- 48 2.2.2.1.2. Rata-rata Lama Sekolah BAB II RPJMD 2014 (hal 33 76)

BAB II - 48 2.2.2.1.2. Rata-rata Lama Sekolah

Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Angka rata-rata lama sekolah mean years schoolMYS merupakan kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang diduduki. dan pendidikan yang ditamatkan. MYS bersama dengan angka melek huruf, merupakan salah satu variabel komposit indeks pembangunan manusia IPMHDI. Gambar 2.23 Rata-rata Lama Sekolah Tahun Di Jawa Timur 2009-2012 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Berdasarkan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur, selama 2009-2012 terjadi peningkatan kualitas penduduk yaitu dari setara lulus tingkat sekolah dasar 6 tahun ditahun 2009 meningkat menjadi setara kelas satu pada jenjang pendidikan SLTP ditahun 2012. Walaupun terjadi kenaikan, namun kenaikan tersebut relatif lambat, karena selama tahun 2009 - 2012 hanya terjadi peningkatan sebesar 0,28 poin persen atau rata-rata hanya terjadi kenaikan 0,07 poin persen per tahunnya. BAB II - 49

9.31 10

9.54 9.13

8.65 8.34

7.38 6.42

5.8 5.47

4.33 9.34

10.08 9.3

8.7 7.96

7.15 5.99

4.87 4.17

3.65 1.97

9.32 10.04

9.42 8.91

8.3 7.73

6.66 5.65

5.01 4.51

2.97 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+ Gambar 10 Rata-rata Lama Sekolah Tahun Penduduk Berusia 15 Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Jawa Timur 2012 L P L+P k 4 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Kalau dilihat rata-rata lama sekolah menurut kelompok umur dari sisi jenis kelamin secara umum rata-rata lama sekolah laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Rata-rata lama sekolah penduduk di Jawa Timur tertinggi pada kelompok usia 20-24 tahun mencapai 10,08 tahun atau setara dengan kelas 1 SLTA dan terus menurun hingga pada kelompok umur 65 tahun keatas. Pembangunan pendidikan di Jawa Timur selama ini, membawa dampak peningkatan capaian pendidikan tertinggi penduduk di kelompok usia 15-34 tahun yang memiliki rata-rata lama sekolah setara lulusan SLTP. Karenanya, salah satu upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam RPJMD 2009-2014 adalah dengan mengakselerasi situasi ini melalui program Wajar Dikdas 12 tahun setara SLTA. Walaupun bobot dalam formulasi IPM rata-rata lama sekolah lebih rendah dibandingkan melek huruf, namun dengan melakukan intervensi pada peningkatan rata-rata lama sekolah, tentunya akan memberi pengaruh pada pencapaian melek huruf. Bisa dipastikan wilayah dengan rata-rata lama sekolah yang tinggi, akan memiliki tingkat melek huruf yang tinggi pula. Gambar 2.24 BAB II - 50 Tabel 2.37 Rata-Rata Lama Sekolah Penduduk Menurut KabupatenKota Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012 Kode KabupatenKota Tahun 2009 2010 2011 2012 3500 JAWA TIMUR 7.20 7.24 7.34 7.45 3501 Pacitan 6.71 6.90 6.94 6.96 3502 Ponorogo 6.61 6.68 6.99 7.18 3503 Trenggalek 7.19 7.24 7.26 7.31 3504 Tulungagung 7.80 7.84 7.85 7.95 3505 Blitar 7.23 7.35 7.36 7.40 3506 Kediri 7.59 7.60 7.69 7.72 3507 Malang 6.80 6.80 7.02 7.08 3508 Lumajang 6.03 6.10 6.41 6.43 3509 Jember 6.45 6.53 6.73 6.79 3510 Banyuwangi 6.81 6.85 6.89 7.25 3511 Bondowoso 5.49 5.54 5.66 5.94 3512 Situbondo 5.99 6.18 6.19 6.22 3513 Probolinggo 5.08 5.57 5.80 5.92 3514 Pasuruan 6.33 6.34 6.54 6.83 3515 Sidoarjo 9.78 9.84 9.85 9.92 3516 Mojokerto 7.79 7.81 7.82 7.94 3517 Jombang 7.76 7.77 7.84 8.04 3518 Nganjuk 7.11 7.19 7.44 7.61 3519 Madiun 6.96 7.38 7.39 7.44 3520 Magetan 7.55 7.57 7.60 7.85 3521 Ngawi 6.34 6.36 6.99 7.02 3522 Bojonegoro 6.53 6.66 6.68 6.72 3523 Tuban 6.22 6.41 6.49 6.53 3524 Lamongan 7.03 7.19 7.46 7.59 3525 Gresik 8.49 8.53 8.84 8.98 3526 Bangkalan 5.13 5.16 5.30 5.74 3527 Sampang 3.93 3.95 4.20 4.22 3528 Pamekasan 5.73 6.11 6.32 6.32 3529 Sumenep 5.20 5.63 5.64 5.71 3571 Kota Kediri 10.00 10.20 10.21 10.24 3572 Kota Blitar 9.71 9.72 9.75 9.77 3573 Kota Malang 10.82 10.83 10.84 10.87 3574 Kota Probolinggo 8.35 8.52 8.53 8.67 3575 Kota Pasuruan 8.81 8.85 8.96 9.05 3576 Kota Mojokerto 9.67 9.97 9.98 10.11 3577 Kota Madiun 10.38 10.43 10.44 10.46 3578 Kota Surabaya 9.94 9.95 10.08 10.10 3579 Kota Batu 8.34 8.51 8.52 8.54 Sumber : BPS, Provinsi Jawa Timur BAB II - 51 Wujud pemerataan dan perluasan akses pendidikan Jawa Timur dilakukan dengan cara memperluas daya tampung satuan pendidikan, memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda secara sosial, ekonomi, gender, geografis wilayah, dan tingkat kemampuan fisik serta intelektual. Bertambahnya Angka Partisipasi Kasar APK, Angka Partisipasi Murni APM angka Tingkat Pendidikan Rata-rata dan Angka Melek Huruf merupakan suatu indikator kunci keberhasilan pendidikan yang berlangsung saat ini. Perkembangan pendidikan per jenjang pendidikan pada tabel berikut: Tabel 2.38 Capaian Kinerja Pendidikan per Jenjang Pendidikan di Jawa Timur Tahun 2009 – 2013 INDIKATOR KINERJA CAPAIAN KINERJA PROGRAM SAT 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah Siswa a. SDMI b. SMPMTs Org 3.932.929 1.740.034 4.057.910 1.729.283 4.222.205 1.833.471 4.289.957 1.853.100 4.492.919 1.844.834 Jumlah Siswa a. SMA b. SMK c. MA Org 568.132 557.756 199.202 504.164 527.403 202.197 530.771 577.641 212.635 538.693 561.430 243.517 464.721 601.879 245.888 Jumlah Lembaga a. SDMI b. SMPMTs Unit 26.616 6.025 26.279 6.347 25.996 6.465 26.554 6.996 27.066 7.344 Jumlah Lembaga a. SMA b. SMK c. MA Unit 1.261 1.029 1.099 1.269 1.108 1.159 1.263 1.202 1.185 1.285 1.349 1.294 1.324 1.457 1.320 Angka Partisipasi Kasar APK a. SDMI b. SMPMTs c. SLTA 112,30 102,69 71,43 112,53 102,11 73,70 112,67 102,12 73,78 112,69 102,15 74,21 112,70 102,22 78,21 Sumber : Dinas Pendidikan Prov. Jatim Berdasarkan data sebaran APK dan APM di Jawa Timur tahun 2009- 2012, menunjukkan bahwa terdapat kaitan yang erat antara capaian APK pendidikan pada jenjang tertentu dengan jenjang di atasnya, atau dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan semakin berkurang peserta didiknya. Untuk mencapai peningkatan APK pada jenjang yang lebih tinggi, program Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2009-2014 adalah Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 tahun. BAB II - 52 2009 2010 2011 2012 2013 113.3 112.3 112.67 112.69 112.7 101.7 102.09 102.12 102.15 102.22 71.43 73.7 73.78

