REVOLUSI SOSIAL DI KESULTANAN LANGKAT TAHUN 1946.

(1)

REVOLUSI SOSIAL DI KESULTANAN LANGKAT TAHUN 1946

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh :

DESI RATNASARI BR. SARAGI NIM. 3122121002

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

DESI RATNASARI BR.SARAGI. NIM 3122121002. REVOLUSI SOSIAL DI

KESULTANAN LANGKAT TAHUN 1946. SEKRIPSI JURUSAN

PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui bagaimana latar belakang terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Langkat, faktor-faktor penyebab terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Langkat, proses terjadinya revolusi sosial di Kesultanan, dampak ekonomi, politik, sosial budaya dari revolusi sosial itu bagi Kesultanan Langkat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah kritis. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, studi kepustakaan dan wawancara kepada masyarakat setempat yang mengetahui tentang Revolusi sosial itu terjadi. Untuk menganalisis data maka dilakukan beberapa tahapan yaitu dengan menemukan sumber informasi yang relevan dengan revolusi sosial di Kesultanan Langkat tahun 1946. Selanjutnya verifikasi atau kritik sumber dan melakukan interpretasi (menyusun hasil-hasil penelitian berdasarkan fakta) sebagai tahapan akhir adalah menganalisis dan menyajikan (rekontruksi) kembali Revolusi sosial di Kesultanan Langkat 1946.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa puncak revolusi sosial di Kesultanan Langkat terjadi bulan Maret 1946, namun dampaknya masih dapat dirasakan sampai tahun 1950an. Respon Sultan terhadap kedatangan NICA mendapatkan reaksi dari partai-partai politik seperti PKI,PNI dan Pesindo yang tergabung dalam Volksfront. Mereka menginginkan sistem swapraja agar segera dihapuskan untuk dilakukan aksi Revolusi sosial yang dilakukan pada bulan Maret 1946. Pada peristiwa revolusi sosial terjadi serangkaian pembunuhan, perampokan serta tindakan asusila terhadap bangsawan Kesultanan Langkat. Berakhirnya revolusi sosial di Langkat telah mengakhiri sistem pemerintahan Kerajaan. Revolusi sousial di Kesultanan Langkat bukan hanya berhasil menghapus wewenang pemerintahan, namun juga memberikan pengaruh yang sangat besar bagi keberlangsungan hidup orang-orang Melayu yang memiliki ke istimewaan dalam kehidupan sosial budaya, ekonomi, dan politik di Langkat.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi merupakan sala satu syarat kelulusan di Jurusan Pendidikan Sejarah Strata Satu pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penulis menulis Skripsi ini dengan judul “Revolusi Sosial Di Kesultanan Langkat Tahun 1946”. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis sudah bwerusaha sebaik mungki, namun penulis hanyalah insane yang tidak sempurna dan tidak terlepas dari keterbatasan, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kesilapan dalam menyajikan isi dari skripsi ini. Untuk itu penulis dengan hati terbuka akan menerima saran dan kritik dalam upaya menyempurnakan skripsi ini nantinya.

Keberhasilan dari skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis dengan tulus dan ikhlas menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Penghargaan setinggi-tingginya kepada Kedua Orang Tua Saya, A. Saragi (Rumah Horbo)/ R.Br.Hutapea yang tercinta yang telah banyak mendoakan dan memberikan baik materil,spiritual, motivasi serta harapan-harapannya kepada penulis agar bisa menyelesaikan skripsi ini.


(7)

iii

3. Bapak Tappil rambe, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberi masukan dan saran serta meluangkan waktu dan pikiran selama penyusunan Skripsi ini dari awal hingga akhir.

4. Bapak Dr.Hidayat, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing Penulis dari Semester 1 Hingga Semester akhir.

5. Ibu Hafnita Sari Dewi Lubis,M.SI Selaku penguji, penulis banyak mengucapkan terimakasih atas bimbingannya selama ini.

6. Bapak Ricu sidiq, M.Pd selaku penguji saya, penulis mengcucapakan terimakasih banyak atas bimbingannya selama ini.

7. Kepada Bapak Soritua Siregar yang telah banyak memberikan informasi bagi Peneliti.

8. Ibu Tengku Lailan Danisa yang telah banyak membantu penulis atas informasinya peneliti mengucapkan terimakasih.

9. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah memberikan Ilmu kepada Penulis selama perkuliahan.

