R Agung Ismail S, 2016 HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Sejumlah hasil penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa instrumen ini memiliki koefisien reliabilitas yang konsisten berkisar
antara 0,83-0,86 Diener, 2009.
Scale of Positive and Negative
Experience
SPANE ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan memiliki reliabilitas sebesar 0,846 Wahyudin, 2011.
3. Pengembangan Instrumen
a. Uji Validitas Asal kata validitas adalah dari kata
validity
, yang dapat diartikan dengan sejauhmana ketepatan atau kecermatan suatu alat
ukur melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau benar-benar mengukur aspek yang diukurnya. Sebaliknya, alat ukur yang memiliki nilai validitas rendah dapat diartikan bahwa data
yang dihasilkan tidak relevan dengan tujuan pengukuran alat ukur tersebut Azwar, 2010.
Dalam uji validitas isi, sesuai dengan namanya, yakni merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi
atau konten tes dengan analisis rasional. Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu
instrument
mengukur isi konsep yang harus diukur Anastasi, 1988. Validitas isi dalam penelitian ini akan dilakukan oleh
professional judgement
. Inti dari validitas ini adalah untuk menjawab pertanyaan ―sejauhmana item-item dalam tes mencakup keseluruhan
kawasan isi objek yang hendak diukur‖, atau juga ―sejauhmana isi tes
tersebut mencerminkan ciri atribut yang ingin di ukur‖. Hal tersebut
dikarenakan sebuah tes haruslah komprehensif isinya dan juga memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan akhir Azwar,
2010.
R Agung Ismail S, 2016 HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, instrumen HSQ, SPANE, dan SWLS merupakan alat ukur yang sudah teruji secara metodologis. Berbeda
dengan instrumen SPANE dan SWLS yang sudah teruji validitasnya dengan Bahasa Indonesia, bahasa pada instrumen HSQ masih
menggunakan Bahasa Inggris, maka item-item pada instrumen ini perlu diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Agar validitas isi dari
intrumen terjaga, maka penerjemah instrumen harus merupakan seorang yang memiliki ekpertisi atau profesional dibidang bahasa dan
psikologi. Untuk
professional judgement
atau
expert judgment
dari segi bahasa di lakukan oleh Dr. Doddy Rusmono, MLIS. Setelah
menerjemahkan HSQ kedalam bahasa Indonesia, maka secara konstruk dan konsep psikologi pada instrumen HSQ ini dikaji ulang oleh
bantuan dari pakar bidang psikologi yaitu Helli Ihsan S.Ag,. M.Si., dan Dr. Tina Hayati Dahlan, S.Psi., M.Pd., Psikolog.
Kemudian instrumen HSQ, SPANE, dan SWLS ini diujikan kepada 163 remaja awal di kota Bandung dengan rentang umur 12-15
tahun, karena instrumen-instrumen ini merupakan adaptasi, maka tidak dilakukan
pengurangan atau
penambahan item, sehingga pada
beberapa item hanya dilakukan perubahan redaksi kata agar tidak mempengaruhi penilaian pada instrumen.
b. Uji Reliabilitas
Reliability
yang berasal dari kata
rely
dan
ablity
, merupakan penerjemahan dari kata reliabilitas. Suatu alat ukur yang reliabel
adalah yang memiliki nilai reliabitas yang tinggi. Reliabilitas yang dimaksud adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya
atau diandalkan untuk tetap digunakan di lain waktu Azwar, 2010. Reliabilitas juga bisa diartikan sebagai konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur. Instrumen yang reliabel adalah
R Agung Ismail S, 2016 HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
instrumen yang bila dilakukan dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama akan diperoleh hasil
yang sama Anastasi, 1988. . Berikut kriteria dari Guillford pada tabel di bawah yang
menjadi acuan dalam menentukan kriteria dalam penelitian ini, Sugiyono, 2008:
Tabel 3.4. Kriteria Koefisien Reliabilitas
Alpha Cronbach
Kriteria Koefisien Reliabilitas α
Sangat Reliabel 0,900
Reliabel 0,700
– 0,900 Cukup Reliabel
0,400 – 0,700
Kurang Reliabel 0,200
– 0,400 Tidak Reliabel
0,200 Pada
penelitian-penelitian sebelumnya, koefisien reliabilitas
pada HSQ ini menunjukan nilai yang konsisten reliabel, untuk
affiliative humor
menunjukan nilai 0.80
,
0.81 pada
self-enhancing humor,
0.77 pada
aggressive humor,
dan 0.80 pada
self-defeated humor
Martin, et al., 2003. Pada penelitian ini, reliabilitas HSQ kembali diujikan menggunakan
alpha cronbach
dengan bantuan
software
SPSS 20
for windows
dan mengacu pada kriteria dari Guillford, menghasilkan nilai reliabilitas untuk
affiliative humor
0.690
,
pada
self-enhancing humor
menunjukan nilai 0.636
,
0.460 pada
aggressive humor,
dan 0.666 pada
self-defeated humor.
