PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM KELAS X SMK SWASTA TELADAN MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM
KELAS X SMK SWASTA TELADAN MEDAN TAHUN AJARAN 2014 - 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh
RIJALUL MEIDANI 5103321030
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
(2)
Yang bertanda tangan
Nama Mahasiswa
NIM Jurusan
Program Studi
SURAT PERNYATAAN
di bawah ini :
Rjalul Mcidani
5103321030
Tcknik市lcsin
Pend. Teknik Mesin (S-1)
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul :
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share (TPS)
Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelaiaran Proses Dasar Pembentukan Logam Kelas X SMK Swasta Teladan
Medan Tahun Pelajaran 2014 -2A15.
Adalah Benar Tidak Plaeiat.
Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan benar dan secara sadar untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Apabila pernyataan ini tidak benar di kemudian
hari. saya bersedia menerima segala akibatnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Januari 2015
Yang membuat perny ataan
Rilalul ⅣIeidani
(3)
(4)
i
ABSTRAK
Rijalul Meidani. NIM. 5103321030: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam Kelas X SMK Swasta Teladan Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share pada mata pelajaran proses dasar pembentukan logam pada siswa kelas X Otomotif di SMK Swasta Tealadan Medan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneltian ini dilakukan pada tanggal 15 Oktober - 12 November 2014. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 34 orang siswa dari kelas X Otomotif SMK Swasta Teladan Medan. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah catatan lapangan, lembar observasi aktivitas belajar siswa dan tes hasil belajar siswa. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa persentase kegiatan belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share meningkat sebesar 50% dari siklus I yaitu 38,2% menjadi 88,2% pada siklus II. Peningkatan aktifitas siswa membuat hasil belajar siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat dari persentase hasil belajar siswa dari siklus I. jumlah siswa yang dikategorikan tuntas hanya 13 orang atau 67,6% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 30 orang yang dikategorikan tuntas atau 95,5% dari total jumlah siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dapat meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar siswa kelas X di SMK Swasta Teladan Medan pada mata pelajaran proses dasar pembentukan logam pada tahun ajaran 2014/2015.
Kata Kunci : model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share, aktifitas
(5)
ii
ABSTRACT
Rijalul Meidani. NIM. 5103321030: Cooperative Learning Model Application Type Think Pair And Share (TPS) Activities To Improve Student Learning Outcomes Learning And Subject To The Formation Process Of Metal Base Class X SMK Swasta Teladan Medan Academic Year 2014/2015. Scription. Education Department of Mechanical Engineering, Faculty of Engineering, State University of Medan. 2015.
This study aims to determine the learning activities and student learning outcomes by implementing cooperative learning model Think Pair and share on subjects base metal forming process in class X Automotive in SMK Swasta Teladan Medan. This type of research is the Classroom Action Research (CAR ) This study was conducted on 15 October to 12 November 2014. The number of subjects in this study were 34 students of class X Automotive SMK Swasta Teladan Medan. Instrument used to collect data in this research is the field notes , observation sheet student learning activities and student achievement test. From the analysis of the data found that the percentage of student learning activities by implementing cooperative learning model Think Pair and share increased by 50 % from the first cycle that 38.2 % to 88.2 % in the second cycle. Increased activity of the students making learning outcomes of students increased. It can be seen from the percentage of student learning outcomes of the cycle I. categorized the number of students who completed only 13 people or 67.6 % , while in the second cycle increased to 30 people were categorized completed or 95.5 % of the total number of students. It can be concluded that by implementing cooperative learning model Think Pair and share can improve learning activities and results of class X student in SMK Swasta Teladan Medan Models on the subjects of the base metal forming processes in the academic year 2014/2015 .
Keywords : cooperative learning model Think Pair and share , learning activities
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini mengungkap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran proses dasar pembentukan logam siswa kelas X SMK Swasta Teladan Medan tahun pelajaran 2014/2015.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami kendala dan beberapa hambatan yang pada umumnya dikarenakan kurangnya pengalaman penulis. Namun berkat bimbingan dari pihak-pihak terkait seluruh kendala dan hambatan tersebut dapat ditanggulangi, sehingga skripsi ini dapat dirampungkan dalam waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu selayaknya penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang paling teristimewa Ibunda Nurwatni dan
Ayahanda Muzanni Lubis, yang telah memberikan segalanya.
