Kecemasan Suami Dalam Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014

(1)

KECEMASAN SUAMI DALAM HUBUNGAN SEKSUAL PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

DI RUMAH SAKIT RIDOS MEDAN TAHUN 2014

DISUSUN OLEH :

DAISY ELVIDA SARI 135102128

PROGRAM STUDY D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013/2014


(2)

(3)

KECEMASAN SUAMI DALAM HUBUNGAN SEKSUAL PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RUMAH SAKIT RIDOS MEDAN

TAHUN 2014.

ABSTRAK Daisy Elvida Sari

Latar belakang : Secara fisiologis pada saat istri hamil suami tidak terganggu, tetapi keinginan berhubungan seks dengan istri akan terganggu secara emosi. Oleh karena itu, keinginan berhubungan seks dengan istrinya yang sedang hamil berbeda. Pada kebanyakan pasangan akan timbul kecemasan karena perubahan saat istri hamil antara lain rasa takut pada keguguran sehingga suami memilih untuk menghentikan hubungan seks. Pada kebanyakan pasangan akan timbul kecemasan karena perubahan saat istri hamil antara lain rasa takut pada keguguran sehingga suami memilih untuk menghentikan hubungan seks.

Tujuan : Untuk mengetahui faktor penyebab kecemasan, tingkat kecemasan dan frekuensi suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III.

Metode penelitian : Desain penelitian yang digunakan deskriptif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan total populasi sebanyak 32 orang. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ridos Medan.

Hasil penelitian : Hasil penelitian berdasarkan faktor yang mempengaruhi kecemasan didapatkan dari faktor terjadi perdarahan yaitu berpengaruh 17 orang (53,1%), terjadi KPD yaitu berpengaruh 15 orang (46,9%) dan terjadi kelahiran prematur yaitu berpengaruh 17 orang (53,1%), berdasarkan tingkat kecemasan yaitu kecemasan sedang 18 orang (56,2%), tidak pernah melakukan hubungan seksual 14 orang (43,8%).

Kesimpulkan : Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua suami ibu hamil trimester III mengalami kecemasan berhubungan seksual. Diharapkan bagi Rumah Sakit Ridos agar lebih aktif dalam memberikan informasi dan penyuluhan kesehatan tentang kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III. Diharapkan kepada institusi pendidikan agar menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi kepustakaan dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmad-Nya yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ Kecemasan Suami Dalam Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014”.

Penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan kemampuan pengetahuan penulis, untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sekalian, demi kebaikan dan kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Bidang Studi D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Selanjutnya penulis Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak sekali bantuan baik material maupun dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan juga kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Dr. dr. Juliandi Harahap, MA, selaku dosen pembimbing dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah.


(5)

4. dr. Elman Boy, M,Kes, selaku kepala Rumah Sakit Ridos Medan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Seluruh dosen dan staf Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak memberikan ilmunya serta tidak pernah bosan mendidik dan mengarahkan penulis.

6. Kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun material dan doa serta semangat belajar kepada penulis selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Teman-teman mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2013/2014 yang telah banyak memberikan dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya kepada Allah SWT sajalah penulis berserah diri. Penulis mengucapkan terima kasih dan berharap Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Juni 2014


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi peneliti ... 4

2. Bagi pendidikan ... 5

3. Bagi tempat peneliti ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Faktor-faktor penyebab kecemasan ... 6

1. Terjadi Perdarahan ... 6

2. Terjadi KPD ... 6

3. Terjadi Kelahiran Bayi Prematur ... 6

B.Kecemasan ... 7

1. Pengertian ... 7

2. Gejala Klinis Cemas ... 7

3. Tingkat Kecemasan ... 7

4. Alat Ukur Kecemasan ... 9

5. Penanggulangan Kecemasan ... 10

C.Hubungan Seksual ... 10

1. Pengertian Hubungan Seksual ... 10

2. Frekuensi Hubungan Seksual ... 11

3. Fisiologi Seks ... 13

4. Posisi Seks Yang Aman Saat Hamil ... 14

5. Hal-hal Yang Dilarang Melakukan Hubungan Seksual Saat Hamil ... 16

D.Ibu Hamil ... 16

1. Defenisi Ibu Hamil ... 16

E. Kehamilan ... 17

1.Defenisi Kehamilan ... 17

a) Trimester I ... 17

b) Trimester II ... 17

c) Trimester III ... 18

BAB III KERANGKA PENELITIAN A.Kerangka Konsep ... 19

B.Definisi Operasional ... 20

BAB IV METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 21

B.Populasi dan Sampel ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 21


(7)

D.Waktu Penelitian ... 21

E. Alat Pengumpulan Data ... 22

F. Instrumen Penelitian ... 23

G.Pengumpulan Data ... 24

H.Etika Penelitian ... 24

I. Pengolahan Data ... 25

J. Analisa Data ... 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 27

B.Pembahasan ... 33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 37

B.Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAF TABEL

Tabel 3.1 Defenisi operasional 20

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi umur, pekerjaan dan pendidikan suami ibu hamil di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014 27 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan pertanyaan tentang faktor penyebab

kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014 28 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi faktor-faktor penyebab kecemasan suami dalam

hubungan seksual pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ridos

Medan Tahun 2014 30

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan suami dalam hubungan seksual

pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan tahun 2014 31

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan pertanyaan tentang hubungan seksual suami pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan tahun

2014 31

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi hubungan seksual suami pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan tahun 2014 32


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Calon Rsponden Lampiran 2. Lembar Kuesioner

Lampiran 3. Lembar Konsultasi KTI

Lampiran 4. Lembar Surat Izin Pengambilan Data Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 5. Surat Balasan Pengambilan Data

Lampiran 6. Master Tabel


(11)

KECEMASAN SUAMI DALAM HUBUNGAN SEKSUAL PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RUMAH SAKIT RIDOS MEDAN

TAHUN 2014.

ABSTRAK Daisy Elvida Sari

Latar belakang : Secara fisiologis pada saat istri hamil suami tidak terganggu, tetapi keinginan berhubungan seks dengan istri akan terganggu secara emosi. Oleh karena itu, keinginan berhubungan seks dengan istrinya yang sedang hamil berbeda. Pada kebanyakan pasangan akan timbul kecemasan karena perubahan saat istri hamil antara lain rasa takut pada keguguran sehingga suami memilih untuk menghentikan hubungan seks. Pada kebanyakan pasangan akan timbul kecemasan karena perubahan saat istri hamil antara lain rasa takut pada keguguran sehingga suami memilih untuk menghentikan hubungan seks.

Tujuan : Untuk mengetahui faktor penyebab kecemasan, tingkat kecemasan dan frekuensi suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III.

Metode penelitian : Desain penelitian yang digunakan deskriptif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan total populasi sebanyak 32 orang. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ridos Medan.

Hasil penelitian : Hasil penelitian berdasarkan faktor yang mempengaruhi kecemasan didapatkan dari faktor terjadi perdarahan yaitu berpengaruh 17 orang (53,1%), terjadi KPD yaitu berpengaruh 15 orang (46,9%) dan terjadi kelahiran prematur yaitu berpengaruh 17 orang (53,1%), berdasarkan tingkat kecemasan yaitu kecemasan sedang 18 orang (56,2%), tidak pernah melakukan hubungan seksual 14 orang (43,8%).

Kesimpulkan : Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua suami ibu hamil trimester III mengalami kecemasan berhubungan seksual. Diharapkan bagi Rumah Sakit Ridos agar lebih aktif dalam memberikan informasi dan penyuluhan kesehatan tentang kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III. Diharapkan kepada institusi pendidikan agar menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi kepustakaan dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000

kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya. Adapun 99 persennya terjadi di negara berkembang. Berdasarkan angka tersebut, diperkirakan bahwa hampir satu orang ibu setiap menit meninggal akibat kehamilan dan persalinan. Angka kematian maternal di negara berkembang diperkirakan mencapai 100 sampai 1.000 lebih per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara maju berkisar antara 7 sampai 15 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti bahwa di negara berkembang resiko kamatian maternal adalah satu diantara 29 persalinan, sedangkan di negara maju adalah satu di antara 29.000 persalinan (Ronald, 2011).

Banyak pandangan masyarakat umum yang khawatir tentang berhubungan seks saat hamil (Utami, 2008).

Hubungan seksual mempunyai peranan dalam pernyataan perasaan kasih sayang, rasa aman, dan tenang, kebersamaan, kedekatan perasaan dalam hubungan suami istri. Pasangan suami istri dapat menyatakan perasaan kasih sayang dengan saling bertukar pikiran (komunikasi), berpelukan, ciuman, atau pun pijatan tanpa harus melakukan hubungan seksual (Suririnah, 2004).

Frekuensi hubungan seksual selama kehamilan sangat tergantung pada kondisi wanita. Semakin jarang hubungan frekuensi seksual pada pasangan, semakin tidak sehat pernikahan tersebut (Dianloka, 2008).

Pemahaman tentang berhubungan seks selama kehamilan seperti apa itu hubungan seksual, dan frekuensi berhubungan seks dalam kehamilan, Secara singkat


(13)

tidak dapat diramalkan bagaimana seseorang suami akan bereaksi, setelah dia merasa cemas tetapi secara umum dapat dikatakan Bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan dan pemahaman mengenai hubungan seks selama kehamilan maka dapat menurunkan kecemasan mengenai dampak berhubungan seks sehingga frekuensi seks dalam normal. Begitu juga sebaliknya, semakin tidak memahami bagaimana berhubungan seks selama kehamilan akan menimbulkan kecemasan, kebingungan dan kekhawatiran sehingga menurunnya aktivitas seksual atau frekuensi seks dalam kehamilan (Close, Sylvia, 1998).

