Keadaan 3. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Escherichia coli Strain EHEC pada Produk Susu Impor

Tabel 2. Syarat mutu susu bubuk No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan Susu bubuk berlemak Susu bubuk kurang lemak Susu bubuk bebas lemak

1. Keadaan

Bau Rasa - - Normal Normal Normal Normal Normal Normal

2. 3.

4. 5. 6. Kadar air Lemak Protein N x 63,8 Cemaran logam Tembaga Cu Timbal Pb Timah Sn Raksa Hg Cemaran arsen as bb bb bb mgkg mgkg mgkg mgkg mgkg Maks. 5 Min. 26 Min. 23 Maks. 20,0 Maks. 0,3 Maks. 40,0250,0 Maks. 0,03 Maks. 0,1 Maks. 5 1,5 x 26,0 Min. 23 Maks. 20.0 Maks. 0,3 Maks. 40,0250,0 Maks. 0,03 Maks. 0,1 Maks. 5 Maks. 1,5 Min. 30 Maks. 20.0 Maks. 0,3 Maks. 40,0250,0 Maks. 0,03 Maks. 0,1 7. Cemaran mikroba Total plate count Bakteri coliform Escherichia coli Staphylococcus aureus Salmonella kolonig APMg APMg kolonig koloni100g Maks.5 X10 4 Maks.10 3 Maks.1X10 2 Negatif Maks.5 X10 4 Maks.10 3 Maks.1X10 2 Negatif Maks.5 X10 4 Maks.10 3 Maks.1X10 2 Negatif untuk kemasan kaleng dihitung terhadap makanan yang siap dikonsumsi Sumber:SNI No. 1-2970-2006 Pencemaran pada Susu Bubuk Untuk menghadapi tantangan pasar global maka Indonesia harus mampu menghasilkan produk pangan hewani yang aman, sehat, utuh, dan halal ASUH. Keamanan pangan food safety merupakan tuntutan utama konsumen. Permintaan pangan hewani daging, telur, dan susu dari waktu ke waktu makin meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran akan gizi, dan perbaikan pendidikan masyarakat Djafar dan Rahayu 2007. Kasus keracunan makanan selama tahun 2003-2005 yang diberitakan oleh berbagai media massa, memberikan gambaran tentang kondisi keamanan pangan di Indonesia. Sebanyak 18 kasus keracunan makanan yang terjadi pada tahun 2003, di antaranya 83.30 disebabkan oleh bakteri patogen. Pada tahun 2004 dan 2005 masing-masing 60 dari 41 kasus dan 72.20 dari 53 kasus keracunan yang disebabkan bakteri patogen Djafar dan Rahayu 2007. Seperti dijelaskan sebelumnya, susu merupakan bahan makanan yang sempurna dan memiliki nilai gizi yang tinggi dan lengkap. Kondisi tersebut juga sangat cocok dan disukai mikroorganisme patogen maupun apatogen untuk berkembang. Akibatnya apabila yang mengontaminasi susu adalah mikroorganisme patogen, maka susu dan hasil olahnnya dapat menjadi sumber penularan peyakit food borne zoonosis. Sebaliknya apabila yang mengontaminasi susu adalah mikroorganisme yang tidak patogen, maka susu dan hasil olahannya menjadi cepat rusak, bau, tengik, dan kualitas susu menurun. Kualitatif dan kuantitatif mikrobiologi susu dipengaruhi oleh mikroorganisme awal, kondisi pengolahan, dan pencemaran setelah pengolahan. Jumlah dan jenis mikroorganisme dipengaruhi faktor –faktor seperti : a. Lingkungan umum tempat bahan pangan tersebut diperoleh. b. Kualitas mikrobiologik bahan bakusegar. c. Kondisi sanitasi tempat penanganan dan pengolahan. d. Kondisi pengemasan, penanganan, dan penyimpanan bahan pangan serta produk olahannya. Susu dikatakan berkualitas tinggi apabila jumlah mikroorganisme rendah, bebas dari kuman penyakit juga mempunyai rasa yang sedikit manis dan bau harum yang khas susu Rahman et al. 1992. Kualitas susu bubuk bergantung dari kualitas susu segar yang digunakan, kondisi sanitasi, dan higiene pada saat penanganan dan proses pengolahan susu bubuk tersebut Oliveira et al. 2000. Tabel 3. Spesifikasi persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikroba pada susu bubuk Jenis Cemaran Mikroba Jumlah Maksimum Cemaran Mikroba cfug atau cfuml Jumlah Total Total Plate Count 5 x 10 4 Coliform Escherichia coli patogen Enterococci 1 x 10 1 Staphylococcus aureus 1 x 10 1 Clostridium sp Salmonella sp Negatif Campylobacter sp Listeria sp Keterangan : : dalam satuan MPNgram atau ml : dalam satuan kualitatif Sumber : SNI No. 01-6366-2000 Menurut Sherrington dan Gaman 1981, beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba adalah : a. Suplai Nutrisi Unsur-unsur dasar nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba adalah karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi, dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber nutrisi dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. b. Suhu Suhu merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan, yaitu apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan cepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan menurun dan pertumbuhan lambat. Selain itu, apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti, komponen sel mikroba menjadi tidak aktif dan rusak sehingga mikroba menjadi mati. c. Keasaman atau Kebasaan pH Setiap organisme memiliki kisaran pH dan pH optimum yang berbeda- beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 6.6 dan 7.5 netral. Tidak ada bakteri yang dapat tumbuh pada pH di bawah 3.5. d. Ketersediaan Oksigen Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi aerobik, anaerob, anaerob fakultatif, dan mikroaerofilik. Menurut Suwito 2010, beberapa mikroba yang diketahui banyak mencemari susu di antaranya adalah :  Staphylococcus aureus Salah satu bakteri penyebab keracunan setelah minum susu adalah S. aureus. Di beberapa negara di Eropa, seperti Norwegia, S. aureus merupakan salah satu bakteri penyebab keracunan setelah minum susu Jorgensen et al. 2005. Sumber-sumber penularan S. aureus terdapat di sekitar kita, yaitu bagian permukaan kulit, mukosa mulut, hidung, dan kulit kepala.  Escherichia coli E. coli termasuk bakteri berbahaya karena dapat menyebabkan diare. Salah satu syarat susu dalam SNI No. 01-6366-2000 adalah harus negatif cemaran mikroba E. coli  Salmonella sp. Salmonella sp. merupakan bakteri berbahaya yang dikeluarkan dari saluran pencernaan hewan dan manusia bersama dengan feses. Salmonella enteritidis merupakan salah satu serotipe yang sering mengontaminasi susu di samping Salmonella typhimurium Sarati 1999. Berdasarkan SNI 01-6366-2000, pemeriksaan Salmonella sp. dilakukan secara kualitatif dan harus negatif. Escherichia coli Theodor Escherich merupakan orang pertama yang menemukan koloni bakteri coli, yang diisolasi dari feses bayi yang baru lahir. Bakteri tersebut kemudian berganti nama menjadi Escherichia coli, dan selama bertahun-tahun bakteri tersebut hanya dianggap sebagai bakteri komensal usus besar. Pada tahun 1953, ditemukan strain E. coli yang patogen dan menyebabkan wabah diare pada bayi Todar 2008. Gambar 2. Struktur bakteri E. coli Sumber : http:healthdefine.com E. coli merupakan anggota dari famili besar Enterobacteriaceae, merupakan satu di antara bakteri anaerobik fakultatif, berbentuk batang dan normal berada di usus hewan sehat atau sakit. Enterobacteriaceae merupakan bakteri yang penting secara medis. Sejumlah genus dari famili ini merupakan bakteri yang patogen pada usus manusia, misalnya Salmonella, Shigella, dan Yersinia. Beberapa koloni organisme lain normal berada pada sistem pencernaan manusia, misalnya Escherichia, Enterobacter, dan Klebsiella, namun kadang- kadang bakteri tersebut dikaitkan juga dengan kejadian penyakit pada manusia Todar 2008. E. coli mampu berespons terhadap perubahan lingkungan hidupnya, seperti bahan kimia, pH, temperatur, osmolaritas dengan sejumlah cara yang luar biasa mengingat bakteri tersebut adalah organisme uniseluler. Meskipun secara normal berada di saluran pencernaan manusia, E. coli dalam saluran pencernaan manusia ada dalam jumlah yang sangat kecil dari jumlah seluruh bakteri. Namun, kehadiran E. coli di usus manusia dan feses dapat digunakan sebagai indikasi terjadinya kontaminasi pada air, produk peternakan, dan produk pertanian Todar 2008. E. coli merupakan penyebab utama pada kasus infeksi bakteri secara umum, termasuk cholecystitis, bakterimia, cholangitis, infeksi saluran kemih, diare, dan infeksi klinis, seperti neonatal meningitis dan radang paru paru Madappa et al. 2011. Berdasarkan Center of Food Security and Public Health tahun 2009, serotipe E. coli dibagi berdasarkan lipopolisakarida somatik O, flagelar H, dan kapsulas antigen K.Sebagai bakteri penyebab infeksi enterik, E. coli memiliki enam varietas yang berbeda dengan mekanisme infeksi yang berbeda. Enam varietas E. coli tersebut adalah Enterotoxigenic E. coli ETEC, banyak menyebabkan diare pada turis yang melakukan perjalanan ke negara