2. Dr. Saut Purba, M.Pd, selaku pembimbing yang telah banyak membantu,
mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan sampai skripsi ini selesai.
3. Drs.Robert Silaban, M.Pd, selaku penasehat akademik yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi
4. Drs. Hidir Efendi, M. Pd, selaku ketua jurusan pendidikan teknik mesin
Unimed
5. Drs. Selamat Riadi, M.T., selaku Sekretaris Teknik Mesin Unimed.
6. Janter P. Simanjuntak, ST., MT., Ph.D., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin Unimed.
7. Prof. Dr. A. Hamid K., M. Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Unimed.
8. Seluruh staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikaan
(7)
iv
9. Adik tersayang Dini Aprilia yang turut serta memberikan bantuan kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Seluruh anggota keluarga tercinta yang senantiasa memotivasi penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
11.Sahabat-sahabat penulis yang turut serta memberikan bantuan kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi ini, M. Wahyu Nugroho, Alif Falanda Putra, Ahmad Soripada, Umar Hadi, Mhd Hendra Yusren, Dedi Syahputra, Epan Prasetyo, Samsul Afandi Akbar, dan teman-teman Ekstensi 2010.
12.Serta pihak-pihak lainnya yang telah membantu dalam pelaksanaandan
penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Medan, Januari 2015
(8)
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C.Pembatasan Masalah... 7
D.Perumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 10 A.Deskripsi Teori ... 10
1. Hakikat Belajar Proses Dasar Pembentukan Logam ... 10
2. Aktivitas Belajar Proses Dasar Pembentukan Logam ... 11
3. Hasil Belajar Proses Dasar Pembentukan Logam ... 15
4. Teori Proses Dasar Pembentukan Logam ... 18
5. Hakikat Model Pembelajaran ... 21
6. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 21
a. Defenisi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 21 b. Cirri-Ciri Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 22
(9)
d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning) ... 23
e. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 24
f. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 25
7. Model Pembelajaran Tipe Think, Pair, And Share (TPS) ... 25
a. Pengertian Model Pembelajaran Tipe Think, Pair, And Share (TPS) ... 25
b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think, Pair, And Share (TPS) ... 27
c. Alasan-Alasan Penggunaan Tipe Think, Pair, And Share (TPS) ... 27
d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think, Pair, And Share (TPS) ... 28
e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think, Pair, And Share (TPS) ... 30
f. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Tipe Think, Pair, And Share (TPS) ... 31
B. Penelitian Yang Relevan ... 32
C.Kerangka Berpikir ... 33
D.Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Desain Penelitian ... 36
B. Prosedur Penelitan ... 39
1. Siklus I ... 39
a. Tahapan Perencanaan Tindakan I ... 39
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan I ... 41
c. Tahap Observasi/Pengamatan I ... 39
(10)
2. Siklus II ... 43
a. Tahapan Perencanaan Tindakan II ... 43
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan II ... 41
c. Tahap Observasi/Pengamatan II ... 44
d. Tahap Refleksi ... 44
C.Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 44
1. Variabel Bebas ... 45
2. Variabel Terikat ... 45
D.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45
E. Data dan Sumber Data ... 46
F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46
G.Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data ... 47
1. Instrument Tes ... 47
2. Instrument Non Tes ... 49
a. Lembar Observasi Terhadap Guru Dan Siswa ... 49
b. Catatan Lapangan ... 51
c. Angket ... 51
d. Dokumentasi ... 52
H.Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis ... 52
1. Analisis Data Kualitatif ... 52
a. Reduksi Data ... 52
b. Paparan Data ... 52
c. Penyimpulan ... 53
2. Analisis Data Kuantitatif ... 54
a. Data Observasi Aktivitas Siswa ... 54
b. Data Observasi Aktivitas Guru ... 55
c. Tes Hasil Belajar ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 58
(11)
a. Pelaksanaan Pembelajaran Memahami Proses Dasar Pembentukan Logam Dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Think Pair And Share ... 58
b. Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Teknik Pengolahan Dan Pengecoran Logam Dengan Dapur Tinggi, Dapur Listrik, Dan Dapur Kupola... 65
c. Refleksi Siklus I ... 68
2. Siklus II ... 70