Pada dimensi
affiliative humor, self-enhancing humor,
dan
self-defeated humor,
termasuk kedalam kategori cukup reliabel, begitu pula pada dimensi
aggressive humor
, nilai koefisien reliabilitasnya tergolong kecil walaupun masuk pada kategori cukup reliabel, hal ini dapat disebabkan
karena beberapa faktor, seperti sedikitnya subjek yang memilih atau rendahnya skor pada dimensi ini.
R Agung Ismail S, 2016 HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Untuk pengukurun pada variabel
subjective well-being,
digunakan dua 2 instrumen, yaitu SWLS dan SPANE. Sejumlah
penelitian menyebutkan
bahwa instrumen
SWLS ini
memiliki koefisien reliabilitas yang konsisten tinggi, yaitu berkisar antara 0,78-
0,91, sedangkan instrumen SPANE berkisar antara 0,83-0,86 Diener, 2009. Kedua instrumen ini telah diadaptasi kedalam bahasa Indonesia
Wahyudin, 2011 dan tergolong dalam kategori reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,733 pada instrumen SWLS, dan untuk
instrumen SPANE memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,846. Pada penelitian ini, kedua instrumen yang telah diadaptasi tersebut
menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0.630 untuk instrumen SWLS, sedangkan untuk instrumen SPANE menghasilkan koefisien
reliabilitas sebesar 0.496. Dalam kriteria guillford, kedua instrumen ini tergolong pada kriteria cukup reliabel.
Pada tabel berikut akan ditunjukan koefisien reliabilitas dari instrument HSQ, SWLS dan SPANE.
Tabel 3.5. Koefisien Reliabilitas Instrumen HSQ, SWLS, dan SPANE
Instrumen Koefisien Reliabilitas
Humor Styles
Affiliative humor
0.690
Self-enhancing humor
0.636
Aggressive humor
0.460
Self-defeating humor
0.666
Subjective Well-being
SWLS 0.630
SPANE 0.496
R Agung Ismail S, 2016 HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
c. Kategorisasi Skala Kategorisasi skala bertujuan untuk menempatkan
subjek penelitian atau responden ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah
secara berjenjang berdasarkan atribut yang diukur Azwar, 2010. Kategorisasi skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kategorisasi skala berdasarkan skor ideal dari instrumen
subjective well-being
, yaitu kategorisasi skala berdasarkan skor ideal dari instrumen yang telah ditetapkan terlebih dahulu Azwar, 2010. Secara
umum, sampel atau responden dalam penelitian ini akan dibagi ke dalam dua kategori, yaitu kategori
subjective well-being
tinggi dan kategori
subjective well-being
rendah. Pada penelitian ini, untuk mengetahui skor dimensi
subjective well-being
digunakan dua instrumen, yaitu
Satisfaction with Life Scale
SWLS dan
Scale of Positive and Negative Experience
SPANE. Dengan demikian, kategorisasi skala dalam penelitian ini diperoleh
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut Santoso, 2003: 1
Menentukan skor ideal atau sering disebut juga dengan skor maksimal dan skor minimal dengan cara sebagai berikut:
Skor Ideal = skor ideal SWLS + skor ideal SPANE = 35 + 24 = 59
Skor Minimal =
skor minimal SWLS + skor minimal SPANE = 5 + - 24 = -19
2 Menentukan rentang kategori dengan cara sebagai berikut:
Rentang Kategori
= = [ 59 - -19] 2 =
782 = 39
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh norma atau kategorisasi skala pada
subjective well-being
ini sebagai berikut:
Tabel 3.6. Kategorisasi Skala pada
Subjective Well-being
R Agung Ismail S, 2016 HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Skor Kategori
- 19 ≤ X ≤ 20
subjective well-being
rendah X 20
subjective well-being
tinggi
Selanjutnya akan disajikan tabel kategorisasi aspek kognitif mengenai kepuasan hidup dan aspek afektif mengenai
mood
dan emosi beserta deskripsi dari masing-masing kategori tersebut berdasarkan
norma baku
Satisfaction with Life Scale SWLS
dan
Scale of Positive and Negative Experience
SPANE
yang disusun oleh Diener 2006; 2009.