10.Kepada kakak dan Adik penulis, Delima lilis Mariati Br Saragi, Ester Lina Br.Saragi, Rani Hardianti Rukmana Br.Saragi, Eko Anggi Syahputra Saragi, Henock Lucky Gunawan Saragi yang telah memberi dukungan moril kepada penulis

11.Randi Syahputra Sitompul yang telah memberikan motifasi, dukungan moril, doa dan kasih sayang kepada penulis, penulis mengucapkan banyak terimakasih ya sayangku.


(8)

12.Teman-teman satu perjuangan stambuk 012 : Yosepha, Nurafni, Arifin, Cendana, Yeni Irmalia, Rioby Tarigan, Zein Hasanah, Siti Mada, Wiranda, Imam, Wido, Dina, Susan, Amly, Ella, Della, Lely, Ave, Debora, Sister, Jelita, Eva, Hendro, Sarwendy, Omy, Novika, Damson, Tria Anggi, Tria Ayumi, Jatmiko, Niko, Bayu, Dhiah, Neneng sudarmi, Dewi, frieda, dll terimakasih atas canda tawa selama semester 1 hingga semester akhir ini pertemanan nya tidak akan terlupakan selamanya.

13.Teman-teman satu PPL : RUT Nababan, Indah, Desi Elviana, Stevani, Krisman, Dedi, Sidik, Wisri, Dewi, Harry, Anton, Lis, Ade, Rina, Grema, Hadi,

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, semoga bantuan tersebut mendapat amal yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri

Medan , Agustus 2016 Penulis


(9)

iii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 5

1.3.Pembatasan Masalah ... 5

1.4.Rumusan Masalah ... 6

1.5.Tujuan Penelitian ... 6

1.6.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Pustaka ... 8

2.2.Kerangka Konseptual ... 13

2.2.1. Revolusi sosial ... 13

2.2.2. Kesultanan ... 15

2.2.2. Langkat ... 16

2.2.3. Kesultanan Langkat ... 18

2.3. Kerangka Berfikir……….. . 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 22

3.2. Lokasi Penelitian ... 23

3.3. Sumber Data ... 22

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 25


(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS

4.1. Kondisi Geografis Kesultanan Langkat ... 27

1. struktur masyarakat Langkat ... 28

4.2. Kondisi ekonomi, Politik, dan sosial budaya sebelum meletusnya Revolusi sosial ... 33

4.2.1. Kehidupan ekonomi di Kesultanan Langkat ... 33

4.2.2. Kehidupan Politik di Kesultanan Langkat ... 37

4.2.3. Kehidupan Sosial Budaya di Masyarakat Langkat ... 42

4.2.4. Pendidikan Di Kesultanan Langkat ... 45

4.2.5. Stratifikasi Sosial pada Bangsawan Melayu ... 47

4.3. Latar Belakang terjadinya Revolusi Sosial di Kesultanan Langkat ... 48

4.4. Faktor Penyebab terjadinya Revolusi Sosial ... 50

4.4.1. Pengaruh Ideologi Komunis ... 50

4.4.2. Lemahnya dan Persaingan Kepemimpinan NRI ... 53

4.4.3. Gaya Hidup Kesultanan ... 56

4.5. Proses terjadinya Revolusi Sosial di Kesultanan Langkat ... 57

4.6. Dampak Ekonomi, Politik dan Sosial Budaya dari Revolusi Sosial Di Kesultanan Langkat ... 66

4.6.1.Dampak Ekonomi ... 66

4.6.2. Dampak Politik... 69

4.6.2. Dampak Sosial Budaya ... 76

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(11)

1

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas baru, untuk persatuan dalam menghadapi kekuasaan asing, dan untuk tatanan sosial yang lebih adil akhirnya membuahkan hasil pada masa-masa sesudah Perang Dunia II. Untuk pertama kalinya di dalam kehidupan kebanyakan rakyat Indonesia, segala sesuatu yang serba paksaan yang berasal dari kekuasaan asing hilang secara tiba-tiba.

