PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SWISH MAX PADA MATA PELAJARAN DASAR KECANTIKAN RAMBUT UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SWISH MAX

PADA MATA PELAJARAN DASAR KECANTIKAN RAMBUT

UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

INTAN QUAVADIS SINAGA

5123144012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Intan Quavadis Sinaga: Pengembangan Media Pembelajaran Swish Max Pada Mata Pelajaran Dasar Kecantikan Rambut Untuk Siswa Kelas X Smk Negeri 8 Medan. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Media pembelajaran berupa produk media pembelajaran Swish Max pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut dan untuk mengetahui efektifitas pengembangan media pembelajaran Swish Max

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 8 Medan. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah mata pelajaran dasar kecantikan rambut pada kompetensi pengurutan kulit kepala yang didesain menggunakan media pembelajaran Swish Max. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X tata kecantikan rambut yang berjumlah 32 orang di SMK Negeri 8 Medan. Media pembelajaran Swish Max meliputi tiga tahapan, yakni : penentuan (define), pengembangan (develop), dan penilaian (evaluate). Subjek analisis kebutuhan siswa berjumlah 32 orang Tata Kecantikan Rambut dan 2 orang guru mata pelajaran Dasar Kecantikan Rambut. Subjek uji coba terdiri dari ahli materi, ahli media, Uji coba kelompok kecil berjumlah 5 orang siswa, uji coba kelompok sedang berjumlah 15 orang siswa, uji coba kelompok besar berjumlah 32 orang siswa, dan dilanjutkan dengan uji efektifitas guru dan siswa. Data tentang kualitas produk pengembangan dikumpulkan dengan angket. Data-data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Siswa menyatakan 86,6% membutuhkan media swish max, (2) Guru menyatakan 88% membutuhkan media Swish Max, (3) uji ahli materi pengurutan kulit kepala berada pada kualifikasi sangat baik (86,4%), (4) uji ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (80,7%), (5) uji coba kelompok kecil berada pada kulifikasi sedang (78,1%), (6) uji coba kelompok sedang berada pada kualifikasi baik (81%), (5) uji coba kelompok besar berada pada kualifikasi sangat baik (87,9%), (7) uji efektifitas siwa pada kualifikasi sangat baik (87,9%), (8) uji efektifitas guru pada kualifikasi sangat baik (84,5%). ini membuktikan tingkat keefektifan media pembelajaran Swish Max pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut pada kompetensi pengurutan kulit kepala dan layak untuk diproduksi sebagai media pembelajaran.

Kata Kunci: Pengembangan Media Pembelajaran Swish Max, Dasar Kecantikan Rambut


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Tata Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Swish Max Pada Mata Pelajaran Dasar Kecantikan Rambut Untuk Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Medan”.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat nasehat, bimbingan, arahan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Teristimewa kepada kedua Orang Tua penulis Ayahanda Edy Anto Sinaga dan Ibunda Mintarina Saragih yang telah memberikan dukungan moril dan material untuk peyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dosen pembimbing skripsi Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si yang telah banyak memberikan masukan yang bersifat membangun dari awal hingga akhir guna memperbaiki dan menyempurnakan peyusunan skripsi ini

2. Dosen Penguji ibu Dra. Lelly Fridiarty, M.Pd sekaligus dosen pembimbing akademik, ibu Dra. Lina Pangaribuan M. Pd, dan ibu Dra. Riana Friska Siahaan M, Pd yang sudah banyak memberikan masukan yang bersifat membangun dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

iii

3. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku dekan Fakultas Teknik UNIMED, Ibu Dr. Rosnelli, M.Pd selaku wakil Dekan 1 Fakultas Teknik UNIMED, Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si selaku ketua jurusan PKK Fakultas Teknik UNIMED, dan Ibu Dra. Siti Wahidah, M.Si selaku ketua prodi Pendidikan Tata Rias Fakultas Teknik UNIMED.

4. Seluruh dosen Fakultas Teknik UNIMED terkhusus kepada dosen-dosen PKK yang telah mengajarkan banyak ilmunya kepada penulis diperkuliahan.

5. Kepada pihak sekolah SMK Negeri 8 Medan, khususnya kepada kepala sekolah, ibu Linda S.Pd selaku ketua jurusan Tata Rias dan Ibu Alida, M.Pd selaku guru mata pelajaran Dasar Kecantikan Rambut.

6. Adik Penulis Grasella Sinaga dan Dio Sinaga serta teman dekat benedictus saragih yang telah memberikan semangat maupun motivasi untuk peyusunan skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan di Tata Rias angkatan 2012. Secara khusus Elen, isma, Anggreina, yaki, santy, yolanda, Beta, lasro, dan seluruh teman-teman Tata Rias angkatan 2012 yang telah membantu, mendukung serta motivasi Penulis dalam peyusunan skripsi ini.

8. Teman teman sepermainan, secara khusus Sri Lestari, Tania, Esra, Pita dan Tari yang telah membantu, mendukung serta memotivasi penulis dalam peyusunan skripsi ini.


(8)

iv

Penulis menyadari bahwa skripsiini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan masukan yang bersifat membangun demi sehingga skripsi ini. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi perkembangan ilmu kecantikan. Atas kesempatanya penulis mengucapkan sekian dan terimakasih.

