lapkir kapasitas penyuluh 2016

(1)

No. Kode :

LAPORAN AKHI R

KOORDI NASI DAN PENI NGKATAN KAPASI TAS

PENYULUH DAN FUNGSI ONAL LAI NNYA DALAM

PERCEPATAN PENYEBARAN I NOVASI PERTANI AN

DI PROVI NSI BENGKULU

SI SWANI DWI DALI ANI

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN


(2)

LAPORAN AKHI R

KOORDI NASI DAN PENI NGKATAN KAPASI TAS

PENYULUH DAN FUNGSI ONAL LAI NNYA DALAM

PERCEPATAN PENYEBARAN I NOVASI PERTANI AN

DI PROVI NSI BENGKULU

Disusun Oleh :

Sisw ani Dw i Daliani

Umi Pudji Astuti

Taufik Hidayat

Alfayanti

Yartiw i

Linda Harta

Engkos Kosmana

Misw arti

Adianto

Sanusi Musa

Muhammad Nur

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN


(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami sampaikan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya laporan akhir tahun kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian di provinsi Bengkulu dapat diselesaikan. Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian di provinsi Bengkulu yang telah dilaksanakan selama kurun waktu Januari s/ d Desember 2016.

Kegiatan yang telah dilaksanakan selama kurun waktu tersebut meliputi koordinasi anggota tim, koordinasi dengan stakeholder, mengundang narasumber, studi banding, latihan dasar penyuluh, survey awal kapasitas penyuluh di lokasi demplot, sosialisasi dan penyampaian juklak demplot dan kajiterap serta pelaksanaan demplot jagung dan kajiterap bawang merah, sosialisasi dan apresiasi inovasi teknologi budidaya jagung dan bawang merah serta pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung.

Kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian di provinsi Bengkulu, tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan dan arahannya dalam pelaksanaan kegiatan. Tidak lupa ucapan terima kasih ditujukan kepada rekan-rekan anggota tim yang telah memberikan ide, kreativitas, dan dukungan tenaga sehingga kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian di provinsi Bengkulu dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Desember 2016 Penanggung Jawab Kegiatan

I r. Siswani Dwi Daliani NI P. 19600730 198903 2 001


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian di provinsi Bengkulu.

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : JL. I rian KM, 6,5 Kel. Semarang Kota Bengkulu 38119

4. Sumber Dana : DI PA BPTP Bengkulu TA. 2016 5. Status Kegiatan (L/ B) : (Lanjutan)

6. Penanggung Jawab

a. Nama : I r. Siswani Dwi Daliani b. Pangkat/ Golongan : Penata / I I I d

c. Jabatan Fungsional : Penyuluh Pertanian Madya

7. Lokasi : Provinsi Bengkulu

8. Agroekosistem : Lahan Kering

9. Jangka waktu : 2 Tahun

10. Tahun Mulai : 2015

11. Tahun Selesai : 2016

12. Output Akhir : Percepatan penyebaran inovasi teknologi pertanian 13. Biaya : Rp. 147.960.000,00 (Seratus Empat Puluh Tujuh

Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah)

Koordinator Program, Penanggung Jawab Kegiatan,

Dr. Shannora Yuliasari STP, MP NI P. 19740731 200312 2 001

I r. Siswani Dwi Daliani NI P. 19600730 198903 2 001

Mengetahui : Kepala BBP2TP

Dr. I r. Haris Syahbuddin , DEA NI P. 19680415 199203 1 001

Kepala BPTP Bengkulu

Dr. I r. Dedi Sugandi, MP NI P.19590206 198603 1 002


(6)

DAFTAR I SI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

DAFTAR I SI ... iv

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR LAMPI RAN... vi

RI NGKASAN ... vii

I . PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 4

1.3. Keluaran ... 4

I I . TI NJAUAN PUSTAKA ... 5

I I I . PROSEDUR ... 11

3.1. Pendekatan ... 11

3.2. Waktu dan Tempat ... 11

3.3. Ruang Lingkup Kegiatan ... 11

3.4. Tahapan Pelaksanaan ... 12

3.5. Data dan Analisis Data ... 13

3.6. Bahan dan Alat ... 13

I V. HASI L DAN PEMBAHASAN ... 14

4.1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian ... 15

4.2 Peningkatan kapasitas penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya di BPTP dalam percepatan penyebaran inovasi teknologi pertanian dengan mengundang narasumber... 16