74.21 78.21

APK SD, SMP, SMA di Jawa Timur Tahun 2009-2013 SD SMP SMA

2.2.2.1.3. Angka Partisipasi Kasar

Angka partisipasi kasar APK merupakan salah satu indikator kinerja utama dalam melihat keberhasilan program-program pendidikan yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. APK untuk setiap jenjang pendidikan dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2.25 Sumber : Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur dan BPS Provinsi Jawa Timur APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SDSLTPSLTA sederajat dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun 7-12 untuk SD sederajat, 13-15 untuk SLTP sederajat dan 16-18 untuk SLTA sederajat, berapapun usianya yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Sasaran Nasional APK tahun 2012, terdapat dalam dokumen Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014. Sasaran APK SD termasuk SDLB, MI, dan Paket A sebesar 118,2 persen, SLTPMTsPaket B sebesar 103,90 persen, dan SLTASMKMAPaket C sebesar 79,0 persen. Besaran APK SD di Jawa Timur tahun 2013 adalah 112,70 persen meningkatn 0.01 poin bila dibandingkan dengan tahun 2012 adalah 112,69 persen. Bila APK SD dalam Renstra Kemdiknas 2010-2014 digunakan sebagai dasar rujukan, maka capaian APK SD Jawa Timur tahun 2013 belum mencapai sasaran dan terpaut sebesar 5,50 persen poin. Begitu halnya dengan APK SLTP, karena besarnya capaian APK SLTP Jawa Timur tahun 2013 sebesar 102,21 persen, masih terpaut 1,68 persen dengan BAB II - 53 target Renstra Kemdiknas 2010-2014. Sementara untuk APK SLTA di Jawa Timur tahun 2013 sebesar 78,21 persen, terpaut 0,79 persen di bawah sasaran APK SLTA tahun 2012 dalam Renstra Kemendiknas 2010-2014. Tabel 2.39 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar APK Di Jawa Timur 2009-2013 NO Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013 1 SD sederajat 1.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SDMI 4.451.717 4.426.538 4.569.814 4.488.775 4.592.919 3.1.2. Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 3.929.141 3.941.708 4.055.928 3.983.295 3.918.582 1.3. APK SDMI 113,3 112,3 112,67 112,69 112,70 2 SMP sederajat 2.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMPMTs 1.852.005 1.899.146 1.888.485 1.785.512 1.844.834 2.2. Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 1.821.047 1.860.266 1.849.280 1.747.931 2.037.568 2.3. APK SMPMTs 101,7 102,09 102,12 102,15 102.21 3 SLTA sederajat 3.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMAMASMK 1.191.452 1.231.707 1.285.830 1.343.928 1.212.488 3.2. Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 1.667.999 1.671.244 1.742.789 1.810.980 1.021.858 3.3. APK SMAMASMK 71,43 73,7 73,78 74,21 78,21 Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan BPS Provinsi Jawa Timur Berdasarkan data sebaran APK kabupatenkota di Jawa Timur tahun 2013, menunjukkan bahwa terdapat kaitan yang erat antara capaian APK pendidikan pada jenjang tertentu dengan jenjang di atasnya. Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai peningkatan APK pada jenjang yang lebih tinggi, mesti dimulai dengan program lebih nyata untuk peningkatan APK pada jenjang di bawahnya terlebih dahulu. Salah satu agenda program Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2009-2014 adalah Wajar Dikdas 12 tahun, maka diperlukan upaya peningkatan capaian APK SLTP, terutama untuk kabupaten yang masih rendah capaiannya. Pada tahun 2013 ini seluruh KabupatenKota di Jawa Timur APK SD di atas 100 persen. