Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Pertumbuhan PDRB

BAB II - 33 2.2. Aspek Kesejahteraan Rakyat

Kondisi Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur dapat dielaborasi kedalam tiga fokus utama, yaitu Fokus Kesejahteraan Masyarakat dan Pemertaan Ekonomi, Fokus Kesejahteraan Masyarakat, dan Fokus Seni Budaya dan Olah Raga. Identifikasi terhadap ke tiga focus utama tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1 Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selama kurun waktu 2009-2013 disajikan pada tabel 2.25 Pada tahun 2009 PDRB atas dasar harga berlaku ADHB sebesar Rp. 686,85 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp. 778,57 triliun pada tahun 2010, Rp. 884,50 triliun pada tahun 2011, Rp. 1.001,72 triliun pada tahun 2012 dan Rp. 1.136,33 triliun pada tahun 2013. Sementara itu, PDRB atas dasar harga konstan ADHK Jawa Timur tahun 2009 meningkat dari Rp. 320,86 triliun menjadi Rp. 393,67 triliun pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 mencapai Rp. 419,43 triliun. Berdasarkan tabel 2.25 dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 perekonomian Jawa Timur mampu tumbuh 5,01 persen, kemudian tahun 2010, tahun 2011 dan tahun 2012 masing-masing mengalami percepatan sebesar 6,68 persen, 7,22 persen dan 7,27 persen, akan tetapi mengalami perlambatan menjadi 6,55 persen pada tahun 2013. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selama kurun waktu tersebut lebih cepat dari rata-rata nasional. Tabel 2.25 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2009 – 2013 Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 6 1. PDRB ADHB Miliar Rupiah 686.848 778.566 884.503 1.001.721 1.136.330 2. PDRB ADHK 2000 Miliar Rupiah 320.861 342.281 366.984 393.666 419.430 3. Pertumbuhan Ekonomi 5,01

6,68 7,22

7,27 6,55 4. Pertumbuhan Ekonomi Nasional 4,55 6,10 6,50 6,23 5,78 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur BAB II - 34 Tabel 2.26 Pertumbuhan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2013 persen Sektor 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 6 1. Pertanian 3,92 2,23 2,53 3,49 1,59 2. Pertambangan Penggalian 6,92 9,18 6,08 2,10 3,30 3. Industri Pengolahan 2,80 4,32 6,06 6,34 5,59 4. Listrik,Gas Air Bersih 2,72 6,43 6,25 6,21 4,74 5. Konstruksi 4,25 6,64 9,12 7,05 9,08 6. Perdagangan, Hotel Restoran 5,58 10,67 9,81 10,06 8,61 7. Pengangkutan Komunikasi 12,98 10,07 11,44 9,64 10,43 8. Keuangan, Sewa, Jasa Perusahaan 5,30 7,27 8,18 8,01 7,68 9. Jasa-jasa 5,76 4,34 5,08 5,07 5,32 PDRB 5,01 6,68 7,22 7,27 6,55 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Dapat dilihat pada Tabel 2.26 diatas, secara sektoral, secara umum pada tahun 2013 seluruh sektor mengalami perlambatan kecuali konstruksi, pengangkutan dan komunikasi serta jasa-jasa. Sektor pertanian mengalami perlambatan pada tahun 2010 dan mengalami percepatan sampai dengan tahun 2012 dan kembali melambat pada tahun 2013. Industri pengolahan yang memberikan kontribusi terbesar kedua dalam struktur PDRB mengalami percepatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, namun mengalami perlambatan pada tahun 2013. Sektor perdagangan, hotel dan restoran yang berkontribusi dominan mengalami percepatan pada tahun 2009 dan 2010, namun mengalami perlambatan pada tahun 2011 dan kembali mengalami percepatan 10,06 persen pada tahun 2012 dan kembali melambat menjadi 8,61 persen pada tahun 2013. Situasi perekonomian global yang masih mengalami krisis sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang tercermin dari pertumbuhan sektoralnya. Pertumbuhan ekonomi kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur secara umum memiliki pola yang sama dengan pertumbuhan ekonomi provinsi. Pertumbuhan tertinggi tahun 2012 dicapai oleh Kota Batu dengan pertumbuhan sebesar 8,26 persen, sedangkan terendah pada kabupaten Bojonegoro yaitu sebesar 5.82 persen, yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.27. BAB II - 35 Tabel 2.27 Pertumbuhan Ekonomi Menurut KabupatenKota Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2012 Propinsi KabupatenKota 2009 2010 2011 2012 Kabupaten 01. Pacitan 5.28 6.66 6.72 6.77 02. Ponorogo 5.01 5.89 6.41 6.67 03. Trenggalek 5.02 6.16 6.53 6.72 04. Tulungagung 5.25 6.65 6.88 6.99 05. Blitar 5.05 6.12 6.42 6.44 06. Kediri 4.28 6.07 6.28 6.99 07. Malang 5.02 6.57 7.35 7.56 08. Lumajang 5.04 5.94 6.35 6.47 09. Jember 5.02 6.16 7.21 7.27 10. Banyuwangi 5.06 6.26 7.14 7.29 11. Bondowoso 5.00 5.69 6.28 6.47 12. Situbondo 5.02 5.89 6.39 6.62 13. Probolinggo 5.12 6.25 6.33 6.67 14. Pasuruan 5.02 6.23 7.19 7.29 15. Sidoarjo 4.41 5.92 6.95 7.23 16. Mojokerto 5.03 6.87 7.23 7.29 17.Jombang 5.04 6.65 6.91 6.99 18. Nganjuk 5.18 6.32 6.47 6.72 19. Madiun 5.02 5.96 6.49 6.58 20. Magetan 5.02 5.81 6.18 6.51 21. Ngawi 5.05 6.19 6.20 6.67 22. Bojonegoro 6.55 10.97 9.20 5.82 23. Tuban 5.03 6.30 7.24 6.19 24. Lamongan 5.31 6.86 7.07 7.22 25. Gresik 5.96 6.89 7.39 7.43 26. Bangkalan 4.37 5.47 6.27 6.45 27. Sampang 4.27 5.40 6.14 6.19 28. Pamekasan 5.04 5.77 6.27 6.43 29. Sumenep 4.22 5.51 6.36 6.49 Kota 71. Kota Kediri 4.19 5.99 7.93 7.67 72. Kota Blitar 5.31 6.66 6.64 6.84 73. Kota Malang 5.20 6.60 7.22 7.71 74. Kota Probolinggo 5.02 6.41 6.67 6.96 75. Kota Pasuruan 5.02 5.99 6.35 6.59 76. Kota Mojokerto 5.03 6.66 6.77 7.19 77. Kota Madiun 5.22 6.97 7.29 7.88 78. Kota Surabaya 5.17 7.47 7.65 7.76 79. Kota Batu 5.90 7.16 8.17 8.26

35. Jawa Timur 5.01

6.68 7.22

7.27 Sumber : BPS, Provinsi Jawa Timur

BAB II - 36 2.2.1.2 Laju Inflasi Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2013