a. Pelaksanaan Pembelajaran Memahami Proses Dasar Pembentukan Logam Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair And Share ... 70
b. Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Perlakuan Panas Logam Ferro, Hardening, Tempering, Anneling, Carburizing ... 80
c. Refleksi Siklus II ... 85
B. Pembahasan ... 87
1. Siklus I ... 87
2. Hipotesis Tindakan Siklus I ... 90
3. Siklus II ... 90
C. Pendapat Siswa Tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Pada Saat Proses Belajar Mengajar ... 93
D. Pembahasan Hasil Observasi Aktivitas Terhadap Guru ... 100
E. Hipotesis Tindakan ... 101
BAB V ... 102
A. Kesimpulan ... 102
B. Implikasi ... 103
C. Rekomendasi ... 103
DAFTAR RUJUKAN ... 106 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(12)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Proses pembuatan benda coran (sardia, 1976) ... 19
Gambar 2. Proses pembuatan cetakan (Sardia, 1976) ... 20
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 35 Gambar 4. Diagram Aktivitas Belajar Siswa Pada Pelajaran Proses Dasar
Pembentukan Logam (Siklus I) ... 67 Gambar 5. Diagram hasil belajar siswa dalam pembelajaran Proses Dasar
Pembentukan Logam (Siklus I) ... 68 Gambar 6. Diagram Aktivitas Belajar Siswa Pada Pelajaran Proses Dasar
pembentukan logam (siklus I dan siklus II) ... 82 Gambar 7. Diagram Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Proses
Dasar Pembentukan Logam ... 84 Gambar 8. Peningkatan Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa Total Pada
Mata Pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam Siklus I
dan Siklus II ... 86 Gambar 9. Peningkatan Rata - Rata Hasil Belajar Siswa Total Pada
MataPelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam Siklus I dan
Siklus II ... 87 Gambar 10.Jumlah Siswa berdasarkan persepsi siswa terhadap model
pembelajaran TPS ... 99
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Silabus ... 108
Lampiran 2 : RPP Siklus I ... 110
Lampiran 3 : RPP Siklus II ... 123
Lampiran 4 : Rekapitulasi Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan I ... 135
Lampiran 5 : Perhitungan Persentase Aktivitas Belajar Siswa (Siklus I Dan Siklus I) ... 143
Lampiran 6 : Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa (Post Test)... 146
Lampiran 7 : Angket ... 147
Lampiran 8 : Data Persepsi Siswa Tentang Penerapan Model Pembelajaran Tipe Think Pair And Share (TPS) ... 149
Lampiran 9 : Lembar Observasi Pengajaran Guru ... 152
Lampiran 10 : Lembar Catatan Lapangan Observer ... 156
(14)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Nilai Mata Pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam ... 4
Tabel 2. Tahapan-Tahapan Dalam Pembelajaran Kooperatif ... 24
Tabel 3. Pembelajaran Think, Pair, And Share ... 29
Tabel 4. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Proses Dasar Pembentukan Logam .. 48
Tabel 5. Kisi-Kisi Indikator Soal Tes Hasil Belajar Proses Dasar Pembentukan Logam ... 49
Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 50
Tabel 7. Kriteria Tingkat Keaktifan Siswa ... 55
Tabel 8. Kategori Ketuntasan Penguasaan Materi Pelajaran ... 56
Tabel 9. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Pelajaran Proses Dasar pembentukan logam (siklus I) ... 66
Tabel 10. Data Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Proses Dasar pembentukan logam (siklus I) ... 67
Tabel 11. Persentase Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pelajaran Proses Dasar pembentukan logam siklus I dan siklus II ... 81
Tabel 12. Data Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Proses Dasar pembentukan logam siklus I Dan Siklus II ... 83
Tabel 13. Selisih Hasil Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 86
Tabel 14. Ketertarikan terhadap proses pembelajaran proses dasar pembentukan logam dengan model pembelajaran TPS ... 94
Tabel 15. Senang terhadapproses pembelajaran proses dasar pembentukan logam dengan menggunakan model pembelajaran TPS ... 94
Tabel 16. Lebih Mudah Memahami Pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam ... 95
Tabel 17. Memperhatikan dalam proses pembelajaran prorses dasar pembentukan logam ... 95
(15)
Tabel 19. Nyaman terhadap proses pembelajaran proses dasar pembentukan logam dengan model pembelajaran TPS ... 96 Tabel 20. Model pembelajaran TPS efektif jika diterapkan dalam
pembelajaran proses dasar pembentukan logam ... 97
Tabel 21. Model pembelajaran TPS dapat meningkatkan minat belajara
siswa ... 97 Tabel 22. Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran Proses dasar