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa banyak anak yang sekolah di SD umurnya diluar 7-12 tahun, dan diduga masih kurang BAB II - 54 dari 7 tahun. Begitu pula APK SLTP juga diatas 100 persen. Karena banyak kita jumpai anak anak yang usianya belum genap 7 tahun sudah sekolah SD dan imbasnya saat masuk SMP usianya kurang dari 13 tahun kondisi demikian yang menyebabkan APK SD dan SMP diatas 100 persen. Sementara APK SLTA cenderung lebih rendah, hal ini diduga banyak anak tamatan SLTP yang tidak melanjutkan kejenjang SLTA. Capaian APK di Jawa Timur sekolah setingkat SD tahun 2013 tertinggi adalah Kota Blitar sebesar 141,66 persen dan yang terendah adalah Kabupaten Sidoarjo sebesar 105,04 persen. Untuk APK SMP tertinggi adalah Kota Blitar sebesar 137,31 persen dan terendah adalah Kabupaten Probolinggo sebesar 94,03 persen. Sedangkan APK sekolah setingkat SMA yang tertinggi adalah Kota Blitar sebesar 117,52 persen dan terendah Kabupaten Sampang sebesar 48,38 persen. Tabel 2.40 Angka Partisipasi Kasar APK Menurut KabupatenKota Di Jawa Timur Tahun 2011-2013 No. KabupatenKota APK SD APK SLTP APK SLTA 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 1. Kab. Pacitan 108,24 108,25 108,43 95,75 96,32 96,49 63,53 63,62 68,06 2. Kab. Ponorogo 112,59 112,60 112,71 109,75 109,76 109,67 76,06 76,19 79,61 3. Kab. Trenggalek 120,47 120,48 120,34 103,42 103,43 103,43 69,86 69,89 74,13 4. Kab. Tulungagung 107,68 107,69 107,96 105,40 105,41 105,41 69,19 69,21 71,32 5. Kab. Blitar 104,94 104,96 105,05 99,96 99,97 99,98 62,32 62,40 66,60 6. Kab. Kediri 105,06 105,30 105,47 103,81 103,82 103,82 59,50 59,64 61,63 7. Kab. Malang 108,23 109,67 109,79 94,27 94,64 96,19 61,58 61,62 64,25 8. Kab. Lumajang 108,80 108,81 108,91 98,34 98,70 98,80 56,30 56,41 63,51 9. Kab. Jember 107,92 107,93 107,95 98,04 98,05 98,10 62,29 62,40 65,29 10. Kab. Banyuwangi 107,79 109,72 109,90 99,56 99,57 99,73 66,86 67,06 79,77 11. Kab. Bondowoso 114,21 114,21 114,24 97,97 97,99 98,01 76,79 76,81 77,97 12. Kab. Situbondo 115,29 115,29 114,70 99,11 99,12 99,12 62,76 62,79 66,72 13. Kab. Probolinggo 129,76 129,76 128,82 93,96 93,97 94,03 58,81 58,84 59,83 14. Kab. Pasuruan 111,39 112,21 112,29 97,48 98,20 98,27 80,30 80,39 84,76 15. Kab. Sidoarjo 104,63 104,64 105,04 99,38 99,39 99,40 83,91 83,97 86,77 16. Kab. Mojokerto 115,24 115,25 115,05 113,05 113,06 112,66 71,32 72,89 75,41 17. Kab. Jombang 105,57 105,59 105,78 107,85 107,86 105,04 89,38 89,53 92,50 18. Kab. Nganjuk 114,12 115,43 115,54 109,13 109,14 108,95 71,36 71,39 73,92 19. Kab. Madiun 111,65 111,66 111,79 98,08 98,39 98,43 65,66 65,86 67,57 20. Kab. Magetan 105,47 105,68 105,90 110,96 110,97 110,35 86,98 87,13 88,72 21. Kab. Ngawi 118,08 118,10 118,20 95,62 96,05 96,46 81,21 81,40 84,17 22. Kab. Bojonegoro 118,22 118,23 117,97 107,62 107,63 107,35 83,70 83,74 84,67 23. Kab. Tuban 108,85 108,86 109,02 104,65 104,66 102,52 61,36 61,44 66,44 24. Kab. Lamongan 112,30 112,37 112,66 103,05 103,06 103,64 83,72 84,53 87,45 25. Kab. Gresik 105,56 105,60 106,01 96,86 97,03 97,27 73,68 75,00 81,22 26. Kab. Bangkalan 128,71 128,72 128,28 95,46 95,50 95,57 50,33 51,14 58,34 BAB II - 55 9,06 15,03 29,27 20,13 20,56 5,95 TdkBelum Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Sederajat Tamat SLTP Sederajat No. KabupatenKota APK SD APK SLTP APK SLTA 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 27. Kab. Sampang 107,38 107,38 107,34 94,05 94,06 94,11 44,61 44,81 48,38 28. Kab. Pamekasan 124,02 124,03 122,99 98,81 98,82 98,85 61,76 62,07 66,87 29. Kab. Sumenep 127,14 127,14 126,18 94,09 94,10 94,17 69,87 70,09 71,62 30. Kota Kediri 148,85 148,86 141,17 137,19 137,20 137,20 109,92 109,95 115,20 31. Kota Blitar 159,65 159,66 141,66 137,11 137,13 137,13 116,42 116,43 117,52 32. Kota Malang 109,51 109,59 110,41 117,54 117,55 117,55 98,26 101,19 105,78 33. Kota Probolinggo 112,73 112,74 113,01 116,41 116,42 116,42 96,13 97,72 103,83 34. Kota Pasuruan 114,29 114,67 115,16 125,67 125,68 125,68 101,44 101,47 103,68 35. Kota Mojokerto 152,84 152,85 115,05 126,47 126,49 112,66 102,45 102,46 75,41 36. Kota Madiun 142,91 142,92 134,09 121,78 121,79 121,79 101,35 101,39 106,57 37. Kota Surabaya 109,51 109,52 109,56 110,01 110,02 110,03 93,71 100,03 104,08 38. Kota Batu 132,89 132,90 127,44 117,30 117,32 117,32 85,70 85,77 87,07 Provinsi 112,67 112,69 112,70 102,12 102,15 102,22 73,78