Medan, Januari 2017 Penulis,

Intan Quavadis Sinaga


(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

A.Kerangka Teoritis ... 10

1.Hakekat Media Pembelajaran Interaktif Aplikasi Swish Max... 10

1.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 10

1.2 Manfaat Media Pembelajaran ... 14

1.3 Ciri-Ciri Media ... 18

1.4 Jenis -Jenis Media Pembelajaran ... 18

1.5 Prinsip Media pembelajaran ... 24

1.6 Kriteria Media Pembelajaran ... 25

1.7 Kriteria Penilaian Media Pembelajaran ... 27

1.8 Pengembangan Media pembelajaran ... 34


(10)

vi

1.10 Media Interaktif Aplikasi Swish Max ... 39

2. Kompetensi Gerakan Pengurutan Kulit Kepala dan Rambut ... 45

2.1 Pengertian Pengurutan (Massage) Kulit Kepala ... 45

2.2 Dasar-Dasar Pengurutan Kulit Kepala ... 47

2.3 Tujuan Dan Manfaat Pengurutan Kulit Kepala ... 52

2.4 Teknik Pengurutan Kulit Kepala Dan Rambut ... 53

B. Penelitian Yang Relevan ... 59

C. Kerangka Berpikir ... 61

D. Hipotesis Penelitian ... 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 64

A. Desain Penelitian ... 64

B. Prosedur Pengembangan Penelitian ... 65

C. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 70

D. Subjek dan Objek Penelitian ... 70

E. Pelaksanaan Uji Coba ... 70

F. Jenis Data ... 73

G. Instrument Pengumpulan Data ... 74

H. Teknik Analisis Data ... 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 86

A. Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 86

1. Deskripsi Analisis Kebutuhan ... 86

2. Deskripsi Produk awal ... 98

3. Deskripsi data Hasil Uji Coba ... 102

B. Analisis Data ... 132

1. Analisis Data Hasil Evaluasi Ahli Materi ... 133

2. Analisis Data Hasil Evaluasi Ahli Media Pembelajaran ... 134

3. Analisis Data Hasil Uji Coba Lapangan ... 135

C. Analisis Data Uji Efektifitas ... 136

D. Revisi Produk ... 143


(11)

vii

2. Revisi Kedua ... 143

3. Revisi Ketiga... 143

4. Revisi Keempat ... 144

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 144

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 147

A. Kesimpulan ... 147

B. Saran ... 148

DAFTAR PUSTAKA ... 150 LAMPIRAN


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Instalansi swish max tahap 1... 40

Gambar 2. Instalansi swish max tahap 2 ... 40

Gambar 3. Instalansi swish max tahap 3 ... 41

Gambar 4. Jendela Aplikasi Swish max dan start up menu ... 41

Gambar 5. Gerakan mengusap (eflleurage) ... 47

Gambar 6. Gerakan memijit/meremas/mencubit (petrisage) ... 48

Gambar 7. Gerakan menggetar (vibrasi) ... 49

Gambar 8. Gerakan menggosok (friction) ... 50

Gambar 10. Gerakan menepuk (tapotage) ... 51

Gambar 11. Gerakan Memutar (Rileks) ... 53

Gambar 12. Gerakan rotasi dan gerakaan meluncur ... 54

Gambar 13. Gerakan Meluncur dan berputar ... 54

Gambar 14. Gerakan Dahi ... 55

Gambar 15. Gerakan pada kulit kepala ... 55

Gambar 16. Gerakan pada pertumbuhan rambut ... 56

Gambar 17. Gerakan pada kulit kepala depan ... 56

Gambar 18. Gerakan pada kulit kepala belakang ... 57

Gambar 19. Gerakan telinga ke telinga ... 57

Gambar 20. Gerakan punggung ... 58


(13)

ix

Gambar Halaman

Gambar 22. Gerakan tulang punggung ... 59

Gambar 23. Intro Media Swish Max ... 99

Gambar 24. Menu Home Media Swish Max ... 99

Gambar 25. Menu About Media Swish Max ... 100

Gambar 26: Menu Petunjuk Media Swish Max... 100

Gambar 27: Menu Materi Media Swish Max ... 100

Gambar 28: Quiz Media Swish Max ... 101

Gambar 29: Hasil Quiz Media Swish Max ... 101

Gambar30. Diagram batang tingkat kecendrungan penilaian ahli materi terhadap kelayakan isi ... 107

Gambar 31. Diagram batang tingkat kecendrungan penilaian ahli materi terhadap kelayakan penyajian ... 108

Gambar 32. Diagram batang tingkat kecendrungan penilaian ahli media terhadap bahasa ... 109

Gambar 33. Diagram batang tingkat kecendrungan penilaian ahli media terhadap kelayakam program ... 114

Gambar 34. Diagram batang tingkat kecendrungan penilaian ahli media terhadap kelayakam komunikasi visual ... 115

Gambar 35. Diagram batang tingkat kecendrungan penilaian ahli media terhadap kelayakam desain pembelajaran ... 116

Gambar 36. Diagram batang tingkat kecenderungan penilaian terhadap uji coba kelompok kecil... 122

Gambar 37. Diagram batang tingkat kecenderungan penilaian terhadap uji coba kelompok sedang... ... 127

Gambar 38. Diagram batang tingkat kecenderungan penilaian terhadap uji coba kelompok besar... 132

Gambar 39. Diagram batang perolehan skor empiris pengembangan media pembelajaran swish max oleh ahli materi... 133

Gambar 40. Diagram batang perolehan skor empiris pengembangan media pembelajaran swish max oleh ahli media... 135


(14)

x

Gambar Halaman

Gambar 41.Diagram batang perolehan skor empiris pengembangan

Media swish max hasil uji coba lapangan... ... 136 Gambar 42.Diagram batang perolehan skor empiris pengembangan


(15)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 1. Prosedur pengembangan Media Pembelajaran ... ... 35

