Deskripsi Sistem Analisa Perancangan

27 2. Spesifikasi Kebutuhan Software a. Linux distribusi Ubuntu 12.04 sebagai sistem operasi yang digunakan. b. MySql sebagai sistem manajemen database. c. Bahasa Java dipilih untuk membangun aplikasi.

3.4 Analisa Perancangan

Analisa dan perancangan sistem dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan, Analisa dan perancangan sistem berisi uraian umum tentang jalannya sistem.

3.4.1 Deskripsi Sistem

Sistem pakar pemantau kondisi pasien rawat inap dibangun dengan menerapkan metode fuzzy inferensi Tsukamotto. Arsitektur sistem pakar pemantau kondisi pasien rawat inap dibentuk seperti pada Gambar 3.3. 28 Gambar 3.3 Arsitektur Sistem Pakar Pemantau kondisi Rawat Inap Sumber: Perancangan Proses yang dapat dijelaskan dari arsitektur sistem pakar pemantau kondisi pasien rawat inap yakni, pertama perawat akan memasukkan data PHR Personal Healt Record yang meliputi tekanan darah, heart rate, suhu, gula darah dan tingkat kejenuhan oksigen SPO2 ke dalam sistem. Selanjutnya, masuan tersebut akan menentukan rekomendasi tindakan dari tenaga medis yang sesuai. Proses interaksi user dengan sistem dilakukan melalui antarmuka pengguna. Pada antarmuka juga dilengkapi dengan fasilitas penjelas yang memberikan penjelasan bagaimana hasil kesimpulan diperoleh sehingga dapat meyakinkan pengguna. Kesimpulan yang diperoleh dari input yang diberikan berupa rekomendasi tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga medis yang sesuai dengan kondisi pasien saat itu. 29 Pakar mengambil peranan sangat aktif dalam pembuatan basis pengetahuan. Tempat kerja disediakan bagi pakar untuk membantu memberikan solusi bagi permasalahan saat sistem dijalankan dan menyedikan fasilitas untuk menulis agenda dan deskripsi terhadap permasalahan khusus yang belum diprediksi. Knowledge engineer bertanggung jawab membuat kesan yang tepat, secara positif mengomunikasikan informasi tentang proyek, memahami tipe pakar, mempersiapkan sesi, dan seterusnya. Metode akuisisi pengetahuan yang digunakan adalah metode manual, yang terdiri dari: 1. Metode wawancara terstuktur Teknik wawancara melibatkan dialog langsung antara pakar dan knowledge engineer. Informasi dikumpulkan dengan bantuan instrumen konvensional misalnya tape recorder atau kuisioner dan selanjutnya ditranskip, dianalisis dan dikodekan. Metode wawancara terstruktur adalah proses berorientasi tujuan yang sistematik. Proses berorientasi tujuan menekankan komunikasi terorganisasi antara knowledge engineer dan pakar. Struktur sistematik mengurangi persoalan interpretasi yang inheren dan memungkinkan knowledge engineer mencegah distorsi yang disebabkan oleh subjektivitas pakar domain. 2. Metode analisis kasus Pada metode analisis kasus, pakar ditanya bagaimana mereka menangani kasus khusus di masa sebelumnya. Biasanya metode ini melibatkan analisis dokumentasi . Basis pengetahuan sistem pakar ini berisi pengetahuan setara pakar yang telah diisi oleh knowledge engineer. Basis pengetahuan berisi fakta tindakan- tindakan yang harus dilakukan seorang tenaga medis yang sesuai dengan kondisi pasien serta aturan yang berhubungan dengan metode fuzzy. Representasi yang digunakan yaitu aturan produksi, karena pada basis pengetahuan digunakan aturan pengetahuan sedangkan pada mesin inferensi dapat digunakan aturan inferensi dengan menerapkan metode fuzzy. 