Pasca kemerdekaan Indonesia di Jakarta 17 Agustus 1945. Seluruh wilayah Indonesia belum benar menerapkan arti Kemerdekaan sesungguhnya. Ketika kemerdekaan berjalan, para penguasa/ raja lokal pribumi mengalami kegalauan identitas. Para sultan khususnya di Sumatera Timur dihadapkan oleh pilihan status berdaulat kepada pemerintahan Republik Indonesia. Pengakuan status ini, tidak lain untuk menganut sistem pemerintahan secara presidensial ( mengakui presiden sebagai kepala Negara) tentunya sulta-sultan yang memiliki kekuasaan atau pemerintahan tradisional khususnya di Sumatera Timur, sirna ketika Indonesia merdeka.

Diutusnya Tengku Mohammad Hasan sebagai gubernur Sumatera Timur agar membuat perubahan yang baik di Sumatera Timur dari berbagai aspek, mulai


(12)

2

ekonomi, politik serta sosial budaya. Akan tetapi masih banyak yang harus kerjakan lebih utama oleh seorang gubernur, maka tertundalah kabar berita baik yang telah di bawa oleh Hasan selaku Gubernur Sumatera Timur pada saat itu, berita proklamasi yang tertunda membuat banyak pertanyaan bagi masyarakat banyak pada saat itu.

Kabar dan berita proklamasi Indonesia, tidak secepat itu pula di terima di medan dan langkat. Sebab ketika itu televisi belum ada, sedangkan radio sulit, terlebih lagi surat kabar tidak mudah untuk didapatkan. Para tokoh resmi, yang mewakili Sumatera, sebagai Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta yaitu, Tengku Mohd. Hasan dan Dr. Amir dan dari Lampung Mr. Abbas, belum memberikan kejelasan atas berita proklamasi tersebut.

Pada tanggal 6 oktober 1945. Diadakanlah oleh gubernur Hasan. Suatu rapat raksasa di Esplanade Medan (kini Lapangan Merdeka), yang kebetulan bersamaan dengan terjadinya upacara adat penabalan Sultan Osman menjadi Sultan Deli yang baru di Istana Maimoon yang dihadiri baik oleh pembesar Jepang maupun Sekutu. (Sinar, 2006 : 478)

Pada saat Jepang masuk, pemerintahan Jepang mencabut semua hak-hak istimewah bangsawaan. Lahan perkebunan dan pertambangan dikuasai oleh Jepang sampai pada tahun 1945 ketika Kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan Indonesia ternyata tidak mengubah peraturan terhadap sistem pengelolah perkebunan pada masa


(13)

3

3

Pemerintahan Jepang. Pengelolah dan hasil perkebunan direncanakan akan diambil alih oleh pemerintahan dan memberikan upah yang layak untuk buruh. Peraturan tersebut yang membuat pihak Kesultanan Langkat tidak antusias dengan Kemerdekaan Indonesia. Kesultanan-kesultanan di Sumatera Timur tidak menolak atas kedatangan NICA, sebagian Sultan berharap kembali mendapat keuntungan dari perlindungan dari NICA. Pernyataan tersebut ternyata memberikan dampak terhadap kaum buruh yang mulai terpengaruh oleh, PKI (Partai Komunis Indonesia),PNI (Partai Nasional Indonesia) dan pesindo untuk melakukan gerakan revolusi sosial.

Revolusi sosial mencapai puncaknya pada bulan Maret 1946. PKI, PNI, dan Pesindo melakukan perencanaan kudeta terhadap Kesultanan Melayu dengan jalan radikal salah satunya Kesultanan Langkat. Mereka bersikap siapa saja yang menjadi penghambat dan menghalangi jalanya revolusi akan ditangkap. Pada bulan Maret di minggu pertama 1946 semangat revolusioner ini berkecambuk di Sumatera Timur dan tidak banyak orang menghalangi aksi radikal yang akan dilakukan oleh kaum revolusioner. Seluruh elemen organisasi larut dalam suasana revolusi sosial, termasuk organisasi-organisasi Islam. Gerakan organisasi-organisasi Islam cepat mengikuti arus revolusi sosial. Gerakan revolusi memberikan keleluasaan kepada aktivis-aktivis muda dan buruh-buruh pendatang untuk melakukan aksi pergerakan.