pembentukan logam ... 98 Tabel 23. Menggunakan model pembelajaran TPS membuat semangat belajar
Meningkatkan ... 98 Tabel 24. Jumlah siswa berdasarkan persepsi siswa terhadap model
pembelajaran TPS ... 99 Tabel 25. Rekapitulasi Hasil Observasi Guru ... 100
(16)
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Peningkatan sumber daya manusia memegang peranan penting dalam menghadapi kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat dan semakin menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Soedjadi (2000 : 137)
menyatakan bahwa “Untuk menghadapi abad ke 21 yang diperkirakan akan
diwarnai oleh persaingan, bangsa Indonesia mutlak perlu memiliki warga
yang bermutu atau berkualitas tinggi”. Demikian satu-satunya wadah kegiatan
yang dapat dipandang dan berfungsi sebagai upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia yang tinggi adalah pendidikan, baik formal maupun non formal. Pendidikan formal diantaranya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
SMK adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja, dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Mutu lulusan SMK pada dasarnya bergantung pada kualitas keterampilan yang dimilikinya dan pengetahuan dalam mata pelajaran kejuruannya, sehingga upaya pemerintah saat ini agar lulusan lembaga pendidikan harus siap menghadapi masa depan. Selanjutnya pemerintah mulai mencoba memperbaharui dan menerapkan Kurikulum 2013
(17)
2
yang bertujuanuntuk mendorong peserta didik atau siswa mampu lebih baik
dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
menerima materi pembelajaran. Dengan harapan setiap siswa akan lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka mampu menghadapi berbagai persoalan dan tantangan dizamannya. Kemudian dari pada itu juga, untuk menyeimbangkan keterampilan sesuai dengan pelatihan dan pengetahuan teori yang didapat dari mata pelajarannya.
Salah satu diantara mata pelajaran yang memberikan hubungan erat dengan pengetahuan dalam bidang praktik dan didunia industri adalah Proses Dasar Pembentukan Logam. Proses Dasar Pembentukan Logam merupakan proses yang dilakukan dengan cara memberikan perubahan bentuk dan
memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis pada benda kerja.
Proses pembentukan tergantung pada sifat plasticity (plastisitas), yakni kemampuan mengalir sebagai padatan tanpa merusak sifat-sifatnya. Pada mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam ini juga dijelaskan pembahasan seperti pengerolan (rolling), pembengkokan (bending), tempa (forging), ekstrusi (extruding), penarikan kawat (wire drawing), penarikan dalam (deep drawing), dan lain-lain. Mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam harus mampu dikuasai oleh setiap siswa SMK jurusan teknik mesin untuk bekal sebagai tenaga ahli didunia industri atau diperusahan yang bergerak dibidang pengolahan logam dengan proses belajar dan pengajaran yang baik.
(18)
3
Proses belajar dan mengajar pada dasarnya merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, sedangkan mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan belajar sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar. dengan demikian, seharusnya proses belajar mengajar di sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi, menantang, dan bermakna bagi siswa.
Melalui observasi yang peneliti lakukan ke sekolah, cenderung bertolak belakang dengan tujuan tentang proses belajar di atas. Pada sistemnya pembelajaran masih cenderung bersifat berpusat pada guru. Terlihat suasana kelas yang cenderung kaku dan para siswa pasif, sehingga terkadang siswa tertidur dalam penjelasan materi pembelajaran, dan lambat dalam menyerap konsep yang disampaikan guru, dan juga guru hanya menerapkan metode pembelajaran ceramah yang tidak mengkombinasikan dengan model pembelajaran yang lain. Pembelajaran yang monoton dan penerapan sistem hapalan kerap membuat siswa menjadi pasif sehingga siswa tidak memiliki rasa ingin tahu, tidak memiliki pertanyaan dan juga tidak tertarik pada materi pembelajaran yang diajarkan, kondisi yang seperti ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dan ada kemungkinan juga dapat digolongkan menjadi salah satu faktor rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam. Hal ini dapat dilihat melalui data perolehan nilai mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan
(19)
4
Logam siswa kelas X Teknik Otomotif di SMK Swasta Teladan Medan dari
tahun 2010 – 2013
Tabel 1.