Secara fisiologis pada saat istri hamil suami tidak terganggu, tetapi keinginan berhubungan seks dengan istri akan terganggu secara emosi. Oleh karena itu, keinginan berhubungan seks dengan istrinya yang sedang hamil berbeda. Pada kebanyakan pasangan akan timbul kecemasan karena perubahan saat istri hamil antara lain rasa takut pada keguguran sehingga suami memilih untuk menghentikan hubungan seks.

Beberapa situasi yang menyarankan untuk menghentikan hubungan seksual yaitu jika terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas, terjadi perdarahan saat berhubungan seks, terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak, pernah mengalami keguguran, terjadi plasenta previa, kehamilan kembar (Manuaba, 2000).

Ketuban pecah secara spontan sebelum usia gestasi 37 minggu adalah sekitar 3-6%. Faktor-faktor penyebab meliputi infeksi, polihidramnion atau defek kolagen. Sekitar 30-40% persalinan prematur didahului oleh pecah ketuban.Komplikasi ini merupakan faktor yang paling signifikan terhadap kemungkinan persalinan dan pelahiran premature. Saat ketuban pecah, 50% ibu akan mengalami persalinan secara spontan dalam 24 jam dan 80% akan memulai persalinan dalam 48 jam (Liu, 2008).


(14)

World Health Organization (WHO) mendefenisikan kelahiran premature adalah pelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu. Berdasarkan pada defenisi ini 6-10% kelahiran adalah premature tetapi sekitar 50% pelahiran lebih dari usia gestasi 35 minggu dengan hampir 100% angka bayi yang diperkirakan bertahan hidup lahir setelah usia kehamilan 32 minggu. Kemampuan bertahan hidup melebihi 50% setelah usia kehamilan 27 minggu dan meningkat seiring usia gestasi mencapai 32 minggu (Liu, 2008).

Menurut Bibilung (2007) dalam Aini (2013) berdasarkan penjelasan seorang psikiater di Jakarta mengatakan bahwa beberapa pria mengalami perubahan hormonal selama kehamilan istrinya. Sampai saat ini dilaporkan 22%-79% dari calon ayah mengalami perubahan hormonal, 11%-50% diantaranya mengalami kecemasan karena tidak mengerti dengan perubahan yang terjadi.

Berdasarkan studi pendahuluan di Wilayah Kerja Puskesmas Kajhu Kec. Baitussalam Aceh Besar, terdapat 131 ibu hamil diantaranya 40 orang kehamilan trimester III dan dijumpai dari 8 orang ibu hamil yang datang periksa kehamilannya 5 orang mengatakan bahwa suaminya merasa cemas dan khawatir melakukan hubungan seksual saat hamil sehingga frekuensi seksual menurun, dan 3 orang mengatakan bahwa suaminya tidak merasa cemas dan khawatir melakukan hubungan seksual saat kehamilan istrinya sehingga frekuensinya normal.

Survey awal yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014, terdapat 32 ibu hamil trimester III didapatkan bahwa sebanyak 12 orang suami ibu hamil trimester III cemas melakukan hubungan seksual selama usia kehamilan trimester III.


(15)

Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014.

B.Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu pertanyaan, yaitu :

1. Bagaimana faktor-faktor penyebab kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III?

2. Bagaimana tingkat kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III?

3. Bagaimana frekuensi hubungan seksual suami pada ibu hamil trimester III?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III.

2. Untuk mengetahui tingkat kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III

3. Untuk mengetahui frekuensi suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III

4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Dapat menerapkan riset kebidanan tentang kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III.


(16)

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan atau informasi bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya.

3. Bagi Tempat Penelitian


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Faktor-faktor penyebab kecemasan 1. Terjadi perdarahan

Perdarahan pada hamil tua (perdarahan antepartum) adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 29 minggu (Drmiftah, 2010).

Menurut Bibilung (2008) Perdarahan yang terjadi pada 2-5% kehamilan disebabkan banyak faktor, diantaranya :

a. Keadaan mulut Rahim misalnya ada perdarahan kontak akibat hubungan seksual, keganasan, infeksi dan waktu dimulainya persalinan

b. Faktor plasenta

c. Faktor pembekuan darah 2. Terjadi KPD

KPD adalah ketuban pecah sebelum waktunya. Pada trimester ketiga selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi Rahim dan gerakan janin. Pada trimester ketiga terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban. Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang (Kusmiyati, 2009).

3. Terjadi kelahiran bayi prematur

Kelahiran bayi prematur adalah kelahiran bayi pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Kelahiran prematur disebabkan oleh 50% terjadi spontan, 30% akibat ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini salah satu penyebab penting terjadinya kelahiran prematur (anggraini, 2011).


(18)

B.Kecemasan 1. Pengertian

Seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya (Hawari, 2001).

Menurut Stuart dan Sudden (1998) dalam Astria (2009), kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Kecemasan merupakan perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dan didahului oleh pengalaman baru.

2. Gejala Klinis Cemas

Menurut Hawari (2001) keluhan – keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain:

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung

b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

f. Keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya.


(19)

3. Tingkat Kecemasan

Menurut Stuart and Sundeen (1998) dalam Astria (2009), klasifikasi tingkat kecemasan dibedakan menjadi empat, yaitu:

a. Tingkat kecemasan ringan, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti ketegangan otot ringan.

2) Respon kognitif seperti lapang pandang meluas, memotivasi untuk belajar, kesadaran yang pasif pada lingkungan.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti suara melemah, otot-otot wajah relaksasi, mampu melakukan kemampuan/keterampilan permainan secara otomatis, ada perasaan aman dan nyaman.

b. Tingkat kecemasan sedang, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti peningkatan ketegangan dalam batas toleransi, perhatian terfokus pada penglihatan dan pendengaran, kewaspadaan meningkat.

2) Respon kognitif seperti lapang persepsi menyempit, mampu memecahkan masalah, fase yang baik untuk belajar, dapat fokus pada hal-hal yang spesifik. 3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan tertantang dan perlu untuk

mengatasi situasi pada dirinya, mampu mempelajari keterampilan baru. c. Tingkat kecemasan berat, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti aktivitas sistem saraf simpatik (peningkatan epinefrin, tekanan darah, pernapasan, nadi, vasokonstriksi, dan peningkatan suhu tubuh), diaphoresis, mulut kering, ingin buang air kecil, hilang nafsu makan karena penurunan aliran darah ke saluran pencernaan dan peningkatan produk glukosa oleh hati, perubahan sensori seperti penurunan kemampuan mendengar, nyeri, pupil dilatasi, ketegangan otot dan kaku.


(20)

2) Respon kognitif seperti lapang persepsi sangat menyempit, sulit memecahkan masalah, fokus pada satu hal.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti lapang personal meluas, aktifitas fisik meningkat dengan penurunan mengontrol, contoh meremas tangan, jalan bolak-balik. Perasaan mual dan kecemasan mudah meningkat dengan stimulus baru seperti suara. Bicara cepat atau mengalami blocking, menyangkal, dan depresi.

d. Tingkat panik, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti pucat, dapat terjadi hipotensi, berespon terhadap nyeri, bising dan stimulus eksternal menurun. Koordinasi motorik buruk. Penurunan aliran darah ke otot skeletal.

2) Respon kognitif seperti tidak terkontrol, gangguan berpikir secara logis, tidak mampu memecahkan masalah.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan marah, takut dan segan. Tingkah laku menjadi tidak biasa seperti menangis dan menggigit. Suara menjadi lebih tinggi, lebih keras, bicara cepat dan blocking.

4. Alat Ukur Kecemasan

Menurut Hawari (2001) untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali orang menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale For Anxiety

(HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing

kelompok dirinci lagi dengan gejala-gajala yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score) antara 0 – 4, artinya adalah:

Nilai 0 = tidak ada gejala 1 = gejala ringan


(21)

2 = gejala sedang 3 = gejala berat 4 = gejala berat sekali

Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter (psikiater) atau orang yang telah dilatih untuk menggunakannya melalui teknik wawancara langsung. Masing-masing nilai angka (score) dari ke 14 kelompok gajala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui tingkat kecemasannya.

5. Penanggulangan Kecemasan

Menurut skripsi Darse (2006) Karena kecemasan merupakan emosi yang sangat tidak menyenangkan. Kecemasan tidak akan dapat dihadapi dalam jangka waktu yang lama. Kita termotivasi kuat untuk melakukan sesuatu guna meredakan keadaan yang tidak menyenangkan tersebut. Setiap individu mengembangkan berbagai macam cara untuk mengatasi situasi yang menimbulkan kecemasan dan perasaan cemas itu sendiri.

Ada dua cara utama untuk menanggulangi kecemasan. Cara pertama menitikberatkan pada masalah : individu menilai situasi yang menimbulkan kecemasan dan kemudian melakukan sesuatu untuk mengubah atau menghindarinya. Cara kedua menitik beratkan pada emosi : individu berusaha mereduksi perasaan cemas melalui berbagai macam cara dan tidak secara langsung menghadapi masalah yang menimbulkan kecemasan itu. Kedua tindakan ini dirancang untuk menanggulangi masalah tersebut.

C.Hubungan Seksual

1. Pengertian hubungan seksual

Hubungan seksual adalah aktivitas seksual yang berkaitan dengan sistem reproduksi yang melibatkan gamet pria dan wanita (Dorland, 2002). Selain itu,


(22)

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), hubungan seksual adalah yang berhubungan dengan persetubuhan antara pria dan wanita.