30 Konsep pengetahuan yang dibangun terdiri dari atribut dan alternatif yang dibutuhkan. Atribut yang diperlukan disesuaikan dengan data input PHR. Alternatif yang dihasilkan sesuai dengan yang ditentukan pada batasan masalah. Konsep pengetahuan yang dibangun, digambarkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Konsep pengetahuan sistem pakar pemantau kondisi pasien rawat inap Total Score Minimum Observation Frequency Alert Response 1 12 Hourly Nurse in charge Nurse in charge to review if new score 1 2 6 Hourly Nurse in charge Nurse in charge t review 3 4 Hourly Nurse in charge TeamOn-call SHO 1. SHO to review within 1 hour 4-6 1 Hourly Nurse in charge TeamOn-call SHO 1. SHO to review within ½ hour 2. If no response to treatment within 1 hour, contact Registrar 3. Consider continuous patient monitoring 4. Consider transfer to higher level of care = 7 ½ Hourly Nurse in charge TeamOn-call Registrar inform TeamOn-call Consultant 1. Registrar to review immediately 2. Continuous patient monitoring recommended 3. Plan to transfer to higher level of care 4. Activate Emergency Response System ERS as appropriate to hospital model 31 Note: Single score triggers Score of 2 HR = 40 Bradicardia ½ Hourly Nurse in charge TeamOn-call SHO 1. SHO to review immediately score of 3 in any single parameter ½ Hourly pr as indicated by patient’s condition Nurse in charge TeamOn-call SHO 1. SHO to review immediately 2. If no response to treatment or still concerned contact Registrar 3. Consider activating ERS in certain circumstances a score of 3 in a single parameter may not require ½ hourly observations. i.e. some patients on O 2 • When communicatingpatiens score inform relevant personnel if patient is charted for supplemental oxygen e.g. post-op. • Document all communication and management plans at each escalation point in medical and nursing notes. • Escalation protocol may be stepped down as appropriate and documented in management plan. IMPORTANT: 1. If response is not carried out as above CNMNurse in charge must contact the Registrar or Consultant. 2. If you are concerned about a patient ascalate care regardless of score. Sumber: [12:24] Basis pengetahuan berinteraksi dua arah dengan mesin inferensi; pada mesin inferensi ini sendiri dilakukan proses pengambilan kesimpulan. Metode penalaran yang dilakukan adalah forward chaining, yaitu berjalan dari fakta menuju kesimpulan. Pada sistem ini dilakukan update pengetahuan dan perbaikan secara teratur sehingga informasi yang diberikan tetap valid. Berikut ini adalah penjelasan antarmuka pengguna saat user mengakses aplikasi sistem pakar yang digambarkan dalam diagram alir: 1. Perawat 32 Proses penggunaan aplikasi saat log in sebagai perawat harus melakukan log in untuk bisa masuk ke sistem. Setelah masuk ke sistem perawat harus memasukan data PHR. Pada tahap selanjutnya proses akan berlangsung secara otomatis. Masukan akan diproses dengan metode fuzzy sehingga akan ditampilkan penjelasan pengambilan kesimpulan dan analisis dari pakar. Gambar 3.4 Diagram alir aplikasi dari segi user Sumber: Perancangan Proses representasi pengetahuan yang menggunakan metode aturan produksi ditunjukkan saat proses user memasukkan data. Teknik penalaran forward chaining ditunjukkan saat user melakukan entry data berupa fakta hingga akhirnya mendapat keluaran berupa tindakan yang perlu dilakukan. 33 Proses inferensi dilakukan dengan menerapkan metode TOPSIS, sehingga diperoleh kesimpulan dari fakta yang diketahui. 2. Pakar Proses penggunaan aplikasi dari segi pakar dimulai dari pakar melakukan log in. Setelah masuk sebagai pakar, akan muncul halaman utama. Pada halaman utama, pakar dapat melihat data-data masukan PHR dan data rekomendasi hasil analisis dari sistem. Selanjutnya terhadapa menu untuk pakar mengedit data. Edit data dimaksudkan untuk mengubah data dan atau menambahkan data hasil analisis dari sistem. Data yang telah diakusisi oleh pakar akan ditampilkan sebagai hasil akhir. Gambar 3.5 Diagram alir aplikasi dari segi pakar Sumber: Perancangan 34

3.5 Implementasi Sistem