74,21 78,21

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

2.2.2.1.4. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan

Angka pendidikan yang ditamatkan APT bermanfaat untuk menunjukkan pencapaian pembangunan pendidikan di suatu daerah, juga berguna untuk melakukan perencanaan penawaran tenaga kerja, terutama untuk melihat kualifikasi pendidikan angkatan kerja di suatu wilayah. APT merupakan persentase jumlah penduduk, baik yang masih sekolah ataupun tidak sekolah lagi, menurut pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan. Gambar 2.26 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Penduduk Usia 15 Tahun Keatas di Jawa Timur, Tahun 2012 Sumber : BPS Jawa Timur BAB II - 56 Penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur tahun 2012 sebagian besar tamatan SD yaitu sebesar 29.27 persen dan yang menamatkan perguruan tinggi sebesar 5.95 persen. Yang menjadi perhatian disini adalah yang tidak punya ijazah sebesar 24.09 persen Tidakbelum sekolah dan tidak tamat SD, jadi hampir sekitar seperempat penduduk usia 15 tahun keatas tidak memiliki ijazah. Tentunya hal ini menjadi perhatian yang serius untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada. Jika dilihat perkembangan pertahun penduduk usia 15 tahun keatas yang sudah menyelesaikan pendidikan SLTP keatas terus mengalami peningkatan, pada tahun 2008 yang menamatkan pendidikan SLTP keatas sebesar 31,97 persen menjadi 46,64 persen pada tahun 2012. Kondisi yang cukup baik ini diiringi pula oleh menurunnya persentase penduduk yang tidak punya ijazah terus menurun, yaitu pada tahun 2008 penduduk yang tidak punya ijazah sebesar 26,07 persen menjadi 24,09 persen pada tahun 2012. Tabel 2.41 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Penduduk Umur 15 Tahun Ke atas di Jawa Timur Tahun 2009 – 2012 Uraian 2009 2010 2011 2012 1 2 3 4 5 Laki-laki Tidakbelumsekolah 5,49 6,11 5,59 4,91 TidaktamatSD 15,92 13,49 14,80 14,66 SD 27,27 31,81 30,50 29,81 SLTP 19,80 20,86 20,95 20,67 SLTA 24,76 22,01 22,40 23,51 PT 6,76 5,72 5,76 6,43 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 N000jiwa 13.460,438 13.748,067 13.701,56 14.094.534 Perempuan Tidakbelumsekolah 14,28 15,44 13,78 13,00 TidaktamatSD 17,08 14,39 16,12 15,37 SD 26,07 30,15 28,59 28,75 SLTP 18,45 18,45 19,32 19,62 SLTA 17,97 16,54 16,86 17,76 PT 6,15 5,02 5,34 5,50 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 N000jiwa 14478,659 14.534,031 14.542,47 14.869.127 Laki-laki+ Perempuan Tidakbelumsekolah 10,05 10,91 9,80 9,06 TidaktamatSD 16,52 13,95 15,48 15,03 SD 26,65 30,96 29,51 29,27 SLTP 19,10 19,62 20,11 20,13 SLTA 21,24 19,20 19,55 20,56 PT 6,44 5,36 5,55 5,95 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 N000jiwa 27.939.097 28.282.098 28.244.026 28.963.661 Sumber : BPS Propinsi Jawa Timur BAB II - 57 Bila dilihat per KabupatenKota di Jawa Timur, Kota Malang merupakan daerah yang mempunyai persentase tertinggi penduduk yang berijazah perguruan tinggi 17,86 persen dibandingkan kabupatenkota lainnya. Sedangkan Kabupaten Sampang merupakan daerah yang mempunyai persentase tertinggi penduduk yang belum sekolah tidak tamat SD 30,81 persen. Tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk akan sangat berpengaruh terhadap angka IPM, karena akan mempengaruhi rata-rata lama sekolah yang merupakan unsur pembentuk IPM. Tabel 2.42 Persentase Penduduk Usia 15 tahun Keatas Berdasar Ijazah Yang Dimiliki Menurut KabupatenKota Di Jawa Timur Tahun 2012 NO Kabupatenkota Tidakbelum sekolah Tidaktamat SD SD SLTP SLTA PT Jumlah Jumlah Penduduk 1. Kab. Pacitan 10,49 13,39 40,15 21,2 10,7 4,08 100,00 426.801 2. Kab. Ponorogo 6,6 20,58 29,49 21,07 17,24 5,01 100,00 674.753 3. Kab. Trenggalek 4,28 15,25 39,02 23,09 13,8 4,56 100,00 529.610 4. Kab. Tulungagung 4,43 12,41 32,74 24,88 20,41 5,13 100,00 762.829 5. Kab. Blitar 6,91 16,31 34,41 22,79 15,4 4,19 100,00 858.810 6. Kab. Kediri 5,54 16,45 29,47 22,84 21,55 4,14 100,00 1.143.291 7. Kab. Malang 7,39 18,95 32,32 20,16 16,84 4,34 100,00 1.883.845 8. Kab. Lumajang 12,82 18,02 38,82 15,77 11,25 3,31 100,00 777.144 9. Kab. Jember 14,66 20,37 31,41 15,56 13,56 4,43 100,00 1.778.614 10. Kab. Banyuwangi 7,39 20,17 28,42 20,63 17,97 5,43 100,00 1.194.979 11. Kab. Bondowoso 12,76 27,65 30,39 12,88 11,32 5,01 100,00 577.866 12. Kab. Situbondo 18,86 22,71 26,72 14,81 12,64 4,26 100,00 512.577 13. Kab. Probolinggo 12,03 27,21 31,65 14,31 11,23 3,57 100,00 840.912 14. Kab. Pasuruan 7,62 20,18 33,77 18,21 17,67 2,56 100,00 1.164.719 15. Kab. Sidoarjo 2,02 6,46 17,8 24,73 38,13 10,87 100,00 1.522.964 16. Kab. Mojokerto 5,11 15,46 25,58 26,29 23,39 4,18 100,00 794.998 17. Kab. Jombang 5,88 12,44 27,96 25,51 23,75 4,45 100,00 912.817 18. Kab. Nganjuk 7,15 14,62 31,98 20,8 19,49 5,95 100,00 780.474 19. Kab. Madiun 9,17 16,47 28,34 20,81 20,97 4,24 100,00 517.736 20. Kab. Magetan 6,66 13,67 30,77 19,09 23,66 6,15 100,00 488.041 21. Kab. Ngawi 14,37 14,9 29,21 23,11 14,22 4,19 100,00 637.787 22. Kab. Bojonegoro 11,84 14,57 34,14 22,36 14,39 2,7 100,00 943.980 23. Kab. Tuban 13,93 14,08 34,52 20,22 14,21 3,04 100,00 873.128 24. Kab. Lamongan 8,94 15,78 26,42 23,17 19,33 6,35 100,00 918.933 25. Kab. Gresik 4,27 9,9 21,55 24,66 31,97 7,65 100,00 905.259 26. Kab. Bangkalan 21,85 13,09 39,38 12,26 9,94 3,47 100,00 665.031 27. Kab. Sampang 30,81 25,75 26,62 9,09 6,1 1,62 100,00 644.078 28. Kab. Pamekasan 15,68 17,55 33,61 15,81 13,69 3,66 100,00 609.762 29. Kab. Sumenep 25,47 17,65 31,12 12,78 10,23 2,74 100,00 824.473 30. Kota Kediri 2,31 8,76 17,83 21,46 37,37 12,27 100,00 208.873 31. Kota Blitar 2,21 10,36 20,13 23,56 33,06 10,68 100,00 101.662 BAB II - 58 NO Kabupatenkota Tidakbelum sekolah Tidaktamat SD SD SLTP SLTA PT Jumlah Jumlah Penduduk 32. Kota Malang 2,35 5,89 16,45 18,64 38,8 17,86 100,00 647.468 33. Kota Probolinggo 5,59 11,66 23,65 19,37 30,55 9,18 100,00 165.351 34. Kota Pasuruan 3,17 12,04 23,19 21,31 30,02 10,27 100,00 140.026 35. Kota Mojokerto 2,48 7,3 14,77 21,74 39,28 14,42 100,00 92.582 36. Kota Madiun 2,23 5,79 16,16 22,02 39,95 13,85 100,00 133.681 37. Kota Surabaya 2,91 6,44 19,83 20,67 36,37 13,77 100,00 2.160.062 38. Kota Batu 3,53 14,14 28,3 20,34 26,6 7,09 100,00 147.745 Provinsi 9,25 15,58 29,01 19,97 20,30 5,88 100,00 28.963.661 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