Tabel 2. Prosedur Penelitian Dan Pengembangan Media Swishmax ... 66

Tabel 3. Tahapan-tahapan Pengujian Media Swish Max ... ... 72

Tabel 4. Kisi-kisi angket kebutuhan siswa ... ... 75

Tabel 5. Kisi-kisi angket kebutuhan guru ... ... 76

Tabel 6. Kisi-kisi Instrument Penelitian tentang kualitas materi pembelajaran Gerakan pengurutan kulit kepala ... ... 78

Tabel 7. Kisi-kisi Instrument Penelitian tentang kualitas Media pembelajaran Swish max ... ... 80

Tabel 8. Angket efektivitas Media Pembelajaran Interaktif menggunakan swish max untuk guru ... ... 82

Tabel 9. Angket efektivitas Media Pembelajaran Interaktif menggunakan swish max untuk siswa ... ... 83

Tabel 10. Kiteria jawaban item instrument validasi dengan skala linkert ... ... 84

Tabel 11. Kriteria Presentasi Indikator Pada Media Pembelajaran Materi Pengurutan Kulit Kepala Yang Telah Dikembangkan ... ... 85

Tabel 12. Kriteria Validasi Analisis Presentase ... ... 85

Tabel 13. Data Analisis Kebutuhan Siswa ... ... 88

Tabel 14. Data Analisis Kebutuhan Guru ... ... 93

Tabel 15. Skor penilaian oleh ahli materi tentang kelayakan isi ... 103


(16)

xii

Tabel Halaman

Tabel 17. Skor penilaian oleh ahli materi tentang kebahasaan ... 105

Tabel 18. Tingkat kecenderungan penilaian ahli materi terhadap aspek kelayakan isi ... 106

Tabel 19. Tingkat kecenderungan penilaian ahli materi terhadap aspek kelayakan penyajian ... 107

Tabel 20. Tingkat kecenderungan penilaian ahli materi terhadap aspek kelayakan bahasa ... 108

Tabel 21. Komentar dan saran dari ahli materi yang perlu direvisi ... 109

Tabel 22. Skor penilaian oleh ahli desain tentang kelayakan isi ... 110

Tabel 23. Skor penilaian oleh ahli desain tentang kelayakan penyajian ... 111

Tabel 24. Skor penilaian oleh ahli media tentang kelayakan komunikasi ... 112

Tabel 25. Tingkat kecenderungan penilaian ahli media pembelajaran terhadap aspek program ... 114

Tabel 26. Tingkat kecenderungan penilaian ahli media pembelajaran terhadap aspek komunikasi ... 115

Tabel 27. Tingkat kecenderungan penilaian ahli media pembelajaran terhadap aspek desain pembelajaran ... 116

Tabel 28. Komentar dan saran dari ahli media pembelajaran yang perlu Direvisi ... 117

Tabel 29. Skor penilaian media pengembangan media pembelajaran Swish Max pada uji coba kelompok kecil ... 118

Tabel 30. Tingkat kecenderungan penilaian terhadap media pembelajaran Swish Max uji coba kelompok kecil ... 121

Tabel 31. Skor penilaian pengembangan media swish max pada uji coba kelompok sedang ... 123

Tabel 32. Tingkat kecendrungan penilaian pengembangan media Swish max pada uji coba kelompok sedang ... 126


(17)

xiii

Tabel Halaman Tabel 33. Skor penilaian pengembangan media swish max pada

uji coba kelompok besar ... 128 Tabel 34. Tingkat kecenderungan penilaian pengembangan media

swish max uji coba kelompok besar ... 131 Tabel 35. Persentase rata–rata hasil penilaian terhadap materi

pengembangan media oleh ahli materi ... 133 Tabel 36. Persentase rata–rata hasil penilaian terhadap media

pengembangan media oleh ahli media ... 134 Tabel 37. Persentase rata–rata hasil penilaian terhadap media

pembelajaran swish max pada uji coba dilapangan ... 135 Tabel 38. Skor penilaian tingkat efektifitas pengembangan media

swish max ... 137 Tabel 39. Data hasil revisi pada ahli materi ... 143 Tabel 40. Data hasil revisi pada ahli media ... 143


(18)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Silabus ... 153

2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 157

3.

Skenario Pembelajaran Media Swish Max ... 172

4.

Tabel Tabulasi Hasil Analisis Kebutuhan Siswa Dan Guru ... 177

5.

Data Hasil Tabel Tabulasi Uji Coba kelompok kecil, sedang, dan besar 179

6.

Tabel Tabulasi Uji Efektivitas Siswa dan Guru ... 183


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia.

Pada UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa “manusia

membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran

dan atau cara lain, yang dikenal dan diakui oleh masyarakat”. Dengan pendidikan

manusia dapat meningkatkan kualitas sumber daya yang dimiliki sebagai pelaksana pembangunan. Adanya pendidikan yang berkualitas dapat menentukan kualitas bangsa agar tidak tertinggal dengan bangsa lain, sehingga pembaharuan pendidikan sangat dibutuhkan dan menjadi tuntunan dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Menurut Ningrum (2012) kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah, hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumberdaya manusia di Indonesia juga masih tergolong rendah. Menurut Fikri (2011) menyatakan kualitas sumber daya manusia di Indonesia dibandingkan dengan 174 negara di dunia tiap tahunnya mengalami penurunan. Hal tersebut berdasarkan hasil survey yang dilakukan UNESCO pada tahun 2000 mengenai peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan kesehatan, dan penghasilan perkepala yang menunjukkan bahwa


(20)

2

indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).

