Nilai tersebut menunjukkan bahwa model regresi kalibrasi tersebut kurang baik dan tidak dapat digunakan.
Tabel 9. Hasil analisis data tahap kalibrasi dan validasi pendugaan kadar protein berdasarkan data
absorban dengan berbagai perlakuan data pada metode PCR.
Perlakuan Data Penelitian Deskripsi
Penghalusan Normalisasi
Derivatif kedua Kombinasi antara
Kombinasi antara Statistik
rataan setiap antara 0
Savitzky-Golay penghalusan rataan
ketiga perlakuan 3 titik
sampai 1 setiap 9 titk
setiap 3 titik dan Data
derivatif kedua Kalibrasi
Validasi Kalibrasi
Validasi Kalibrasi Validasi
Kalibrasi Validasi
Kalibrasi Validasi
n buah 45
25 45
25 45
25 45
25 45
25 R
91.58 -
92.11 -
87.98 -
90.26 -
84.60 -
R
2
83.87 -
84.85 -
77.41 -
81.47 -
71.58 -
Maks 10.78
8.65 10.78
8.63 10.78
8.39 10.78
8.18 10.78
8.56 Min
3.09 5.64
3.09 5.65
3.09 5.67
3.09 5.69
3.09 5.50
Mean 6.79
7.04 6.76
7.07 6.79
6.78 6.81
6.99 6.84
6.93 SD
1.39 0.87
1.40 0.61
1.42 0.77
1.41 0.61
1.41 0.86
SE 0.94
0.68 0.94
0.61 1.21
0.81 1.02
0.52 1.25
0.96 CV
13.83 9.64
13.83 8.75
16.54 11.59
15.06 10.23
18.47 13.5
Grafik perbandingan kadar protein dugaan data absorban NIR dengan kadar protein referensi hasil analisis kimiawi pada tahap kalibrasi dengan metode PCR dan perlakuan data normalisasi antara
0-1 dapat dilihat pada Gambar 21. Data perbandingan hasil kadar protein biji sorgum dugaan data absorban NIR dan hasil analisis kimiawi pada tahap kalibrasi dan validasi dapat dilihat pada Lampiran
5.
Gambar 21 . Grafik perbandingan kadar protein dugaan data absorban NIR dengan kadar protein
referensi hasil analisis kimiawi pada tahap kalibrasi dengan metode PCR dan perlakuan data normalisasi antara 0-1.
3. Pendugaan Kadar Karbohidrat
Pada tahap kalibrasi pendugaan kadar karbohidrat digunakan data absorban digunakan 47 sampel biji sorgum dan 23 sampel untuk tahap validasi dengan panjang gelombang 1000-2500 nm.
Pada persamaan regresi kalibrasi diberikan proses komponen utama pertama sebesar 15 dan komponen utama kedua sebesar 13.
Pada regresi kalibrasi pendugaan kadar karbohidrat menggunakan data absorban dengan metode PCR diberikan beberapa perlakuan data. Perlakuan data terbaik yang diberikan pada
pendugaan kadar karbohidrat adalah normalisasi antara 0-1. Hasil analisis data tahap kalibrasi dan validasi pendugaan kadar karbohidrat menggunakan data absorban dengan metode PCR dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil analisis data tahap kalibrasi dan validasi pendugaan kadar karbohidrat berdasarkan
data absorban dengan berbagai perlakuan data pada metode PCR
Perlakuan Data Penelitian Deskripsi
Penghalusan Normalisasi
Derivatif kedua Kombinasi antara
Kombinasi antara Statistik
rataan setiap antara 0
Savitzky-Golay penghalusan rataan
ketiga perlakuan 3 titik
sampai 1 setiap 9 titk
setiap 3 titik dan Data
derivatif kedua Kalibrasi
Validasi Kalibrasi
Validasi Kalibrasi Validasi
Kalibrasi Validasi
Kalibrasi Validasi
n buah 47
23 47
23 47
23 47
23 47
23 R
86.17 -
91.73 -
81.15 -
88.22 -
85.32 -
R
2
74.25 -
84.14 -
63.41 -
77.82 -
72.45 -
Maks 76.88
75.48 76.88
76.37 76.88
76.05 76.88
76.10 76.88
76.05 Min
68.87 70.82
68.87 71.11
68.87 71.0
68.87 70.94
68.87 70.95
Mean 72.66
72.96 72.60
73.07 72.69
73.01 72.57
73.13 72.60
73.21 SD
1.29 1.38
1.71 1.20
1.62 1.25
1.40 1.17
1.61 1.20
SE 1.54
1.31 1.22
1.21 1.29
1.26 1.40
0.97 1.61
1.21 CV
2.13 1.78
1.68 1.64
1.78 1.72
1.93 1.33
1.95 1.42
Grafik perbandingan kadar karbohidrat dugaan data absorban NIR dengan kadar karbohidrat referensi hasil analisis kimiawi pada tahap kalibrasi dengan metode PCR dan perlakuan data
normalisasi antara 0-1 dapat dilihat pada Gambar 22. Data perbandingan hasil kadar karbohidrat biji sorgum dugaan data absorban NIR dan hasil analisis kimiawi pada tahap kalibrasi dan validasi dapat
dilihat pada Lampiran 6.
Gambar 22.
Grafik perbandingan kadar karbohidrat dugaan data absorban NIR dengan kadar karbohidrat referensi hasil analisis kimiawi pada tahap kalibrasi dengan metode
PCR dan perlakuan data normalisasi antara 0-1. Nilai koefisien korelasi R untuk pendugaan nilai kadar karbohidrat biji sorgum adalah
0.9173. Nilai koefisien determinasinya R
2
adalah 0.8414. Pada tahap kalibrasi dihasilkan standar error kalibrasi SEC sebesar 1.22. Koefisien keragaman CV yang dihasilkan adalah sebesar
1.21.
Berdasarkan nilai koefisien determinasi, standar error yang diperoleh, persamaan regresi yang dihasilkan kurang baik karena nilai koefisien determinasi yang rendah dan standar error yang
tinggi yaitu lebih dari satu. Untuk menguji ketepatan dari persamaan regresi kalibrasi tersebut maka dilakukan tahap validasi.
Pada metode NIR grafik tahap validasi tidak perlu ditampilkan. Berdasarkan tahap validasi yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa standar error yang dihasilkan adalah sebesar 1.68 dan
koefisien keragaman yang dihasilkan adalah 1.64. Nilai koefisien keragaman yang diperoleh dari tahap kalibrasi maupun validasi cukup baik
yaitu dibawah 5, namun standar error dari tahap kalibrasi dan validasi sangat tinggi yaitu diatas satu. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi kalibrasi tersebut kurang baik sehingga tidak dapat
digunakan.
2. Metode Partial Least Square PLS