Di Kesultanan Langkat aksi radikal revolusioner dilakukan di Binjai dan tanjung pura yang dipimpin oleh orang-orang Pesindo dan PKI. Terjadi serangkaian aksi radikal terhadap para bangsawan Kesultanan Melayu beserta keluarganya. Hal


(14)

4

bertujuan untuk memusnahkan sultan-sultan, maka motif revolusi sosial dari pemikiran marxis yaitu merobohkan segenap susunan masyarakat dengan jalan kekerasaan dijadikan alasan kaum sosialis untuk menciptakan pemerintahan yang demokratis. Aksi radikal yang terjadi di Kesultanan Langkat merupakan aksi radikal yang cukup parah. Tidak sedikit bangsawan yang dibunuh pada peristiwa revolusi sosial. Rumah dan istana sultan juga habis dirampok kemudian di bakar oleh para revolusioner.

Pada dasarnya gerakan revolusi dapat timbul apabila terjadi perubahan sosial di dalam masyarakat diberbagai hal, seperti dalam bidang struktur atau fungsi sistem sosial. Sedangkan pembaharuan terjadi karena adanya penerimaan atau penolakan ide-ide baru yang memiliki suatu efek. Revolusi hakekatnya merupakan suatu konflik yang paling mencolok. Konflik biasa terjadi antara kelompok masyarakat yang berdampingan dalam suatu karena berbagai alasan.

Revolusi sosial di Sumatera Timur tidak terlepas dari sikap sultan-sultan, raja-raja dan kaum feodal pada umumnya, yang tidak begitu antusias terhadap kemerdekaan Indonesia. Revolusi sosial merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk mengoreksi revolusi nasional Indonesia dalam mencapai perubahan. Hal yang menarik dari sejarah revolusi Indonesia bukan hanya fakta-fakta tentang peristiwanya tetapi juga bagaimana gambaran tentang peristiwa-peristiwa itu terjadi.


(15)

5

Peristiwa revolusi sosial di Kesultanan Langkat memberikan dampak yang cukup luas di berbagai aspek dalam bidang sosial budaya, politik, maupun ekonomi yang nantinya akan memberikan banyak perubahan terhadap Kesultanan Langkat. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis bertujuan untuk mengkaji secara lebih kritis tentang revolusi sosial di Kesultanan Langkat dan dampaknya bagi masyarakat Langkat itu sendiri.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi identifikasi masalah adalah :

1. Latar belakang terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Langkat 2. Faktor penyebab terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Langkat 3. Proses terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Langkat

4. Dampak ekonomi, politik, sosial budaya dari Revolusi sosial itu bagi Kesultanan Langkat

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah diatas maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah : Revolusi sosial di kesultanan langkat pada tahun 1946.


(16)

6

1.4. Rumusan Masalah

Untuk lebih mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan lebih mempermudah merumuskan masalah penelitian yang lebih objektif, maka peneliti merumuskan penelitian, antara lain:

1. Bagaimana latar belakang terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Langkat? 2. Apa faktor penyebab terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Langkat? 3. Bagaimana proses terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Langkat?

4. Bagaimana dampak ekonomi, politik, sosial budaya dari revolusi sosial itu bagi Kesultanan Langkat?

1.5. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana latar belakang terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Langkat

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Langkat

3. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Langkat

4. Untuk mengetahui bagaimana dampak ekonomi, politik, sosial budaya dari revolusi sosial itu bagi Kesultanan Langkat


(17)

7

1.6 Manfaat Penelitian 1. Untuk Pembaca

a. Mengetahui dengan jelas secara kritis kondisi di wilayah Kesultanan Langkat sebelum terjadi revolusi sosial pada tahun 1946.

b. Mengetahui dengan jelas secara kritis penyebab dan jalanya revolusi di Kesultanan Langkat pada tahun 1946.

c. Mengetahui gambaran yang jelas secara kritis dampak terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Langkat.pada tahun 1946.