4.3. Peningkatan kapasitas penyuluh di daerah dalam percepatan penyebaran inovasi teknologi pertanian melalui pertemuan, demplot dan kaji terap ... 20

4.4. Peningkatan kapasitas dan kuantitas publikasi hasil Litkajibangrap BPTP Bengkulu ... 24

V. KESI MPULAN ... 31

KI NERJA HASI L PENGKAJI AN... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

VI . ANALI SI S RI SI KO ... 34

JADWAL KERJA ... 36

PEMBI AYAAN ... 37

PERSONALI A ... 39


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kegiatan koordinasi dan pertemuan yang telah dilaksanakan sampai dengan

bulan Desember 2016 ... 15

2. Studi banding dalam rangka peningkatan kapasitas fungsional penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya di BPTP Bengkulu ... 18

3. Fungsional yang melakukan Diklat Penyuluh Ahli Tahun 2016 ... 18

4. Data hasil ubinan jagung varietas Bima 19 Uri ... 20

5. Data Hasil Ubinan jagung varietas Bima 20 Uri ... 21

6. Data komponen hasil demplot jagung Bima Uri ... 21

7. Hasil survey tingkat pengetahuan dan respon penyuluh terhadap demplot jagung di Kabupaten Rejang Lebong ... 22

8. Kelas Respon peternak ... 22

9. Pupuk susulan setiap 0,1 ha bawang merah ... 23

10. Hasil ubinan berat basah dan berat kering kajiterap bawang merah di kabupaten Rejang Lebong ... 23

11. Data komponen hasil kajiterap bawang merah di Kabupaten Rejang Lebong . 24 12. Judul KTI hasil Bimbingan teknis dan target realisasi ... 26

13. Judul KTI dan penulis pada seminar nasional ... 30

14. Risiko, penyebab dan dampak terhadap pelaksanaan kegiatan tahun 2016 ... 36

15. Risiko, penyebab dan penanganan terhadap pelaksanaan kegiatan tahun 2016 ... 37

16. Jadwal pelaksanaan kegiatan ... 38

17. Rencana anggaran biaya ... 39

18. Realisasi anggaran biaya... 41


(8)

DAFTAR LAMPI RAN

Halaman


(9)

RI NGKASAN

1 Judul RDHP

Judul RODHP :

:

Koordinasi dan Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Fungsional Lainnya dalam Percepatan Penyebaran I novasi Pertanian di Provinsi Bengkulu.

Koordinasi dan Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Fungsional Lainnya dalam Percepatan Penyebaran I novasi Pertanian di Provinsi Bengkulu.

2 Unit kerja : BPTP Bengkulu 3 Lokasi : Provinsi Bengkulu 4 Agroekosistem :

-5 Status (L/ B) : Lanjutan

6 Tujuan : 1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian.

2. Meningkatkan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian (Capacity Building) Penyuluh, peneliti intern BPTP Bengkulu.

7 Keluaran : 1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian

2. Peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian

8 Prakiraan Manfaat

: 1. Tersebarnya inovasi pertanian secara cepat kepada pengguna.

2. Tersedianya materi dan bahan ajar berbasis inovasi pertanian spesifik lokasi bagi penyuluh, widyaiswara, dan pengajar Sekolah Menengah Pertanian di Daerah.

3. Tumbuhnya kembali berbagai kegiatan dan metode penyuluhan yang efektif sesuai kebutuhan pengguna.

9 Prakiraan Dampak

: 1. Mempercepat peningkatan produktivitas pertanian di wilayah.

2. Meningkatnya kesejehteraan petani di Daerah. 10 Prosedur : 1. Pendekatan: pertemuan tatap muka, on farm

trial, partisipatif dan spesifik lokasi.

2. Lingkup kegiatan: Melaksanakan demonstrasi plot dan kajiterap di wilayah kerja BP3K/ BPP, narasumber di BP3K/ BPP (menyiapkan LPM, sinopsis, dan makalah).

