Overextension Penggelembungan Makna Deskripsi Makna Kata Bahasa Indonesia Anak Usia 4 Sampai 5 Tahun Di Pesisir Sibolga

4.1.1 Overextension Penggelembungan Makna

Overextension atau penggelembungan makna adalah salah satu prinsip-prinsip universal yang digunakan oleh anak dalam hal penentuan makna suatu kata. Diperkenalkan dengan suatu konsep baru, si anak cenderung mengambil satu fitur dari konsep tersebut, lalu menerapkan pada konsep lain yang memilki fitur tersebut Darwowidjojo, 2003: 260. 4 Peneliti: Gambar apa ini Justin? sambil menunjukkan gambar kerbau yang memilki tanduk Justin : Ini kan banteng Bu Dari percakapan di atas sangat mungkin sekali Justin An 6 sebelumnya telah mengenal konsep tentang banteng yang mempunyai tanduk, sehingga ketika dia melihat konsep lain yang juga memiliki tanduk maka dia menyebutnya dengan banteng juga. Proses yang terjadi adalah proses overextension atau penggelembungan makna yang terjadi antara konsep banteng dan kerbau yang mempunyai tanduk karena memiliki salah satu fitur yang sama. Si anak memang sangat cenderung melihat bentuk fisik hewan ataupun tumbuhan untuk memahami sebuah konsep. Bentuk fisik itu lah yang dijadikannya bahan perbandingan untuk mengenali konsep lain. Universitas Sumatera Utara 5 Peneliti: menunjuk kepada gambar cicak Tinjak : Anak cicak Bu 6 Tinjak : Baru ini lah cicak, mamaknya. menunjuk pada gambar komodo Peneliti: Iya ya 7 Peneliti: Kalau yang ini apa? menunjuk pada gambar buaya Tinjak : O… ini gambar buaya Bu Percakapan di atas juga menunjukkan proses overextension terhadap konsep cicak dan komodo. Tinjak An 8 menyebut keduanya sebagai cicak, dia cuma mebedakannya sebagai induk cicak dan anak cicak, hal ini mungkin dikarenakan bentuk komodo lebih besar dari cicak. Tetapi untuk konsep buaya dia bisa membedakannya dengan komodo dan cicak, secara tepat dia bisa menyebutkan bahwa gambar tersebut adalah gambar buaya. Universitas Sumatera Utara Hampir sama dengan contoh di atas, Lena An 4 menyebutkan rusa sebagai anak kuda ketika ditunjukkan gambar kuda, sapi sebagai mamak kuda ketika ditunjukkan gambar sapi, dan menyebut kuda sebagai kuda ketika ditunjukkan gambar kuda. Proses overextension terjadi pada konsep kuda, rusa, dan sapi. Ketiga hewan yang berkaki empat itu disebut An 4 dengan kuda, ukuran badan yang berbeda hanya dijadikan An 4 sebagai perbandingan antara anak dan induk. Berbeda dengan konsep hewan di atas, untuk konsep bunga anak-anak belum dapat menyebutkan secara tepat nama bunga yang ada di dalam gambar. Hal tersebut dapat dilihat dari percakapan berikut: 8 Peneliti: Sekarang ganti gambar. menunjukkan gambar bunga kepada subjek penelitian Yogi : Gambal bunga, bunga kuning, bunga melah, bunga putih. sambil menunjuk gambar bunga matahari, bunga mawar, bunga melati secara berurutan Nanda : Iya kan Ini bunga warna kuning, ini warna merah, ini warna putih. melakukan hal yang sama dengan Yogi Nanda An 7 dan Yogi An 10, belum dapat menyebutkan nama-nama bunga tersebut secara tepat. Anak-anak tersebut hanya dapat membedakannya dari apa yang mereka lihat, yaitu bunga kuning, berwarna merah, dan bunga berwarna putih. Universitas Sumatera Utara Bentuk suatu benda, hewan, maupun tumbuhan merupakan hal yang pertama kali dengan mudah dilihat atau diamati. Bagi anak-anak hal itu merupakan suatu pengenalan awal terhadap suatu benda , hewan, maupun tumbuhan. Ketika dia dikenalkan pada sebuah konsep yang baru baik berupa benda, hewan, ataupun tumbuhan maka hal yang pertama kali diamati dan disimpan sebagai fitur adalah bentuk dari konsep tersebut. Oleh karena itu, ketika si anak melihat konsep lain yang memilki bentuk yang sama si anak akan menyebutkan nama yang sama terhadap dua konsep tersebut. 