2. Untuk Peneliti

a. Sebagai tolak ukur kemampuan dalam meneliti sejarah dan dapat memperluas cakrawala berfikir secara komprehensif serta menambah pemahaman berbagai ilmu yang terkait didalamnya tentang revolusi sosial Sumatera Timur khususnya Kesultanan Melayu Langkat.

b. Melatih kemampuan meneliti dan merekontruksi sebuah peristiwa sejarah yang bersifat objektif sehingga menarik untuk dibaca

c. Melatih kemapuan menulis dan merangkai sebauah peristiwa dalam sebuah penelitian


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesultanan Langkat merupakan kerajaan yang cukup makmur di Sumatera Timur pada zamannya, dan memiliki sumber daya alam yang melimpah terkhusus minyak bumi yang pertama kali di temukan di Indonesia yaitu di Langkat tepatnya di Pangkalan Brandan.

/ Pada tahun 1946 Partai politik yang tergabung dalam Volksfront melaksanakan perencanaan mereka untuk mengadakan pengacauan dengan menghapus kekuasaan Sultan-sultan dengan dalih mengambil alih modal-modal asing. Peranan partai politik yang berhaluan kiri yaitu Partai Komunis Indonesia juga tidak bisa dipandang ringan. Jauh sebelum terjadinya revolusi di Sumatera Timur mereka sudah mengendalikan pemerintahan Jepang, organisasi-organisasi kepemudaan, partai-partai dan kesatuan-kesatuan bersenjata. Pada awal kemerdekaan Indonesia pemerintah Sumatera Timur yang di pimpin oleh Gubernur T.M. Hasan dan Wakil Gubernur. Amir ternyata masih lemah. Pemerintah pada saat itu belum berani mengambil keputusan yang tegas dalam masa kepemimpinannya. Sama halnya dengan Tentara Republik Indonesia juga masih kalah dengan laskar-laskar bersenjata yang kebanyakan didominasi oleh golongan kiri.


(19)

79

Pengaruh komunis di Sumatera berhasil menyebar dengan berbagai cara. Faham ini menginfiltrasi hampir ke seluruh kelompok pergerakan, sampai kepada para pemimpinnya. Dr Amir, wakil Gubernur Sumatera Timur bahkan dicap sebagai salah satu elit kelompok komunis yang kemudian menggerakkan sejumlah kelompok sipil bersenjata untuk melahirkan revolusi sosial.

Kedatangan Jepang tentu saja membuat kekuasaan Belanda atas perkebunan juga terancam. Belanda angkat kaki, dan Jepang yang kini menguasai sumber-sumber uang tersebut. Seluruh kekayaan perusahaan Belanda di rampas dan diambil alih semuanya.

Perpecahan paling nyata yang terjadi pada tahun pertama revolusi adalah perpecahan yang memisahlan seluruh elit – nasionalis, islam dan pamong praja-dengan mayoritas rakyat indonesia. Kemarahan rakyat atas penderitaan selama masa perang mendapatkan juru bicaranya bukan dari kalangan “counter elite”, elit tandingan, keagamaan atau politik, tetapi dari kalangan pemuda yang masih terlalu muda untuk memikul tanggung jawab apapun dibawah jepang, dan sampai batas tertentu dari kalangan para pemimpin yang lebih tua yang memilih untuk tidak bekerja sama dengan jepang.

Pengaruh komunis dalam melahirkan revolusi sosial di Kesultanan Langkat. Yang dilancarkan pada tanggal 3 maret 1946. Intruksi trsebut merupakan intruksi kelompok kecil pemimpin-pemimpin Pesindo, PNI dan PKI yang bekerjasama


(20)

80

dengan persatuan perjuangan Volksfront. Tujuan mereka ialah melenyapkan raja-raja sebagai potensi sekutu bagi Belanda, menyita harta kekayaan mereka yang berlimpah untuk digunakan dalam perjuangan nasional dan menggerakkan revolusi sosial, dengan menghapus feodalisme pada Kesultanan. Tujuan-tujuan tersebut mwemberikan semangat revolusi yang sangat besar terutama dipihak kelompok buruh perkebunan dan pertambangan minyak di wilayah Sumatera Timur khususnya di wilayah Kesultanan Langkat.