3. Tahapan:

Persiapan: pertemuan tim, koordinasi dengan

stakeholders, hunting lokasi BP3K, identifikasi inovasi yang akan didiseminasikan, penyusunan daftar isian dan parameter pengukuran, rancangan demplot


(10)

Pelaksanaan: pertemuan peneliti, penyuluh BPTP untuk menentukan inovasi teknologi yang akan didiseminasikan, penyusunan desain on farm trial, penyusunan materi inovasi yang akan didiseminasikan, penyebaran inovasi melalui BP3K/ BPP, partisipatif on farm trial: demplot dan demcara, apresiasi teknologi, tabulasi dan analisis data.

Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan: penyusunan laporan bulanan, triwulan, tengah tahun dan akhir tahun; penulisan KTI peneliti dan penyuluh.

Analisis Data

-Peningkatan pengetahuan dan respon penyuluh terhadap inovasi teknologi pertanian yang didiseminasikan.

-Efektivitas metode diseminasi, demonstrasi plot, demonstrasi cara, dan apresiasi teknologi.

Peningkatan pengetahuan, respon petani dan penyuluh serta efektivitas metode diseminasi dianalisis dengan menggunakan pre test and post test disain (Azwar.S, 2013) dan akan dianalisi secara statistik diskriptif dengan menggunakan uji statistik

Paired Simple T Test dengan rumus Riduwan dan Alma, B (2009)

11 Jangka Waktu : 2 tahun (2015-2016)

13 Biaya Rp. 147.960.000. (Seratus Empat Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah)


(11)

SUMMARY

1 Title : Coordination and The Extensionist Capacity I mprovement in The Accerelaration of Agriculture I nnovation Development in Bengkulu Province 2 Unit of Work : AI AT (BPTP) Bengkulu

3 Location : Bengkulu Province

4 Agroecosystems :

-5 Status (C/ N) : Continued

6 Purposes : 1. Coordination in order to accelerate the spread of agricultural innovation.

2. I ncrease the capacity of extension workers and other functional in accelerating the spread of agricultural innovation (Capacity Building) Extension, internal researchers BPTP Bengkulu.

7 Output : 1. Coordination in order to accelerate the spread of agricultural innovation

2. I ncreased capacity and other functional extension in accelerating the spread of agricultural innovation.

8 Benefits Forecast 1. The spread of agricultural innovation quickly to the user.

2. The availability of materials and teaching materials based on location-specific agricultural innovation for facilitators, lecturers, and faculty of Agriculture in Regional Middle School.

3. Growing back a variety of activities and methods of effective extension according to user needs.

9 Expected I mpact : 1. The acceleration of agriculture productivity increasing in the region.

2. The increasing of farmers’ welfare in the region.

10 Procedure : 1. Approach: face-to-face, on-farm trial, participatory and site-specific.

2. Scope of activities: I mplement demonstration plots and kajiterap in the working area BP3K / BPP, speakers at BP3K / BPP (LPM prepare, synopsis, and papers).

3. Stages:

Preparation: team meetings, coordination with stakeholders, hunting BP3K location, identification of innovations that will be disseminated,


(12)

11

12

Duration

Budget

:

:

preparation checklists and measurement parameters, design demplot

I mplementation: the meeting of researchers, extension BPTP to determine the technological innovations that will be disseminated, preparation of designs on farm trials, the preparation of materials innovations will be disseminated, dissemination of innovation through BP3K / BPP, participatory on-farm trial: pilot project and demcara, appreciation of technology, tabulation and analysis data.

Monitoring, Evaluation and Reporting: preparation of monthly, quarterly, semi-annual and year-end; KTI writing researchers and extension workers.

Data analysis

- I ncreased knowledge of and response to technological innovation of agricultural extension

and disseminated.

- The effectiveness of the method of dissemination, demonstration plots, a demonstration of how, and appreciation of technology.

I mproved knowledge, the response of farmers and extension as well as the effectiveness of dissemination methods were analyzed using pre-test and post-pre-test design (Azwar.S, 2013) and will be statistically analyzed using descriptive statistical tests Simple Paired T Test formula

2 years (2015-2016)

Rp. 147.960.000,- (One hundred and fourty seven million nine hundred and sixty thousand rupiah)


(13)

I .