Konsep belajar sejak era reformasi pendidikan ini lebih didominasi oleh siswa. Mereka yang lebih banyak melakukan proses interaksi dalam kelas, baik dengan bahan ajar maupun dengan sejawat mereka. Mereka melakukan pencarian informasi keilmuan dari berbagai literatur, membahas temuan-temuanya, melatih kemahiran mengoperasikan ilmunya, melakukan analisis, sintesis dan penyimpulan akhir. Guru mendampingi mereka belajar, membimbing para siswa melakukan latihan mengoperasikan teori-teorinya dalam kelas, membimbing para siswa melakukan peer review sesama sejawatnya, dan bahkan membimbing mereka melakukan uji coba di laboratorium. Demikianlah konsep belajar di era reformasi sampai sekarang ini. Kelas benar-benar milik siswa untuk mereka mengembangkan aktivitas belajar melalui interaksi dengan sumber belajar, alat-alat dan sarana pembelajaran serta dengan sejawat mereka.

Untuk menumbuhkan semangat belajar siswa, maka guru dituntut untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan inovatif, sehingga mendorong siswa dapat belajar secara optimal baik dalam belajar individual maupun dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Usaha untuk mencapai pembelajaran yang menarik dan inovatif yaitu salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Menurut Sadiman (2011) media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan kepada penerima pesan atau pembelajaran.


(21)

3

Media yang digunakan dalam pembelajaran akan memberikan pengaruh bagi siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan. Dengan adanya media pembelajaran siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat dan melakukan, sehingga daya serap siswa mengenai materi yang sedang diajarkan akan meningkat. Seperti yang dikemukakan oleh Depdiknas (2004) bahwa daya tangkap siswa, 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan dengar. Hal tersebut, pembelajaran dengan menggunakan teknologi audio visual siswa dapat menyerap materi pembelajaran lebih banyak, dibandingkan tanpa menggunakan media audio visual. Apabila seorang guru menyampaikan materi pelajaran hanya menggunakan metode konvensional maka penyerapan materi pelajaran oleh siswa tidak akan optimal. Jika hal tersebut dilakukan terus menerus tanpa adanya variasi metode dalam pembelajaran dapat dipastikan siswa akan cepat jenuh dan bosan dalam belajar.

SMK Negeri 8 Medan merupakan sebuah lembaga pendidikan untuk tingkat menengah kejuruan, yang memiliki tujuan yaitu menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja yang memilki kompetensi dan dapat mengembangkan diri secara profesionalisme serta meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Demi terwujudnya tujuan tersebut, sekolah membangun visi yaitu menwujudkan sekolah sebagai lembaga diklat yang unggul dalam menghasilkan tamatan berstandard Nasional dan Internasional.

Kurikulum yang diajarkan kepada siswa merupakan materi-materi yang bersifat teori dan praktek dengan tujuan melalui materi yang disampaikan dapat


(22)

4

memberikan pengetahuan dan keterampilan. Salah satu kompetensi dalam kurikulum di SMK Negeri 8 Medan adalah kompetensi produktif berisi tentang kompetensi kejuruan, dimana salah satunya yaitu menjelaskan gerakan pengurutan kulit kepala. Kompetensi menjelaskan gerakan pengurutan kulit kepala merupakan Salah satu mata pelajaran di SMK Negeri 8 Medan yakni mata pelajaran Dasar Kecantikan Rambut. Dimana Mata pelajaran ini diperoleh pada kelas X semester ganjil.

Pada tingkat Sekolah Menengah kejuruan (SMK) bidang kecantikan pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut, kendala yang dihadapi guru dilapangan adalah bagaimana membuat pembelajaran tersebut menjadi menyenangkan. Hal ini sejalan dengan observasi yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 8 Medan. Peneliti memilih sekolah SMK Negeri 8 Medan sebagai tempat penelitian karena di sekolah tersebut memiliki fasilitas yang memadai dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yaitu di sekolah tersebut sudah terdapat LCD untuk menayangkan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif. Melihat kondisi ini , maka diadakanya perubahan dengan menerapkan media pembelajaran yang lebih informatif dan inovatif untuk memberdayakan siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Dasar Kecantikan Rambut Ibu Alida, (pada tanggal 30 Mei 2016 dengan jurusan Tata Kecantikan rambut di SMK Negeri 8 Medan, jalan Dr. Mansyur) diketahui bahwa: 1) penyampaian materi hanya secara verbal dan penggunaan media yang sangat monoton, 2) aktivitas belajar siswa yang belum optimal dalam pembelajaran, 3) guru mata pelajaran senderung mengajar dengan metode ceramah. Hal ini


(23)

5

menyebabkan tujuan pembelajaran belum tersampaikan. Pada mata pelajaran Dasar kecantikan rambut masih ada kompetensi yang belum tercapai, ini diperkuat oleh data sekunder hasil belajar pada kompetensi gerakan pengurutan kulit kepala kelas X SMK Negeri 8 Medan dijelaskan pada tahun 2015-2016 rata-rata siswa memiliki nilai dengan kategori cukup. Kriteria minimum (KKM) yang ditetapkan disekolah untuk kompetensi gerakan pengurutan kulit kepala adalah 75. Dari 31 siswa yang mendapat nilai A berjumlah 2 siswa, nilai B berjumlah 7 orang siswa, nilai C berjumlah 18 siswa, dan nilai D yaitu KKM ( ) berjumlah 4 orang.

Berdasarkan uraian di atas, maka dianggap perlu adanya perubahan dalam mengajar yakni dengan media pembelajaran interaktif yang mampu mengajak siswa untuk ikut berpartisifasi dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, bila perlu media pembelajaran tersebut mampu membuat siswa belajar mandiri jika suatu saat guru tidak dapat mengisi pelajaran dikelas. Media pembelajaran yang akan dihasilkan oleh peneliti memiliki ciri khusus yaitu mudah dingunakan, menarik, dan menyenangkan serta materi yang dipaparkan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan.

