ELIXIR
I. TINJAUAN PUSTAKA
Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya,
zat warna, zat wangi dan zat pengawet, digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat
ditambahkan Gliserol, sorbitol dan propilenglikol, sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup gula.
Anonim, 1979 Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk
penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa
obat yang dikandungnya. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang
efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu mempertahankan komponen-komponen larutan
yang larut dalam air dan yang larut dalam alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam pembuatannya, dari sudut pembuatan
eliksir lebih disukai dari sirup. Ansel, 1989
A. Jenis-Jenis Eliksir
1. Medicated Elixir Medicated Elixir yaitu mengandung bahan berkhasiat obat pemilihan
cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan alkohol. Contoh
medicated elixir adalah Dexamethasone Elixir, Acetaminophen Elixir, Diphenhydramin HCL Elixir, Reserpine Elixir, Diguxin Elixir, dan sebagainya.
2. Non-Medicated Elixir Non-Medicated Elixir yaitu sebagai zat tambahan, ditambahkan pada
sediaan dengan tujuan meningkatkan rasa, sebagai bahan pelarut. Elixir bukan obat digunakan untuk : menghilangkan rasa tidak enak dan untuk pengenceran
eliksir untuk obat. Dalam pengenceran eliksir untuk obat dengan elixir bukan obat, harus
diperhatikan bahwa kadar etanol sama, juga bau dan rasanya tidak saling bertentangan dan semua zat yang terkandung dapat saling tercampur baik secara
fisika maupun kimia. Contoh : Compound Benzaldehyde Elixir, Iso-alcoholic Elixir, dan Aromatic Elixir.
B. Komponen Eliksir
1. Zat Aktif Yaitu zat utamazat berkhasiat dalam sediaan eliksir.
2. Pelarut Yaitu cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut zat
pembawa. Pelarut utama digunakan etanol untuk mempertinggi kelarutan. 3. Pemanis dan Pewarna
Yaitu ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada eliksir. Dapat dita mbahkan gliserol, sorbitol propilenglikol sebagai pengganti gula.
4. Zat Penstabil Yaitu untuk menjaga agar eliksir dalam keadaan stabil. Penggunaan
pelarut khusus dalam kebanyakan eliksir sering diperhitungkan terhadap pertimbangan stablitas, tetapi diperlukan penambahan penstabilisasi, sebagai
contoh Neomiksin Eliksir BPC yang diatur pH 4-5 dengan asam sitrat untuk mengurangi timbulnya warna hitam saat penyimpanan, ditambahkan juga Na
EDTA sebagai pemisah terhadap logam yang mengkatalisa penguraian antibiotik. Sebagai pengatur pH untuk sediaan oral biasa digunakan NaOH,
asam sitrat, dapar phosphat. Sedangkan sebagai antioksidan biasa ditambahakn asam askorbat 0,01-0,1 dengan pH stabilitas 5,4 dan sodium metabisulfit 0,01-
1. Excipient ed 4 hal 32 dan hal 571
5. Pengawet Yaitu untuk menjaga agar eliksir tahan lama dan tetap stabil dalam penyimp
ananyang lama. Eliksir dengan kadar alkohol 10-12 dapat berfungsi sebagai pengawet. Konsentrasi pengawet yang dapat digunakan Alkohol 15 batas
max penggunaan alkohol 15, Propilen glikol 15- 30, Metil paraben 0,1- 0,25, Propil paraben 0,1- 0,25, dan As. Benzoat 0,1- 0,5
RPS 2005 hal 748 Kriteria pengawet yang ideal yaitu efektif terhadap mikroba dan
berspektrum luas, stabil secara fisika, kimia, dan mikrobiologi terhadap life time produk dan tidak toksik, cukup melarut, tersatukan dengan komponen formula
lainnya, rasa dan bau dapat diterima pada konsentrasi yang digunakan. Sebagai pengawet dapat digunakan turunan hidroksi-benzoat, misalnya metil p-
hidroksibenzoat dan propil p- hidroksibenzoat. Pemakaian pengawet ini didasarkan atas rentang kerja pengawet tsb pada pH 4-8. Kombinasi keduanya
sering digunakan, karena dapat memperluas spektrum kerja menjadi anti jamur dan anti bakteri.
The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, hal.467
C. Keuntungan dan Kekurangan Elixir