2.2.2.1.5. Angka Partisipasi Murni APM

APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Seperti halnya APK, APM juga merupakan salah satu indikator tonggak kunci keberhasilan Key Development Milestones terhadap pemerataan serta perluasan akses pendidikan Renstra Kemdiknas 2010-2014. Sasaran APM untuk SD ditetapkan sebesar 95,70 persen, SLTP sebesar 75,40 persen. Angka Partisipasi Murni APM adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Seperti halnya APK, APM juga merupakan salah satu indikator tonggak kunci keberhasilan Key Development Milestones terhadap pemerataan serta perluasan akses pendidikan Renstra Kemdiknas 2010-2014. Sasaran APM di untuk SD ditetapkan sebesar 95,70 persen, SLTP sebesar 75,40 persen. BAB II - 59 Tabel 2.43 APM SD, SLTP, dan SLTA Jawa Timur 2009-2013 dan sasaran APM dalm Renstra Depdiknas Tahun SD SLTP SLTA 1 2 3 4 2009 97,71 85,44 51,96 2010 97,08 85,94 53,97 2011 97,16 85,96 54,97 2012 97,23 86,07 55,94 2013 97,83 86,36 59,78 Sumber : Dinas Pendidikan Jawa Timur Secara umum dalam empat tahun terakhir 2009-2013, terjadi peningkatan APM di Jawa Timur untuk semua jenjang pendidikan. Pada jenjang pendidikan SD, angka APM berfluktuasi pada tahun 2009 hingga 2010 mengalami penurunan, namun sejak tahun 2010 hingga tahun 2013 menunjukkan peningkatan. Sementara APM SLTP Jawa Timur 2009-2013 terus mengalami peningkatan mulai 85,44 persen pada tahun 2009 meningkat menjadi 86,36 persen pada tahun 2013, setiap tahunnya rata- rata naik sebesar 0,23 persen poin. Demikian halnya untuk jenjang pendidikan SLTA, capaian APM Jawa Timur tahun 2013 sebesar 59,78 persen, meningkat 7,82 persen poin, bila dibandingkan APM tahun 2009 yaitu 51,96 persen. Capaian APM Jawa Timur jika diukur dengan sasaran Renstra Kemdiknas untuk SD telah melampui 1,53 persen poin sedangkan untuk SLTP melampui sebesar 10,67 persen. Tabel 2.44 Angka Partisipasi Murni APM SDMIPAKET A, SMPMTsPAKET B dan SMASMKPAKET C Per KabupatenKota di Jawa Timur Tahun 2011-2013 No KabupatenKota APM SDMi Paket A APM SMPMts Paket B APM SMASMKPaket C 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 1. Kab. Pacitan 99,46 99,47 99,49 88,87 88,88 88,91 56,72 56,79 56,92 2. Kab. Ponorogo 99,17 99,18 99,20 98,90 98,90 98,93 60,16 60,20 60,64 3. Kab. Trenggalek 97,02 97,03 97,50 85,55 85,56 85,61 54,18 54,28 56,27 4. Kab. Tulungagung 98,32 98,33 98,52 90,20 90,21 90,29 53,62 53,69 53,81 5. Kab. Blitar 94,58 94,78 94,94 83,52 83,53 83,57 44,84 45,40 50,51 6. Kab. Kediri 94,84 94,93 95,15 84,14 84,15 84,25 42,88 43,28 48,36 7. Kab. Malang 94,59 94,89 95,12 75,25 75,26 75,37 44,49 44,64 49,42 8. Kab. Lumajang 99,48 99,49 99,67 98,17 98,17 98,18 53,63 53,84 55,36 9. Kab. Jember 95,87 95,88 96,05 78,44 78,27 78,33 47,38 47,69 48,66 10. Kab. Banyuwangi 96,05 96,25 96,79 83,71 83,72 83,80 49,08 49,25 53,08 11. Kab. Bondowoso 99,02 99,03 99,04 87,76 86,60 86,63 57,64 57,66 57,72 12. Kab. Situbondo 92,98 93,00 93,40 98,65 90,84 90,85 48,08 48,44 50,96 13. Kab. Probolinggo 96,87 96,88 97,04 73,21 72,50 72,54 38,11 38,30 40,00 14. Kab. Pasuruan 94,35 94,90 95,03 91,80 91,81 91,85 55,56 55,66 61,86 BAB II - 60 No KabupatenKota APM SDMi Paket A APM SMPMts Paket B APM SMASMKPaket C 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 15. Kab. Sidoarjo 94,07 94,26 94,59 80,86 80,87 80,90 62,54 62,57 63,30 16. Kab. Mojokerto 99,45 99,46 99,47 94,69 94,70 94,74 56,20 56,23 60,01 17. Kab. Jombang 94,25 94,35 95,26 89,36 89,37 89,42 66,24 66,25 69,60 18. Kab. Nganjuk 98,57 98,58 98,80 88,92 88,93 88,97 53,38 53,41 58,28 19. Kab. Madiun 79,12 87,72 79,12 79,13 47,35 47,39 20. Kab. Magetan 94,38 95,23 95,28 91,37 91,38 91,43 62,05 62,11 62,28 21. Kab. Ngawi 98,67 98,96 99,01 90,77 90,78 90,83 64,04 64,09 64,18 22. Kab. Bojonegoro 99,02 99,04 99,37 