Sebelum Revolusi sosial Dampak Ekonomi, Politik serta Sosial Budaya yang berada di Kesultanan Langkat cukup makmur dan kaya Raya. Sultan, bangsawan dan masyarakat hidup dengan sangat aman. Akan tetapi semakin lama semakin berubah akibat kedatangan Belanda hingga membuat timbulnya perpecahan antara sultan dan rakyatnya, akibatnya tibullah peristiwa yang disebut dengan Revolusi Sosial di Kesultanan Langkat hingga membuat kehidupan Kesultanan Langkat menjadi hancur mulai dari perekonomian, politik serta sosial budaya.

B. Saran

Sejarah merupakan salah satu yang sangat penting dan berguna bagi setiap orang. Sebab dengan mempelajari sejarah, dia akan mengingat masa lalu dan belajar dari masa lalunya sehingga masa depannya lebih baik dari yang telah terjadi. Dari Revolusi sosial yang terjadi di Sumatera Timur Khususnya di Kesultanan Langkat kita dapat belajar untuk berbuat dan bertindak lebih baik lagi.


(21)

81

Kita bisa lebih matang dalam mengambil tindakan dengan memikirkan apa dampak yang akan terjadi dari apa yang telah kita lakukan.

Setelah adanya Revolusi sosial, dimana tidak adanya lagi perbedaan antara kaum bangsawan dan rakyat biasa. Kedudukan sekarang sama rata, jadi tiak adalagi alasan untuk tidak bekerja keras untuk menopang hidupnya dan memiliki semangat yang tinggi untuk maju. Karena dengan itulah kita mampu diakui dan dihargai oleh siapa saja yang menganggap diri kita rendah.

Disamping itu, kita tahu bahwa Revolusi Sosial yang terjadi di Kesultanan Langkat begitu berdampak bagi setiap masyarakat Langkat. Diharapkan perhatian pemerintah yang serius bagi masyarakat/ Kesultanan yang mengalami Revolusi Sosial. Perhatian itu dapat berupa pembangunan situs Kerajaan/Kesultanan dan pemeliharaan peninggalan-peninggalan dari Kesultanan Langkat tersebut. Karena apabila situs Kerajaan/Kesultanan itu dibangun dan peninggalan-peninggalan bersejarahnya di pelihara dan dirawat dengan baik, maka otomatis masyarakat dari kalangan orang tua,dewasan hingga anak-anak akan kenal dengan sejarah daerahnya sendiri serta seperti apa dulu kejayaan daerahnya. Di sini juga saya mengharapkan agar masyarakat Langkat lebih mencintai dan memelihara Sejarah daerahnya sendiri.


(22)

82

DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani, Roeslan .1981. Prisma: Revolusi Indonesia Ditinjau Kembali, Jakarta : LP3ES

Arifin, Zainal. 2008. Brandan Bumi Hangus, Medan: Mitra.

Arifin, Zainal. 2010. Langkat Dalam Sejarah dan Perjuangan Kemerdekaan, Medan: Mitra.

Daliman, A. 2012. Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta : Ombak.

Eisenstadt, S.N. 1986. Revolusi dan Transformasi Masyarakat. Jakarta : Rajawali. Husin, Djohar Arifin. 2013. Sejarah Kesultanan Langkat, Langkat : Yayasan

Bangun Langkat Sejahtera.

Husin, Djohar Arifin. 2013. Tengku Amir Hamzah, Langkat : Yayasan Bangun Langkat Sejahtera.

Reid, Anthony. 2011. Menuju Sejarah Sumatra : Antara Indonesia dan Dunia, Jakarta :Yayasan Obor Indonesia.

Reid, Anthony. 1987. Perjuangan Rakyat : Revolusi dan hancurnya kerajaan di Sumatera, Medan : Pustaka Sinar.

Ricklefts, M.C. 1992. Sejarah Indonesia Modern,Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sinar, Luckman. 2006. Bangun dan Runtuhnya kerajaan Melayu di Sumatera Timur, Medan : Yayasan Kesultanan Serdang.


