Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan Elixir : Evaluasi Sediaan Elixir

h. Obat cairan memerlukan wadah yang besar sehingga merepotkan dibawa- bawa. i. Beberapa obat yang mengandung bau yang kurang menyenangkan sukar ditutupi. j. Memerlukan alat sendok untuk pemberian dosisnya k. Jika terjadi wadah obat bentuk larutan pecah maka isi akan terbuang semua. Dispensing of Pharmaceutical Student, hal 67;Disp of med, hal 502

D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan Elixir :

1. Pertumbuhan kristal yang disebabkan oleh perubahan suhu, keseragaman ukuran, dll. 2. Ketercampuran zat aktif dengan pelarut campur ataupun zat tambahan untuk menghindari terjadinya pengendapan. Dasar pemilihan pelarut campur: toksisitas, kelarutan, konstanta dielektrik pelarut, ketercampuran bahan. 3. Untuk penambahan sirupus simpleks lebih dari 30 harus diperhatikan terjadinya cap locking pada tutup botol sediaan. Karena itu perlu diberikan anti cap locking. Contoh anti cap locking yaitu gliserin, sorbitol dan poliol lainnya. Penambahan gliserin sebagai anti cap locking harus diperhatikan karena gliserin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan diare. 4. Untuk meningkatkan penerimaan perlu diberikan peningkat rasa dengan penambahan pemanis dalam sediaan, disamping itu ditambahkan rasa dan warna yang sesuai. Antara warna dan essens yang ditambahkan harus ada kesuaian. 5. Untuk sediaan oral pemilihan zat aktif perlu memperhatikan pemerian rasa dan bau. 6. Pemanis yang digunakan : gula, sirupus simpleks, sorbitol, siklamat, aspartam. 7. Karena ada komponen air dalam sediaan maka perlu ditambahkan pengawet. Pengawet yang dapat digunakan : - Nipagin-nipasol = 9 : 1 0,18 : 0,02 - Asam benzoat dengan konsentrasi 0,01-0,1 Sumber : Handbook of Exicipient, 2003, hal 50,390 8. Sediaan eliksir yang baik harus mempunyai viskositas yang cukup aliran yang baik untuk memudahkan penuangan. Tetapi biasanya pelarut campur yang digunakan sudah cukup kental untuk memudahkan penuangan.

E. Evaluasi Sediaan Elixir

1. Organoleptis Diamati dengan cara pancar indera, apakah sediaan elixir tersebut sudah sesuai dengan ketentuan sediaan elixir yang benar, yaitu bau dan rasa yang sedap, tidak ada pertikel yang tidak larut. 2. Uji Kejernihan Dengan cara melihat langsung sediaan tersebut, apakah masih ada tidak partikel yang tertinggal tidak larut. 3. Uji Densitas Bobot jenis Dengan menggunakan piknometer : a. Timbang pikno bersih. b. Letakkan kaca arloji dan isi dengan elixir yang akan diuji. c. Masukkan pikno yang berisi sampel kedalam beaker glass dengan 200 ml air es - 20˚C. d. Segera ambil teteskan cairan yang berada diluar kapiler dengan kertas saring menyedot sisi ujunga kapiler terus tutp kapiler dengan tudung cepat- cepat. e. Biarkan pada suhu ruangan, baru bagian luar pikno dilab. f. Timbang pikno dengan isinya. g. Bobot jenis dihitung dengan rumus Bj = p+e−p vp Keterangan : p + e = Berat pikno + elixir p = Berat pikno kosong vp = Volume piknometer 4. Viskositas a. Viskometer kapiler ostwold Dengan cara waktu air dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui biasanya air untuk lewat dua tanda tersebut. Moectar, 1990 b. Viskometer hoppler Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola yang terbuat dari kaca melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Moechtar,1990 c. Viskometer cup dan pob Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penueunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat. Moechtar,1990 d. Viskometer cone dan plate Dengan cara sampel ditempatkan ditengah-tengah, kemudian dinaikan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser pada ruangan yang sangat sempit antara papan yang didalam kemudian kerucut yang berputar. 5. pH Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan pH meter, yaitu disesuaikan dengan pH usus karena sediaan diabsorbsi di usus jadi pH sediaan harus sama dengan pH usus.

F. Monografi Bahan