Analisis kemampuan lahan Analisis kemampuan lahan
4
Gambar 2.22 Contoh peta nilai kemampuan lahan 6
4 Gambar 2.22 Contoh peta nilai kemampuan lahan
6 5
Gambar 2.23 Contoh peta klasifikasi kemampuan lahan Gambar 2.23 Contoh peta klasifikasi kemampuan lahan
66
Tabel 2.10 Pembobotan satuan kemampuan lahan
No. Satuan Kemampuan Lahan
Bobot
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. SKL Morfologi
SKL Kemudahan Dikerjakan SKL Kestabilan Lereng
SKL Kestabilan Pondasi SKL Ketersediaan Air
SKL Terhadap Erosi SKL Untuk Drainase
SKL Pembuangan Limbah SKL Terhadap Bencana Alam
5 1
5 3
5 3
5 5
5 Tentukan selang nilai yang akan digunakan sebagai pembagi kelas-kelas
kemampuan lahan, sehingga diperoleh zona-zona kemampuan lahan dengan nilai …… - …… yang menunjukkan tingkatan kemampuan lahan
di wilayah ini, dan digambarkan dalam satu peta klasifikasi kemampuan lahan untuk perencanaan tata ruang.
Pembuatan peta nilai kemampuan lahan ini yang merupakan penjumlahan nilai dikalikan bobot ini ada dua cara, yakni:
a. Men- superimpose-kan setiap satuan kemampuan lahan yang telah
diperoleh hasil pengalian nilai dengan bobotnya secara satu persatu, sehingga kemudian diperoleh peta jumlah nilai dikalikan bobot seluruh
satuan secara kumulatif. b. Membagi peta masing-masing satuan kemampuan lahan dalam sistem
grid, kemudian memasukkan nilai dikalikan bobot masing-masing satuan kemampuan lahan ke dalam
grid tersebut. Penjumlahan nilai dikalikan bobot secara keseluruhan adalah tetap dengan menggunakan
grid, yakni menjumlahkan hasil nilai dikalikan bobot seluruh satuan kemampuan lahan pada setiap
grid yang sama.
superimpose-
grid grid
grid grid
67
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1 Penentuan klasifikasi kemampuan lahan tidak mutlak berdasarkan selang
nilai, tetapi memperhatikan juga nilai terendah = 1 dari beberapa satuan kemampuan lahan, yang merupakan nilai penentu apakah selang nilai
tersebut berlaku atau tidak. Dengan demikian apabila ada daerah atau zona tertentu yang mempunyai selang nilai cukup tinggi, tetapi karena
mempunyai nilai terendah dan menentukan, maka mungkin saja kelas kemampuan lahannya tidak sama dengan daerah lain yang memiliki nilai
kemampuan lahan yang sama.
Sebagai contoh, daerah yang secara kumulatif nilainya cukup tinggi atau sedang, namun berada pada daerah rawan longsor, tentunya kelas
kemampuan lahannya tidak sama dengan daerah lain yang relatif aman, walaupun nilai kemampuan lahannya sama. Hal ini mungkin saja terjadi
mengingat penjumlahan secara matematis akan menyebabkan ada faktor- faktor yang mengakibatkan jumlah akhir menjadi tinggi.
2 Klasifikasi kemampuan lahan yang dihasilkan di sini adalah hanya
berdasarkan kondisi fisik apa adanya, belum mempertimbangan hal-hal yang bersifat non-fisik.
68