2. Frekuensi hubungan seksual

Menurut Andik (2007) dalam Kusumaningtiyas (2008) frekuensi hubungan seksual selama kehamilan Menurut Ed. Wheat, MD dalam bukunya yang berjudul Intended for pleasure menulis, frekuensi rata-rata hubungan seksual selama kehamilan adalah:

a. Trimester I : 2 kali perminggu b. Trimester II : 3 kali perminggu c. Trimester III : 1 kali perminggu

Hubungan seksual dari tiap trimester kehamilan menurut Suryoprajogo (2008) dalam Aini (2013) adalah:

a. Hubungan Seksual pada Trimester Pertama (0-12 minggu)

Selama tiga bulan pertama kehamilan wanita yangmengalami mual muntah karena pengaruh hormon terjadinyapeningkatan hormon progresteron, sehingga merasakan dorongan seksualnya menurun yang mengakibatkan berkurangnya frekuensi semua aktivitas seksual. Keadaan ini mudah dipahami, karena mual dan muntah yang terjadi dapat menimbulkan gangguan bagi kesehatan tubuh secara umum. Meskipun terdapat bermacam - macam variasi dari masing - masing pasangan, pola ketertarikan seksual pada trimester pertama kehamilan tetaplah umum. Tidak mengherankan jika pada awal kehamilan terjadi penurunan minat terhadap seks.

b. Hubungan Seksual pada Trimester Kedua (12-24 minggu)

Selama trimester kedua 80% wanita hamil merasakan dorongan seksual. Banyak laki-laki yang senang melakukan hubungan seksual ketika pasangannya hamil saat trimaster ini. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya dorongan seksual dari istri.


(23)

Sebab lain karena temperatur vagina menjadi lebih hangat pada masa kehamilan sehingga menimbulkan rangsangan seksual yang lebih besar. Meskipun tidak selalu minat untuk berhubungan seks umumnya mulai meningkat pada trimester kedua ini. Pada masa ini, secara fisik dan psikologi istri dan pasangan sudah lebih dapat menyesuaikan diri pada berbagai perubahan yang terjadi karena kehamilan. Tubuh calon ibu yang telah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan membuatnya dapat menikmati aktivitas dengan muntah dan segala rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa tidak nyaman. Selain itu, pada masa ini kehamilan juga belum terasa besar serta memberatkan seperti pada trimester ketiga dan suasana hati yang jauh lebih baik dari trimester pertama membuat gairah lebih meningkat. Bagi para suami, di masa ini pasangan mereka terlihat lebih menarik dibanding sebelumnya. Kepercayaan diri yang meningkat membuat calon ibu terlihat lebih cantik, ditunjang dengan kulit dan rambut yang semakin ”bercahaya” karena pengaruh hormon kehamilan. Namun, ada juga suami yang mengalami penurunan gairah karena khawatir berhubungan intim dapat menganggu kesehatan ibu hamil atau janin, perasaan cemas bakal segera menjadi ayah, atau bahkan perasaan tidak enak karena merasa si janin ”menyaksikan” acara bercinta tersebut.

c. Hubungan Seksual pada Trimester Ketiga (25-36 minggu)

Selama tiga bulan terakhir masa kehamilan, kelelahan yang terasa meningkat karena kehamilan yang semakin besar, mengakibatkan dorongan seksual dan reaksi seksual menurun. Akibatnya frekuensi hubungan seksual menjadi banyak berkurang. Saat persalinan semakin dekat, umumnya hasrat libido kembali menurun, terkadang bahkan lebih drastis dibandingkan dengan saat trimester pertama. Perut yang kian membuncit membatasi gerakan dan posisi nyaman saat berhubungan intim. Rasa


(24)

nyaman sudah jauh berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual menyebabkan menurunnya minat seksual. Selain itu, perut yang besar, kaki bengkak, dan wajah sembap membuat calon ibu merasa tidak hot lagi di mata pasangan. Perasaan itu pun semakin kuat jika suami juga enggan untuk berhubungan seks, meski hal itu sebenarnya karena ia merasa tidak tega atau khawatir melukai calon ibu dan janin.

3. Fisiologi Seks

Menurut Yulaikha (2009) fisiologis terhadap seks antara ibu hamil dan wanita tidak hamil. Terdapat empat fase reaksi seksual, antara lain:

a. Fase gairah seksual Labia mayora

1) Nulipara/tidak hamil: pembesaran labia mayora sama.

2) Multipara: labia mayora lebih membesar daripada nulipara. Labia minora: null dan multipara sama dan terjadi pembesaran 2-3 kali.

b. Fase plateau

Lanjutan dari fase gairah seksual menuju orgasmus.

1) Terjadi perubahan warna kulit labia minora dari warna merah muda menjadi merah sekali bersamaan dengan orgasme.

2) Umumnya, wanita hamil dan tidak hamil sama pada fase ini. c. Fase orgasmus

1) Merupakan puncak dari respons seksual.

2) Pada wanita hamil, terjadi kontraksi 1/3 distal dari vagina dan uterus.

3) Selama trimester III, khususnya pada minggu ke-4 terakhir ke-hamilan, uterus mengalami spasme tonik, di samping ritme kontraksi yang teratur.


(25)

d. Fase resolusi

1) Umumnya pada ibu hamil, kembalinya darah tidak seluruhnya karena tingkat ketegangan seksual ibu hamil lebih tinggi diban-dingkan wanita tidak hamil. 2) Perasaan bahagia tidak mengurangi ketegangan untuk beberapa waktu 4. Posisi Seks yang Aman saat Hamil

Menurut Ningsih & Arifah (2012) Beberapa posisi seks saat hamil yang aman dan tidak mengganggu janin:

a. Posisi Wanita diatas

Posisi ini adalah posisi sanggama yang paling nyaman bagi wanita hamil, sebab ia dapat mengontrol kedalaman penetrasi.

b. Posisi Duduk

Hubungan intim dengan posisi duduk biasanya dilakukan pada kehamilan pertengahan atau lanjut, di mana tidak memerlukan banyak gerakan. Pia duduk dan wanita duduk di atasnya saling berhadapan atau membelakangi yang pria bila perut sudah sangat besar. Posisi ini juga memungkinkan wanita untuk mengontrol kedalaman penetrasi.

c. Setengah Duduk

Dengan tidak menekan perut, posisi ini mengharuskan ibu hamil telentang dan membuat sikap seperti duduk, sedangkan suami berlutut dengan satu kaki menahan berat badannya. Beberapa wanita yang senang dengan posisi ini sebelum hamil, dapat meletakkan kedua kaki di atas pundak suaminya untuk menciptakan multiorgasme.

Hal yang paling penting dari semua posisi seks selama kehamilan ini adalah jangan meletakkan beban berat. Beberapa wanita hamil mungkin mengalami kondisi fisik yang kurang memungkinkan untuk berhubungan seks. Hal ini bisa saja dipicu


(26)

oleh beberapa faktor yang dapat membahayakan janin. Pada saat seperti itu seharusnya tidak berhubungan seks dalam jangka waktu tertentu (Ningsih & Arifah, 2012).

Menurut Daniarti (2010) ada 4 posisi hubungan seks yang dianjurkan bagi ibu hamil, antara lain:

a. Posisi sendok kembar

Posisi ini dapat menjadi sangat intim. Istri dan suami tidur pada satu sisi tubuh. Suami berada di belakang istri, keduanya menekuk tubuh seperti huruf C dan penis dimasukkan dari belakang.

b. Istri tidur di salah satu sisi tempat tidur dengan kaki menyentuh lantai, sedangkan suami berdiri berhadapan. Pada posisi ini penis dapat dimasukkan jauh ke dalam, namun harus secara perlahan dan hati-hati.

c. Posisi sama sisi

Posisi ini sangat baik dilakukan pada kehamilan trimester akhir, karena mampu mengontrol tekanan dan berat kandungan. Suami dan istri tidur saling berhadapan di sisi masing-masing. Kaki suami masuk di bawah kaki istri (kaki istri dapat lurus atau ditekuk), dan penis dimasukkan dengan berbagai sudut. Variasi lain adalah istri tidur berbaring dan suami dari salah satu sisi istri. Letakkan kaki istri lebih dekat kepada kaki suami. Sang suami dapat memasukkan penisnya dari belakang atau menyamping.

d. Istri berada di atas

Posisi ini merupakan posisi yang dapat memuaskan pada trimester akhir. Posisi ini aman selama penis tidak masuk terlalu dalam pada vagina.


(27)

5. Hal – hal yang di larang melakukan hubungan seksual selama kehamilan Menurut Yulaikha (2009) bahwa hubungan seksual tidak dilarang selama kehamilan, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu seperti :

a. Terdapat tanda-tanda infeksi (nyeri atau panas) b. Sering terjadi abortus/premature

c. Terjadi perdarahan per vaginam pada saat koitus d. Pengeluaran cairan (air ketuban) yang mendadak D.Ibu Hamil

1. Defenisi Ibu Hamil

Gravida adalah wanita yang sedang hamil. Keadaan kesehatan ibu hamil sangat memepengaruhi kehidupan janin. Untuk melahirkan bayi yang sehat ibu hamil harus mempunyai kesehatan yang optimal. Menurut Manuaba (1998) Gravida terbagi atas dua bagian yaitu:

1)Primigaravida

adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Ciri – cirinya adalah payudara tegang, puting susu runcing, perut tegang menonjol, striase livide, perineum utuh, vulva menonjol, hymen perforatus, vagina sempit, dengan rugae, portio runcing dan tertutup.

2)Multigravida

adalah wanita yang pernah hamil dan melahirkan bayi cukup bulan. Ciri – cirinya adalah payudara lembek dan bekas dan menggantung, puting susu tumpul, perut lembek dan menggantung, striase livide dan ablikan, perineum terdapat bekas robekan, vulva terbuka, karunkulemirtiformis,vagina longgar tanpa rugae,portio tumpul dan terbagi dalam bibir depan – belakang.