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beberapa metoda yang harus dilaksanakan dalam mempercepat penyebaran inovasi teknologi Pertanian yaitu salah satunya adalah keberhasilan dalam hal melakukan koordinasi dengan pengguna teknologi dilapangan . Koordinasi dalam rangka percepatan ini bisa dilakukan melalui pertemuan dengan Bakorluh, BP4K, Dinas dan I nstansi terkait di tingkat kabupaten, dan BP3K di tingkat Kecamatan. Kinerja sistem alih teknologi akan berhasil dan berdaya guna apabila mendapat dukungan dari tiga kelembagan yang saling terkait yaitu (i) kelembagaan penelitian dan pengembangan, (ii) kelembagaan penyuluhan, dan (iii) kelembagaan petani. Ketiga lembaga tersebut merupakan satu rangkaian yang saling mendukung dan terkait dalam suatu sistem alih teknologi dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri. Koordinasi yang dilakukan sangat bermanfaat bagi kelanjutan kegiatan ini terutama pelaksanaan Kaji Terap dan Demplot sebanyak 3 Unit untuk komoditas strategis Kementrian Pertanian dan komoditas unggulan Daerah.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi informasi, komunikasi dan diseminasi (3-Si) diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovási pertanian hasil litkaji oleh pengguna (pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian). Diseminasi adalah cara dan proses penyebarluasan inovasi/ teknologi hasil-hasil litkaji kepada masyarakat atau pengguna untuk diketahui dan dimanfaatkan. Kegiatan diseminasi hasil litkaji dapat dimaknai juga sebagai upaya scalling up

hasil litkaji (Kasryno, 2006). Untuk itu, perlu strategi atau mekanisme yang efisien dan efektif.

Peningkatan kapasitas Peneliti Penyuluh BPTP sangat perlu dilaksanakan dikarenakan Peneliti dan Penyuluh BPTP mempunyai tugas diantaranya yaitu mengembangkan metoda penyuluhan dalam hal mempecepat penyebaran I novasi Teknologi Pertanian. Ada berbagai metoda penyuluhan yang bisa dilakukan untuk mempercepat penyebaran inovasi Teknologi Pertanian diantaranya melalui pelatihan-pelatihan sesuai dengan bidang yang akan dilatih,demplot budidaya, untuk meningkatkan kapasitas intern peneliti dan


(14)

penyuluh (Capacity building) dengan cara mendatangkan narasumber dari Pusat atau bekerja sama dengan Universitas Bengkulu mengenai Metoda Pengkajian Diseminasi dan analisis data demplot, melakukan study banding yang dilaksanakan oleh peneliti dan penyuluh yang ada di BPTP ke BPTP lain atau pusat-pusat penelitian dan balai penelitian lingkup Badan Litbang Kementrian Pertanian.

Keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan pertanian sangat ditentukan oleh materi pendukung, seperti media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan kebutuhan. Media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan sasaran yang ingin dituju mutlak diperlukan, karena tingkat kemampuan maupun tingkat pendidikan petani-peternak berbeda. Pernyataan ini didukung oleh Mardikanto (1993), bahwa keberhasilan pembangunan pertanian tergantung ataupun dipengaruhi oleh ketersediaan materi penyuluhan pertanian yang merupakan materi pendukung. Penyebarluasan informasi dalam penyuluhan pertanian mencakup penyebaran informasi yang berlangsung antar penentu kebijakan, antar peneliti, antar penyuluh, antar petani maupun antar pihak-pihak yang berkedudukan setingkat dalam proses pembangunan pertanian sehingga peningkatan produksi, pertambahan pendapatan/ keuntungan.

Dari evaluasi pelaksanaan diseminasi dipandang perlu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan diseminasi sehingga lebih berdaya guna dan memenuhi pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani sesuai dengan perkembangan pembangunan. Mengingat masih banyaknya hasil-hasil litkaji yang belum diadopsi oleh petani karena kurangnya informasi teknologi yang diterima, maka kegiatan diseminasi pada tahun 2016 akan mempertimbangkan kebutuhan pengguna dan karakteristik spesifik lokasi. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 adalah 1) Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian ; 2) Meningkatkan kapasitas Peneliti dan penyuluh dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian melalui a) Pelatihan dengan mengundang Nara Sumber dari Pusat atau Universitas Bengkulu dalam hal Metoda Pengkajian Diseminasi bagi Penyuluh dan Fungsional lainnya, b) Study Banding ke BPTP lainnya, c) Melaksankanan Demplot sebanyak 7 Unit ( Komodits srategis Kementan dan Komoditas Unggulan Daerah dan d) Kaji Terap sebanyak 1 Unit .