Data Nilai Mata Pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam Kelas X
Tahun Ajaran Standart
Penilaian
Kategori Jumlah
siswa
% Jumlah Siswa
Keseluruhan 2010/2011
<70
7,00 – 7,90 8,00 – 8,90 9,00 - 10
Kurang Cukup Baik Sangat Baik 20 11 8 51,3 28,2
20,5 39
2011/2012
<70
7,00 – 7,90 8,00 – 8,90 9,00 - 10
Kurang Cukup Baik Sangat Baik 24 14 2 60 35
5 40
2012/2013
<70
7,00 – 7,90 8,00 – 8,90 9,00 – 10
Kurang Cukup Baik Sangat Baik 25 13 2 62,5 32,5
5 40
Sumber: Daftar Nilai Guru SMK Swasta Teladan Medan.
Tabel di atas menunjukan nilai rata-rata siswa selama tiga tahun terakhir tergolong masih rendah yaitu pada tahun 2010/2011 sebanyak 20 siswa atau 51,3 % dari 39 siswa, tahun 2011/2012 sebanyak 24 siswa atau 60 % dari 40 siswa, dan tahun 2012/2013 sebanyak 25 siswa atau 62,5 % dari 40 siswa. Nilai yang diperoleh siswa belum memenuhi dengan standart ketuntasan minimal, sedangkan standart ketuntasan minimal yang diterapkan oleh SMK Swasta Teladan Medan adalah 70. Menurut Bloom (1968) pembelajaran tuntas merupakan satu pendekatan pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan siswa dalam sesuatu hal yang dipelajari.
Selain hasil belajar yang masih rendah, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga masih rendah. Berdasarkan pengamatan peneliti saat observasi, aktivitas belajar siswa pada pembelajaran mata pelajaran Proses
(20)
5
Dasar Pembentukan Logam seperti bertanya atau mengemukakan pendapat atau bahkan beradu argument masih jarang terjadi. Siswa kurang dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik. Dalam hal ini siswa cenderung hanya menerima pelajaran, kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat, tidak bertanya jika ada materi yang kurang jelas, kurang memiliki kemampuan merumuskan gagasan sendiri dan siswa belum terbiasa bersaing dalam menyampaikan pendapat kepada orang lain.
Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar juga mampu membangkitkan dan membawa siswa kedalam suasana rasa senang dan gembira, dimana ada keterlibatan emosional dan mental. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share
Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) adalah salah satu model pembelajaran yang didasarkan pada mekanisme diskusi secara berpasangan dan berbagi antar setiap pasangan di kelas. Pelaksanaan pembelajaran TPS ini diawali dari berpikir (think) sendiri mengenai pemecahan suatu masalah. Tahap berpikir menuntut siswa untuk lebih tekun dalam belajar dan aktif mencari referensi agar lebih mudah dalam memecahkan masalah atau soal yang diberikan guru. Siswa kemudian diminta untuk mendiskusikan hasil pemikirannya secara berpasangan (pair). Tahap diskusi merupakan tahap menyatukan pendapat masing-masing siswa guna, memperdalam pengetahuan mereka. Diskusi dapat mendorong siswa untuk
(21)
6
aktif menyampaikan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain dalam kelompok, serta mampu bekerja sama dengan orang lain. Setelah mendiskusikan hasil pemikirannya, pasangan-pasangan siswa yang ada diminta untuk berbagi (share) hasil pemikiran yang telah dibicarakan bersama pasangannya kepada seluruh teman sekelasnya. Tahap berbagi menuntut siswa untuk mampu mengungkapkan pendapatnya secara bertanggung jawab, serta mampu mempertahankan pendapat yang telah disampaikannnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan memilih judul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Proses Dasar
Pembentukan Logam Kelas X SMK Swasta Teladan Medan”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan memperhatikan kondisi dan situasi yang terjadi, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Proses Dasar
Pembentukan Logam
2. Aktivitas belajar siswa yang masih rendah dalam proses belajar mengajar,
(22)
7
3. Proses pembelajaran kurang bervariasi yang membuat aktivitas belajar
siswa rendah dan menyebabkan siswa merasa bosan dalam materi yang diajarkan
4. Metode ceramah pada dasarnya hanya memposisikan siswa sebagai objek
pembelajaran, bukan sebagai subjek pembelajaran.
5. Siswa tidak terlibat secara aktif dan kurang merespon materi pembelajaran
Proses Dasar Pembentukan Logam.