lain Travel’s diare. Enteroinvasive E. coli EIEC, menyebabkan Shigella-like disentri.Enteropathogenic E. coli EPEC, banyak menyebabkan diare pada anak- anak.Enterohemorrhagic E. coli EHEC, menyebabkan gastroenteritis dan hemolytic-uremic syndrome HUS.Enteroaggregative E. coli EAggEC, dikaitkan dengan diare persisten pada anak-anak di negara berkembang, dan Enteroadherent E. coli EAEC merupakan penyebab diare masa anak-anak dan travel’s diare di Meksiko dan Amerika Utara. Semua strain E. coli ini secara khusus menginvasi usus besar dan menyebabkan diare Madappa et al. 2011. Terdapat lebih dari 700 serotipe E. coli telah ditemukan. Pengklasifikasian serotipe pada E. coli berdasarkan antigen O, H, dan K. Strain diarrheagenic mikroorganisme yang menyebabkan diare patogenik E. coli diklasifikasikan berdasarkan faktor-faktor virulensi khas yang hanya dimiliki bakteri tersebut. Oleh karena itu, analisis pertama untuk patogenik E. coli biasanya dibutuhkan sebelum pengujian untuk penanda virulensi Todar 2008. Gambar 3.E. coli yang dikultur pada media selektif Mc Conkey Agar Sumber : http:www.solabia.fr Enterohemorrhagic Escherichia coli EHEC adalah koloni patogenik E. coli yang dapat menyebabkan diare atau kolitis berdarah pada manusia. Kolitis berdarah kadang-kadang berkembang ke Hemolytic Uremic Sindrome HUS, penyebab penting dari gagal ginjal akut di anak-anak dan kematian pada orang dewasa. Pada orang dewasa, kasus tingkat kematian HUS dapat setinggi 50. E. coli O157 EHEC O157: H7 telah diakui sebagai penyebab sindrom ini sejak 1980-an. Serogroup lain termasuk anggota O26, O91, O103, O104, O111, O113, O117, O118, O121, O128, dan O145 juga dapat menjadi penyebab diare berdarah dan HUS. Beberapa strain mikroorganisme ini biasanya dikelirukan dengan EHEC O157:H7 pada manusia. Meskipun banyak EHEC, tetapi kebanyakan bakteri tersebut menunjukkan gejala yang asimptomatis pada hewan. Beberapa anggota dari serogroup E. coli selain O157 dapat menyebabkan penyakit enterik pada hewan muda. Pada kelinci, EHEC O153 telah dikaitkan dengan penyakit yang menyerupai HUS Center for Food Security Public Health 2009. Manusia dapat terinfeksi EHEC O157: H7 dari kontak langsung dengan mikroba patogen, kotoran, dan tanah yang terkontaminasi atau air, juga melalui konsumsi dari daging sapi dan produk-produk hewani lain yang tidak diolah, infeksi juga dapat berasal dari sayuran dan buah yang terkontaminasi. Dosis menular yang dapat menimbulkan risiko penyakit sangat rendah Center for Food Security Public Health 2009. EHEC ditransmisikan melalui rute fecal-oral. Mikroorganisme ini dapat menyebar diantara hewan dengan kontak langsung atau melalui air minum, dalam pakan, padang rumput yang terkontaminasi atau sumber lain di lingkungan. Burung dan lalat merupakan vektor yang potensial dalam penyebaran bakteri tersebut Center for Food Security Public Health 2009. Eosine Methylene Blue Agar EMBA Eosin methylene blueagar merupakan media agar yang selektif dan diferensial. Media ini mengandung pewarna eosin dan methylene blue yang menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Oleh karena itu, media ini banyak dipilih untuk menumbuhkan bakteri Gram negatif. Media ini juga mengandung karbohidrat laktosa yang dapat digunakan sebagai media diferensiasi bakteri Gram negatif berdasarkan kemampuannya memfermentasikan laktosa Leininger et al. 2001. Gambar 4. Media Eosine Methylene Blue Agar Sumber : http:learn.chm.msu.edu Gambar 5. Escherichia coli pada media EMBA sumber : http:microbiology2420.blogspot.com MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Bagian Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Agustus sampai bulan November 2011. Bahan dan Alat Bahan Produk olahan susu impor yang dilalulintaskan melalui Pelabuhan Laut Tanjung Priok Jakarta dan media biakan EMBA Eosin Methylene Blue Agar. Alat Alat –alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain cawan petri, kantong plastik steril, pipet ukuran 1 mL dan 25 mL steril, tabung reaksi, rak tabung reaksi, timbangan, spidol, gelas piala, labu Erlenmeyer, autoklaf, vortex mixer, bunsen, dan tissue. Metode Penelitian

