Peta Konsep BUKU SISWA BHS INDONESIA SMALB TUNAGRAHITA KELAS XI 2013

B U K U S I S W A B A H A S A I N D O N E S I A T U N A N E T R A | 44 Kegiatan 1 Cermati pernyataan berikut Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah nyanyian, maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah. Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah. Hidup adalah cinta, maka nikmatilah Bhagawan Sri Sthya Sai Baba Begitulah hidup, sebagaimana kata bijak di atas. Dalam perjalanan, langkah-langkah yang dilalui tidak selalu mulus, terkadang ada kerikil yang menghambat perjalanan kita. Hidup tidak selalu mudah, ada saja permasalahan yang dihadapi, namun ini adalah ujian dariNya. Pengalaman baik pahit, maupun manis mengajarkan pada kita agar selalu siap dalam menghadapi segala hal, baik itu hal yang menyenangkan ataupun peristiwa yang mengganggu hati atau pikiran. Pastinya tidak ada kesulitan yang tidak memiliki jalan keluar. Kita harus mengupayakan apa yang terbaik dalam hidup. Berupaya menepis pikiran negatif, menguatkan diri dari ketidakberdayaan yang menghambat langkah-langkah kita untuk maju untuk meraih kesuksesan. Pada pembelajaran berikut , kamu diharapkan mengetahui struktur, ciri dan unsur kebahasaan yang ada di dalam teks cerita pendekl. Setelah itu, kamu diharapkan mampu menghasilkan teks cerita pendek yang merupakan kompetensi keterampilan sesuai dengan yang kamu pelajari. Selain itu, kamu juga diharapkan

B. Memahami Struktur, Kaidah Kebahasaan, dan Menginterpretasi

Makna Teks Cerita Pendek B U K U S I S W A B A H A S A I N D O N E S I A T U N A N E T R A | 45 dapat menerapkan sikap spiritual dan sikap sosial yang tercermin di dalam pembelajaran ini. Tugas 1 Membaca atau mendengarkan teks cerpen b erikut dengan cermat Banun Oleh : Damhuri Muhammad Bila ada yang bertanya, siapa makhluk paling kikir di perkampungan lereng bukit yang sejak dulu tanahnya subur itu. Tidak akan ada yang menyanggah bahwa perempuan ringkih yang punggungnya telah melengkung serupa sabut kelapa itulah jawabannya. Semula ia hanya dipanggil Banun. Namun, lantaran sifat kikirnya dari tahun ke tahun semakin mengakar, pada sebuah pergunjingan yang penuh dengan kedengkian, seseorang menambahkan kata ”kikir” di belakang nama ringkas itu, hingga ia ternobat sebagai Banun “Kikir”. Konon, hingga riwayat ini disiarkan, belum ada yang sanggup menumbangkan rekor kekikiran Banun. Disepanjang usianya, Banun Kikir tak pernah membeli minyak tanah untuk mengasapi dapur keluarganya. Perempuan itu menanak nasi dengan cara menyorongkan seikat daun kelapa kering ke dalam tungku, dan setelah api menyala, lekas disorongkannya pula beberapa keping kayu bakar yang selalu tersedia di bawah lumbungnya. Saban petang, selepas bergelimang lumpur sawah, daun-daun kelapa kering itu dipikulnya dari kebun yang sejak lama telah digarapnya. Mungkin sudah tak terhitung berapa jumlah simpanan Banun selama ia menahan diri untuk tidak membeli minyak tanah guna menyalakan tungku. Sebab,