9 Situasi : Guru menggambar segitiga di papan tulis Elis : Ih… gambal topi ulang tahun Justin : Mana, itu gambar topi pak tani Proses pemerolehan semantik yang terjadi pada percakapan di atas adalah proses overextension. Elis An 12 menyebut gambar segitiga sebagai topi ulang tahun dan Justin An 6 menyebut gambar segitiga sebagai topi pak tani. Terdapat perbedaan penyebutan nama antara kedua anak tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan informasi awal yang diterima kedua anak tersebut. Elis An 12 lebih dahulu mengenal konsep topi ulang tahun yang berbuntuk kerucut 3 dimensi atau segitiga 2 dimensi, sehinga dia menerapkannya pada gambar segitiga yang mempunyai bentuk yang sama. Begitu juga Justin lebih dahulu mengenal topi pak tani, jika dilihat dari samping mirip segitiga, sehingga menerapkannya pada gambar segitiga. Universitas Sumatera Utara Selain bentuk, fungsi atau kegunaan suatu benda juga menjadi salah satu fitur yang dapat digunakan anak dalam memahami sesuatu dan hal ini juga menimbulkan proses overextension. Contoh: Wiwin An 9 menyebut kursi dan bangku sebagai bangku, sedangkan Angel An 2 menyebut sofa, kursi, dan bangku sebagai tempat duduk. Dari dua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa proses pemerolehan semantik yang terjadi adalah proses overextension. Jadi setiap benda yang berfungsi sebagai tempat duduk dinamakan bangku oleh An 9 dan dinamakan tempat duduk oleh An 2. 10 Peneliti: Coba dulu Juli. Gambar apa ini? Juli : Gambar baju Bu Peneliti: Baju apa? Juli : Baju la, ini dipakai mamak gambar baju kebaya, ini dipakai anak-anak gambar baju kaos, ini dipakai anak perempuan gambar gaun, ini la baru dipakai bapak-bapak gambar baju kemeja. Percakapan di atas juga menunjukkan proses overextension atau penggelembungan makna. An 5 tidak menyebutkan secara tepat jenis-jenis baju seperti yang peneliti maksudkan, namun dia mengetahui siapa pemakai baju-baju itu dan menyebutkannya dengan tepat. Hal ini menunjukkan informasi yang diterima oleh An 5 tentang konsep baju belum lengkap hanya Universitas Sumatera Utara terbatas pada pengamatan semata. Seharusnya Juli paham arti dari gambar itu sebagai baju kebaya, baju kaos, baju gaun, dan baju kemeja 11 Peneliti: menunjukkan gambar Elis : Ini gambal pelempuan Bu. Oh, yang ini gambal bu gulu. menunjuk gambar yang di tengah. Iya kan Bu Peneliti: Iya. Dari percakapan di atas terlihat proses overextension terhadap gambar perempuan dewasa. Elis An 12 menyebut dua gambar dari ketiga gambar tersebut adalah gambar perempuan, tetapi untuk gambar yang satu lagi Elis menyebutnya dengan tepat yaitu gambar ibu guru. Hal ini disebabkan karena Elis lebih mengenal gambar ibu guru daripada gambar ibu polwan dan ibu dokter. Konsep ibu guru lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari si anak, sehingga tentu saja si lebih kenal dengan konsep ibu guru. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Underextension Penciutan Makna