Selain hal diatas, alat bantu atau media pembelajaran yang beragam dapat menciptakan variasi dalam proses pembelajaran. Berkaitan dengan yang dibutuhkannya alat bantu atau media pembelajaran dalam usaha menciptakan proses belajar yang menyenangkan, menarik, dan efektif, maka peneliti melakukan penelitian dibidang pendidikan berupa pengembangan media pembelajaran berbasis komputer dengan memanfaatkan software Swish Max pada mata pelajaran Dasar Kecantikan Rambut untuk kelas X SMK Negeri 8 Medan.


(24)

6

Swish Max adalah salah satu software yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan media pembelajaran.

Media pembelajaran Swish Max mempermudah guru dalam penyampaian materi pelajaran agar lebih jelas dan mudah dipahami siswa. Guru tidak perlu lagi menyampaikan seluruh isi materi pelajaran melalui ceramah, tetapi guru bertugas sebagai fasilitator dalam memecahkan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami siswa. Swish-Max merupakan gabungan konsep pembelajaran dengan teknologi audiovisual yang mampu menghasilkan fitur-fitur baru yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Fitur –fitur yang ada dalam Swish Max mampu mendesain animasi-animasi yang lebih menarik, tidak monoton dan memudahkan penyampaian materi. Tujuanya adalah untuk membantu mempermudah guru dan siswa dalam memberikan dan memahami pelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengembangan Media Pembelajaran Swish Max Pada Mata Pelajaran Dasar Kecantikan Rambut untuk siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Proses pembelajaran Dasar kecantikan rambut masih dilakukan dengan cara menulis materi yang disalin oleh guru dan mejelaskan materi pelajaran tersebut dengan metode ceramah


(25)

7

2. Sulitnya guru dalam membuat media pembelajaran dasar kecantikan rambut yang menarik dan meningkatkan keaktifan siswa

3. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Negeri 8 Medan monoton, kurang menarik dan masih belum optimal.

4. Masih kurangnya media pembelajaran tentang materi gerakan pengurutan kulit kepala pada siswa

5. Siswa tidak dapat menvisualisasikan dengan mudah materi yang diperoleh

6. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut pada materi gerakan pengurutan kulit kepala dan rambut kelas X SMK Negeri 8 Medan masih rendah

7. Belum tersedia media pembelajaran Swish Max pada materi gerakan pengurutan kulit kepala

C. Pembatasan masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah serta mengingat kemampuan penulis yang terbatas dalam hal waktu serta tenaga, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengembangan mata pelajaran dasar kecantikan rambut adalah hanya kompetensi dasar menjelaskan gerakan pengurutan kulit kepala.

2. Media Pembelajaran yang dikembangkan berupa desain Media pembelajaran Interaktif menggunakan aplikasi Swish Max pada materi gerakan pengurutan kulit kepala


(26)

8

3. Objek penelitian ini adalah siswa kelas X siswa tata kecantikan Rambut Pada semester ganjil bidang keahlian tata kecantikan rambut SMK Negeri 8 Medan T.A 2016/2017

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengembangan Media pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi Swish Max pada materi gerakan pengurutan kulit kepala untuk siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan T.A 2016/2017?

2. Apakah Media Pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi Swish Max efektif digunakan pada materi gerakan pengurutan kulit kepala untuk siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan T.A 2016/2017?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan utama penelitian pengembangan ini adalah untuk menerapkan media pembelajaran Swish Max, tujuan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi Swish Max pada materi gerakan pengurutan kulit kepala pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan T.A 2016/2017.

2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi Swish Max pada materi gerakan pengurutan kulit kepala untuk siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan T.A 2016/2017.


(27)

9

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermakana bagi peneliti, guru-guru dan sekolah sebagai berikut, adalah:

1. Untuk memberikan pengalaman lebih konkret, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam mengembangkan media pembelajaran interaktif yang lebih komunikatif dan produktif dalam dunia pendidikan serta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan dapat diterapkan untuk proses pembelajaran di kelas.

2. Dapat membantu siswa dalam memahami materi gerakan pengurutan kulit kepala dan rambut dengan pembelajaran yang interaktif, menarik, dan menyenangkan bagi setiap siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa

3. Sebagai salah satu alternatif dalam pemanfaatan media pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas

4. Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi produktif untuk menggunakna media pembelajaran yang efektif daan efisien guna meningkatkan hasil belajar siswa

5. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti untuk mendesain dan mengembangkan media pembelajaran swish max guna memecahkan masalah sesuai bidang terutama ilmu yang diemban yakni ranah model pembelajaran


(28)

84 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian pengembangan media pembelajaran Swish Max pada mata pelajaran Dasar Kecantikan Rambut dengan materi pengurutan kulit kepala dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan

Pada tahap ini disimpulkan bahwa siswa menyatakan 86,6% membutuhkan media pembelajaran interaktif yang berguna untuk menunjang aktivitas belajar siswa dan guru menyatakan 88% media pembelajaran interaktif yang berguna untuk menunjang aktivitas belajar yang berguna untuk mempermudah guru untuk menyampaiakna materi dan meningkatkan semangat siswa dalam melakukan proses pembelajaran pengurutan kulit kepala.

2. Pengembangan Produk Media Pembelajaran Swish Max pada mata pelajaran Dasar Kecantikan Rambut dengan materi pengurutan kulit kepala

Pada tahap ini disimpulkan bahwa media pembelajaran swish max pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut dengan materi pengurutan kulit kepala yang dikembangkan termasuk kedalam kategori sangat baik dengan persentase hasil penilaian masing–masing ahli materi 86,4%, ahli media pembelajaran 80,7% hasil uji coba kelompok kecil yang berjumlah 5 orang siswa menyatakan dengan persentase rata-rata 78,3%, hasil uji coba kelompok sedang yang berjumlah 15 orang siswa menyatakan dengan persentase rata-rata 81,3%, dan


(29)

148

uji coba kelompok besar yang berjumlah 5 orang siswa menyatakan dengan persentase rata-rata 87,7% dan telah layak untuk diproduksi sebagai media pembelajaran.