93,85 93,86 93,88 69,18 69,21 74,55 23. Kab. Tuban 97,57 97,59 97,77 85,93 85,94 85,99 44,60 44,83 49,50 24. Kab. Lamongan 98,46 98,92 99,35 82,32 82,33 82,83 59,49 59,50 62,59 25. Kab. Gresik 92,56 93,53 93,95 86,13 86,14 86,18 57,26 57,30 63,87 26. Kab. Bangkalan 97,21 97,22 85,25 83,68 42,76 43,29 27. Kab. Sampang 93,15 93,16 93,33 73,88 73,72 73,75 21,66 21,99 31,10 28. Kab. Pamekasan 97,97 97,98 98,01 83,98 82,02 82,06 57,59 58,74 58,87 29. Kab. Sumenep 93,42 93,44 93,84 72,48 72,32 72,39 50,88 50,91 51,03 30. Kota Kediri 116,15 116,16 112,55 115,43 115,43 115,44 66,70 77,20 89,96 31. Kota Blitar 146,06 146,06 128,07 114,17 114,17 114,19 88,57 88,63 94,25 32. Kota Malang 108,30 108,31 107,92 94,38 94,39 94,51 69,31 74,70 75,74 33. Kota Probolinggo 103,11 103,12 102,71 95,04 95,05 95,09 70,49 70,52 75,04 34. Kota Pasuruan 106,99 107,00 107,77 101,18 101,18 101,20 93,57 93,58 93,58 35. Kota Mojokerto 121,30 121,31 113,63 103,32 103,32 103,34 79,24 79,26 84,90 36. Kota Madiun 130,06 130,07 126,21 103,37 103,37 103,39 74,24 75,71 77,31 37. Kota Surabaya 98,79 98,80 98,90 94,23 94,24 94,36 67,65 73,28 87,11 38. Kota Batu 103,92 103,93 103,08 94,98 94,99 95,04 64,52 64,65 66,41 Provinsi 97,16 97,23 97,83 85,96 86,07 86,36 54,9 7 55,94 59,78 Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur BAB II - 61  Angka Partisipasi Murni APM SDMIPaket A Menurut KabupatenKota Tahun 2012 Gambar 2.27 APM SD sederajat menurut KabupatenKota di Jawa Timur BAB II - 62 Capaian APM anak sekolah SD sederajat per kabupatenkota di Jawa Timur pada tahun 2013 menunjukkan angka yang bervariasi. Dari 38 KabupatenKota di Jawa Timur, terdapat 13 wilayah yang APM SD nya dibawah capaian provinsi dan 25 wilayah yang capaiannya di atas APM SD provinsi. APM SD tertinggi adalah di Kota Blitar sebesar 128,07 persen dan yang terendah di Kabupaten Sampang sebesar 93,33 persen. Tingginya APM SD di Kota Blitar kemungkinan karena banyaknya anak usia 7-12 tahun dari Kabupaten Blitar yang bersekolah pada sekolah-sekolah di Kota Blitar, dan hal ini juga yang menyebabkan Kabupaten Blitar APM SD nya lebih rendah dari Kota Blitar. Hal yang sama juga terjadi pada enam wilayah kota lainnya yaitu Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Madiun, Kota Batu dan Kota Kediri. Keenam kota ini APM SD nya di atas 100 persen.  Angka Partisipasi Murni APM SMPMtsPaket B Per kabupatenKota Tahun 2012 Dari 38 KabupatenKota di Jawa Timur, terdapat 12 wilayah yang APM SLTP nya di bawah capaian provinsi dan 26 wilayah yang capaiannya di atas APM SLTP provinsi. APM SLTP tertinggi adalah di Kota Kediri sebesar 115,44 persen dan yang terendah di Kabupaten Sumenep sebesar 72,39 persen. Ada lima wilayah di Jawa Timur yang APM SLTPnya diatas 100 persen, yaitu Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Madiun, Kota Mojokerto dan Kota Pasuruan. Tingginya APM SLTP di lima wilayah tersebut diduga karena adanya anak- anak sekolah dari wilayah kabupaten setempat. BAB II - 63 Gambar 2.28 BAB II - 64  Angka Partisipasi Murni APM SMASMKMAPaket C Menurut KabupatenKota Pada tahun 2013 APM SMA Jawa Timur sebesar 59,78 persen capaian ini tentunya masih jauh dari yang diharapkan. Besaran APM SMA Jawa Timur ini memberikan gambaran sekitar lima puluh persen penduduk Jawa Timur yang berusia 16-18 tahun tidak sedang sekolah di bangku SMA. Dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur 17 wilayah capaian APM SMA nya dibawah capaian Jawa Timur dan 21 wilayah capaian APM SMAnya diatas capaian Jawa Timur. APM SMA tertinggi adalah Kota Blitar Gambar 2.29 BAB II - 65 sebesar 94,25 persen dan yang terendah adalah Kabupaten Sampang sebesar 31,10 persen. Besarnya selisih capaian APM SMA ini mengindikasikan adanya ketimpangan pendidikan antar KabupatenKota di Jawa Timur.