(28)

E.Kehamilan 1. Defenisi

Kehamilan adalah pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan (Kusmiyati, 2009). Kehamilan adalah dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu ) dihitung dari hari pertama sampai terakhir. Oleh karena dalam tubuh ada sesuatu yaitu individu yang tumbuh dan berkembang untuk menyesuaikan diri, dengan adanya individu itu tubuh mengadakan perubahan,memberi tempat, kesempatan dan jaminan untuk tumbuh dan berkembang sampai saatnya dilahirkan (Prawirohardjo, 2007).

Pada kehamilan ada tiga trimester(kusmiyati, 2009) yaitu: a. Trimester I

Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan.pada trimester ini seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.Hasrat untuk melakukan hubungan seks,pada trimester pertama berbeda-beda.Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi,kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini.

b. Trimester II

Trimester II sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan ,saat ibu merasa sehat.ini disebabkan selama trimester ini umumnya wanita sudah merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya ,dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri.

c. Trimester III


(29)

Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian.pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai dari dirinya,dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya.ketakutan seorang ibu terlihat selama trimester ketiga wanita mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya, ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Pada pertengahan trimester tiga ,hasrat seksual tidak setinggi pada trimester kedua karena abdomen menjadi sebuah penghalan


(30)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini :

Gambar 1 : Kerangka Konsep Penelitian Hubungan seksual padaibu

hamil trimester III

Faktor-faktor penyebab kecemasan :

- Terjadi perdarahan

- Terjadinya KPD

- Terjadinya kelahiran bayi prematur

Kecemasan suami Tingkat kecemasan

- Ringan

- Sedang


(31)

B.Defenisi Operasional No Variable Defenisi

operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur

Skala ukur 1

Faktor-faktor penyebab kecemasan Kecemasan suami dalam melakukan hubungan seksual disebabkan suami takut terjadi perdarahan, terjadingan KPD, terjadinya

kelahiran bayi premature.

kuesioner Wawancara 1. Tidak berpenga ruh 2. Berpeng aruh 3. Sangat berpenga ruh Nominal

2 Kecemasan Respon suami dalam melakukan hubungan seksual pada ibu hamil trimester III

Kuesioner Wawancara 1. Cemas ringan 2. Cemas sedang 3. Cemas berat Nominal

3 Hubungan seksual pada ibu hamil trimester III Aktivitas seksual yang dilakukan suami dan istri selama trimester ke III

Kuesioner Wawancara 1. Tidak pernah 2. Pernah 3. sering


(32)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif. Dengan desain ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III.

B.Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah suami yang istrinya sedang hamil trimester III.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan total populasi yaitu seluruh populasi disajikan sampel sebanyak 32 orang.

C.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014 dikarenakan populasi yang dibutuhkan peneliti mencukupi untuk dijadikan sampel.

D.Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014 pada bulan Maret sampai bulan Juni tahun 2014.


(33)

E.Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Instumen penelitian dapat dibagi 2, yaitu :

1. Data pertama tentang data demografi, berupa : umur, pekerjaan dan pendidikan 2. Data kedua berisi pertanyaan tentang faktor-faktor penyebab kecemasan 3. Data ketiga pernyataan yang berisi untuk mengukur tingkat kecemasan

4. Data keempat pertanyaan tentang hubungan seksual pada ibu hamil trimester III Dalam pengumpulan data diperlukan adanya alat dan cara mengumpulkan data yang baik sehingga data yang dikumpulkan merupakan data yang valid, andal

(realiable). Berikut ini akan dibahas tentang validitas dan reabilitas.

1. Uji validitas

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reabilitas data. Uji validitas dalam No Kegiatan

Bulan

Okt Nov Des Jan Feb Mart Apr Mey Jun

1 Pengajuan judul 2 Survei awal 3 Pengkajian

survei

4. Sidang proposal 5. Penelitian


(34)

perhitungan tersebut didapatkan 15 soal yang valid untuk factor penyebab kecemasan, 12 pernyataan untuk tingkat kecemasan, 5 soal untuk hubungan seksual. Dianalisa menggunakan SPSS, didapatkan nilai r hasil > r tabel.

2. Uji reabilitas

Menurut Nursalam (2008), reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pegamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Uji reabilitas telah diujikan kepada 10 responden yang diteliti dan data dianalisa dengan uji cronbach’s alfa. Hasil yang diadapatkan yaitu nilai cronbach untuk pertanyaan faktor penyebab kecemasan dan hubungan seksual sebesar 0,98 dan nilai cronbach untuk pertanyaan tingkat kecemasan sebesar 0,964.

F. Instrumen Penelitian

Instrument dalam penelitian ini digunakan dalam bentuk kuesioner meliputi pernyataan yang berhubungan dengan data demografi dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecemasan pada suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III. Penilaian menggunakan skala Gutt Man dengan pilihan jawaban : untuk jawaban “ ya “ bernilai “ 1 “ dan “ tidak “ bernilai “ 0 “. Adapun jumlah pernyataan dalam kuesioner adalah 15 pernyataan yang terdiri dari empat kategori dan setiap kategori terdapat 5 pernyataan. Pernyataan 1-5 mengenai faktor terjadi perdarahan, pernyataan 6-10 mengenai terjadi ketuban pecah dini, pernyataan 11-15 mengenai kelahiran bayi prematur. Kriteria penilaian untuk masing-masing faktor penyebab kecemasan terbagi atas tiga yaitu 0-1 tidak berpengaruh, nilai 2-3 berpengaruh, dan nilai 4-5 sangat berpengaruh.


(35)

Untuk kuesioner tingkat kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III dimodifikasi dari Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A), dengan penilaian : 0 = tidak ada gejala, 1 = gejala ringan, 2 = gejala sedang, 3 = gejala berat dan 4 = gejala berat sekali. Sedangkan menilai derajat kecemasan dengan menghitung total nilai (score) : < 12 = kecemasan ringan, 12-36 = kecemasan sedang dan > 36 = kecemasan berat.

Untuk kuesioner hubungan seksual pada suami ibu hamil trimester III yaitu untuk jawaban “ ya “ bernilai “ 1 “ dan “ tidak “ bernilai “ 0 “. Dengan jumlah 5 pernyataan. Kriteria penilaian terbagi atas tiga yaitu 0-1 tidak pernah, nilai 2-3 pernah, dan nilai 4-5 sering.

G.Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui wawancara dengan terlebih dahulu. Menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan manfaat serta prosedur pelaksanaan penelitian, meminta responden menandatangani informed consent yang disediakan peneliti. H. Etika Penelitian

Menurut A. Aziz Alimul Hidayat (2011) beberapa masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden


(36)

Beberapa informasi yang harus ada dalam Informed consent tersebut adalah partisipasi pasien, tujuan dilakukan tindakan, jenis data uyang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

I. Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Pengeditan (Editing)

Dilakukan pengecekan kelengkapan pada data yang telah dikumpul, jika terdapat penjelasan dan kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dengan pemeriksaan dan akan dilakukan pendataan ulang terhadap responden.

2. Pengkodean (coding)

Pemberian kode dalam bentuk angka pada setiap data yang telah terkumpul untuk mempermudah memasukkan data kedalam data tabel.


(37)

3. Masukkan data (entry)

Memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base computer.

4. Tabulasi (tabulating)

Memasukkan data yang telah terkumpul ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

J. Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu persiapan dengan mengecek kelengkapan identitas dan data responden untuk memastikan semua pernyataan telah diisi, tabulasi dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan dan penerapan yaitu pengolahan data dengan program SPSS.

Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dengan perhitungan statistic deskriptif dengan terlebih dahulu memberikan kode pada seluruh pernyataan kemudian diolah dengan program SPSS. Dari pengolahan data deskriptif, data demografi disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat gambaran penyebab kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III dan tingkat kecemasan suami dan frekuensi hubungan seksual.


(38)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan mengemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014.

A.Hasil Penelitian

Dari hasil pengumpulan data yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Ridos dengan jumlah responden 32 suami ibu hamil trimester III, maka hasil penelitian akan diuraikan dalam bentuk analisa univariat.

1. Karakteristik Responden

Data karakteristik responden yang diolah dalam penelitian ini adalah umur responden, pendidikan responden, pekerjaan responden. Kelengkapanya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Umur, Pekerjaan Dan Pendidikan Suami Ibu Hamil Di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014.

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Umur

< 20 6 18.8

20 – 35 19 59.4

>35 7 21.9

Total 32 100

Pekerjaan

Pegawai negri 10 31.2

Pegawai swasta 6 18.8

Petani 5 15.6

Pedagang 11 34.4

Total 32 100

Pendidikan

Rendah 7 21.9

Menengah 9 28.1


(39)

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Ridos Medan dengan jumlah 32 responden berdasarkan umur mayoritas responden berumur 20 – 35 tahun sebanyak 19 orang (59,4%). Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden bekerja sebagai pedagang sebanyak 11 orang (34,4 %). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan atas sebanyak 16 orang (50,0%).