6. Perubahan kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 yang masih sulit untuk
diterapkan dikarenakan kurangnya sosialisasi dan tata cara pelaksanaan dalam proses pembelajaran
C.Pembatasan Masalah
Oleh karena luasnya permasalahan dan keterbatasan pengetahuan, tenaga, biaya, waktu dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada:
1. Metode konvensional yang diterapkan selama ini cenderung membuat
aktivitas belajar dan hasil belajar siswa menjadi rendah, sehingga penelitian yang dilaksanakan ini hanya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share selama kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Proses Dasar pembentukan Logam.
2. Dalam pelaksanaan penelitian ini yang diteliti hanya aktivitas belajar dan
(23)
8
3. Materi pembelajaran pada mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan
Logam yang diteliti dalam penelitian ini hanya Teknik Pengolahan Dan Pengecoran Logam Dengan Dapur Tinggi, Dapur Listrik, dan Dapur Kupola, dan materi pembelajaran Perlakuan panas logam ferro: Hardening, Tempering, Anealing, Normalizing,dan Carburizing.
D.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan
masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah terdapat peningkatan aktivitas
belajar dan hasil belajar terhadap mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam pada siswa kelas X SMK Swata Teladan Medan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share ?”
E.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan peningkatan terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam kelas X SMK Swasta Teladan Medan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share.
(24)
9
F. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis
dan praktis bagi penulis sendiri, para pembaca, maupun pihak – pihak lain
yang berkepentingan.
1. Manfaat teoretis
Secara teoritis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran tipe think pair and share yang efektif diterapkan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar
siswa kelas X terhadap mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam.
b. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran
agar dapat tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan bermakna
c. Bagi sekolah, hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan
masukan positif dan menjadi alternatif model pembelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam sehingga mampu meningkatkan kualitas sekolah sebagai lembaga pendidikan di masyarakat.
d. Bagi perpustakaan sekolah, dapat menambah referensi perpustakaan
sekolah sehingga dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
(25)
102
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Berdasakan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X SMK Swasta Teladan Medan, dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I hanya rata-rata 67,6% menjadi 95,5% pada siklus II. Peningkatannya sebesar 27,9% dari siklus I ke siklus II, diantaranya:
a. Membaca atau memperhatikan materi: 15,1%
b. Bertanya atau mengeluarkan pendapat seputar materi: 18,4%
c. Mendengarkan uraian diskusi pasangan: 17,3%
d. Menyalin hal-hal yang berkaitan dengan materi: 13,6
e. Menanggapi pertanyaan atau pendapat tentang materi: 22,4%
f. Bersemangat saat KBM berlangsung : 20,5%
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Otomotif SMK Swasta Teladan Medan, dari data hasil belajar memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu pada siklus I rata-rata nilai kelas hanya 64,25 sedangkan pada siklus II rata-rata nilai kelas
(26)
103
meningkat menjadi 81,7%. Hal ini juga dapat dilihat dari persentase ketuntasan kelas yang pada siklus I persentase ketuntasan kelas hanya 38,2% sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan kelas meningkat menjadi 88,2%
B.Implikasi
Hasil penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share yang diduga memberikan peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam kelas X SMK Swasta Teladan Medan, model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share memberikan kontribusi terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa, di mana model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share memberikan peningkatan terhadap aktivitas belajar sebesar 27,9% dari siklus I ke siklus dan hasil belajar sebesar 50% dari siklus I ke siklus II.
Selama ini masalah menurunnya aktivitas belajar dan hasil belajar siswa mendapat perhatian yang serius baik dari pihak sekolah maupun dari pihak guru. Maka dalam mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya usaha dan upaya dari pihak sekolah terutama dari pihak guru dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran proses dasar pembentukan logam di SMK Swasta Teladan Medan.
Dengan mengadakan perbaikan pada model pembelajaran dan
(27)
104
lain berdasarkan kriteria yang tepat untuk peserta didik, sehingga diharapkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa semakin meningkat pada mata pelajaran proses dasar pembentukan logam.
C.Rekomendasi
Rekomendasi berikut didasarkan pada hasil empirik pengujian model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share yang terbukti efektif meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam. Rekomendasi ini ditujukan kepada pengguna dan pihak yang berkepentingan dalam peningkatan kualitas pendidikan.
