Analisis Data Kimiawi Laboratorium dengan Metode Konvensional pada

Derivatif kedua Savitzky-Golay setiap 9 titik second derivative Savitzky Golay 9 points digunakan untuk mereduksi efek basis dari adanya pertambahan dari proses absorban serta menghilangkan masalah basis kemiringan persamaan regresi Tiaprasit dan Sangpithukwong, 2010 dan memisahkan spektra yang bertumpuk sehingga mudah dideteksi. Kombinasi antara ketiga perlakuan data penghalusan rataan setiap 3 titik, derivatif kedua Savitzky-Golay setiap 9 titik dan normalisasi antara 0-1 diberikan pada kurva absorban NIR pada pendugaan kadar air dengan metode PLS. Kurva spektrum absorban dengan pemberian ketiga perlakuan data tersebut dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16 . Kurva spektrum absorban NIR biji sorgum dengan kombinasi ketiga perlakuan data. Kombinasi dari perlakuan data penghalusan rataan setiap 3 titik, normalisasi, dan derivatif kedua Savitzky-Golay setiap 9 titik menghasilkan spektrum dengan peak yang terlihat jelas, galat yang lebih kecil karena pengaruh penghalusan rataan, dan nilai rentang absorban yang lebih besar karena pengaruh perlakuan data normalisasi.

C. Analisis Data Kimiawi Laboratorium dengan Metode Konvensional pada

Biji Sorgum Data analisis kimiawi laboratorium dari 70 sampel biji sorgum dapat dilihat pada lampiran 1. Lampiran 2 dan 3 menunjukkan data statistik komposisi kimia biji sorgum hasil analisis dengan metode konvensional pada tahap kalibrasi dan validasi untuk masukan data reflektan dan absorban NIR menggunakan metode PCR dan PLS. Tabel 4 yang disajikan dibawah ini merupakan rangkuman dari hasil statistik analisis kimiawi laboratorium Tabel 4. Data Statistik 70 sampel biji sorgum hasil analisis kimiawi laboratorium Komposisi Rataan StDev Maksimum Minimum Kadar Air bb 13.47 0.69 18.66 12.80 Kadar Protein bb 6.88 1.51 10.78 3.09 Kadar Karbohidrat bb 72.75 2.01 77.46 64.89 Rata-rata kadar air biji sorgum dari hasil analisis kimiawi adalah 13.47. Nilai ini sudah memenuhi standar untuk biji sorgum kering, dimana kadar air sorgum kering berkisar antara 10-13 Sirappa, 2003 . Nilai kadar air sangat mempengaruhi daya tahan sorgum untuk penyimpanan serta daya tahan terhadap serangan mikroba. Standar deviasi untuk data kadar air cukup rendah yaitu 0.69. Nilai ini menunjukkan bahwa kumpulan data kadar air memiliki keragaman yang relatif rendah. Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Kadar protein biji sorgum menunjukkan nilai rata-rata sebesar 6.88. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan kadar protein standar untuk biji sorgum varietas lokal yaitu berkisar antara 7-10. Data kadar protein cukup beragam yaitu berkisar antara 3-11 dengan standar deviasi 1.51. Biji Sorgum A b so rb an l o g , sa 3 , d g 2 , Panjang Gelombang cm -1 memiliki kadar protein yang lebih rendah dari gandum namun sedikit lebih tinggi dibanding beras Mudjisihono dan Suprapto, 1987 Karbohidrat merupakan senyawa organik yang tersusun dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Hasil analisis kimiawi menunjukkan bahwa rata-rata kadar karbohidrat sampel biji sorgum adalah 72.75 dengan keragaman data yang cukup tinggi yaitu 2.01. Nilai maksimum dan nilai minimum karbohidrat memilki range yang paling tinggi dibanding data kadar air dan protein. Biji sorgum memiliki rata-rata kadar karbohidrat 73 Sirappa, 2003. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan rata- rata kadar karbohidrat hasil analisis kimiawi.

D. Analisis Data