2. Faktor – faktor Penyebab Kecemasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, untuk mengetahui faktor penyebab kecemasan suami di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014, dapat dilihat melalui tabel berikut :

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pertanyaan Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014

Komponen Pertanyaan

Ya Tidak

f % f %

Cemas terjadi perdarahan 19 59,3 13 40,6

Merasakan nyeri 21 65,6 11 34,3

Mengeluh adanya bercak darah 19 59,3 13 40,6 Istri pernah mengalami perdarahan 11 34,3 21 65,6 Riwayat terjadinya perdarahan 17 53,1 15 46,8 Takut ketuban pecah secara spontan 18 56,2 14 43,7 KPD akan terjadi persalinan 15 46,8 17 53,1 Istri pernah mengalami gangguan kehamilan 18 56,2 14 43,7 Cemas istri mengeluh dengan kehamilannya 17 53,1 15 46,8 Mengeluh adanya cairan atau flek darah 9 28,1 23 71,8 Merasa cemas bayi bapak lahir prematur 18 56,2 14 43,7 Takut akan ada kecacatan pada bayi 19 59,3 13 40,6 Takut akan kematian bayi jika lahir prematur 17 53,1 15 46,8 Takut kematian istri bapak ketika melahirkan 13 40,6 19 59,3 Keluarga memiliki riwayat bayi prematur 14 43,7 18 53,1


(40)

(2008) disebabkan oleh efek relaksasi hormon progesteron yang mengakibatkan dua tulang pubis (kemaluan) sedikit menjauh satu sama lain, sehingga tekanan dari gerakan yang salah atau lainnya dapat mengakibatkan pemisahan tulang pubis. Ada 18 orang (56,8%) merasa takut ketuban pecah secara spontan saat melakukan hubungan suami istri. Menurut Utami (2008) ketuban pecah secara spontan sebelum waktunya karena benturan yang terlalu keras atau infeksi kuman. Karena pada akhir kehamilan, kantong janin menjadi tipis sehingga mudah pecah jika terkena benturan yang keras jadi ketuban dapat pecah sebelum persalinan. Dan ada 18 orang (56,2%) merasa cemas bayinya lahir prematur karena jika sudah terjadi ketuban pecah dini atau pecahnya ketuban sebelum waktunya akan disusul dengan persalinan belum cukup bulan jadi bayi yang dilahirkan menjadi bayi prematur yang memerlukan perawatan yang baik, suami ibu hamil trimester III ini merasa cemas akan hal tersebut. Ada 23 responden (71,8%) tidak mengeluh adanya cairan atau flek darah saat melakukan hubungan seksual, hal ini kemungkinan dianggap biasa oleh responden karena sebelumnya tidak terjadi apa-apa, tetapi pada umumnya penyebab keluar flek darah setelah melakukan hubungan dikarenakan adanya peradangan pada serviks dimana hubungan seksual dapat menyebabkan perdarahan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014, maka diperoleh hasil distribusi frekuensi faktor – faktor penyebab kecemasan suami dalam hubungan seksual dapat dilihat tabel di bawah ini:


(41)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Faktor – Faktor Penyebab Kecemasan Suami Dalam Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Trimester III

Di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014. Faktor – faktor Penyebab

Kecemasan Frekuensi Persentase (%)

Terjadi perdarahan

Tidak berpengaruh 6 18.8

Berpengaruh 17 53.1

Sangat berpengaruh 9 28,1

Total 32 100

Terjadi KPD

Tidak berpengaruh 10 31.2

berpengaruh 15 46.9

Sangat berpengaruh 7 21.9

Total 32 100

Terjadi kelahiran prematur

Tidak berpengaruh 7 21.9

berpengaruh 17 53.1

Sangat berpengaruh 8 25.0

Total 32 100

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Ridos Medan dengan jumlah 32 responden berdasarkan faktor penyebab kecemasan dengan terjadi perdarahan mayoritas responden berpengaruh sebanyak 17 orang (53.1%), faktor penyebab kecemasan dengan terjadi KPD mayoritas responden berpengaruh sebanyak 15 orang (46,9%) dan faktor penyebab kecemasan dengan terjadi kelahiran prematur mayoritas responden berpengaruh sebanyak 17 orang (53,1%),

3. Tingkat Kecemasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014, maka diperoleh hasil distribusi tingkat kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III dapat dilihat tabel di bawah ini:


(42)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi tingkat kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014.

Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)

Kecemasan ringan 12 37,5

Kecemasan sedang 18 56,2

Kecemasan berat 2 6,2

Total 32 100

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Ridos Medan dengan jumlah 32 responden berdasarkan tingkat kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III mayoritas responden kecemasan sedang sebanyak 18 orang (56,2%) karena dianggap tidak ada indikasi dalam kehamilan istrinya.

4. Hubungan Seksual

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, untuk mengetahui hubungan seksual suami dan istri ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014, dapat dilihat melalui tabel berikut :

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pertanyaan Tentang Hubungan Seksual Suami Pada Ibu Hamil Trimester III di Rumah Sakit Ridos

Medan Tahun 2014

Komponen Pertanyaan

Ya Tidak

F % f %

Masih melakukan hubungan suami istri selama istri bapak hamil di trimester III

14 43,7 18 56,2 Melakukan hubungan suami istri seminggu

sekali

11 34,3 21 65,6 Ingin melakukan hubungan suami istri,

Suami yang memintanya

13 40,6 19 59,3 Merasa nyaman saat melakukan hubungan

suami istri

13 40,6 19 59,3 Merasa kesakitan pada perut bagian bawah 9 28,1 23 71,8


(43)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 32 responden ada 24 orang (43,7%) orang masih melakukan hubungan suami istri selama istri hamil trimester III karena bagi suami jika kehamilan istrinya normal serta tidak mempunyai kecenderungan melahirkan prematur atau keguguran ulang maka hubungan suami istri dapat dilakukan dengan frekuensi yang normal, dengan cara pelan-pelan dan posisi yang berbeda. Dan 9 orang (28,1%) istri merasa kesakitan saat berhubungan suami istri disebabkan karena rahim yang membesar dan menekan ligamen, terutama jika ibu hamil banyak melakukan aktivitas (Utami, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014, maka diperoleh hasil distribusi frekuensi hubungan seksual suami pada ibu hamil trimester III dapat dilihat tabel di bawah ini:

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi hubungan seksual suami pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014.

Hubungan Seksual Frekuensi Persentase (%)

Tidak pernah 14 43.8

pernah 14 43.8

sering 4 12.5

Total 32 100.0

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Ridos Medan dengan jumlah 32 responden berdasarkan hubungan seksual suami mayoritas responden tidak pernah sebanyak 14 orang (43,8 %) dan pernah sebanyak 14 orang (43,8%). Mayoritas responden menyatakan tidak pernah sebanyak 14 orang (43,8%) ada kemungkinan suami ibu hamil trimester III mengalami kecemasan yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab diatas yaitu


(44)

kelahiran bayi prematur. Menurut Enkin (2000) didalam Wahyuningsih (2009) suami mengalami kecemasan saat berhubungan seksual pada saat istri hamil karena kurangnya pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan aktivitas seksual ibu selama hamil sangat jarang diberikan selama pemeriksaan antenatal care. Sering kali pemberian pendidikan kesehatan mengenai seksual selama hamil sangat minim diberikan, bahkan kadang informasi diberikan secara tidak jelas, implisit, dengan bahasa kias serta menimbulkan salah pengertian.

B.Pembahasan

1). Kecemasan Suami Dalam Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Trimester III a) Kecemasan

Kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari (Suliswati, 2005). Cemas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Cemas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat cemas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan.

Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden memiliki kecemasan sedang sebanyak 18 responden (56,2 %). Ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, pendidikan dan faktor penyebab kecemasan itu sendiri. Kebanyakan responden yang berumur lebih muda mempunyai pengetahuan tentang hubungan seksual yang masih sedikit sehingga mempengaruhi tingkat kecemasannya. Responden yang mayoritas berpendidikan atas dimana pendidikan atas tingkat pemahamannya sangat baik sehingga lebih mudah dalam menyerap informasi yang didapatkan.


(45)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aini (2013) tentang hubungan pengetahuan dan kecemasan suami dengan frekuensi berhubungan seks selama

kehamilan istri bahwa dari 57 responden mayoritas terdapat 4 orang (100%) tidak

ada kecemasan dalam melakukan hubungan seksual.

Menurut asumsi penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2009), dengan judul hubungan pengetahuan dan kecemasan suami dalam kehamilan istri di BPS

Rini Semarang. Dari 16 responden mayoritas terdapat 6 orang (37,5%) mengalami

kecemasan ringan.

Berdasarkan Hasil penelitian Feorentina (2013) pada tingkat kecemasan melakukan hubungan seksual pada ibu hamil didapatkan bahwa dari 40 responden, 14 responden (35%) berada pada skore kecemasan 46%-55% yang mengindikasikan tingkat kecemasan sedang.

b)Hubungan Seksual

Hubungan Seksual atau sanggama atau koitus adalah keadaan biologis berupa pemasukan penis pria ke vagina wanita untuk tujuan reproduksi. Hubungan Seksual ditemukan pada semua spesies makhluk hidup menyusui. Hubungan Seksual secara tradisional dipandang sebagai akhir alami dari semua kontak seksual antara pria dan wanita.Banyak pasangan merasa takut untuk berhubungan seksual selama istrinya hamil karena takut akan mencelakai bayi yang dikandung istrinya (Bobak, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian, hubungan seksual suami pada ibu hamil trimester III 24 responden mengatakan takut karena hubungan selama kehamilan dapat melukai janinnya dan 8 responden mengatakan malas dan tidak mengetahui posisi saat berhubungan seksual.

Mayoritas responden menyatakan tidak pernah sebanyak 14 orang (43,8%) ada kemungkinan suami ibu hamil trimester III mengalami kecemasan yang disebabkan


(46)

oleh beberapa faktor penyebab diatas yaitu takut terjadi perdarahan, takut terjadi ketuban pecah dini dan takut akan terjadi kelahiran bayi prematur. Menurut Enkin (2000) didalam Wahyuningsih (2009) suami mengalami kecemasan saat berhubungan seksual pada saat istri hamil karena kurangnya pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan aktivitas seksual ibu selama hamil sangat jarang diberikan selama pemeriksaan antenatal care. Sering kali pemberian pendidikan kesehatan mengenai seksual selama hamil sangat minim diberikan, bahkan kadang informasi diberikan secara tidak jelas, implisit, dengan bahasa kias serta menimbulkan salah pengertian. Berdasarkan konsep evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan aktivitas seksual ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual. Beberapa pendapat mengenani hubungan seksual selama hamil didasari pada beberapa konsep bahwa cairan sperma terkandung prostaglandin sehingga merangsang munculnya kontraksi, dimungkinkan merangsang mulainya persalinan, maka muncul pendapat bahwa hubungan seksual mendekati usia kehamilan aterm menyebabkan kemungkinan insiden kehamilan posterm. Namun menurut konsep evidence based

menyatakan bahwa pengaruh aktivitas seksual selama kehamilan tidak terbukti signifikan berhubungan dengan peristiwa mulainya persalinan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aini (2013) menunjukkan bahwa dari 57 responden yang berpengetahuan kurang terdapat 22 orang (78,6%) frekuensi hubungan seksual dalam 1 minggu di bawah rata-rata.

