Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2015
61
Kepala Keluarga KK miskin baru dilatih di tahun 2015 sebanyak 75 KK, sehingga KK tersebut akan menerima ternak kambing di tahun 2016. Pelatihan
budidaya ternak kambing sebanyak 75 KK di Kutai Timur terdiri dari 55 KK di Kecamatan Rantau Pulung desa tanjung labu 20 KK, desa tepian makmur 15
KK dan desa margo mulyo 20 KK dan 20 KK di Kecamatan Bengalon desa tepian langsat.
Keterkaitan jumlah masyarakat miskin yang beternak kambing dengan ketersediaan lokal daging adalah bahwa masyarakat miskin yang telah diberi
pelatihan budidaya dan beternak kambing akan meningkatkan ketersediaan daging dari lokal. Sehingga dampaknya bagi capaian tujuan adalah apabila
ketersediaan daging dari lokal terpenuhi, maka tentunya populasi ternak kambing di Kaltim juga semakin meningkat.
Selain itu, programkegiatan yang mendukung tercapainya ketersediaan lokal daging dan telur melalui dukungan APBN yaitu Program pemenuhan pangan asal ternak dan
agribisnis peternakan rakyat melalui kegiatan peningkatan produksi ternak. Salah satu kegiatannya adalah pengembangan indukan sapi potong melalui integrasi sapi sawit
sebanyak 1.926 ekor indukan sapi Brahman Cross BC impor dan pengadaan sapi lokal sebanyak 674 ekor. Diharapkan dapat menambah dan meningkatkan populasi
sapi potong di Kalimantan Timur.
Capaian Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya penerapan teknologi peternakan tepat guna dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam terbarukan
Indikator pada capaian sasaran 2 dua ini adalah : 1 Jumlah masyarakat yang memanfaatkan biogas KK
2 Jumlah kebuntingan hasil IB ekor 3 Jumlah peternak yang memanfaatkan teknologi pakan KK
Penjelasan analisis sasaran 2 dua antara lain :
1. Jumlah masyarakat yang memanfaatkan biogas KK
Biogas merupakan solusi terbaik dalam mengatasi krisis energi yang menjadi masalah yang sangat krusial pada saat ini, apalagi jika diterapkan di masyarakat
yang berpenghasilan rendah. Pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif terbarukan mulai banyak dikembangkan oleh peternak.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2015
62
Tabel 7.1. Pengukuran capaian sasaran strategis 1 satu pada sasaran 2.1 Tabel 7.2. Realisasi Kinerja 2014 dan 2015 pada sasaran 2.1
Pengukuran kinerja terhadap sasaran ini sangat baik, karena mencapai 105 KK dengan capaian 100 dari target 105 KK. Sesuai kriteria ketentuan bantuan instalasi
biogas kepada peternak bahwa 1 satu KK mendapatkan 1 satu unit biogas. Artinya dari instalasi biogas yang dibangun sebanyak 105 unit, maka masyarakat
KK yang memanfaatkan biogas sebagai sumber energi alternatif ada 105 KK. Pada tahun 2014, capaiannya 115 KK sesuai jumlah alokasi unit biogas yang terbangun
sebanyak 105 unit dari dukungan APBD dan 10 unit dari dukungan APBN. Tabel 7.3.Realisasi Kinerja dari tahun 2013 s.d 2015 pada sasaran 2.1
Dari tabel di atas, terlihat bahwa adanya penurunan jumlah masyarakat yang memanfaatkan biogas setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena terkait dengan
alokasi anggaran yang tersedia untuk bantuan instalasi biogas kepada masyarakat. Namun bila dilihat dari target 2015, maka realisasinya tercapai 100 atau 105 KK,
sehingga penetapan target instalasi biogas tergantung pada alokasi anggaran yang tersedia. Sebenarnya banyak peternak yang mengajukan permohonan bantuan
instalasi biogas, namum untuk mendapatkan biogas ada ketentuan yang harus
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2015
63
50 100
150
Unit Biogas KK
Unit Biogas 29
72 117
115 105
KK 29
72 117
115 105
2011 2012
2013 2014
2015
dipenuhi di antaranya peternak harus mempunyai kandang dengan kepemilikan ternak minimal 3-4 ekor dengan sasaran petani peternak yang belum sejahtera
kehidupannya. Sedangkan petanipeternak yang memiliki kesejahteraan yang rendah terkadang belum bisa menyediakan kandang yang layak bagi ternak yang
dimiliki. Sehingga kriteria yang harus dipenuhi bagi para pemohon bantuan tersebut belum memenuhi pesyaratan.
