Realisasi Keuangan Pengukuran Capaian Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 78 Selain itu, diperlukan kepedulian masyarakat terhadap pembelian produk yang telah tersertifikasi NKV, apabila belum ada maka konsumen sebaiknya menanyakan kepada pelaku usaha apakah tersedia produk yang tersertifikasi NKV, bila perlu menanyakan apakah ritel atau cold storage atau tempat pengolahannya telah berNKV. Kepedulian konsumen sangat memotivasi para pelaku usaha untuk lebih bertanggung jawab dengan membuat unit usahanya tersertifikasi NKV, hal ini memberikan pengaruh yang sangat baik dalam penyediaan produk yang berkualitas dan ASUH dari unit usaha tersebut. C. Realisasi Anggaran

1. Realisasi Keuangan

Pagu anggaran Berdasarkan Penetapan Kinerja Tahun 2015 alokasi dana APBD Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp.76.659.778.040,-. Namun Dinas Peternakan mendapatkan alokasi APBD-P sebesar Rp.4.250.000.000,-, sehingga Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan alokasi dana APBD Tahun 2015 sebesar Rp.80.919.778.040,-. Berdasarkan Daftar Pelaksanaan Anggaran DPA dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA, dana yang mendukung pembangunan peternakan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2015 bersumber dari : 1 Dana APBD sebesar Rp.80.919.778.040,- terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung  Belanja Tidak Langsung : Rp. 13.927.778.040,-  Belanja Langsung : Rp. 66.992.000.000,- 2 Dana APBN sebesar Rp.307.682.215.000,- terdiri dari 1 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sebesar Rp.304.728.490.000,-  Dekonsentrasi : Rp. 5.847.840.000,-  Tugas Pembantuan : Rp. 298.880.650.000 2 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian sebesar Rp.2.653.725.000,-  Dekonsentrasi : Rp.628.725.000,-  Tugas Pembantuan : Rp.2.025.000.000,- 3 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar Rp.300.000.000,- Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 79 Penyerapan anggaran Penyerapan anggaran APBD dan APBN per 31 Desember 2015 yaitu dana APBD yang terealisasi sebesar Rp.58.679.032.575,- atau 72,52 dari total anggaran sebesar Rp.80.919.778.040,-. Sedangkan dana APBN terealisasi sebesar Rp.142.404.975.705,- atau 46,28 dari total anggaran sebesar Rp.307.682.215.000,-. Serapan Anggaran APBD NO PROGRAM ANGGARAN Rp. REALISASI Rp. 1. Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat 5.445.560.00 0,- 4.393.338.41 2,- 80,68 2. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian 551.775.000,- 518.534.000,- 93,98 3. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 300.000.000,- 292.270.850,- 97,92 JUMLAH 6.297.335.0 00,- 5.204.143.8 12,- 82,64 Total anggaran APBD dan APBN terealisasi sebesar Rp.201.084.008.280,- atau 51,75 dari total anggaran sebesar Rp.388.601.993.040,-. Rincian realisasi penyerapan anggaran dapat dilihat pada tabel berikut. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 80 Tabel 11. Anggaran dan Realisasi Program Kegiatan APBD terhadap sasaran strategis Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 81 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 82 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 83 2. Alokasi Anggaran Keberhasilan pencapaian sasaran strategis pembangunan peternakan tahun 2015 tidak terlepas dari anggaran yang tersedia untuk membiayai pelaksanaan kegiatan. Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2015 mempunyai alokasi anggaran baik bersumber dari APBD belanja langsung dan belanja tidak langsung maupun APBN Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan sejumlah Rp.388.601.993.040,-. Tiga Ratus Milyar Enam Ratus Satu Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh TigaRibu Empat Puluh Rupiah. Pencapaian sasaran strategis 1 satu terealisasi melalui beberapa program antara lain : 1 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan; 2 Program Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan serta; 3 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak. Untuk sasaran strategi 2 dua tercapai karena adanya alokasi anggaran untuk program peningkatan teknologi peternakan. Di samping itu, keberhasilan pencapaian sasaran strategis 3 tiga juga tercapai karena dukungan dari program pengembangan pemasaran hasil peternakan. Program-program ini secara langsung berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian target kinerja sasaran Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur. Sisa anggaran APBD pada tahun 2015 sebesar Rp.22.240.745.465,- dikarenakan : 1. Adanya efisiensipenghematan anggaran belanja terhadap lelang barang dan jasa karena penawaran pihak ketiga di bawah plafon anggaran yang tersedia. 