3. Efektifitas Produk media pembelajaran swish max

Pada tahap ini disimpulkan bahwa media pembelajaran swish max yang dikembangkan efektif digunakan sebagai media pembelajaran untuk materi pengurutan kulit kepala pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan. Berdasarkan hasil tanggapan siswa pada uji efektifitas diperoleh penilaian dengan kriteria sangat baik dengan persentase rata–rata 89,2% dan tanggapan guru dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata 85,8%. Hal tersebut menyatakan bahwa media pembelajaran swish max layak untuk diproduksi sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Dasar Kecantikan Rambut pada materi pengurutan kulit kepala.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diuraikan pada kesimpulan serta hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran:

1. Agar proses pembelajaran pengurutan kulit kepala dapat dilakukan dengan cara menggunakan media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa, maka disarankan agar media pembelajaran swish max ini sudah layak digunakan dengan alasan agar siswa mampu memberikan umpan balik yang lebih baik.

2. Agar pemanfaatan media pembeajaran swish max sebagai salah satu media pembelajaran yang digunakan dalam proses penyampaian pembelajaran


(30)

149

khususnya pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut, maka dari itu guru masih tetap sebagai fasilitator agar siswa tetap terlibat aktif dalam proses pembelajaran pengurutan kulit kepala.

3. Agar hasil produk ini lebih maksimal dan layak digunakan lebih jauh lagi, maka diperlukan hal–hal yang mendukung pengembangan produk terdiri dari: ahli pengembangan kurikulum, ahli bidang studi, ahli materi, dukungan dana dan prasarana serta waktu yang tersedia.

4. Dengan alasan keterbatasan waktu dan dana peneliti, sehingga masih banyak beberapa pengembangan yang belum terkontrol maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih representatif.


(31)

150

DAFTAR PUSTAKA

AECT. “The Devinition Of Education Tecnology”, 1977. Edisi Indonesia. CV : Rajawali

Alim, Sumarno, terarsip pada (http://elearning.unesa.ac.id/myblog/ alimsumarno/ penggolongan-media-pembelajaran). Diakses pada 6 Juni 2016

Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2, Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Penerbit. Cv: Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Borg, W,R. Gall. 1989. Education Research An Introduction. New York and London

Chandra. 2005. Animasi Teks Profesional dengan Swishmax. PT: Maxicom, Palembang

Che & Wong. 2003. Multimedia-Based Instructional Design: Computer based Training Web based Training distance Broadcast training performance based solutions. Published online : Pfeiffer

Dale, E. 1969. Audiovisual Methos in Teaching. (Third Edition). New York : The Dryden Press, Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Departemen Pendidikan Nasional, (2004). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dodi, 2008. Animasi dengan Swishmax. Artikel PendidikanIndonesia,(Online) (http///KEunggulan%20swishmax%20_%20Media%20Pendidikan.htm). Diakses 17 juni 2016.

Fikri, Nurul. 2011. Posisi Pendidikan Indonesia Di Mata Dunia. Artikel Pendidikan. (Online) (http://nurulfikrsda.blogspot.com/2011/10/posisi pendidikanindonesia-di-mata.html), diakses tanggal 5 juni 2016)

Gagne amd Briggs. L. J. 1979. Principles Of Instructional Design. New York : Holt Rinehart and Winston.

Gagne, R. M (Ed.). 1970. Instruktural Technology : Foundation Hillsdale: Lawrance Erlmaum Associates, Publishers.


(32)

151

Hamalik, O. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Knirk, F.G. dan Gustafson, K.L. 2005. Instructional Tecnology a Systematic Approach to Education. New York: Hlt Rinehart and Winston.

Latuheru, John D. (1988). Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta : Depdikbud Dikti PLPTK.

Miarso, Y. 2005. Menyemaih Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Munadi, Yudi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media Dan Sumber Pembelajaran . Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Nana Sudjana & Ahmad Riva’i. (2002). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Ningrum, Dwi. 2012. “Pengembangan Media Animasi Interaktif Dengan Menggunakan Program Adobe Flash Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi SMK Kelas XI Pada Pokok Bahasan Menyusun Laporan Rekonsiliasi Bank”. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya. JPE FE UNESA

Nurlaili. 2013. Dasar Kecantikan Rambut 1. Jakarta : Direktorat PembinaanSMK. Putro, Eko Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ridwan, K. E. A. 2007. Analisis jalur (Path analysis). Bandung : Alfabeta

Riyana, C. 2010. Peningkatan Kompetensi Pedagogis Guru Melalui Penerapan Model Education Centre Of Teacher Interactive Virtual (Educative). Jurnal Penelitian Pendidikan.

Rusman, K dan Riyana, C. 2012. Pembelajaran berbasis Teknologi informasi dan komunikasi. CV: Rajawali Press, Bandung

Rostamilis. 2005. Tata Kecantikan Rambut jilid 1. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Rostamilis, dkk. 2008. Tata Kecantikan Rambut jilid 2. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Sadiman. Arif et. al. 2009. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Pers

Sadiman, Haryono, Rahardjo dan Rahardjito . 2011. Media Pendidikan. Jakarta :Rajawali Pers

Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Pradana Media Group


(33)

152

Schramm. 1977. Media Pembelajaran. Artikel Pendidikan Indonesian. (Online):(http://www.infogue.com/viewstory/2011/01/08/pengertian_medi pembelaran_menurut_pakar_pendidikan/?url=http://zonainfosemua.blogsp ot.com/20/01/media-berasal-dari-bahasa-latin.html). Diakses pada 6 juni 2016.

