Sampel Pemeriksaan kandungan bakteri dengan pengujian TPC Total plate Pengamatan

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Bagian Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Agustus sampai bulan November 2011. Bahan dan Alat Bahan Produk olahan susu impor yang dilalulintaskan melalui Pelabuhan Laut Tanjung Priok Jakarta dan media biakan EMBA Eosin Methylene Blue Agar. Alat Alat –alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain cawan petri, kantong plastik steril, pipet ukuran 1 mL dan 25 mL steril, tabung reaksi, rak tabung reaksi, timbangan, spidol, gelas piala, labu Erlenmeyer, autoklaf, vortex mixer, bunsen, dan tissue. Metode Penelitian

1. Sampel

Susu impor yang masuk secara resmi melalui pelabuhan Tanjung Priok yang diambil dari setiap shipment negara Eropa. Sebanyak 114 sampel diteliti di Laboratorium Bakteriologi, Bagian Mikrobiologi Medis, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet, FKH IPB terhadap cemaran Escherichia coli strain Enterohemorrhagic E. coliEHEC. Sebanyak ± 500 Gram sampel dibawa dalam kantong plastik tanpa pendingin. Masing-masing sampel dilakukan dua kali pemeriksaan duplo. Pengujian sampel susu impor dilakukan menggunakan metode pengujian yang mengacu kepada SNI No. 01-2897-2008 tentang cara uji cemaran mikroba.