2. Adanya Pegawai Negeri Sipil yang pensiun dan mutasi sehingga adanya dana kelebihan tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja. 3. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur hanya terealisasi 65,46 karena merupakan sisa kontribusi yang sudah dialokasikan tetapi dalam pelaksanaannya sudah ditanggung oleh pelaksana. 4. Kegiatan pengadaan sapi indukan Brahman Cross BC impor sebanyak 855 ekor tidak terealisasi karena :  Menunggu revisi Permentan tentang impor indukan yang dilakukan sebanyak 2 dua kali sehingga memakan waktu hingga bulan September 2015 baru selesai revisi.  IKHS Instalasi Karantina Hewan Sementara yang dibuat oleh rekanan masih dianggap belum layak, sehingga Pihak Australia menunda ijin ekspor sambil menunggu kelayakan IKHS. Oleh karena itu, perlu perbaikan IKHS.  Pengiriman indukan pada shipment kedua terkendala karena banyak indukan yang sudah bunting di atas 6 bulan sehingga berdasarkan aturan di Pemerintah Australia tidak memenuhi syarat untuk diimpor. Sedangkan sisa anggaran APBN pada tahun 2015 sebesar Rp. 165.277.239.295,- dikarenakan : 1. Adanya efisiensipenghematan anggaran belanja terhadap kontrak dan perjalanan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 84 2. Kegiatan pengadaan indukan sapi Brahman Cross BC impor sebanyak 8.074 ekor tidak bisa terealisasi karena disebabkan beberapa hal :  Adanya Permentan Nomor 48PermentanPK.4082015 tentang Pemasukan Sapi Bakalan dan Sapi Indukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, hanya mengatur pemasukan sapi bakalan dan sapi indukan, tidak memfasilitasi pemasukan pejantan, padahal untuk sapi pejantan sudah dialokasikan di dalam DIPA, sehingga harus merevisi DIPA.  IKHS Instalasi Karantina Hewan Sementara yang dibuat oleh rekanan masih dianggap belum layak, sehingga Pihak Australia menunda ijin ekspor sambil menunggu kelayakan IKHS karena karantina yang layak di Prov. Kalimantan Timur hanya dapat menampung 1.500 ekor;  Surat Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani kepada Rekanan tanggal 11 Desember 2015, perihal kelayakan IKHS. Dengan terbitnya surat tersebut di bulan Desember, maka sisa waktu pelaksanaan pekerjaan tidak mencukupi untuk melakukan pengapalan berikutnya dibatasi tahun anggaran;  Pola alami kelahiran anak sapi di Australia Utara tergantung pada musim. Siklus berahi dan kawin induk sapi sejalan dengan pertumbuhan rumput baru musim hujan. Curah hujan di Australia biasanya jatuh diantara bulan November dan Maret. Umumnya sapi akan kawin pada bulan Januari dan Febuari, beberapa pada bulan Maret. Dengan demikian bulan oktober sampai desember menjadi musim kelahiran anak sapi;  Menurut hukum Australia, sapi yang bunting lebih dari enam bulan tidak boleh diekspor. Berarti kebanyakan sapi bunting sudah harus dikirim pada akhir Agustus, perkawinan di bulan maret harus dikirim akhir september;  Pertengahan musim hujan dan kondisi tanah yang terlalu basah, sebagian besar ladang tidak dapat melaksanakan pengumpulan sapi muster. Biasanya musim bekerja mulai bulan april. Karena itu sapi bunting di bawah enam bulan bulan baru tersedia pada April sampai Agustus. Bulan-bulan terbaik untuk mendapatkan sapi bunting ekspor adalah pada bulan Mei, Juni dan Juli; Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014 mendapat alokasi dana sebesar Rp.80.919.778.040,- atau 0,87 dari total anggaran belanja APBD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014 sebesar Rp.9.338.780.250.000,- Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 85 BAB III P E N U T U P

A. Kesimpulan