Menurut Winkjosastro (2000) faktor yang mempengaruhi seks dalam kehamilan adalah lingkungan dan pengetahuan. Semakin rendah pengetahuan akan timbul rasa cemas melakukan hubungan seksual, dan rasa cemas sangat mempengaruhi frekuensi hubungan seksual.


(47)

Hasil penelitian yang dilakukan Hapsari (2011) tentang pengalaman

seksualitas ibu hamil di Puskesmas Pondok Aren menunjukkan variasi frekuensi

hubungan seksual ibu hamil selama kehamilannya. Mayoritas responden mengalami penurunan frekuensi hubungan seksual.

Pemahaman tentang berhubungan seksual selama kehamilan seperti apa itu hubungan seksual, dan frekuensi berhubungan seksual dalam kehamilan, secara singkat tidak dapat diramalkan bagaimana seseorang suami akan beraksi, setelah dia merasa cemas tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan dan pemahaman mengenai hubungan seksual selama kehamilan maka dapat menurunkan kecemasan mengenai dampak berhubungan seksual sehingga frekuensi seksual dalam normal. Begitu juga sebaliknya, semakin tidak memahami bagaimana berhubungan seksual selama kehamilan akan menimbulkan kecemasan, kebingungan dan kekhawatiran sehingga menurunnya aktivitas seksual atau frekuensi seksual dalam kehamilan (Close, Sylvia (1998).


(48)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian tentang Kecemasan Suami Dalam Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Trimester III di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014 dari 32 responden, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penyebab kecemasan suami di temukan bahwa, pada faktor terjadi perdarahan mayoritas berpengaruh sebanyak 17 responden (53.1%), pada faktor terjadi KPD mayoritas pengaruh sebanyak 15 responden (46,9%), pada faktor terjadi kelahiran prematur mayoritas sebanyak 17 responden (53,1%). Berdasarkan tingkat kecemasan suami di temukan mayoritas tingkat kecemasan responden yaitu kecemasan sedang sebanyak 18 responden (56,2%). Berdasarkan hubungan seksual suami dan ibu hamil trimester III mayoritas tidak pernah sebanyak 14 responden (43,8%), pernah sebanyak 14 responden (43,8%).

B. Saran 1. Bagi Peneliti

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian tentang kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III dengan variabel yang lebih luas pada tempat yang berbeda.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi kepustakaan dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.


(49)

3. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan bagi Rumah Sakit Ridos agar lebih aktif dalam memberikan informasi dan penyuluhan kesehatan tentang kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Aini, H. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Kecemasan Suami Dengan Frekuensi

Berhubungan Seksual Selama Kehamilan. Aceh

Azwar, 2004. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Jakarta : Pustaka Belajar Bibilung, 2007. Hamil Dan Libido. Available from

Wordpress.com. (diakses jam 09.00 Wib tanggal 10 Januari 2014) Bobak, Dkk. 2008. Keperawatan Maternitas, edisi 6. Jakarta : EGC

Close, Sylvia. 1998. Kehidupan Seks Selama Kehamilan Dan Setelah Melahirkan. Jakarta : Arcan

Daniarti, 2010. Pregnancy and Childbirt. Yogyakarta: Penerbit Andi Dianloka, 2008. Seks Kehamilan Dan Pasca Kelahiran Sehat. Jakarta

Feorentina, Dkk. 2013. Pengaruh Kesehatan Terhadap Score Kecemasan Melakukan

Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Dinoyo. Malang

Hapsari, 2013. Pengalaman Seksualitas Ibu Hamil Di Puskesmas Pondok Aren.

Tangerang : Program Studi Ilmu Keperawatan FK Universitas Diponegoro Semarang.

Harahap, 2009. Hubungan Pengetahuan Dan Kecemasan Suami Dalam Kehamilan

Istri Di BPS Rini. Semarang

Jannah, 2012. Kehamilan. Yogyakarta: Penerbit Andi

Kusmiyati, DKK, 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Penerbit Fitramaya Kusumaningtiyas, A. G. 2008. Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang

Hubungan Seksual Selama Kehamilan. Malang

Liu, D, 2008. Manual Persalinan Edisi 3. Jakarta : Penerbit EGC


(51)

Mubarak, DKK, 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar

Mengajar Dan Pendidikan. Jakarta : Graha Ilmu

Ningsih dan Arifah, 2012, 9 Bulan Yang Sangat Menakjubkan. Yogyakarta : Penerbit Buku Biru

Notoadmodjo, S. 2007. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Notoatmodjo, P. S. 2003. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Asdi Mahasatya ___________. 2007. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Asdi Mahasatya ___________. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Asdi Mahasatya

Ronald, 2010. Pedoman dan Perawatan Kehamilan yang Sehat dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit CV Nuansa Aulia

Sari, R.R. 2012. Persepsi Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Pada Ibu Yang Melakukan Pemeriksaan Kehamilan Di Puskesmas Sibande

Kabupaten Pak – Pak Bharat. Medan

Suliswati, Dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC Suparyanto, 2011. Hubungan Seksual Selama Kehamilan. http :

dr-suparyanto.blogspot.com,diakses pada tanggal 16 mei 2013.

Sureskiarti, 2007. Hubungan Seksual Selama Masa Kehamilan. Skripsi Enok

Sureskiarti.UMS

Utami, 2008. 100 Info Penting Kehamilan. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat Wahyuningsih, 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Penerbit Fitramaya

Winkjasastro, H. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo


(52)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalammualaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Nama Saya Daisy Elvida Sari, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “ Kecemasan Suami Dalam Hubungan Seksual Pada Suami Ibu Hamil Trimester III “.

Pemahaman tentang berhubungan seks selama kehamilan seperti apa itu hubungan seksual, dan frekuensi berhubungan seks dalam kehamilan, Secara singkat tidak dapat diramalkan bagaimana seseorang suami akan bereaksi, setelah dia merasa cemas tetapi secara umum dapat dikatakan Bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan dan pemahaman mengenai hubungan seks selama kehamilan maka dapat menurunkan kecemasan mengenai dampak berhubungan seks sehingga frekuensi seks dalam normal. Begitu juga sebaliknya, semakin tidak memahami bagaimana berhubungan seks selama kehamilan akan menimbulkan kecemasan, kebingungan dan kekhawatiran sehingga menurunnya aktivitas seksual atau frekuensi seks dalam kehamilan (Close, Sylvia, 1998).

Tujuan penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab kecemasan suami dalam hubungan seksual pada ibu hamil trimester III dan untuk mengetahui factor penyebab kecemasan, tingkat kecemasan suami dan hubungan seksual pada ibu hamil trimester III.

Saya akan mewawancarai bapak tentang :

a. Data demografi seperti umur, pekerjaan dan pendidikan. b. Mengisi kusioner sesuai petunjuk


(53)

Partisipasi Bapak bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Bapak tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Daisy Elvida Sari Alamat : Jln. Susuk II No. 9A No. HP : 082369797792

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Bapak dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapak bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2014 Peneliti


(54)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :

Umur : Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “ Kecemasan Suami Dalam Hubungan Seksual Ibu Hamil Trimester III”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2014


(55)

Koesioner Kecemasan Suami Dalam Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Trimester III

Petunjuk :

Checklist salah satu kotak dibawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. A.Data Demografi :

No. Responden :

Umur : 1. < 20 tahun 2. 20 – 35 tahun 3. > 35 tahun

Pekerjaan :1. Pegawai negeri 2. Pegawai swasta 3. Petani

4. Pedagang

Pendidikan : 1. Dasar 2. Menengah 3. Atas


(56)

B.Faktor penyebab kecemasan Terjadi perdarahan

1. Bapak merasa cemas terjadi perdarahan saat melakukan hubungan suami istri? ( ) Ya ( ) Tidak

2. Istri bapak merasakan nyeri pada saat melakukan hubungan suami istri? ( ) Ya ( ) Tidak

3. Apakah istri bapak pernah mengeluh adanya bercak darah saat melakukan hubungan suami istri?

( ) Ya ( ) Tidak

4. Istri pernah mengalami perdarahan selama kehamilan? ( ) Ya ( ) Tidak

5. Apakah keluarga bapak memiliki riwayat terjadinya perdarahan pada kehamilan? ( ) Ya ( ) Tidak

Terjadi ketuban pecah dini

1. Saat melakukan hubungan, apakah bapak merasa takut ketuban pecah secara spontan?

( ) Ya ( ) Tidak

2. Apakah bapak tahu, jika ketuban pecah sebelum waktunya akan terjadi persalinan?

( ) Ya ( ) Tidak

3. Istri pernah mengalami gangguan selama kehamilan? ( ) Ya ( ) Tidak

4. Bapak merasa cemas ketika istri mengeluh dengan kehamilannya? ( ) Ya ( ) Tidak

5. Istri bapak pernah mengeluh adanya cairan atau flek darah saat melakukan hubungan?

( ) Ya ( ) Tidak Terjadi kelahiran bayi prematur

1. Apakah bapak merasa cemas bayi bapak lahir prematur? ( ) Ya ( ) Tidak

2. Bapak takut akan ada kecacatan pada bayi? ( ) Ya ( ) Tidak

3. Bapak merasa takut akan kematian bayi bapak, jika lahir prematur? ( ) Ya ( ) Tidak

4. Apakah bapak merasa takut akan kematian istri bapak ketika melahirkan? ( ) Ya ( ) Tidak

5. Apakah keluarga bapak memiliki riwayat bayi prematur? ( ) Ya ( ) Tidak


(57)

