Tujuan Keluaran yang diharapkan Kerangka Teoritis

2 memiliki berbagai inovasi teknologi baru yang cukup banyak dan siap didiseminasikan kepada penyuluh di lapangan.I novasi BPTP masih terbatas sampai di pengguna, sehingga perlu upaya mempercepat penyampaian inovasi teknologi baru melalui berbagai metode, saluran dan media penyuluhan yang lebih banyak. Jumlah penyuluh pertanian di Provinsi Bengkulu sebanyak 579 PNS dan 367 THL, jumlah ini belum sebanding dengan jumlah Desa yang harus didampingi yaitu sebanyak 1.517 Bakorluh Provinsi, 2015. Demikian halnya dengan jumlah institusi penyuluhan BP3K di Provinsni Bengkulu belum sesuai UU no.16 yang mengamanatkan setiap kecamatan memiliki 1 lembaga penyuluhan BP3K. Jumlah BP3K saat ini berjumlah 100 dari 127 Kecamatan sehingga 1 BP3K memiliki wilayah kerja sampai 2 Kecamatan. Melihat kondisi penyuluhan di Provinsi Bengkulu yang sangat terbatas maka perlu adanya upaya dari Pemerintah Pusat untuk meningkatkan dan memperkuat penyuluh di lapangan. Melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyuluhan Dalam Rangka Percepatan Penyebaran I novasi Pertanian Di Provinsi Bengkulu diharapkan mampu membantu dan memperlengkapi penyuluh di lapangan dalam teknologi serta menumbuhkan kembali berbagai kegiatan dan metode penyuluhan yang efektif sesuai kebutuhan pengguna.

1.2. Tujuan

1. Meningkatkan peran peneliti dan penyuluh dalam mempercepat proses perluasan adopsi inovasi pertanian melalui kegiatan demplot di BP3K BPP. 2. Mendiseminasikan 7 teknologi hasil kajian BPTP kepada petani, KTNA dan penyuluh di wilayah BP3K BPP.

1.3. Keluaran yang diharapkan

1. Meningkatnya peran peneliti dan penyuluh dalam mempercepat proses perluasan adopsi inovasi pertanian melalui kegiatan demplot di BP3K BPP. 2. Terdiseminasikannya 7 teknologi hasil kajian BPTP kepada petani, KTNA dan penyuluh di wilayah BP3K BPP. 3. 3 I I . TI NJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis

Dalam konteks transfer teknologi, Badan Litbang Pertanian telah menggunakan berbagai media sebagai wahana promosi teknologi yang dihasilkan baik itu diseminasi hasil-hasil litkaji kepada petani-peternak, pihak swasta dan pengguna lain perlu dilakukan melalui media yang tepat dan secara berkelanjutan. Kegiatan diseminasi bukan sekedar penyebarluasan informasi dan teknologi pertanian, tetapi petani diharapkan mampu mengadopsi dan menerapkan hasil litkaji tersebut dalam usaha pertanian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Menurut Fauzia 2002, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan BPTP akan bermanfaat apabila dapat menjangkau dan diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan khalayak pengguna. Untuk itu, BPTP memerlukan suatu sistem informasi dan komunikasi serta diseminasi yang efektif dan efisien agar khalayak penggunanya dapat memperoleh informasi teknologi yang dibutuhkannya dengan mudah dan relatif cepat. Sebagai terjemahan dari hal “ extension”, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses penyebarluasan yang dalam ini merupakan penyebarluasan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dihasilkan oleh perguruan tinggi ke dalam praktek atau kegiatan praktis Mardikanto dalam Risna, dkk,2012. Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah non formal, bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik better farming, berusahatani lebih menguntungkan better bussines, hidup lebih sejahtera better living dan bermasyarakat lebih baik better community serta menjaga kelestarian lingkungannya better environment . Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi teknologi baru Wiriatmadja, 1976; Mardikanto, 1993. Sedangkan teknik penyuluhan pertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan-keputusan yang dibuat oleh sumber atau penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isi pesan menentukan pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian pesan. 4 Kegiatan penyuluhan sebagai suatu sistem pendidikan non formal dimaksudkan agar penerima manfaat utama penyuluhan yaitu petani dan keluarganya bersedia merubah perilaku mereka yang meliputi perubahan pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga mereka mampu memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat menolong dirinya sendiri untuk memperbaiki taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Dalam hal ini peran penyuluh pertanian dirasa sangat penting, karena penyuluh bertugas melaksanakan kegiatan penyuluhan di wilayah kerjanya dan berhubungan langsung dengan petani sehingga penyuluh dapat mengenali masalah-masalah yang dihadapi petani serta membantu mencari cara pemecahan masalah- masalah tersebut. Untuk mewujudkan keberhasilan penyuluhan, diperlukan tenaga-tenaga penyuluh yang handal dan profesional agar dapat melaksanakan kegiatan penyuluhan seperti yang direncanakan Wijianto, Arip, 2008. Peran utama bagi penyuluh pertanian adalah penyuluh sebagai penasehat advisor, penyuluh sebagai teknisi, penyuluh sebagai penghubung middleman, penyuluh sebagai organisatoris dan penyuluh sebagai agen pembaharuan Marzuki dalam Saridewi dan Siregar, 2010. Mardikanto 1993 menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhan pertanian sebagai berikut: 1. Mengerjakan artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu. 2. Akibat artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi pengaruh baik. 3. Asosiasi artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatanlainnya. Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian melihat tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan pengendalian. Lebih lanjut Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto 1993 mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian : 1. Minat dan kebutuhan artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani. 2. Organisasi masyarakat bawah artinya penyuluhan akan efektif jika mampu melibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani. 5 3. Keraguan budaya artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya keragaman budaya. 4. Perubahan budaya artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkan perubahan budaya. 5. Kerjasama dan partisipasi artinya penyuluhan hanya akan efektif jika menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam melaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanangkan. 6. Demokrasi dalam penerapan ilmu artinya dalam penyuluhan harus selalu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif. 7. Belajar sambil bekerja artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar dari pengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan. 8. Penggunaan metode yang sesuai artinya penyuluhan harus dilakukan dengan penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik, kemampuan ekonomi dan nilai sosial budaya. 9. Kepemimpinan artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanya bertujuan untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan kepemimpinan. 10. Spesialis yang terlatih artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telah mengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh. 11. Segenap keluarga artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai satu kesatuan dari unit sosial. 6 Model diseminasi yang dikembangkan Badan Litbang Pertanian adalah melalui berbagai channel Gambar.1. Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel SDMC Badan Litbang Pertanian ,2011 Falsafah di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana aplikatif dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi membuat penilaian menemukan, menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Melaui cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh. Peran BPTP pada kegiatan Balai Penyuluhan di Kecamatan atau BP3K cukup strategis seperti pada bagan berikut. Sumber: presen

2.2. Penelitian Terd