2. Pemeriksaan kandungan bakteri dengan pengujian TPC Total plate

count metode tuang pour method Sebanyak 25 Gram sampel susu ditimbang, kemudian dilarutkan dengan larutan pengencer BPW 0,1 sebanyak 225 mL. Larutan tersebut selanjutnya dianggap sebagai pengenceran awal, larutan dihomogenkan dengan cara digoyang-goyangkan hingga homogen. Selanjutnya dilakukan pengenceran kedua 1:100 dengan cara : 1 mL larutan dari pengenceran awal dimasukkan ke dalam 9 mL larutan BPW 0,1, kemudian larutan dihomogenkan dengan bantuan vortex mixer kecepatan sedang. Selanjutnya dibuat pengenceran 10 -3 dan 10 -4 dengan cara yang sama. Setelah dilakukan pengenceran, masing-masing pengenceran dipupuk ke dalam dua cawan petri suci hama duplo, sebanyak 1 mL. Ke dalam cawan petri ditambahkan 10-15 mL EMBA dengan suhu 44-46 o C, lalu dihomogenkan dengan cara memutar cawan membentuk angka delapan dan dibiarkan sampai memadat. Setelah media agar memadat, cawan petri dimasukkan ke dalam inkubator pada temperatur 35 o C selama 24-48 jam. Koloni yang tumbuh dihitung sebagai total bakteri dan jumlah koloni dihitung antara 25-250.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan 24 jam setelah diinkubasi pada suhu 35 o C kemudian diulangi kembali setelah 48 jam diinkubasi. Metode pengamatan dengan melihat adanya pertumbuhan koloni bakteri Eschericia coli pada media EMBA yang dicirikan dengan koloni bakteri berwarna hijau metalik, berbentuk bundar, cembung, halus dengan tepi yang nyata Jawetz et al. 1995 yang dikutip oleh Kusuma 2010. HASIL DAN PEMBAHASAN Susu bubuk skim digunakan sebagai bahan baku untuk industri pengolahan susu, industri pengolahan roti dan bakeri, industri pengolahan ice cream, sebagai campuran pembuatan cokelat, kopi creamer, dan sop, serta produk olahan susu lainnya. Pengujian mikrobiologi pada pangan terutama susu, baik pada bahan baku, selama proses, dan produk akhir dilaksanakan dalam rangka pengawasan keamanan dan mutu pangan. Pengujian mikrobiologi pada pangan di antaranya adalah susu bertujuan untuk mengetahui jumlah mikroorganisme, keberadaan mikroorganisme, jumlah mikroorganisme indikator, jumlah mikroorganisme patogen tertentu, dan keberadaan mikroorganisme patogen tertentu. Pengujian mikrobiologi dapat pula diterapkan untuk mengetahui keadaan lingkungan tempat pengolahanpenanganan pangan, yang antara lain meliputi kualitatif mikrobiologi udara, tingkat pencemaran mikroorganisme pada permukaan, dan kualitas mikrobiologi air Lukman dan Purnawarman 2009. Salah satu cara menghitung koloni mikroorganisme yang utama adalah dengan metode hitungan cawan aerob Aerobic Plate CountAPC atau biasa juga disebut dengan metode Total Plate Count TPC. Prinsip dari total plate count adalah jika satu sel bakteri ditumbuhkan pada media agar maka akan tumbuh menjadi satu koloni yang tampak dengan mata. Jumlah koloni yang diperoleh dinyatakan dengan colony forming unit cfu per gram atau per ml atau luasan tertentu dari contoh per cm 2 Lukman dan Purnawarman 2009. Sampel yang diuji pada laboratorium Bakteriologi, Bagian Mikrobiologi Medis, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor sebanyak 114 sampel susu. Sebanyak 3.51 dari sampel susu berjenis agglumerated skimed milk powder, jenis butter 9.65, cream 10.53, deminal 6.14, skim milk powder 28.07, whey powder 24.56, youghurt 10.53, dan susu bubuk selain kelompok diatas sebanyak 7.02. Sampel yang diuji kemudian dibedakan menurut jenisnya dan diuji terhadap cemaran mikroba E. coli. Presentase jenis sampel yang diuji dan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Hasil pemeriksaan E. coli strain EHEC pada sampel susu impor. No. Jenis Sampel Negara Jumlah sampel Hasil Pemeriksaan cfu 25ml25gr 1. Agglomerated Skimmed Milk Powder Belanda 3.51 Negatif 2. Butter Belanda, Jerman, Perancis, Swedia 9.65 Negatif 3. Cream Perancis 10.53 Negatif 4. Deminal Belanda, Irlandia 6.14 Negatif 5. Skim Milk Powder Denmark, Belgia, Jerman, Perancis, Irlandia 28.07 Negatif 6. Whey Powder Perancis, Jerman, Belanda, Denmark 24.56 Negatif 7. Youghurt Switzeland 10.53 Negatif 8. Susu Denmark, Belanda, Jerman, Perancis 7.02 Negatif Dari semua sampel yang telah diuji, menunjukkan hasil negatif atau tidak ditemukan adanya mikroba patogen E. coli pada sampel susu yang diuji. Menurut SNI No. 01-6366-2000 mengenai persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikroba pada susu bubuk, maka dalam susu bubuk cemaran oleh mikroba E. coli yang patogen adalah nol atau negatif. E. coli bernilai nol atau menggambarkan suatu produk bahan makanan tidak terkontaminasi oleh mikrobatersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui air dan alat yang digunakan sehingga dapat dijadikan parameter penanganan yang higienis sehingga tidak membahayakan kesehatan dan keamanan konsumen. E. coli merupakan bakteri indikator adanya kontaminasi bahan makanan oleh feses serta mikroorganisme lainnya yang berada di saluran pencernaan dan menunjukkan adanya penyimpangan pada proses pengolahan makanan. Tujuan pengujian jumlah bakteri E. coli pada produk susu impor adalah untuk mengetahui ada tidaknya bakteri kontaminasi setelah proses pengolahan. Menurut Lukman dan Purnawarman 2009, E. coli merupakan mikroorganisme yang lebih disukai untuk digunakan sebagai indikator. E. coli lebih dianjurkan digunakan sebagai indikator karena: a. Bakteri ini nyata terdapat pada saluran pencernaan manusia dan hewan. b. Relatif mudah diisolasi dan diidentifikasi dibandingkan bakteri patogen lain. c. Jumlah E. coli dalam saluran pencernaan tinggi. d. E. coli dapat bertahan hidup di dalam air namun tidak berkembang biak dibandingkan dengan bakteri patogen lain. Untuk mengurangi risiko kontaminasi E. coli perlu adanya Good Hygiene Practice dan penerapan prinsip safe from farm to table yang baik dalam penanganan, prosesing, dan pengolahan makanan. Selain itu untuk mengurangi risiko kontaminasi E. coli pada makanan dapat dilakukan dengan memasak makanan dengan panas yang cukup dan memisahkan antara makanan mentah dan makanan matang pada tempat penyimpanan makanan sebagai tindakan pencegahan kontaminasi silang pada makanan mentah dan makanan yang telah diolah. Pengamanan pangan dengan kemasan yang bebas atau suci hama sehingga produk aman dari kontaminasi E. coli. Penyimpanan makanan pada suhu yang aman penting untuk mencegah tumbuhnya kontaminan. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel produk susu impor yang dilalulintaskan melalui Pelabuhan Laut Tanjung Priok Jakarta yang diuji di Laboratorium Bakteriologi Bagian Mikrobiologi Medik Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor tidak tercemar Escherichia coli Strain EHEC. Saran Perlu dilakukan pengujian secara berkala untuk mendeteksi cemaran mikroba pada produk yang dikonsumsi masyarakat secara luas termasuk susu dan hasil olahannya. Penelitian ini hanya mendeteksi bakteri Escherichia coli sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai keberadaan mikroba yang patogen lainnya seperti Salmonella sp. koliform, Bacillus spp. Brucella spp. Campylobacter, Mycobacterium, dan bakteri lainnya yang dapat mengkontaminasi susu serta pemeriksaan residu antibiotik dan hormon terhadap produk susu impor . DAFTAR PUSTAKA Ahira A. 2011. Proses pembuatan susu bubuk. http:www.anneahira.comproses- pembuatan-susu-bubuk.htm. [ 17 Februari 2012] Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, Wootton M. 1987. Ilmu Pangan. Purnomo, Adiono, penerjemah; Jakarta: UI Pr. Terjemahan dari: Food Science Technology. [CFSPH] Center for food security public health. 2009. Enterohemorrhagic escherchia coli infection. Iowa: College of Veterinary Medicine Iowa State University. Djafar TF, Rahayu S. 2007. Cemaran mikroba pada produk pertanian, penyakit yang ditimbulkan dan pencegahannya. Litbang Pertanian: 262 Fardiaz. 1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor: InstitutPertanian Bogor. Frank C et al. 2011. Epidemic profile of shigea-toxin-producing Escherichia coli O104:H4 outbreak in Germany. N Engl J Med: 365.19 Insani Y et al. 2006. Panduan Inspeksi Penataan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu. Jakarta: Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Agroindustri Kementrian Lingkungan hidup. Jorgensen HJ, Mork T, Hogasen HR, Rorvik LM. 2005. Enterotoxigenic Staphylococcus aureus in bulk milk in Norway. J.Appl. Microbiol: 99: 158−166 Kusuma SAF. 2010. Escherichia coli. Bandung: Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. Leininger DJ, Roberson JR, Elvinger F. 2001. Use of eosin methylene blue agar to differrentiate Escherichia coli from other gram-negative mastitis pathogens. J Vet Diagn Invest: 13:273 –275 Lukman DW, Purnawarman T, editor. 2009. Penuntun praktikum Higiene Pangan. Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Lukman DW et al. 2009. Higiene Pangan. Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. MadappaT et al. 2011. Escherichia Coli Infections. http:emedicine.medscape. comarticle217485-overviewa0104. [1 Maret 2012] Oliveira CAF, Mestieri L, Santos MV, Moreno JFG, Spres A, Germono PML. 2000. Effect of microbiological characteristics of raw milk on the quality of whole milk powder. Braz J Microbiol: 31: 95 –98 Rahman A, Farrdiaz S, Rahaju WP, Suliantari, Nurwitri CC. 1992. Teknologi Fermentasi Susu. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Rohde H etal.2011.Open-source genomic analysis of shiga-toxin-producing E. coli. O104:H4. N Engl J Med: 365:8 Sarati, A. 1999. Pemeriksaan angka kuman dan jenis kuman Salmonella pada air susu sapi segar yang diperoleh dari loperpenjual di kota Semarang. [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang. Sherrington KB, Gaman PM. 1981. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan Mikrobiologi. Gardjito M et al., penerjemah; Yogyakarta: UGM Pr. Terjemahan dari: The Science of Food, An Introduction to Food Science, Nutrition, and Microbiology. [SNI] Standar Nasional Indonesia No. 01-6366-2000. Batas maksimum cemaran mikroba dan batas maksimun residu dalam bahan makanan asal hewan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. [SNI] Standar Nasional Indonesia No. 1-2970-2006. Syarat mutu susu bubuk. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. [SNI] Standar Nasional Indonesia No. 01-2897-2008. Cara Uji Cemaran Mikroba. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. [SNI] Standar Nasional Indonesia No. 1-3141-2011. Susu Segar-Bagian 1: Sapi. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Sudarwanto M, Lukman DW. 1993. Petunjuk Laboratorium Pemeriksaan Susu dan Produk Olahannya. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Suharyanto. 2009. Pengolahan Bahan Pangan Hasil Ternak. Bengkulu: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Begkulu. Todar K. 2008. Pathogenic E. coli. http:textbookofbacteriology.netE. coli.html . [1 Maret 2012] Suwito W. 2010. Bakteri yang sering mencemari susu: deteksi, patogenesis dan cara pengendaliannya. Litbang Pertanian: 293 LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil pemeriksaan E. coli Pada Produk Susu Impor Jenis Susu Hasil Pemeriksaan cfu 25ml25gr AgglomeratedSkimmed MilkPowder 1. Agglomerated Skim MP, Belanda