1. Agar guru mengarahkan (memotivasi) siswa dengan memberikan
apersepsi terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan yang bersifat membimbing.
2. Dalam diskusi secara berpasangan, guru harus membimbing siswa
secara keseluruhan tidak hanya siswa yang lebih aktif saja agar tidak timbul kecemburuan sosial dalam diri siswa tersebut
3. Jika ingin menerapkan model pembelajaran koopertaif tipe think pair
and share perlu adanya sistem kontrol yang baik oleh guru pada saat siswa melakukan diskusi sehingga siswa benar-benar memanfaatkan waktu dan memahami materi dengan baik.
(28)
105
4. Guru harus mampu memimpin jalannya proses pembelajaran dengan
baik dan mampu bertindak tegas dalam proses pembelajaran, dan juga harus mampu mengkondisikan ruangan agar selalu kondusif saat berjalannya proses pembelajaran
5. Guru harus menjadi teman kolega bagi siswa, agar siswa lebih
bersemangat dalam pembelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam dan dapat menunjukan aktivitas belajarnya seperti: membaca atau memperhatikan materi, bertanya atau mengeluarkan pendapat seputar materi pembelajaran, mendengarkan uraian diskusi pasangan, menyalin hal-hal yang berkaitan dengan materi, menanggapi pertanyaan atau pendapat tentang materi, dan bersemangat saat KBM berlangsung.
6. Pihak sekolah harus mendukung setiap perkembangan dalam proses
pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam melaksanakan pengajaran, untuk perubahan dalam sistem pembelajaran yang lebih baik dan efektif.
(29)
106
DAFTAR RUJUKAN
Adib, Muhammad (2010). Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV SDN Manggis I Ngancar Kabupaten Kediri. Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri malana Malik Ibrahim Malang. Skripsi.
Arikunto, Suharsimi.(2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2: Bumi Aksar.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka
Fetiana Indrawati, Wiwik (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TPS (Think Pair Share) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IX SMP Penda Tawangmangu pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Tahun Ajaran 2009/ 2010. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebels Maret Surakarta. Skripsi.
Giyastutik (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Karanganyar Tahun Pelajaran 2007/ 2008. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebels Maret Surakarta. Skripsi.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Jihad Asep dan Haris Abdul. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Presindo.
Milfayetty Sri, Yus Anita, Nuraini,dan Zulhaini (2011) Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed.
Nurazizah (2010). Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPS Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Heads ogether di SMP Nusantara Plus Ciputat. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Ratna Dwi, Pratiwi (2013). Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pecahan Melalui Problem Based Learning Dikelas V Sekolah Dasar Negri Randugunting 4 Kota Tegal. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Semarang. Skripsi.
(30)
107
Rajagukguk Kardo (2012). Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Dasar Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas X Semester 1 SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2010/2012. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Skripsi.
Surdia Tata dan Chijiwa Kenji. (1986) Teknik Pengecoran Logam.Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Sanjaya, Wina. M.Pd. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana.
Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakas Sekolah (PTS: Andi.
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grafindo Persada
Septriana Nina, dan handoyo Budi (2006). Penerapan Think pair Share (TPS) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi. Jurnal Pendidikan dan Inovatif.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan . Jakarta: PT. Bumi Aksara .
(1)
102 A.Kesimpulan
Berdasakan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X SMK Swasta Teladan Medan, dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I hanya rata-rata 67,6% menjadi 95,5% pada siklus II. Peningkatannya sebesar 27,9% dari siklus I ke siklus II, diantaranya:
a. Membaca atau memperhatikan materi: 15,1%
b. Bertanya atau mengeluarkan pendapat seputar materi: 18,4% c. Mendengarkan uraian diskusi pasangan: 17,3%
d. Menyalin hal-hal yang berkaitan dengan materi: 13,6
e. Menanggapi pertanyaan atau pendapat tentang materi: 22,4% f. Bersemangat saat KBM berlangsung : 20,5%
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Otomotif SMK Swasta Teladan Medan, dari data hasil belajar memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu pada siklus I rata-rata nilai kelas hanya 64,25 sedangkan pada siklus II rata-rata nilai kelas
(2)
meningkat menjadi 81,7%. Hal ini juga dapat dilihat dari persentase ketuntasan kelas yang pada siklus I persentase ketuntasan kelas hanya 38,2% sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan kelas meningkat menjadi 88,2%
B.Implikasi
Hasil penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share yang diduga memberikan peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam kelas X SMK Swasta Teladan Medan, model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share memberikan kontribusi terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa, di mana model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share memberikan peningkatan terhadap aktivitas belajar sebesar 27,9% dari siklus I ke siklus dan hasil belajar sebesar 50% dari siklus I ke siklus II.