C.Tingkat kecemasan suami

Berilah tanda checklist (√) pada salah satu tanda kurung sesuai dengan jawaban responden kemudian lingkarilah nilai pada kotak dengan kriteria :

Nilai

1 = tidak cemas 2 = cemas ringan 3 = cemas sedang 4 = cemas berat

Gejala Kecemasan Nilai Angka (score)

01.Perasaan cemas (ansietas) 0 1 2 3 4 ( ) cemas

( ) firasat buruk akan terkena janin

( ) gelisah takut istri merasa tidak nyaman

02.Ketegangan 0 1 2 3 4

( ) merasa tegang

( ) gemetaran ketika melakukan hubungan

03.Ketakutan 0 1 2 3 4

( ) berkeringat berlebihan ( ) jantung berdebar-debar

( ) merasa ngeri saat melakukan hubungan

04.Gangguan tidur 0 1 2 3 4 ( ) tidur tidak nyenyak

( ) banyak mimpi-mimpi aneh akan terjadi pada janin nanti

05.Gangguan kecerdasan 0 1 2 3 4 ( ) sukar berkonsentrasi

( ) kebanyakan berfikir masalah kehamilan istri dan janinnya

06.Perasaan defresi 0 1 2 3 4 ( ) hilangnya minat melakukan hubungan seksual

( ) merasa sedih

07.Gejala somatik/fisik(otot) 0 1 2 3 4 ( ) sakit dan merasa nyeri ketika melakukan

hubungan seksual

( ) kaku ( tidak seperti melakukan hubungan saat istri tidak hamil)

08.Gejala somatik 0 1 2 3 4 ( ) muka merah atau pucat setelah

melakukan hubungan seksual ( ) merasa lemas


(58)

melakukan hubungan ( ) nyeri didada

10.Gejala pernafasan 0 1 2 3 4 ( ) rasa menekan perut istri

( ) sering menarik nafas ( ) sesak

11.Gejala perkemihan dan kelamin 0 1 2 3 4 ( ) ejakulasi dini

( ) menjadi dingin tidak bergairah ( ) ereksi hilang

( ) impotensi

12.Tingkah laku saat wawancara 0 1 2 3 4 ( ) gelisah

( ) tidak tenang ( ) muka tegang

Total nilai (score) : < 12 = kecemasan ringan 12-36 = kecemasan sedang

> 36 = kecemasan berat D.Hubungan seksual selama kehamilan trimester III

1. Apakah bapak masih melakukan hubungan suami istri selama istri bapak hamil di trimester III ini?

( ) Ya ( ) Tidak

2. Bapak melakukan hubungan suami istri seminggu sekali? ( ) Ya ( ) Tidak

3. Setiap ingin melakukan hubungan suami istri, apakah bapak yang menginginkannya?

( ) Ya ( ) Tidak

4. Apakah bapak merasa nyaman saat melakukan hubungan suami istri saat istri hamil di trimester III ini?

( ) Ya ( ) Tidak

5. Apakah istri bapak pernah merasa kesakitan saat berhubungan suami istri pada bagian perut bawah?


(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

Master Tabel Kecemasan Suami Dalam Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Trimester III N

o Umur

Pe k

Pe n

Faktor penyebab kecemasan

Terjadi perdarahan Terjadi KPD Terjadi kelahiran prematur

1 2 3 4 5 Jlh code Kategori 1 2 3 4 5 Jlh Code Kategori 1 2 3 4 5 Jlh Code Kategori

1 2 4 2 1 0 1 0 1 3 2 Berpengaruh 1 1 1 1 0 4 3 Sangat

berpengaruh 0 0 1 1 1 3

2

Berpengaruh

2 1 4 1 1 1 0 0 1 3 2 Berpengaruh 1 0 1 1 0 3 2 Berpengaruh 1 1 0 0 1 3 2 Berpengaruh

3 2 2 3 1 1 1 0 1 4 3 Sangat

berpengaruh 1 1 0 0 0 2

2

Berpengaruh 1 0 0 0 0 1 1 Tidak

Berpengaruh

4 2 3 2 0 1 1 0 1 3 2 Berpengaruh 0 0 1 1 1 3 2 Berpengaruh 0 1 1 1 0 3 2 Berpengaruh

5 3 4 2 0 0 1 1 0 2 2 Berpengaruh 1 0 0 0 0 1 1 Tidak

berpengaruh 1 1 0 0 0 2

2

Berpengaruh

6 2 1 3 1 1 1 1 1 5 3 Sangat

berpengaruh 1 0 1 0 0 2

2

Berpengaruh 0 1 1 1 1 4 3 Sangat

Berpengaruh

7 1 4 1 1 0 0 0 0 1 1 Tidak

berpengaruh 0 1 1 1 0 3

2

Berpengaruh 0 1 1 0 0 2 2 Berpengaruh

8 2 1 3 1 1 1 0 1 4 3 Sangat

berpengaruh 1 1 1 1 1 5

3 Sangat

berpengaruh 1 1 0 0 0 2

2

Berpengaruh

9 2 1 3 0 0 0 1 1 2 2 Berpengaruh 0 0 1 1 1 3 2 Berpengaruh 1 0 1 1 1 4 3 Sangat

Berpengaruh

10 2 3 1 0 1 0 0 0 1 1 Tidak

berpengaruh 0 0 0 0 0 0

1 Tidak

berpengaruh 1 0 0 1 0 2

2

Berpengaruh

11 2 4 2 1 1 0 0 0 2 2 Berpengaruh 0 0 0 1 0 1 1 Tidak

berpengaruh 0 0 0 0 0 0

1 Tidak

Berpengaruh

12 3 2 3 0 1 0 1 1 3 2 Berpengaruh 1 1 1 0 0 3 2 Berpengaruh 1 1 0 0 1 3 2 Berpengaruh

13 2 2 2 1 1 1 0 0 3 2 Berpengaruh 0 1 1 0 0 2 2 Berpengaruh 1 1 1 1 1 5 3 Sangat

Berpengaruh

14 1 4 2 1 0 1 1 1 4 3 Sangat

berpengaruh 0 0 0 0 0 0

1 Tidak

Berpengaruh 0 1 1 0 0 2

2

Berpengaruh

15 2 4 2 0 1 1 0 0 2 2 Berpengaruh 1 1 0 0 0 2 2 Berpengaruh 1 1 1 0 1 4 3 Sangat

Berpengaruh

16 2 1 3 1 1 1 1 1 5 3 Sangat

berpengaruh 1 0 0 0 0 1

1 Tidak

Berpengaruh 0 1 1 0 0 2

2

Berpengaruh

17 2 1 3 1 0 0 1 0 2 2 Berpengaruh 0 0 1 0 1 2 2 Berpengaruh 1 1 1 1 1 5 3 Sangat

Berpengaruh

18 1 4 2 0 0 1 0 0 1 1 Tidak

berpengaruh 1 0 0 0 0 1

1 Tidak

Berpengaruh 1 1 0 0 0 2

2

Berpengaruh

19 2 1 3 1 1 0 0 1 3 2 Berpengaruh 1 0 0 1 1 3 2 Berpengaruh 0 1 1 1 1 4 3 Sangat


(64)

Berpengaruh

21 3 3 1 0 0 0 0 0 0 1 Tidak

berpengaruh 0 1 1 1 0 3

2

Berpengaruh 1 0 0 1 1 3 2 Berpengaruh

22 1 4 1 0 1 1 1 0 3 2 Berpengaruh 1 0 1 1 1 4 3 Sangat

Berpengaruh 0 0 0 0 0 0

1 Tidak

Berpengaruh

23 3 1 3 1 1 1 1 0 4 3 Sangat

berpengaruh 0 0 0 1 0 1

1 Tidak

Berpengaruh 0 0 1 0 0 1

1 Tidak

Berpengaruh

24 2 2 3 1 1 0 0 1 3 2 Berpengaruh 1 1 1 1 1 5 3 Sangat

Berpengaruh 1 0 0 0 0 1

1 Tidak

Berpengaruh

25 2 1 3 0 0 0 0 0 0 1 Tidak

berpengaruh 1 1 1 0 0 3

2

Berpengaruh 1 1 1 1 1 5 3 Sangat

Berpengaruh

26 1 3 1 0 0 1 0 1 2 2 Berpengaruh 0 1 1 1 1 4 3 Sangat

Berpengaruh 0 1 1 0 0 2

2

Berpengaruh

27 3 4 3 1 1 1 1 1 5 3 Sangat

berpengaruh 1 1 0 0 0 2

2

Berpengaruh 0 0 0 0 0 0 1 Tidak

Berpengaruh

28 3 2 3 1 1 0 0 1 3 2 Berpengaruh 0 0 0 0 0 0 1 Tidak

Berpengaruh 1 1 1 0 1 4

3 Sangat

Berpengaruh

29 3 4 2 0 1 1 0 0 2 2 Berpengaruh 0 0 1 0 0 1 1 Tidak

Berpengaruh 1 0 0 0 0 1

1 Tidak

Berpengaruh

30 2 1 3 1 1 1 0 1 4 3 Sangat

berpengaruh 1 1 0 1 0 3

2

Berpengaruh 0 1 1 1 0 3 2 Berpengaruh

31 2 1 3 1 1 1 1 1 5 3 Sangat

berpengaruh 1 1 1 1 1 5

3 Sangat

Berpengaruh 0 0 1 1 0 2

2

Berpengaruh

32 2 3 1 1 0 0 0 0 1 1 Tidak

berpengaruh 1 1 1 1 0 4

3 Sangat

Berpengaruh 1 1 0 0 1 3

2

Berpengaruh

Hubungan seksual

1 2 3 4 5 Jlh code Kategori

0 1 1 1 0 3 2 Pernah

1 1 0 0 0 2 2 Pernah

1 1 1 1 0 4 3 Sering

0 0 0 0 0 0 1 Tidak pernah

1 1 1 0 0 3 2 Pernah

0 0 0 0 0 0 1 Tidak Pernah

1 1 1 1 1 5 3 Sering

0 0 0 1 0 1 1 Tidak Pernah

0 0 1 1 1 3 2 Pernah

0 1 1 1 1 4 3 Sering

1 1 1 0 0 3 2 Pernah

1 1 1 0 0 3 2 Pernah


(65)