Dokumen yang terkait

Pengelolaan dan Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Es Campur yang Dijual Pedagang Kaki Lima di Pasar Minggu Belakang Pondok Kecamatan Gading Cempaka Bengkulu

4 100 80

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

10 96 104

Analisis komponen kimia fraksi minyak atsiri daun sirih (piper batle Linn.) dan daun uji aktivitas antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri gram negatif

1 5 33

Identifikasi Bakteri Escherichia coli pada Susu Sapi Segar dan Susu Sapi Cair Kemasan Ultra High Temperature (UHT) di Kecamatan Mampang Prapatan Tahun 2015

1 21 107

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penghasil Gen Azoreductase dalam Produk Susu Berwarna Red 40.

0 3 33

UJI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI DARI BEBERAPA PENJUAL SUSU KEDELAI DI KOTA SURAKARTA UJI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI DARI BEBERAPA PENJUAL SUSU KEDELAI DI KOTA SURAKARTA.

0 4 14

UJI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI DARI BEBERAPA PENJUAL SUSU KEDELAI DI KOTA SURAKARTA UJI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI DARI BEBERAPA PENJUAL SUSU KEDELAI DI KOTA SURAKARTA.

0 3 15

UJI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI BERMEREK Uji Bakteri Escherichia Coli Pada Minuman Susu Kedelai Bermerek dan Tanpa Merek di Kota Surakarta.

0 2 17

UJI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI BERMEREK Uji Bakteri Escherichia Coli Pada Minuman Susu Kedelai Bermerek dan Tanpa Merek di Kota Surakarta.

0 1 20

Antimikroba Produk Bakteriosin Bakteri Asam Laktat Hasil Isolasi Air Susu Sapi Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli - Ubaya Repository

0 0 1