Setiyanto. Animate d Swish Max Media Development For Preparation Of Mechanical Working Drawing For Year X Smk Students. Jurnal.

Sharon, E. S. 2011. Instructional Teknology & Media For LeaRning. Jakarta: Kencana.

Sonntag, Linda. 1992. The Hairstyle Hair Care & Beauty Book. Tiger Books Internasional. London.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian pengajaran. Alfabeta: bandung

Supriatna, Dadang. 2009. Pengenalan Media Pembelajaran. Terarsip pada (http://izaskia.files.wordpress.com/2010/03/pengenalanmediapembelajara pdf). Diakses 7 juni 2016.

Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Syarif , AM. 2005. Cara Cepat Membuat Animasi Flash Menggunakan Swishmax. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.

Trianto. 2010. Media Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi Aksara.

Yanasari, Y. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Yang Berkulaitas seminar Nasional Pascasarjana X-ITS. Surabaya.

Yuananda, N. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia Interaktif Menggunakan Sofware Swishmax DenganPendekatan Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Luas Dan Volume Bangun Ruang Sisi Data. skripsi. Yogyakarta: UIN

Wahyu, A. 2005. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Swishmax-4 Pada Materi Gerak Melingkar Beraturan UntukMeningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sma Kelas X. Skripsi. Malang. Universitas Negeri Malang.

Wina, Yuni. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang Berkualitas. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pascasarjana X–ITS, Surabaya, 4 Agustus.


(1)

84

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian pengembangan media pembelajaran Swish Max pada mata pelajaran Dasar Kecantikan Rambut dengan materi pengurutan kulit kepala dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan

Pada tahap ini disimpulkan bahwa siswa menyatakan 86,6% membutuhkan media pembelajaran interaktif yang berguna untuk menunjang aktivitas belajar siswa dan guru menyatakan 88% media pembelajaran interaktif yang berguna untuk menunjang aktivitas belajar yang berguna untuk mempermudah guru untuk menyampaiakna materi dan meningkatkan semangat siswa dalam melakukan proses pembelajaran pengurutan kulit kepala.

2. Pengembangan Produk Media Pembelajaran Swish Max pada mata pelajaran Dasar Kecantikan Rambut dengan materi pengurutan kulit kepala

Pada tahap ini disimpulkan bahwa media pembelajaran swish max pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut dengan materi pengurutan kulit kepala yang dikembangkan termasuk kedalam kategori sangat baik dengan persentase hasil penilaian masing–masing ahli materi 86,4%, ahli media pembelajaran 80,7% hasil uji coba kelompok kecil yang berjumlah 5 orang siswa menyatakan dengan persentase rata-rata 78,3%, hasil uji coba kelompok sedang yang berjumlah 15 orang siswa menyatakan dengan persentase rata-rata 81,3%, dan


(2)

uji coba kelompok besar yang berjumlah 5 orang siswa menyatakan dengan persentase rata-rata 87,7% dan telah layak untuk diproduksi sebagai media pembelajaran.

3. Efektifitas Produk media pembelajaran swish max

Pada tahap ini disimpulkan bahwa media pembelajaran swish max yang dikembangkan efektif digunakan sebagai media pembelajaran untuk materi pengurutan kulit kepala pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan. Berdasarkan hasil tanggapan siswa pada uji efektifitas diperoleh penilaian dengan kriteria sangat baik dengan persentase rata–rata 89,2% dan tanggapan guru dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata 85,8%. Hal tersebut menyatakan bahwa media pembelajaran swish max layak untuk diproduksi sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Dasar Kecantikan Rambut pada materi pengurutan kulit kepala.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diuraikan pada kesimpulan serta hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran:

1. Agar proses pembelajaran pengurutan kulit kepala dapat dilakukan dengan cara menggunakan media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa, maka disarankan agar media pembelajaran swish max ini sudah layak digunakan dengan alasan agar siswa mampu memberikan umpan balik yang lebih baik.

2. Agar pemanfaatan media pembeajaran swish max sebagai salah satu media pembelajaran yang digunakan dalam proses penyampaian pembelajaran


(3)

khususnya pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut, maka dari itu guru masih tetap sebagai fasilitator agar siswa tetap terlibat aktif dalam proses pembelajaran pengurutan kulit kepala.

3. Agar hasil produk ini lebih maksimal dan layak digunakan lebih jauh lagi, maka diperlukan hal–hal yang mendukung pengembangan produk terdiri dari: ahli pengembangan kurikulum, ahli bidang studi, ahli materi, dukungan dana dan prasarana serta waktu yang tersedia.

4. Dengan alasan keterbatasan waktu dan dana peneliti, sehingga masih banyak beberapa pengembangan yang belum terkontrol maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih representatif.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

AECT. “The Devinition Of Education Tecnology”, 1977. Edisi Indonesia. CV : Rajawali

Alim, Sumarno, terarsip pada (http://elearning.unesa.ac.id/myblog/ alimsumarno/ penggolongan-media-pembelajaran). Diakses pada 6 Juni 2016

Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2, Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Penerbit. Cv: Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Borg, W,R. Gall. 1989. Education Research An Introduction. New York and London

Chandra. 2005. Animasi Teks Profesional dengan Swishmax. PT: Maxicom, Palembang

Che & Wong. 2003. Multimedia-Based Instructional Design: Computer based Training Web based Training distance Broadcast training performance based solutions. Published online : Pfeiffer

Dale, E. 1969. Audiovisual Methos in Teaching. (Third Edition). New York : The Dryden Press, Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Departemen Pendidikan Nasional, (2004). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dodi, 2008. Animasi dengan Swishmax. Artikel PendidikanIndonesia,(Online) (http///KEunggulan%20swishmax%20_%20Media%20Pendidikan.htm). Diakses 17 juni 2016.