Tabel 3.7. Kategorisasi Aspek Kognitif Mengenai Kepuasan Hidup Berdasarkan Skor
Satisfaction with Life Scale SWLS
Skor Kategori
Deskripsi
30.00 ≤ X ≤ 35.00
Sangat Puas Responden yang berada dalam kategori
ini sangat mencintai kehidupan mereka. Kehidupan mereka tidak sempurna,
tetapi mereka
merasa bahwa dan merasa bahwa segala sesuatu berjalan
dengan sangat
baik. Meskipun
demikian, bukan
berarti responden
yang berada
dalam kategori
ini memiliki kepuasan yang bersifat mutlak
terhadap kehidupannya. Kepuasan yang dirasakan oleh responden yang berada
dalam kategori
ini sebagian besar disebabkan oleh adanya tantangan dan
kemajuan dalam kehidupan mereka. Bagi sebagian besar responden dalam
R Agung Ismail S, 2016 HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kelompok ini,
kehidupan bersifat
menyenangkan dan
hampir semua
aspek kehidupan mereka —pekerjaan,
sekolah, keluarga, teman, waktu luang, dan lain-lain
—berjalan dengan baik.
25.00 ≤ X ≤ 29.00
Puas Responden yang berada dalam kategori
ini menyukai kehidupan mereka dan merasa bahwa segala sesuatu berjalan
dengan baik. Kehidupan mereka tentu saja tidak sempurna, tetapi mereka
merasa bahwa sebagian besar aspek kehidupan
mereka berjalan
dengan baik. Pada beberapa aspek kehidupan,
mereka merasa kurang puas. Namun, perasaan kurang puas tersebut masih
dapat dikurangi dengan cara pemberian motivasi.
20.00 ≤ X ≤ 24.00
Cukup Puas Kategorisasi ini biasanya diisi oleh
responden yang berasal dari negara- negara berkembang. Responden yang
berada dalam kategori ini merasa puas dengan
kehidupan mereka
secara umum.
Namun, terdapat
beberapa aspek kehidupan yang mereka anggap
sangat memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, responden yang berada
dalam kategori ini cenderung memiliki keinginan dan usaha yang kuat untuk
mengubah kehidupan
mereka agar
R Agung Ismail S, 2016 HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menjadi lebih baik.
15.00 ≤ X ≤ 19.00
Kurang Puas Responden
yang berada
dalam kelompok
ini biasanya
memiliki beberapa
permasalahan kecil
yang bersifat signifikan pada beberapa aspek
kehidupan atau memiliki permasalahan yang besar hanya pada salah satu aspek
kehidupan.
10.00 ≤ X ≤ 14.00
Tidak Puas Responden yang berada dalam kategori
ini secara umum merasa tidak puas dengan kehidupan mereka. Responden
dalam kelompok ini biasanya memiliki sejumlah aspek kehidupan yang tidak
berjalan dengan baik atau memiliki satu sampai dua aspek kehidupan yang
berjalan dengan
sangat buruk.
Responden yang berada dalam kategori ini dianjurkan untuk sering berbincang-
bincang dengan
teman-teman, mengikuti
kegiatan kerohanian, atau bahkan
menghubungi konselor
agar mereka dapat bergerak dan berubah ke
arah yang lebih positif.
5.00 ≤ X ≤ 9.00 Sangat Tidak Puas
Responden yang
berada dalam
kelompok ini biasanya merasa sangat tidak
bahagia dengan
kehidupan mereka. Responden yang berada dalam
kategori ini
biasanya memiliki
ketidakpuasan terhadap seluruh aspek
R Agung Ismail S, 2016 HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kehidupan mereka. Bahkan, responden yang berada dalam kategori ini dapat
dikatakan memiliki
gangguan dalam
fungsi kehidupan mereka. Oleh karena itu, responden yang berada dalam
kategori ini
dianjurkan untuk
menghubungi psikolog atau psikiater.
Tabel 3.8. Kategorisasi Aspek Afektif Mengenai
Mood
dan Emosi Berdasarkan Skor
Scale of Positive and Negative Experience
SPANE
Skor Kategori
Keterangan
X ≤ -9 Kurang Seimbang
Responden lebih sering merasakan afek negatif daripada afek positif atau terdapat
salah satu afek yang lebih sering dirasakan secara ekstrim.
- 8 ≤ X ≤ 8
Seimbang Responden merasakan afek positif dan afek
negatif secara seimbang.
X ≥ 9 Sangat Seimbang
Responden lebih sering merasakan afek positif daripada afek negatif, tetapi masih
dalam kategori seimbang. Pada
instrumen
humor styles
, kategorisasi skala yang digunakan berfungsi untuk mengetahui jenis humor atau
humor styles
yang dimiliki oleh setiap subjek.
Humor styles
yang dimiliki subjek diketahui berdasarkan perbandingan skor setiap jenis humor subjek
dengan skor maksimal pada dimensi
humor styles
tersebut. Setelah diketahui masing-masing proporsi nilai pada masing-masing dimensi,
maka akan dilakukan perbandingan antar semua dimensi
humor styles
. Nilai terbesar yang dimiliki oleh subjek diantara empat dimensi
humor styles
menunjukan bahwa subjek masuk kedalam jenis humor tersebut.
R Agung Ismail S, 2016 HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
E. Teknik Pengumpulan Data