujukan untuk menguji pengaruh penggunaan rHP terhadap kandungan gizi kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, serat kasar, dan
BETN pada ikan sidat. Rumus perhitungan kandungan proksimat daging dilampirkan pada Lampiran 1
.
2.4.1 Kadar Air
Prinsip kerja analisis kadar air adalah menguapkan air yang terdapat dalam bahan menggunakan oven 100
o
-105
o
C dalam jangka waktu tertentu hingga penyusutan berat badan tidak berubah lagi. Pertama, botol dikeringkan dalam
oven selama 1 jam pada suhu 105
o
C. Lalu didinginkan dalam eksikator dan ditimbang bobotnya x. Sampel sebanyak 5 g y dimasukkan ke dalam oven
105 C selama 4-6 jam, lalu didinginkan lagi dalam eksikator dan ditimbang.
Langkah ini dilakukan 3 kali hingga berat kering bahan konstan z.
2.4.2 Kadar Abu
Prinsip kerja analisis kadar abu adalah membakar bahan dalam tanur Furnace pada suhu 600
o
C selama 3-8 jam sehingga hanya tersisa abu yang merupakan kumpulan mineral-mineral dalam bahan. Pertama, cawan dikeringkan
dalam oven selama 1 jam pada suhu 105
o
C lalu didinginkan dalam eksikator dan ditimbang x. Sampel bahan 5 g y dimasukkan ke dalam cawan porselen dan
dipijarkan diatas api pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi, kemudian dimasukkan dalam tanur listrik pada suhu 400
o
-600
o
C. Setelah sampel abu berwarna putih, sampel dipindahkan ke dalam eksikator dan biarkan selama 1 jam
lalu ditimbang kembali z.
7
2.4.3 Kadar Protein
Prinsip pengukuran kadar protein adalah pengukuran kadar nitrogen bahan dengan metode Kjeldahl melalui 3 tahap yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Pada
tahap destruksi, 0,3 g bahan dimasukkan ke dalam labu destruksi dan ditambahkan sekitar 3 sendok katalis campuran dan 20 mL H
2
SO
4
pekat teknis secara homogen. Kemudian campuran tersebut dipanaskan pada alat destruksi
dengan posisi low selama 10 menit, medium 5 menit dan high sampai larutan menjadi jernih dan berwarna kehijauan. Tahap kedua yaitu destilasi, labu
destruksi didinginkan dan dimasukkan ke dalam labu penyuling dan diencerkan dengan 300 mL akuades. Ke dalam larutan ditambahkan batu didih dan larutan
NaOH 22 100 mL, kemudian labu penyuling dipasang dengan cepat di atas alat penyuling. Proses penyulingan berlangsung sampai 23 cairan dalam labu
penyuling telah menguap. Tahap ke tiga yaitu titrasi, hasil penyulingan dalam labu erlemeyer dititrasi dengan larutan NaOH 1,3 N sampai larutan tersebut berwarna
biru kehijauan. Volume NaOH dicatat z mL dan dibandingkan dengan blanko y mL.
2.4.4 Kadar Lemak