Dari grafik di atas terlihat adanya peningkatan jumlah biogas seiring dengan peningkatan jumlah masyarakat yang memanfaatkan biogas. Hal ini menunjukkan
permintaan dan minat masyarakat dalam memanfaatkan teknologi biogas cukup tinggi karena dampak dari penggunaan biogas sangat dirasakan sekali oleh peternak
terutama dalam penyediaan bahan bakar untuk memasak sehari-hari dan hasil samping dari pengolahan pupuk organik yang merupakan limbah dari pengolahan
biogas dengan nilai harga yang cukup menjanjikan mengingat Kalimantan Timur merupakan daerah pertanian yang memiliki potensi dalam penggunaan pupuk
kandangorganik yang cukup banyak, terlebih pada daerah-daerah lahan bekas tambang yang memerlukan pupuk kandang untuk reklamasi lahan. Peran Dinas
Peternakan adalah memfasilitasi para peternak tersebut mendapatkan akses dalam menjalin kerjasama dengan pihak luar sehingga pupuk dari hasil pengolahan biogas
mendapat nilai ekonomi yang baik.
Beberapa keuntungan biogas bagi peternak adalah sebagai berikut : 1 Keluarga-keluarga yang menggunakan Biogas sudah tidak membutuhkan
pembelian bahan bakar karena sudah bisa terpenuhi kebutuhannya dari kotoran ternak yang dipeliharanya;
2 Bagi peternak yang biasanya mencarimemotong kayu bakar di hutan kini waktunya bisa dipergunakan untuk kegiatan yang memberikan nilai tambah
ekonomis, dengan pekerjaan sambilan yang lain; Grafik 16. Jumlah biogas unit dan Masyarakat yang memanfaatkan biogas KK
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2015
64
3 Kotoran ternak menjadi sangat berharga, oleh karena itu para peternak rajin merawat ternaknya sehingga kondisi kandang menjadi bersih dan
kesehatan ternak menjadi lebih baik, pada akhirnya membawa keuntungan dengan penjualan ternak yang lebih cepat dan berharga lebih tinggi;
4 Keluarga peternak yang biasanya menggunakan pupuk kimia untuk menanam, kini bisa menghemat biaya produksi karena sudah tersedia pupuk organik
dalam jumlah yang memadai dan kualitas pupuk yang lebih baik.
Dalam pencapaian sasaran ini tidak mengalami kendala karena tercapainya realisasi masyarakat yang memanfaatkan biogas didukung programkegiatan yang
bersumber dana APBD yaitu :
Program Peningkatan Teknologi Peternakan melalui Kegiatan Pengembangan Teknologi Peternakan Tepat Guna. Capaian outcome dari program ini adalah
produksi gas yang dihasilkan sebesar 189 m3 karena jumlah instalasi biogas yang terbangun sebanyak 105 unit. Keterkaitan capaian outcome dengan
capaian sasaran adalah dengan adanya produksi biogas yang dihasilkan maka biogas tersebut telah digunakan dan dimanfatkan oleh peternak dengan kriteria
1 unit biogas dapat dimanfaatkan untuk 1 KK, sehingga instalasi biogas yang dibangun sebanyak 105 unit maka dapat dimanfaatkan oleh 105 KK. Bila
dikaitkan lagi dengan capaian tujuan, dari jumlah masyarakat yang memanfaatkan biogas 105 KK maka akan terbentuk kawasan mandiri energi
yang berbasis biogas.
Jika kabupatenkota penerima bantuan biogas dapat mengalokasikan dana pendampingan dari dana APBD II KabKota, maka hasilnya akan lebih
optimal, karena adanya monitoring yang dapat dilakukan oleh dinas KabKota. Target jumlah masyarakat yang memanfaatkan biogas di akhir periode Renstra
tahun 2018 ada 770 KK, namun realisasi dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 sebanyak 337 KK, sehingga masih terdapat kekurangan sebanyak 433 KK untuk
mencapai target akhir periode Renstra 2018.
Untuk itu, realisasi renstra 2018 perlu didukung dari alokasi anggaran yang disediakan untuk Dinas Peternakan Provinsi
Kalimantan Timur untukmencukupi jumlah KK yang telah ditargetkan. Selain itu, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur perlu melakukan upaya-upaya untuk
mencapai target akhir periode Renstra melalui dukungan dana APBN maupun APBD II KabKota, sehingga kegiatan ini tidak bertumpu pada satu alokasi anggaran di
APBD Provinsi. Jika ingin menjadikan kawasan mandiri energi di kalimantan timur, maka perlu adanya komitmen dari masing-masing kepala daerah dalam
membangun kesejahteraan masyarakat yang merata dan berkeadilan karena
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2015
65
masyarakat di perdesaan terutama petanipeternak sangat memerlukan bantuan tersebut.
2. Jumlah kebuntingan hasil IB Ekor