Selama ini masalah menurunnya aktivitas belajar dan hasil belajar siswa mendapat perhatian yang serius baik dari pihak sekolah maupun dari pihak guru. Maka dalam mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya usaha dan upaya dari pihak sekolah terutama dari pihak guru dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran proses dasar pembentukan logam di SMK Swasta Teladan Medan. Dengan mengadakan perbaikan pada model pembelajaran dan mengkombinasikan model pembelajaran dengan model pembelajaran yang
(3)
lain berdasarkan kriteria yang tepat untuk peserta didik, sehingga diharapkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa semakin meningkat pada mata pelajaran proses dasar pembentukan logam.
C.Rekomendasi
Rekomendasi berikut didasarkan pada hasil empirik pengujian model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share yang terbukti efektif meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam. Rekomendasi ini ditujukan kepada pengguna dan pihak yang berkepentingan dalam peningkatan kualitas pendidikan.
1. Agar guru mengarahkan (memotivasi) siswa dengan memberikan apersepsi terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan yang bersifat membimbing.
2. Dalam diskusi secara berpasangan, guru harus membimbing siswa secara keseluruhan tidak hanya siswa yang lebih aktif saja agar tidak timbul kecemburuan sosial dalam diri siswa tersebut
3. Jika ingin menerapkan model pembelajaran koopertaif tipe think pair and share perlu adanya sistem kontrol yang baik oleh guru pada saat siswa melakukan diskusi sehingga siswa benar-benar memanfaatkan waktu dan memahami materi dengan baik.
(4)
4. Guru harus mampu memimpin jalannya proses pembelajaran dengan baik dan mampu bertindak tegas dalam proses pembelajaran, dan juga harus mampu mengkondisikan ruangan agar selalu kondusif saat berjalannya proses pembelajaran
5. Guru harus menjadi teman kolega bagi siswa, agar siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam dan dapat menunjukan aktivitas belajarnya seperti: membaca atau memperhatikan materi, bertanya atau mengeluarkan pendapat seputar materi pembelajaran, mendengarkan uraian diskusi pasangan, menyalin hal-hal yang berkaitan dengan materi, menanggapi pertanyaan atau pendapat tentang materi, dan bersemangat saat KBM berlangsung.
6. Pihak sekolah harus mendukung setiap perkembangan dalam proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam melaksanakan pengajaran, untuk perubahan dalam sistem pembelajaran yang lebih baik dan efektif.
(5)
DAFTAR RUJUKAN
Adib, Muhammad (2010). Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV SDN Manggis I Ngancar Kabupaten Kediri. Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri malana Malik Ibrahim Malang. Skripsi.
Arikunto, Suharsimi.(2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2: Bumi Aksar.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka
Fetiana Indrawati, Wiwik (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TPS (Think Pair Share) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IX SMP Penda Tawangmangu pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Tahun Ajaran 2009/ 2010. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebels Maret Surakarta. Skripsi.
Giyastutik (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Karanganyar Tahun Pelajaran 2007/ 2008. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebels Maret Surakarta. Skripsi.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Jihad Asep dan Haris Abdul. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Milfayetty Sri, Yus Anita, Nuraini,dan Zulhaini (2011) Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed.
Nurazizah (2010). Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPS Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Heads ogether di SMP Nusantara Plus Ciputat. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Ratna Dwi, Pratiwi (2013). Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pecahan Melalui Problem Based Learning Dikelas V Sekolah Dasar Negri Randugunting 4 Kota Tegal. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Semarang. Skripsi.
(6)
Rajagukguk Kardo (2012). Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Dasar Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas X Semester 1 SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2010/2012. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Skripsi.
Surdia Tata dan Chijiwa Kenji. (1986) Teknik Pengecoran Logam.Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Sanjaya, Wina. M.Pd. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana.
Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakas Sekolah (PTS: Andi.
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grafindo Persada
Septriana Nina, dan handoyo Budi (2006). Penerapan Think pair Share (TPS) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi. Jurnal Pendidikan dan Inovatif.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan . Jakarta: PT. Bumi Aksara .