(23)

83

Syahputra, Akmaluddin. 2012. Sejarah Organisasi Pendidikan dan Sosial:

Jami’iyah Mahmudiyah Lithalibil Khairiyah Tanjung Pura Langkat,

Bandung : Citapustaka Media Perintis.

Zuhdi, Sulaiman. 2013. Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan Peradaban , Stabat : Stabat.


(1)

78 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesultanan Langkat merupakan kerajaan yang cukup makmur di Sumatera Timur pada zamannya, dan memiliki sumber daya alam yang melimpah terkhusus minyak bumi yang pertama kali di temukan di Indonesia yaitu di Langkat tepatnya di Pangkalan Brandan.

/ Pada tahun 1946 Partai politik yang tergabung dalam Volksfront melaksanakan perencanaan mereka untuk mengadakan pengacauan dengan menghapus kekuasaan Sultan-sultan dengan dalih mengambil alih modal-modal asing. Peranan partai politik yang berhaluan kiri yaitu Partai Komunis Indonesia juga tidak bisa dipandang ringan. Jauh sebelum terjadinya revolusi di Sumatera Timur mereka sudah mengendalikan pemerintahan Jepang, organisasi-organisasi kepemudaan, partai-partai dan kesatuan-kesatuan bersenjata. Pada awal kemerdekaan Indonesia pemerintah Sumatera Timur yang di pimpin oleh Gubernur T.M. Hasan dan Wakil Gubernur. Amir ternyata masih lemah. Pemerintah pada saat itu belum berani mengambil keputusan yang tegas dalam masa kepemimpinannya. Sama halnya dengan Tentara Republik Indonesia juga masih kalah dengan laskar-laskar bersenjata yang kebanyakan didominasi oleh golongan kiri.


(2)

Pengaruh komunis di Sumatera berhasil menyebar dengan berbagai cara. Faham ini menginfiltrasi hampir ke seluruh kelompok pergerakan, sampai kepada para pemimpinnya. Dr Amir, wakil Gubernur Sumatera Timur bahkan dicap sebagai salah satu elit kelompok komunis yang kemudian menggerakkan sejumlah kelompok sipil bersenjata untuk melahirkan revolusi sosial.

Kedatangan Jepang tentu saja membuat kekuasaan Belanda atas perkebunan juga terancam. Belanda angkat kaki, dan Jepang yang kini menguasai sumber-sumber uang tersebut. Seluruh kekayaan perusahaan Belanda di rampas dan diambil alih semuanya.

Perpecahan paling nyata yang terjadi pada tahun pertama revolusi adalah perpecahan yang memisahlan seluruh elit – nasionalis, islam dan pamong praja-dengan mayoritas rakyat indonesia. Kemarahan rakyat atas penderitaan selama masa perang mendapatkan juru bicaranya bukan dari kalangan “counter elite”, elit tandingan, keagamaan atau politik, tetapi dari kalangan pemuda yang masih terlalu muda untuk memikul tanggung jawab apapun dibawah jepang, dan sampai batas tertentu dari kalangan para pemimpin yang lebih tua yang memilih untuk tidak bekerja sama dengan jepang.

Pengaruh komunis dalam melahirkan revolusi sosial di Kesultanan Langkat. Yang dilancarkan pada tanggal 3 maret 1946. Intruksi trsebut merupakan intruksi kelompok kecil pemimpin-pemimpin Pesindo, PNI dan PKI yang bekerjasama


(3)

dengan persatuan perjuangan Volksfront. Tujuan mereka ialah melenyapkan raja-raja sebagai potensi sekutu bagi Belanda, menyita harta kekayaan mereka yang berlimpah untuk digunakan dalam perjuangan nasional dan menggerakkan revolusi sosial, dengan menghapus feodalisme pada Kesultanan. Tujuan-tujuan tersebut mwemberikan semangat revolusi yang sangat besar terutama dipihak kelompok buruh perkebunan dan pertambangan minyak di wilayah Sumatera Timur khususnya di wilayah Kesultanan Langkat.

