Kala IV TINJAUAN PUSTAKA

2. Kala IV

2.1. Defenisi Kala IV Kala IV persalinan merupakan istilah yang digunakan untuk periode satu atau dua jam sesudah persalinan. Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi Saifuddin,2002 . Dalam periode ini, tugas fisiologi yang paling penting adalah mempertahankan kontraksi dan retraksi uterus yang kuat. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan memberikan obat-obatan oksitosin seperti ergometrin maleat, syntocinon, atau syntometrin secara profilaksis atau terapeutik. Obat-obat ini sering diberikan pada akhir kala dua persalinan sesudah keberadaan kehamilan kembar yang tidak terdiagnosis disingkirkan. Obat-obatan oksitosin dapat membuat tanda-tanda pelepasan plasenta menjadi tidak begitu jelas karena cepatnya dan kuatnya kontraksi uterus berikutnya Hellen, 1999. 2.2. Penatalaksanaan Kala IV Hal yang perlu dikaji pada kala IV persalinan mencakup informasi yang dibutuhkan untuk evaluasi dan penatalaksanaan perawatan ibu selama jam pertama postpartum. Hal yang perlu dikaji itu antara lain Varney, 2007: 1 Uterus Setelah kelahiran plasenta, posisi uterus kurang lebih dua pertiga sampai tiga perempat antara simfisis pubis dan umbilikus. Jika uterus teraba di bagian tengah atau di bagian atas umbilikus maka hal tersebut menandakan adanya darah dan bekuan di dalam uterus yang perlu ditekan dan dikeluarkan. Apabila uterus Universitas Sumatera Utara bergeser keadaan ini menandakan kandung kemih penuh. Keadaan ini bisa menyebabkan hambatan kontraksi uterus. Jika terjadi keadaan seperti ini maka kosongkan kandung kemih ibu dengan menggunakan kateter untuk mencegah perdarahan. 2 Serviks, vagina, perineum Hal yang perlu diinspeksi pada serviks, vagina, perineum yaitu apakah ada laserasi, memar, dan pembentukan awal hematoma. Segera setelah kelahiran, serviks bersifat patulous, terkulai, dan tebal. Hal yang perlu dicatat dan diperhatikan adalah edema dan memar pada introitus atau pada area perineum. 3 Tanda-tanda vital Pemantauan tekanan darah ibu, nadi, dan pernafasan dimulai segera setelah kelahiran plasenta dan dilajutkan setiap 15 menit sampai tanda-tanda vital stabil pada level sebelum persalinan atau sampai ditetapkan bahwa ada masalah yang membutuhkan pemantauan yang lebih intensif. Evaluasi dan penatalaksanaan uterus yang dilakukan perawat pada kala IV antaralain Varney, 2007: 1. Konsistensi uterus; uterus harus berkontraksi efektif, teraba padat dan keras 2. Potensi untuk relaksasi uterus, termasuk hal-hal berikut ini: a Riwayat atoni uterus pada kehamilan sebelumnya b Status ibu sebagai grand multipara c Distensi berlebihan pada uterus, misalnya pada kehamilan kembar, polihidramnion, atau makrosomia d Induksi atau augmentasi persalinan Universitas Sumatera Utara e Persalinan presipitatus f Persalinan memanjang 3. Kelengkapan plasenta dan membran pada saat inspeksi, misalnya: bukti kemungkinan fragmen plasenta atau membran tertinggal di dalam uterus 4. Status kandung kemih 5. Ketersediaan orang kedua untuk memantau konsistensi uterus dan aliran lokia, dan membantu massase uterus 6. Kemampuan pasangan ibu-bayi untuk memulai pemberian ASI Sebelum meninggalkan ibu postpartum, periksa ulang dan perlu diperhatikan tujuh pokok penting, yaitu Rustam, 1998: 1 Kontraksi rahim: baik atau tidak yang dapat diketahui dengan palpasi. Bila perlu lakukan massase dan berikan uterus tonika: methergen, ermetrin, dan pitosin. 2 Perdarahan: ada atau tidak, banyak atau biasa. 3 Kandung kemih: harus kosong, kalau penuh ibu disuruh kencing dan kalau tidak bisa lakukan kateter. 4 Luka-luka: jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak. 5 Uri dan selaput ketuban harus lengkap. 6 Keadaan umum ibu: tensi, nadi, pernafasan, rasa sakit. 7 Bayi dalam keadaan baik. Universitas Sumatera Utara

3. Uterus