2.2.2.2 Kesehatan

Beberapa indikator yang digunakan untuk mengambarkan kondisi kesejahteraan sosial masyarakat antara lain angka kelangsungan hidup bayi AKHB, usia harapan hidup, dan jumlah balita yang mengalami kasus gizi buruk.

2.2.2.2.1. Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Angka kelangsungan hidup bayi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah, terutama di sektor kesehatan. Angka kelangsungan hidup bayi AKHB merupakan cermin ukuran dari angka kematian bayi yang dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 1 tahun dengan jumlah kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu. Secara matematis AKHB = 1- angka kematian bayi. Angka kematian bayi merupakan jumlah kematian bayi usia dibawah 1 tahun dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kelangsungan hidup bayi dilihat dari data kematian Per 1000 kelahiran hidup sekitar 974 pada tahun 2012. Data tersebut memberikan makna bahwa dari 1000 kelahiran hidup terdapat 974 bayi yang mencapai usia 1 tahun. Sementara angka kematian bayi tahun 2012 diproyeksikan menurun menjadi 25,95 Per 1000 kelahiran hidup. Dengan demikian angka kelangsungan hidup bayi berbanding terbalik dengan angka kematian bayi. Semakin rendah angka kematian bayi, maka semakin besar peluang kelangsungan hidup bayi. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran terus menurun. Angka harapan hidup makin meningkat, dan persentase balita dengan kasus gizi buruk terus menyusut. Angka kematian bayi perlu terus ditekan, karena merupakan indikator penting di bidang kesehatan, hal ini menentukan Indeks Pembangunan Manusia IPM. Angka kematian bayi di Jawa Timur terus menurun, yaitu hingga 28,31 per 1.000 kelahiran. BAB II - 66 Tabel 2.45 Angka Kematian Bayi AKB dan Kelangsungan Hidup Bayi AKHB Di Jawa Timur Tahun 2009 – 2012 No. Indikator 2009 2010 2011 2012 1. Angka Kematian Bayi AKB 31,41 29,29 29,24 25,95 2. Angka Kelangsungan Hidup Bayi AKHB 968,59 970,71 970,76 974,05 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Keterangan : Angka Sementara

2.2.2.2.2. Angka Usia Harapan Hidup

Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur Age Specific Death RateASDR yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan Hidup digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite. Dari hasil penghitungan yang dilakukan oleh BPS RI dengan metode tidak langsung, rata-rata AHH di Jawa Timur selama empat tahun terakhir 2009 – 2012 menunjukkan trend meningkat yaitu dari 69,15 2009 menjadi 70,09 2012. BAB II - 67 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Pada umumnya kabupaten-kabupaten di wilayah “tapal kuda” seperti Kabupaten Sampang, Probolinggo, Bondowoso, Jember, Sumenep, Bangkalan, Pamekasan, Situbondo, dan Pasuruan memiliki usia harapan hidup yang terendah dibandingkan dengan daerah “kulonan” Jawa Timur bagian barat. AHH pada wilayah “Tapal Kuda” berkisar pada angka 64 hingga 66 tahun untuk perempuan dan 60 hingga 63 tahun untuk laki- laki. Wilayah yang memiliki usia harapan hidup yang cukup tinggi adalah Kabupaten Tulungagung, Kota Mojokerto, Kabupaten Pacitan, Kota Blitar dengan 74 - 75 tahun untuk perempuan dan 71,56 tahun untuk laki-laki. Tabel 2.46 Angka Harapan Hidup AHH Menurut KabupatenKota Di Jawa Timur Tahun 2009 – 2012 Kode KabupatenKota Tahun 2009 2010 2011 2012 3501 Pacitan 71.04 71.26 71.48 71.69 3502 Ponorogo 69.62 69.93 70.24 70.55 3503 Trenggalek 71.36 71.62 71.87 72.13 3504 Tulungagung 71.23 71.48 71.72 71.95 3505 Blitar 70.66 70.88 71.09 71.30 3506 Kediri 69.42 69.66 69.90 70.15 3507 Malang 68.70 68.96 69.23 69.50 3508 Lumajang 66.87 67.17 67.46 67.75 71.2 71.64 71.84 72.09 67.2 67.66 67.88 68.19 69.15 69.6 69.81 70.09 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 2009 2010 2011 2012 Gambar 2.30 Angka Harapan Hidup Penduduk Jawa Timur Tahun 2009-2012 Perempuan Laki Lk + Pr BAB II - 68 Kode KabupatenKota Tahun 2009 2010 2011 2012 3509 Jember 62.66 62.84 63.03 63.21 3510 Banyuwangi 67.18 67.58 67.98 68.38 3511 Bondowoso 62.92 63.23 63.54 63.85 3512 Situbondo 63.02 63.19 63.36 63.52 3513 Probolinggo 60.85 61.13 61.42 61.70 3514 Pasuruan 63.70 64.01 64.31 64.61 3515 Sidoarjo 70.31 70.55 70.79 71.03 3516 Mojokerto 69.97 70.19 70.42 70.64 3517 Jombang 69.99 70.09 70.18 70.28 3518 Nganjuk 68.67 68.89 69.11 69.33 3519 Madiun 68.72 68.90 69.07 69.25 3520 Magetan 70.93 71.17 71.41 71.66 3521 Ngawi 69.58 69.91 70.24 70.57 3522 Bojonegoro 67.01 67.15 67.28 67.42 3523 Tuban 67.56 67.78 68.00 68.21 3524 Lamongan 68.02 68.20 68.37 68.55 3525 Gresik 70.73 70.98 71.22 71.47 3526 Bangkalan 63.16 63.32 63.48 63.65 3527 Sampang 62.34 63.00 63.49 63.98 3528 Pamekasan 63.59 63.99 64.39 64.79 3529 Sumenep 64.53 64.71 64.89 65.07 3571 Kota Kediri 70.18 70.41 70.64 70.86 3572 Kota Blitar 71.95 72.23 72.51 72.80 3573 Kota Malang 69.96 70.32 70.68 70.97 3574 Kota Probolinggo 69.83 70.17 70.52 70.86 3575 Kota Pasuruan 66.33 66.37 66.41 66.46 3576 Kota Mojokerto 71.35 71.56 71.78 72.00 3577 Kota Madiun 70.81 71.01 71.22 71.42 3578 Kota Surabaya 70.71 71.01 71.27 71.53 3579 Kota Batu 69.16 69.44 69.72 70.00 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

