Penentuan Kadar Air Metode Thermogravitimetri Penentuan Kadar Protein

lanjut dengan software bawaan NIR. Setelah dilakukan pengambilan pantulan spektrum NIR biji sorgum, dilakukan analisis kimiawi biji sorgum dengan metode konvensional. Proses pengukuran dengan NIRFLex petri solids ditunjukkan pada Gambar 6. Spektrum dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Dimana: V contoh = Tegangan pantulan contohsampel Volt V standar = Tegangan pantulan standar putih Volt Gambar 6 . Proses pengukuran kadar air, protein dan karbohidrat biji sorgum dengan NIRFlex petri solids.

4. Penentuan Absorban Spektrum NIR

Data absorban diperoleh dengan cara mentransformasikan nilai reflektan kedalam bentuk log 1R. nilai absorban dari NIRFlex N-500 petri solids diperoleh dari hasil penyerapan absorban oleh objek dengan persamaan: Dimana: A = nilai absorban S = intensitas panjang gelombang pada sampel D = intensitas panjang gelombang pada dark R = intensitas panjang gelombang pada reference

5. Penentuan Kadar Air, Protein dan Karbohidrat Secara Destruktif

a. Penentuan Kadar Air Metode Thermogravitimetri

Penentuan kadar air dilakukan dengan metode thermogravitimetri atau pengeringan. Cawan aluminium kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven pada suhu 130 C selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Cawan ditimbang menggunakan neraca analitik A. Sampel sebanyak 2 gram W yang sudah dihomogenisasi dimasukkan ke dalam cawan tersebut, kemudian cawan beserta sampel ditimbang dengan neraca analitik, tutup cawan diangkat, dan cawan beserta isi dan tutupnya ditempatkan dalam oven pada suhu 130 C selama 1 jam. Kemudian cawan berisi sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang Y. setelah itu, cawan berisi sampel dikeringkan kembali dalam ven selama 15-30 menit, lalu ditimbang kembali. Pengeringan diulangi hingga diperoleh bobot konstan selisih bobot ≤0.005 gram. Penentuan kadar air dilakukan sebanyak 2 kali. Hasil penentuan tersebut kemudian diratakan. Kadar air diukur dengan cara sebagai berikut: Dimana: W = Bobot sampel awal g X = Bobot sampel dan cawan setelah dikeringkan g A = Bobot cawan kosong g

b. Penentuan Kadar Protein

Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl. Metode Kjeldahl merupakan metode yang paling mudah digunakan untuk mengukur kandungan protein bahan yaitu dengan mengukur besarnya kandungan nitrogen dalam bahan. Metode ini juga lebih baik digunakan untuk mengukur bahan-bahan dengan kandungan protein lebih besar dari 10 Winarno 1980. Sampel ditimbang seberat 5-10 mg, kemudian dimasukkan ke dalam labu kjehdahl 30 ml. Ditambahkan 1.9 mg K 2 SO 4 , 40 mg HgO, 2 ml H 2 SO 4 , dan beberapa butir batu didih. Kemudian dididihkan 1-1.5 jam sampai cairan menjadi jernih. Kemudian didinginkan dan ditambah sedikit air secara perlahan. Isi labu dipindahkan ke dalam alat destilasi Erlenmeyer 125 ml berisi 5 ml larutan H 3 BO 3 dan 4 tetes indikator campuran 2 bagian metal merah 0.2 dalam alkohol diletakkan di bawah kondensor. Tambahkan 8-10 ml larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3 dan didestilasi sampai tertampung 15 ml destilat dalam Erlenmeyer. Tabung kondensor dibilas dengan air dan air bilasan dimasukkan Erlenmeyer yang sama. Isi Erlenmeyer diencerkan sampai kira-kira 50 ml, kemudian dititrasi dengan HCL 0.02 N sampai terbentuk warna abu-abu. Kadar protein dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

c. Penentuan Kadar Karbohidrat by difference