jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Moechtar,1990
c. Viskometer cup dan pob Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari
bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penueunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini
menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat.
Moechtar,1990 d. Viskometer cone dan plate
Dengan cara sampel ditempatkan ditengah-tengah, kemudian dinaikan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan
bermacam kecepatan dan sampelnya digeser pada ruangan yang sangat sempit antara papan yang didalam kemudian kerucut yang berputar.
5. pH Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan pH meter, yaitu disesuaikan
dengan pH usus karena sediaan diabsorbsi di usus jadi pH sediaan harus sama dengan pH usus.
F. Monografi Bahan
1. Acetaminophenum Asetaminofen Sinonim
: Parasetamol Pemerian
: Serbuk hablur atau kristal, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95 P,
dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali
hidroksida. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. Dosis
: Dewasa 0,5 – 1 gram tiap 4 jam. Maksimal 4 g hari Titik Leleh
: 168 °C sampai 172 °C. pH
: 3,8 – 6,1 OTT
: Penggunaan bersama dengan antikoagulan akan meningkatkan potensi antikoagulan.
Stabilitas : Paracetamol stabil dalam larutan. Degradasi paracetamol di
katalisis oleh asam dan basa, terdegradasi menjadi asam asetat dan p-aminofenol.
Anonim, 1979 2. Glycerolum Gliserol
Sinonim : Gliserin
Pemerian : seperti sirop; jernih. tidak berwarna; tidak berbau; manis
diikuti rasa hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur
tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai 20
O.
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol 95 P; praktis
tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Titik Leleh : 17,8
O
C OTT
: Gliserin bisa meledak jika bercampur dengan oksidator kuat seperti kromium trioksida, potasium klorat atau potasium
permanganat. Adanya kontaminan besi bisa menggelapkan warna dari campuran yang terdiri dari fenol, salisilat dan tanin.
Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam gliseroborat yang merupakan asam yang lebih kuat dari asam borat.
Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis. Dapat terurai dengan pemanasan
yang bisa menghasilkan akrolein yang beracun. Campuran gliserin dengan air, etanol 95 dan propilena glikol secara
kimiawi stabil. Gliserin bisa mengkristal jika disimpan pada suhu rendah yang perlu dihangatkan sampai suhu 200
O
C untuk mencairkannya.
Anonim, 1979 3. Propylenglycolum Propilenglikol
Pemerian : Cairan kental, jenuh, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak
berbau, menyerap air pada udara lembab. Kelarutan
: Dapat campur dengan air, dengan etanol 95 P dan dengan kloroform P; larut dalam aseton dan dengan kloroform larut
dalam eter dan dalam beberapa minyak esensi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
OTT : Propilenglikol memiliki inkompatibilitas dengan reagen
oksidasi seperti kalium permanganat.
4. Glycerolum Gliserol Pemerian : Serbuk, granul atau lempengan; higroskopis; warna putih; rasa
manis. Titik Leleh : Anhidrat : 110-112
o
C; Kristal polimorf : 97,78
o
C; Kristal metastabil 93
o
C Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol, dalam
metanol dan asam asetat. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Titik Leleh : 174-179
O
C pH : 4,5 – 7,0
OTT : Inert dan cocok dengan berbagai eksipien. Dapat membentuk khelat dengan ion logam divalen atau trivalen pada kondisi
asam atau basa kuat. Larutan sorbitol bereaksi dengan besi oksida menjadi tidak berwarna. Dapat menurunkan laju
degradasi penisilin pada larutan netral. Stabilitas : Stabil di udara, tidak terdekomposisi pada kenaikan suhu. Bulk
bersifat higroskopis. 5. Aethanolum Etanol
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap
walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78
o
C. Kelarutan : Bercampur dengan air, praktis bercampur dengan semua pelarut
organik. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya, ditempat
sejuk dan jauh dari nyala api. Titik leleh : – 112
o
C OTT : Etanol berinkompatibilitas dengan aluminium, material oksidasi,
alkali, dan garam organik. Anonim, 1979
6. Aqua Destilata Air Suling Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. OTT : Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient
lainya yang mudah terhidrolisis. Stabilitas : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam
bentuk Fisik es, air, dan uap. Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus
terlindungi dari kontaminasi partikel – pertikel ion dan bahan
organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel – partikel lain dan
mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air. Anonim, 1979
II. FORMULA STANDAR