0 0 0 0 0 0 1 Tidak Pernah

1 0 0 1 0 2 2 Pernah

1 0 0 0 0 1 1 Tidak Pernah

1 1 1 1 1 5 3 Sering

1 0 0 1 1 3 2 Pernah

0 1 1 0 0 2 2 Pernah

1 1 0 0 0 2 2 Pernah

1 0 0 1 1 3 2 Pernah

1 0 0 0 0 1 1 Tidak Pernah

0 0 0 0 0 0 1 Tidak Pernah

0 0 0 0 1 1 1 Tidak Pernah

0 0 0 0 0 0 1 Tidak Pernah

0 0 1 1 1 3 2 Pernah

0 0 0 1 1 2 2 Pernah

0 0 0 0 0 0 1 Tidak Pernah

1 0 0 0 0 1 1 Tidak Pernah

0 0 1 0 0 1 1 Tidak Pernah


(66)

Master Tabel Tingkat Kecemasan

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Total Kode

1 1 4 2 1 3 1 1 2 2 1 4 2 24 2

2 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 24 2

3 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 19 2

4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1

5 2 2 2 1 3 3 2 2 1 1 1 1 21 2

6 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1

7 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 33 2

8 0 1 2 0 1 0 2 2 0 0 1 2 11 1

9 3 3 3 3 3 4 2 4 2 4 3 3 37 3

10 0 2 0 2 1 2 1 2 2 0 0 1 13 2

11 0 1 1 1 0 2 1 1 1 1 2 0 11 1

12 1 1 0 1 0 1 1 2 0 0 1 1 10 1

13 2 4 1 1 3 3 1 2 1 2 3 3 26 2

14 1 0 1 0 1 2 0 0 2 1 2 1 11 1

15 1 2 2 2 3 4 3 1 1 1 2 2 24 2

16 1 2 2 1 1 3 1 4 2 1 3 2 23 2

17 2 1 0 2 2 0 0 1 1 0 0 2 11 1

18 2 1 2 2 3 3 3 1 2 3 1 3 26 2

19 0 1 0 2 0 0 1 3 0 0 1 1 9 1

20 2 0 1 2 1 1 2 0 0 2 1 2 14 2

21 3 4 3 3 2 3 2 3 1 3 1 4 32 2

22 1 0 0 1 0 2 2 2 0 1 0 1 10 1

23 4 2 1 1 2 3 3 2 1 3 3 1 25 2

24 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 26 2

25 0 2 0 1 3 0 0 1 1 0 0 1 9 1

26 3 4 2 2 1 3 1 1 3 3 1 3 27 2

27 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 1

28 1 1 1 0 0 3 1 0 1 0 2 0 10 1

29 2 1 2 3 4 2 2 2 3 0 1 2 24 2

30 2 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 32 2

31 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3 4 4 39 3


(67)

Frequencies

[DataSet0] C:\Users\Windows7\Documents\spss echy 2.sav

Statistics

umur pekerjaan pendidikan

terjadi_perdaraha

n terjadi_KPD

terjadi_kelahiran_ prematur

tingkat_kecemasa n

hubungan_seksu al

N Valid 32 32 32 32 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 6 18.8 18.8 18.8

20-35 19 59.4 59.4 78.1

>35 7 21.9 21.9 100.0


(68)

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pegawai negri 10 31.2 31.2 31.2

pegawai swasta 6 18.8 18.8 50.0

petani 5 15.6 15.6 65.6

pedagang 11 34.4 34.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid dasar 7 21.9 21.9 21.9

menengah 9 28.1 28.1 50.0

atas 16 50.0 50.0 100.0


(69)

terjadi_perdarahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak berpengaruh 6 18.8 18.8 18.8

berpengaruh 17 53.1 53.1 71.9

sangat berpengaruh 9 28.1 28.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

terjadi_KPD

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak berpengaruh 10 31.2 31.2 31.2

berpengaruh 15 46.9 46.9 78.1

sangat berpengaruh 7 21.9 21.9 100.0


(70)

terjadi_kelahiran_prematur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak berpengaruh 7 21.9 21.9 21.9

berpengaruh 17 53.1 53.1 75.0

sangat berpengaruh 8 25.0 25.0 100.0

Total 32 100.0 100.0

tingkat_kecemasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kecemasan ringan 12 37.5 37.5 37.5

kecemasan sedang 18 56.2 56.2 93.8

kecemasan berat 2 6.2 6.2 100.0


(71)

hubungan_seksual

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak berpengaruh 14 43.8 43.8 43.8

berpengaruh 14 43.8 43.8 87.5

sangat berpengaruh 4 12.5 12.5 100.0


(1)

Master Tabel Tingkat Kecemasan

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Total Kode

1 1 4 2 1 3 1 1 2 2 1 4 2 24 2

2 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 24 2

3 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 19 2

4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1

5 2 2 2 1 3 3 2 2 1 1 1 1 21 2

6 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 1

7 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 33 2

8 0 1 2 0 1 0 2 2 0 0 1 2 11 1

9 3 3 3 3 3 4 2 4 2 4 3 3 37 3

10 0 2 0 2 1 2 1 2 2 0 0 1 13 2

11 0 1 1 1 0 2 1 1 1 1 2 0 11 1

12 1 1 0 1 0 1 1 2 0 0 1 1 10 1

13 2 4 1 1 3 3 1 2 1 2 3 3 26 2

14 1 0 1 0 1 2 0 0 2 1 2 1 11 1

15 1 2 2 2 3 4 3 1 1 1 2 2 24 2

16 1 2 2 1 1 3 1 4 2 1 3 2 23 2

17 2 1 0 2 2 0 0 1 1 0 0 2 11 1

18 2 1 2 2 3 3 3 1 2 3 1 3 26 2

19 0 1 0 2 0 0 1 3 0 0 1 1 9 1

20 2 0 1 2 1 1 2 0 0 2 1 2 14 2

21 3 4 3 3 2 3 2 3 1 3 1 4 32 2

22 1 0 0 1 0 2 2 2 0 1 0 1 10 1

23 4 2 1 1 2 3 3 2 1 3 3 1 25 2

24 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 26 2

25 0 2 0 1 3 0 0 1 1 0 0 1 9 1

26 3 4 2 2 1 3 1 1 3 3 1 3 27 2

27 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 1

28 1 1 1 0 0 3 1 0 1 0 2 0 10 1

29 2 1 2 3 4 2 2 2 3 0 1 2 24 2

30 2 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 32 2

31 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3 4 4 39 3


(2)

Frequencies

[DataSet0] C:\Users\Windows7\Documents\spss echy 2.sav

Statistics

umur pekerjaan pendidikan

terjadi_perdaraha

n terjadi_KPD

terjadi_kelahiran_ prematur

tingkat_kecemasa n

hubungan_seksu al

N Valid 32 32 32 32 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 6 18.8 18.8 18.8

20-35 19 59.4 59.4 78.1

>35 7 21.9 21.9 100.0


(3)

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pegawai negri 10 31.2 31.2 31.2

pegawai swasta 6 18.8 18.8 50.0

petani 5 15.6 15.6 65.6

pedagang 11 34.4 34.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid dasar 7 21.9 21.9 21.9

menengah 9 28.1 28.1 50.0

atas 16 50.0 50.0 100.0


(4)

terjadi_perdarahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak berpengaruh 6 18.8 18.8 18.8

berpengaruh 17 53.1 53.1 71.9

sangat berpengaruh 9 28.1 28.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

terjadi_KPD

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak berpengaruh 10 31.2 31.2 31.2

berpengaruh 15 46.9 46.9 78.1

sangat berpengaruh 7 21.9 21.9 100.0


(5)

terjadi_kelahiran_prematur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak berpengaruh 7 21.9 21.9 21.9

berpengaruh 17 53.1 53.1 75.0

sangat berpengaruh 8 25.0 25.0 100.0

Total 32 100.0 100.0

tingkat_kecemasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kecemasan ringan 12 37.5 37.5 37.5

kecemasan sedang 18 56.2 56.2 93.8

kecemasan berat 2 6.2 6.2 100.0


(6)

hubungan_seksual

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak berpengaruh 14 43.8 43.8 43.8

berpengaruh 14 43.8 43.8 87.5

sangat berpengaruh 4 12.5 12.5 100.0


Dokumen yang terkait

Perilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012

0 65 69

Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Yang Memeriksakan Diri Ke Ruang Obgyn RS Haji Adam Malik Meda

1 36 62

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

31 93 90

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN STRATEGI KOPING DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN STRATEGI KOPING DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI RUMAH SAKIT MARGA HUSADA PATI.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KECAMATAN MAKASAR

0 2 6

PERSEPSI IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN TRIMESTER III DI POLI HAMIL RUMAH SAKIT BHAYANGKARA WATUKOSEK

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu dengan Aktivitas Seksual Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta - DIGI

0 0 6

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLIKLINIK KUSUMA PERSADA PATUK GUNUNGKIDUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Suami dengan Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III dalam Mengkonsums

0 0 12

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI BPS ISTRI UTAMI SLEMAN

0 0 10

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

0 1 15