Sebelum Revolusi sosial Dampak Ekonomi, Politik serta Sosial Budaya yang berada di Kesultanan Langkat cukup makmur dan kaya Raya. Sultan, bangsawan dan masyarakat hidup dengan sangat aman. Akan tetapi semakin lama semakin berubah akibat kedatangan Belanda hingga membuat timbulnya perpecahan antara sultan dan rakyatnya, akibatnya tibullah peristiwa yang disebut dengan Revolusi Sosial di Kesultanan Langkat hingga membuat kehidupan Kesultanan Langkat menjadi hancur mulai dari perekonomian, politik serta sosial budaya.

B. Saran

Sejarah merupakan salah satu yang sangat penting dan berguna bagi setiap orang. Sebab dengan mempelajari sejarah, dia akan mengingat masa lalu dan belajar dari masa lalunya sehingga masa depannya lebih baik dari yang telah terjadi. Dari Revolusi sosial yang terjadi di Sumatera Timur Khususnya di Kesultanan Langkat kita dapat belajar untuk berbuat dan bertindak lebih baik lagi.


(4)

Kita bisa lebih matang dalam mengambil tindakan dengan memikirkan apa dampak yang akan terjadi dari apa yang telah kita lakukan.

Setelah adanya Revolusi sosial, dimana tidak adanya lagi perbedaan antara kaum bangsawan dan rakyat biasa. Kedudukan sekarang sama rata, jadi tiak adalagi alasan untuk tidak bekerja keras untuk menopang hidupnya dan memiliki semangat yang tinggi untuk maju. Karena dengan itulah kita mampu diakui dan dihargai oleh siapa saja yang menganggap diri kita rendah.

Disamping itu, kita tahu bahwa Revolusi Sosial yang terjadi di Kesultanan Langkat begitu berdampak bagi setiap masyarakat Langkat. Diharapkan perhatian pemerintah yang serius bagi masyarakat/ Kesultanan yang mengalami Revolusi Sosial. Perhatian itu dapat berupa pembangunan situs Kerajaan/Kesultanan dan pemeliharaan peninggalan-peninggalan dari Kesultanan Langkat tersebut. Karena apabila situs Kerajaan/Kesultanan itu dibangun dan peninggalan-peninggalan bersejarahnya di pelihara dan dirawat dengan baik, maka otomatis masyarakat dari kalangan orang tua,dewasan hingga anak-anak akan kenal dengan sejarah daerahnya sendiri serta seperti apa dulu kejayaan daerahnya. Di sini juga saya mengharapkan agar masyarakat Langkat lebih mencintai dan memelihara Sejarah daerahnya sendiri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani, Roeslan .1981. Prisma: Revolusi Indonesia Ditinjau Kembali, Jakarta : LP3ES

Arifin, Zainal. 2008. Brandan Bumi Hangus, Medan: Mitra.

Arifin, Zainal. 2010. Langkat Dalam Sejarah dan Perjuangan Kemerdekaan, Medan: Mitra.

Daliman, A. 2012. Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta : Ombak.

Eisenstadt, S.N. 1986. Revolusi dan Transformasi Masyarakat. Jakarta : Rajawali. Husin, Djohar Arifin. 2013. Sejarah Kesultanan Langkat, Langkat : Yayasan

Bangun Langkat Sejahtera.

Husin, Djohar Arifin. 2013. Tengku Amir Hamzah, Langkat : Yayasan Bangun Langkat Sejahtera.

Reid, Anthony. 2011. Menuju Sejarah Sumatra : Antara Indonesia dan Dunia, Jakarta :Yayasan Obor Indonesia.

Reid, Anthony. 1987. Perjuangan Rakyat : Revolusi dan hancurnya kerajaan di Sumatera, Medan : Pustaka Sinar.

Ricklefts, M.C. 1992. Sejarah Indonesia Modern,Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sinar, Luckman. 2006. Bangun dan Runtuhnya kerajaan Melayu di Sumatera Timur, Medan : Yayasan Kesultanan Serdang.


(6)

Syahputra, Akmaluddin. 2012. Sejarah Organisasi Pendidikan dan Sosial: Jami’iyah Mahmudiyah Lithalibil Khairiyah Tanjung Pura Langkat, Bandung : Citapustaka Media Perintis.

Zuhdi, Sulaiman. 2013. Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan Peradaban , Stabat : Stabat.