1. Sampel

Dokumen yang terkait

Pengelolaan dan Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Es Campur yang Dijual Pedagang Kaki Lima di Pasar Minggu Belakang Pondok Kecamatan Gading Cempaka Bengkulu

4 100 80

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

10 96 104

Analisis komponen kimia fraksi minyak atsiri daun sirih (piper batle Linn.) dan daun uji aktivitas antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri gram negatif

1 5 33

Identifikasi Bakteri Escherichia coli pada Susu Sapi Segar dan Susu Sapi Cair Kemasan Ultra High Temperature (UHT) di Kecamatan Mampang Prapatan Tahun 2015

1 21 107

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penghasil Gen Azoreductase dalam Produk Susu Berwarna Red 40.

0 3 33

UJI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI DARI BEBERAPA PENJUAL SUSU KEDELAI DI KOTA SURAKARTA UJI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI DARI BEBERAPA PENJUAL SUSU KEDELAI DI KOTA SURAKARTA.

0 4 14

UJI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI DARI BEBERAPA PENJUAL SUSU KEDELAI DI KOTA SURAKARTA UJI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI DARI BEBERAPA PENJUAL SUSU KEDELAI DI KOTA SURAKARTA.

0 3 15

UJI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI BERMEREK Uji Bakteri Escherichia Coli Pada Minuman Susu Kedelai Bermerek dan Tanpa Merek di Kota Surakarta.

0 2 17

UJI BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN SUSU KEDELAI BERMEREK Uji Bakteri Escherichia Coli Pada Minuman Susu Kedelai Bermerek dan Tanpa Merek di Kota Surakarta.

0 1 20

Antimikroba Produk Bakteriosin Bakteri Asam Laktat Hasil Isolasi Air Susu Sapi Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli - Ubaya Repository

0 0 1