Dari hasil pemeriksaan BPPV Regional II Bukittinggi jumlah kasus ND pada ayam terdapat di Kabupaten 50 Kota.
2. Rabies Kasus penyakit Rabies pada Hewan Penular Rabies HPR selama tahun
2002 berdasarkan pemeriksaan BPPV Regional II Bukittinggi, setiap Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Barat tertular penyakit Rabies
kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kasus positif tertinggi adalah Kota Padang, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, Kabupaten 50 Kota,
Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Sawahlunto. Dibanding tahun 2001 terjadi penurunan kasus 15 , dimana tahun 2001
positif rabies 233 kasus dan tahun 2002 sebayak 198 kasus.
III. Uptd Klinik Hewan Dan Laboratorium Kesmavet
Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat mempunyai Klinik Hewan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner yang merupakan Unit Pelaksana
Teknis UPT di daerah. UPTD Klinik Hewan yang berfungsi melayanan pengobatan terhadap hewan yang berkedudukan di Dinas Peternakan Propinsi
Sumatera Barat. Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner yang berfungsi memeriksa Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan guna keselamatan
bagi masyarakat pengguna produk peternakan. Laboratorium ini berkedudukan di Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dan Simpang IV Kabupaten Pasaman.
Disampaing Laboratorium UPTD Simpang IV Pasaman melaksanakan tugas antara lain :
1. Kegiatan aktif service.
2. Pemeriksaan specimen aktif sievice.
3. Pemeriksaan specimen Rabies.
4. Pemeriksaan spesimen Bahan Asal Hewan
5. Pemeriksaan Bakteriologi.
6. Pengobatan mobil unit.
50
IV. Meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit eksotik
dalam rangka perlindungan wilayah.
Dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis global dan regional dengan diberlakukannya perdagangan bebas dan semakin terbukanya hubungan
lalu lintas antar negara, maka akan menimbulkan dampak kemungkinan yang lebih besar lolosnya penyakit hewan menular dari luar negeri Penyakit Eksotik
masuk ke Indonesia, termasuk ke Sumatera Barat. Kewaspadaan terhadap masuknya penyakit eksotik ini perlu lebih
ditingkatkan karena banyaknya ditemukan kasus daging impor ilegal di beberapa propinsi lain di Indonesia. Untuk mencegah terjadinya kemungkinan tersebut,
maka Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat telah melakukan peningkatan kewaspadaan dengan semua jajaran peternakan di Sumatera Barat, diantaranya
tindakan antisipasi melalui penolakan, pemusnahan dan tindak karantina oleh pihak karantina hewan, pengamatan penyakit yang aktif di daerah-daerah
perbatasan dan daerah-daerah rawan lainnya secara reguler berkoordinasi dengan BPPV Regional II Bukittinggi. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dalam
melaksanakan kerjasama dengan propinsi tetangga dengan melaksanakan kerja sama perbatasan terhadap keluar masuknya hewan, Bahan Asal Hewan dan Hasil
Bahan Asal Hewan.
V. Melaksanakan koordinasi dengan pihak karantina hewan.