Latar Belakang Pendugaan kadar air, protein dan karbohidrat biji sorgum secara non-destruktif dengan metode near infrared (NIR)

1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakan ternak memegang peran penting dalam menghasilkan produk peternakan yang dapat dimanfaatkan sebagai tambahan protein bagi manusia, seperti daging dan susu. Pada umumnya, sumber protein dalam ransum ternak diperoleh dari jagung. Data Asosiasi Produsen Pakan Ternak mencatat pada tahun 2009 produksi pakan ternak mencapai 9.7 juta ton, tahun 2010 naik menjadi 9.9 juta ton, dan tahun 2011 diprediksi menjadi 10.33 juta ton. Kebutuhan pakan ternak yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan jagung juga semakin meningkat. Beberapa tanaman dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein dalam ransum ternak, salah satunya adalah sorgum. Sorgum memiliki nilai nutrisi yang hampir setara dengan jagung sehingga dapat dimanfaatkan sebagai substitusi terhadap jagung. Sorgum Sorghum bicolor L. adalah tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan khususnya di daerah kering di Indonesia. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman pangan lain. Selain itu, tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak alternatif Anonim a , 2010. Tanaman sorgum di Indonesia sebenarnya sudah sejak lama dikenal tetapi pengembangannya masih kurang dan daerah yang memanfaatkan sorgum sebagai bahan pangan masih terbatas. Rata-rata produktivitas sorgum di daerah-daerah penghasil sorgum cukup bervariasi. Data produktivitas daerah- daerah penghasil sorgum yang teridentifikasi pada tahun 2003 diperlihatkan pada tabel berikut. Tabel 1 . Produktivitas Sorgum di Indonesia Tempat Luas tanam ha Produksi ton Produktivitas tonha Jawa Tengah 15.309 17.35 1.13 Jawa Timur 5.963 10.522 1.76 DI Yogyakarta 1.813 670 0.37 Nusa Tenggara Barat 30 54 1.8 Nusa Tenggara Timur 26 39 1.5 Sumber : Sirappa, 2003 Departemen Pertanian menargetkan pengembangan sorgum dari tahun ke tahun yaitu tahun 2007 sebanyak 57.000 ton dengan luas lahan tanam 19.000 ha dan akan ditingkatkan pada tahun 2009 dengan menargetkan produksi 75.000 ton. Menurut Buckle et al. 1987 dalam Kusumaningtyas 2004, komponen kimia utama yang terkandung pada serealia adalah karbohidrat terutama pati; sekitar 80 dari bahan kering, protein sekitar 11 dari bahan kering, lemak, dan air. Pendugaan komponen kimia biasanya dilakukan dengan metode-metode konvensional. Namun metode ini membutuhkan waktu yang lama, dan membutuhkan zat-zat kimia untuk mendukung pengukuran tersebut. Karena metode ini merusak bahan, memerlukan waktu yang lama, dan menimbulkan polusi limbah sisa pengukuran maka diperlukan metode lain yang lebih efektif dan efisien. Dalam suatu industri pakan, diperlukan metode yang dapat menduga kandungan bahan secara cepat dan tepat karena bahan yang digunakan dalam jumlah sangat besar dan frekuensi analisis komponen kimia yang tinggi. Pendugaan komponen kimia bahan dalam industri yang dilakukan dengan metode konvensional akan menjadi kurang efektif dan efisien. Misalnya dalam pendugaan protein dengan metode Kjehldahl membutuhkan pelarut kimia dan proses pendidihan dan destilasi serta titrasi yang membutuhkan waktu sekitar lima jam. Pada saat ini sejumlah metode atau teknologi instrumentasi telah dikembangkan untuk menentukan komposisi kimia suatu bahan dengan cepat, tepat, akurat, dan tidak merusak bahan. Salah satu metode non-destruktif yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas internal dan eksternal seperti kekerasan, keasaman, total padatan terlarut, rasa, dan kandungan kimia bahan adalah dengan metode Near Infrared NIR. Metode NIR dapat menganalisis dengan kecepatan tinggi, tidak menimbulkan polusi, penggunaan preparat contoh yang sederhana, tidak menggunakan bahan kimia, dan dapat menganalisis contoh dengan tidak merusak bahan. Untuk menguji komposisi kimia sorgum dalam jumlah yang besar seperti pada industri pakan, metode NIR merupakan alternatif yang baik. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk menggunakan metode NIR cukup tinggi sehingga cocok diaplikasikan untuk menduga komponen kimia suatu komoditas dalam jumlah besar secara cepat dan akurat.

B. Tujuan