BAB II - 36 2.2.1.2 Laju Inflasi Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2013
Unsur lain yang layak dipertimbangkan dalam perekonomian wilayah adalah besarnya laju inflasi. Indikator ini pada prinsipnya
menggambarkan kenaikan indek harga konsumen di Jawa Timur. Pada periode tahun 2009 - 2013, inflasi di Jawa Timur cenderung berfluktuasi
dari kisaran 3,62 persen di tahun 2009 hingga 7,59 persen di tahun 2013. Nilai inflasi Jawa Timur dari tahun 2009 - 2012 lebih tinggi dibanding
dengan inflasi nasional, namun pada mulai bulan Mei tahun 2013 inflasi Jawa Timur berada di bawah inflasi Nasional. Pada periode tersebut target
inflasi berkisar 4,5 - 5 + 1 persen.
Gambar 2.16 Laju Inflasi Jawa Timur dan nasional Tahun 2009 - 2013
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
Tingginya inflasi pada tahun 2013 lebih disebabkan karena kebijakan pemerintah
Administered Price yang mengurangi subsidi bahan bakar minyak sejak tanggal 22 Juni 2013 atau menaikkan harga bahan bakar
minyak sebesar 40 persen. Hal ini menimbulkan dampak secara langsung pada sektor transportasi. Selain itu juga menimbulkan efek domino
terhadap kenaikan harga kelompok bahan makanan dan sektor lainnya.
BAB II - 37
Pada akhir tahun 2013, kebijakan pemerintah mengurangi kuota daging impor menyebabkan spekulasi dan boikot para importir sapi, yang
menyebabkan stagnasi ketersediaan daging di pasar berkurang bahkan sempat kosong daging sapi di pasar dan pengusaha menaikkan harga
daging sapi di pasar sampai menyentuh harga tertinggi berkisaran Rp. 90.000 sampai dengan Rp.100.000. Inflasi juga didorong dengan
adanya pengaruh melemahnya nilai rupiah terhadap dolar yang menyentuh Rp. 12.000 per 1 dolar, sehingga mempengaruhi harga terhadap barang
impor maupun harga barang produk yang menggunakan bahan baku impor.
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
BAB II - 38
Jika dilihat selama tujuh tahun terakhir, faktor penyebab inflasi dari tujuh kelompok pengeluaran, kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa
Keuangan tahun 2013 mencapai rekor inflasi tertinggi sebesar 12,60 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
mengalami inflasi tertinggi pada tahun 2008 sebesar 11,70 persen. Pada tahun 2010 inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar
16,22 persen, sedangkan inflasi tertinggi pada kelompok perumahan terjadi pada tahun 2008 sebesar 9,54 persen, inflasi tertinggi terjadi pada
kelompok sandang terjadi pada tahun 2008 sebesar 9,66 persen, inflasi tertinggi pada kelompok kesehatan terjadi pada tahun 2008 sebesar 5,97
persen, dan inflasi tertinggi pada kelompok pendidikan terjadi pada tahun 2007 sebesar 7,96 persen.
Apabila dilihat dari lokasi dan besaran inflasi pada tingkatan yang lebih kecil KabupatenKota tahun 2009 - 2013, dapat terlihat seperti
pada tabel berikut :
Tabel 2.28 Inflasi 10 KabupatenKota IHK Jawa Timur
Tahun 2009 - 2013
KabupatenKota 2009 2010
2011 2012
2013
Jember 3.66
7.09 3.36
4.49 7.21
Sumenep 2.73
6.75 4.42
5.05 6.62
Kediri 3.60
6.80 4.18
4.63 8.05
Malang 3.39
6.70 3.41
4.60 7.92
Probolinggo 3.55
6.68 4.92
5.88 7.98
Madiun 3.40
6.54 3.00
3.51 7.52
Surabaya 3.39
7.33 3.44
4.39 7.52
Tulungagung 4.64
6.25 -
- -
Banyuwangi 4.21
6.83 -
- -
Tuban 4.24
5.98 -
- -
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
Pengukuran inflasi sejak tahun 2011 hanya dilakukan pada tujuh kabupatenkota. Sedangkan untuk tahun 2014 akan dilakukan pengukuran
di delapan kabupatenkota; dari tujuh kabupatenkota eksisting ditambah Kabupaten Banyuwangi.
BAB II - 39 2.2.1.3 PDRB Perkapita