2.2.2.2.3. Persentase Balita Gizi Buruk

Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan standar yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk. BAB II - 69 Sumber : Survei Prevalensi Gizi 2010-2012 Persentase balita gizi buruk di Jawa Timur terus mengalami penurunan, dari 4,80 persen tahun 2007 Riskesdas, 2007 kemudian berdasarkan hasil survei gizi balita di Jawa Timur tahun 2010 persentasenya menjadi 4,06 persen dan pada tahun 2011 menjadi 3,88 persen. Kemudian dari hasil survei gizi balita di Jawa Timur tahun 2012, persentase balita bergizi buruk menjadi 2,30 persen. Hal ini dimungkinkan karena adanya pencanangan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi RAD- PG tahun 2011-2015 oleh Pemprov Jawa Timur yang sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang berkeadilan yang terfokus pada penurunan kemiskinan dan kelaparan. Gambar 2.31 BAB II - 70 No. KabupatenKota Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Jumlah 01 Ka b. Pa ci ta n 5.06 87.34 7.59 100.00 02 Ka b. Ponorogo 1.18 7.06 88.23 3.53 100.00 03 Ka b. Tre ngga l e k 1.25 7.5 88.75 2.5 100.00 04 Ka b. Tul unga gung 1.27 11.39 84.81 2.53 100.00 05 Ka b. Bl i ta r 3.33 11.11 76.67 8.89 100.00 06 Ka b. Ke di ri 7.29 16.67 73.96 2.08 100.00 07 Ka b. Ma l a ng 0.85 10.26 84.62 4.27 100.00 08 Ka b. Luma ja ng 3.61 19.28 69.88 7.23 100.00 09 Ka b. Je mbe r 3.54 17.7 71.68 7.08 100.00 10 Ka b. Ba nyuwa ngi 5.1 20.41 73.47 1.02 100.00 11 Ka b. Bondowos o 6.25 25 65.00 3.75 100.00 12 Ka b. Si tubondo 7.79 24.68 62.34 5.19 100.00 13 Ka b. Probol i nggo 11.49 25.29 63.22 100.00 14 Ka b. Pa s urua n 8.79 25.27 60.45 5.49 100.00 15 Ka b. Si doa rjo 2.97 9.9 80.20 6.93 100.00 16 Ka b. Mojoke rto 2.35 7.06 85.88 4.71 100.00 17 Ka b. Jomba ng 2.17 18.48 76.09 3.26 100.00 18 Ka b. Nga njuk 4.76 13.1 80.95 1.19 100.00 19 Ka b. Ma di un 1.32 18.42 76.31 3.95 100.00 20 Ka b. Ma ge ta n 2.35 14.12 74.12 9.41 100.00 21 Ka b. Nga wi 4.6 11.49 77.01 6.9 100.00 22 Ka b. Bojone goro 4.6 17.24 78.20 1.15 100.00 23 Ka b. Tuba n 3.41 19.32 73.74 3.41 100.00 24 Ka b. La monga n 3.53 20 76.43 2.35 100.00 25 Ka b. Gre s i k 1.22 12.2 75.65 8.54 100.00 26 Ka b. Ba ngka l a n 3.61 27.71 67.47 4.82 100.00 27 Ka b. Sa mpa ng 25.32 72.15 2.53 100.00 28 Ka b. Pa me ka s a n 15 76.36 100.00 29 Ka b. Sume ne p 8.64 23.46 68.67 3.7 100.00 71 Kota Ke di ri 4.17 11.11 75.19 6.94 100.00 72 Kota Bl i ta r 6.76 5.41 87.93 5.41 100.00 73 Kota Ma l a ng 1.25 10 79.40 3.75 100.00 74 Kota Probol i nggo 6.85 13.7 79.56 2.74 100.00 75 Kota Pa s urua n 4 16 81.33 2.67 100.00 76 Kota Mojoke rto 10.14 84.06 5.8 100.00 77 Kota Ma di un 7.04 82.88 8.45 100.00 78 Kota Sura ba ya 1.63 15.45 69.84 11.38 100.00 79 Kota Ba tu 3.33 14.44 79.78 2.22 100.00 35 Jawa Timur

3.56 15.41

76.39 4.64

100.00 Tabel 2.47 Persentase balita Menurut Status Gizi Tahun 2012 Sumber : Survey Prevalensi Gizi Balita Tahun 2012

BAB II - 71 2.2.2.3 Ketenagakerjaan