Fikri, Nurul. 2011. Posisi Pendidikan Indonesia Di Mata Dunia. Artikel Pendidikan. (Online) (http://nurulfikrsda.blogspot.com/2011/10/posisi pendidikanindonesia-di-mata.html), diakses tanggal 5 juni 2016)

Gagne amd Briggs. L. J. 1979. Principles Of Instructional Design. New York : Holt Rinehart and Winston.

Gagne, R. M (Ed.). 1970. Instruktural Technology : Foundation Hillsdale: Lawrance Erlmaum Associates, Publishers.


(5)

Hamalik, O. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Knirk, F.G. dan Gustafson, K.L. 2005. Instructional Tecnology a Systematic Approach to Education. New York: Hlt Rinehart and Winston.

Latuheru, John D. (1988). Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta : Depdikbud Dikti PLPTK.

Miarso, Y. 2005. Menyemaih Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Munadi, Yudi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media Dan Sumber Pembelajaran . Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Nana Sudjana & Ahmad Riva’i. (2002). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Ningrum, Dwi. 2012. “Pengembangan Media Animasi Interaktif Dengan Menggunakan Program Adobe Flash Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi SMK Kelas XI Pada Pokok Bahasan Menyusun Laporan Rekonsiliasi Bank”. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya. JPE FE UNESA

Nurlaili. 2013. Dasar Kecantikan Rambut 1. Jakarta : Direktorat PembinaanSMK. Putro, Eko Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ridwan, K. E. A. 2007. Analisis jalur (Path analysis). Bandung : Alfabeta

Riyana, C. 2010. Peningkatan Kompetensi Pedagogis Guru Melalui Penerapan Model Education Centre Of Teacher Interactive Virtual (Educative). Jurnal Penelitian Pendidikan.

Rusman, K dan Riyana, C. 2012. Pembelajaran berbasis Teknologi informasi dan komunikasi. CV: Rajawali Press, Bandung

Rostamilis. 2005. Tata Kecantikan Rambut jilid 1. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Rostamilis, dkk. 2008. Tata Kecantikan Rambut jilid 2. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Sadiman. Arif et. al. 2009. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Pers

Sadiman, Haryono, Rahardjo dan Rahardjito . 2011. Media Pendidikan. Jakarta :Rajawali Pers

Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Pradana Media Group


(6)

Schramm. 1977. Media Pembelajaran. Artikel Pendidikan Indonesian. (Online):(http://www.infogue.com/viewstory/2011/01/08/pengertian_medi pembelaran_menurut_pakar_pendidikan/?url=http://zonainfosemua.blogsp ot.com/20/01/media-berasal-dari-bahasa-latin.html). Diakses pada 6 juni 2016.

Setiyanto. Animate d Swish Max Media Development For Preparation Of Mechanical Working Drawing For Year X Smk Students. Jurnal.

Sharon, E. S. 2011. Instructional Teknology & Media For LeaRning. Jakarta: Kencana.

Sonntag, Linda. 1992. The Hairstyle Hair Care & Beauty Book. Tiger Books Internasional. London.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian pengajaran. Alfabeta: bandung

Supriatna, Dadang. 2009. Pengenalan Media Pembelajaran. Terarsip pada (http://izaskia.files.wordpress.com/2010/03/pengenalanmediapembelajara pdf). Diakses 7 juni 2016.

Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Syarif , AM. 2005. Cara Cepat Membuat Animasi Flash Menggunakan Swishmax. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.

Trianto. 2010. Media Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi Aksara.

Yanasari, Y. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Yang Berkulaitas seminar Nasional Pascasarjana X-ITS. Surabaya.

Yuananda, N. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika

Berbasis Multimedia Interaktif Menggunakan Sofware Swishmax

DenganPendekatan Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Luas Dan Volume Bangun Ruang Sisi Data. skripsi. Yogyakarta: UIN

Wahyu, A. 2005. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Swishmax-4 Pada Materi Gerak Melingkar Beraturan UntukMeningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sma Kelas X. Skripsi. Malang. Universitas Negeri Malang.

Wina, Yuni. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang Berkualitas. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pascasarjana X–ITS, Surabaya, 4 Agustus.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TUTORIAL PANGKAS INCREASE LAYER KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 6 25

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN LECTORA INSPIRE PADA MATA PELAJARAN DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 BERINGIN.

1 11 37

PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR KECANTIKAN RAMBUT SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 5 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 2 20

PENGARUH PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN APLIKASI CAMTASIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR KECANTIKAN KULIT PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 2 20

HUBUNGAN PENGETAHUAN KARAKTERISTIK KULIT DENGAN PEMILIHAN KOSMETIK FOUNDATION PADA MATA PELAJARAN DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 6 27

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS APLIKASI CAMTASIA BERBANTUAN JOBSHEET PADA MATA PELAJARAN DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 BERINGIN.

0 2 29

ANALISIS HASIL PRAKTEK PENERAPAN FOUNDATION PADA MATA PELAJARAN DASAR KECANTIKAN KULIT KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 2 25

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBANTUAN POWER POINT PADA MATA PELAJARAN PERAWATAN RAMBUT DASAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 3 PEMATANG SIANTAR.

0 0 25

PENGARUH STRATEGI INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR KECANTIKAN RAMBUT SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 1 20