masa kerja, perusahaan dapat meningkatkan keefektifan operasionalnya dengan
banyak cara,
termasuk mengurangi
biaya produksi;
meningkatkan produktivitas karyawan; mengurangi ketidakhadiran dan pembolosan; dan meningkatkan kualitas kerja.
41
d. Status Perkawinan
Karyawan yang menikah lebih rendah tingkat keabsenannya, mempunyai tingkat pengunduran diri yang lebih rendah, dan lebih puas
dengan pekerjaan mereka dari pada karyawan yang belum menikah. Perkawinan menuntut tanggung jawab lebih besar yang mungkin
membuat pekerjaan tetap lebih berharga dan penting
35
Menurut Siagian,
belum ditemukan
korelasi antara
status perkawinan seseorang dengan produktivitas kerjanya, tetapi terlihat
kaitan antara status perkawinan dengan tingkat kemangkiran, terutama di kalangan wanita.
33
Artinya dengan berbagai alasan yang mudah dipahami, tingkat kemangkiran seorang wanita yang sudah menikah, apalagi kalau
sudah mempunyai anak, cenderung lebih tinggi dibandingkan seorang wanita pekerja yang belum menikah. Berbeda halnya dengan pekerja pria.
Pria yang sudah menikah cenderung lebih rajin dari pria yang belum menikah. Mungkin karena rasa tanggung jawab yang besar kepada
keluarganya dan karena takut kehilangan sumber penghasilan jika sering mangkir, seorang pria yang sudah menikah menunjukkan kecenderungan
tingkat kemangkiran yang rendah. Mungkin benar bahwa perilaku seperti
itu tidak semata-mata didasarkan kepada rasa tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya, akan tetapi mungkin didasarkan juga atas rasa
harga dirinya.
e. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan
suatu indikator
yang mencerminkan
kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan
latar belakang
pendidikan seseorang
dianggap mampu
menduduki suatu jabatan tertentu.
39
Menurut Siagian, semakin rendah tingkat pendidikannya, semakin rendah pula tingkat kognitifnya yang
cenderung mengakibatkannya
melihat sesuatu
secara simpistik.
33
Menurut Oakley bahwa tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologi seseorang. Semakin tinggi pendidikan maka semakin
tinggi realita dan koping yang digunakan untuk mengatasi masalah.
B. Kerangka Teori Gambar 2.2
Kerangka Teori
Sumber
24, 7, 9, 34, 35, 39
Fungsi manajemen kepala ruang : 1. Perencanaan
2. Pengorganisasian 3. Pengarahan
4. Pengawasan
Karakteristik perawat : a. Umur
b. Jenis kelamin c. Lama kerja
d. Status perkawinan e. Tingkat pendidikan
Motivasi Perawat
Faktor yang mempengaruhi motivasi : 1. Penghargaan
2. Kesempatan berkembang 3. Tanggung jawab kerja
4. Otonomi
Kinerja Perawat