Dari hasil observasi juga didapatkan bahwa pembagian tugas yang tidak merata dan tidak adanya uraian kegiatan melaksanakan tugas bagi perawat
pelaksana. Dalam 8 jam kerja shif, setiap perawat meninggalkan tugas rata- rata 1-2 jam, selama itu perawat meninggalkan tugas secara bergantian
setelah jam-jam sibuk. Masih tingginya turn over perawat honorer serta ketidakhadiran perawat masih tinggi. Adanya keluhan pasien dan keluarga
tentang terlambatnya pelayanan yang mereka dapatkan. Fenomena ini menggambarkan tidak adanya landasan yang kuat untuk menggerakkan
organisasi dan masih kurangnya motivasi perawat pelaksana di unit rawat inap sehingga mampu membangkitkan antusiasme perawat pelaksana dalam
memberikan pelayanan yang bermutu. Untuk meningkatkan produktivitas kerja, efektifitas kerja, keberhasilan dan motivasi perawat pelaksana sangat
dipengaruhi oleh pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan.
B. Perumusan Masalah
Motivasi merupakan suatu faktor penting dalam meningkatkan tingkat kinerja karyawan dan kualitas pencapaian tujuan. Berdasarkan hasil penelitian
William James dan Harvard, motivasi menyimpulkan bahwa setiap jam karyawan dapat mempertahankan pekerjaannya dengan hanya bekerja
sebanyak 20 - 30 dari kapasitas mereka. Tetapi setelah dimotivasi dengan tepat oleh pemimpin, mereka dapat bekerja sampai 80 - 90 dari
kemampuan mereka. James menyimpulkan kira-kira 60 penampilan karyawan dapat dipengaruhi oleh motivasi.
10
Manajemen dalam keperawatan melibatkan upaya perorangan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dalam memberikan layanan keperawatan
yang profesional, langsung dan individual. Peran manajer merupakan peran penengah
dimana tanggung
jawab utama
manajer perawat
adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kerja para
perawat dan tenaga penunjang kesehatan lainnya dalam memberikan layanan keperawatan.
Dari data yang ditemukan pada latar belakang masalah di atas adalah perawat bekerja apa adanya, rendahnya penghargaan terhadap perawat, dalam
8 jam kerja shif setiap perawat meninggalkan tugas rata-rata 1-2 jam, selama itu perawat meninggalkan tugas secara bergantian setelah jam-jam sibuk.
Masih tingginya turn over perawat honorer serta ketidakhadiran perawat masih sering kali terjadi, dan adanya keluhan pasien dan keluarga tentang
terlambatnya pelayanan yang mereka dapatkan, sehingga dapat dirumuskan masalahnya adalah motivasi perawat pelaksana dalam memberikan layanan
keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kota Semarang masih rendah. Disamping itu rendahnya motivasi perawat pelaksana didukung oleh
data sebagai berikut didapatkan bahwa dari 6 ruangan terdapat 4 ruangan atau 66,7 pelaksanaan fungsi manajemen di ruangan masih belum baik, perawat
pelaksana belum dilibatkan dalam perencanaan ruangan, pembagian tugas masih berupa instruksi yang bersifat sementara, belum ada bimbingan kepala
ruangan terhadap perawat pelaksana, pengawasan yang dilakukan oleh manajer perawatan masih bersifat temporer jika ada masalah, belum
dilaksanakannya Standar Operasional Prosedur SOP, dalam pemberian asuhan belum menggunakan standar asuhan keperawatan SAK, penerapan
yang selama ini dilakukan di ruangan hanya berorientasi pada rutinitas saja, pembagian tugas yang tidak merata dan tidak adanya uraian kegiatan
melaksanakan tugas bagi perawat pelaksana, sehingga dapat dirumuskan masalah penyebabnya adalah pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan
RSUD Kota Semarang masih belum baik. Dari masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitiannya
adalah pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan di ruang rawat inap RSUD Kota Semarang belum terlaksana dengan baik sehingga motivasi
perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Semarang masih rendah.
C. Pertanyaan Penelitian