(15)

Sejak Otonomi Daerah, implementasi UU no 16/ 2006 di setiap daerah sangat beragam khususnya dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Berbagai kegiatan penyuluhan yang dirasakan sangat efektif dalam penyampaian informasi pertanian di masa lalu (mimbar sarasehan, pertemuan teknis, pertemuasn tugas, penyebaran informasi secara masif) kurang dirasakan bahkan cenderung telah ditinggalkan. Adanya target pemenuhan penyuluh 1 desa 1 penyuluh, dilakukan pengangkatan penyuluh lapangan yang berstatus tenaga lepas yang dibiayai APBN maupun APBD, namun tidak dibekali dengan kemampuan teknis budidaya.

Tuntutan pencapaian tujuan pembangunan pertanian saat ini cukup berat (pencapaian swasembada pangan), sehingga bekal kemampuan teknis harus dikuasai oleh petugas di lapangan. Materi penyuluhan oleh penyuluh di lapangan sangat terbatas, di lain pihak, BPTP sebagai unit pelaksanan teknis Balitbangtan memiliki berbagai inovasi/ teknologi baru yang cukup banyak dan siap didiseminasikan kepada penyuluh di lapangan. I novasi BPTP masih terbats sampai di pengguna, sehingga perlu upaya mempercepat penyampaian inovasi/ teknologi baru melalui berbagai metode, saluran dan media penyuluhan yang lebih banyak.

Jumlah penyuluh pertanian di Provinsi Bengkulu sebanyak 579 PNS dan 367 THL, jumlah ini belum sebanding dengan jumlah Desa yang harus didampingi yaitu sebanyak 1.517 (Bakorluh Provinsi, 2015). Demikian halnya dengan jumlah institusi penyuluhan (BP3K) di Provinsni Bengkulu belum sesuai UU no.16 yang mengamanatkan setiap kecamatan memiliki 1 lembaga penyuluhan BP3K. Jumlah BP3K saat ini berjumlah 100 dari 127 Kecamatan sehingga 1 BP3K memiliki wilayah kerja sampai 2 Kecamatan. Melihat kondisi penyuluhan di Provinsi Bengkulu yang sangat terbatas maka perlu adanya upaya dari Pemerintah Pusat untuk meningkatkan dan memperkuat penyuluh di lapangan.

Melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyuluhan Dalam Rangka Percepatan Penyebaran I novasi Pertanian Di Provinsi Bengkulu diharapkan mampu membantu dan memperlengkapi penyuluh di lapangan dalam teknologi serta menumbuhkan kembali berbagai kegiatan dan metode penyuluhan yang efektif sesuai kebutuhan pengguna.


(16)

Hasil kegiatan tahun 2015 antara lain : 1) melalui kegiatan pameran 2 kali menunjukkan respon yang tinggi dari stakeholders dan petani tentang teknologi inovasi mekanisasi mesin tanam padi dan mesin panen, serta inovasi pemanfaatan lahan pekarangan (Vertikultur, vertiminaponik, hidroponik, dan irigasi tetes); 2) meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan penyuluh dan petani di 10 BP3K melalui kegiatan pertemuan dan demplot di BP3K; 3) tersebarnya informasi teknologi yang dihasilkan BPTP kepada penyuluh dan petani. Mengingat jumlah BP3K yang menerima manfaat diseminasi masih 10% (10 BP3K) dari jumlah BP3K yang ada (100 BP3K) diharapkan kegiatan peningkatan kapasitas penyuluhan dapat berlanjut sesuai dengan teknologi yang selalu berkembang.

1.2. Tujuan

1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian.

2. Meningkatkan kapasitas peneliti dan penyuluh dalam penyebaran inovasi pertanian.

1.3. Keluaran

1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian

2. Peningkatan kapasitas peneliti dan penyuluh dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian. (melalui pelatihan, study banding, mengundang narasumber dari luar, Demplot dan kaji Terap).

1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak Manfaat :

1. Tersebarnya inovasi pertanian secara cepat kepada pengguna.

2. Tersedianya materi dan bahan ajar berbasis inovasi pertanian spesifik lokasi bagi penyuluh, widyaiswara, dan pengajar Sekolah Menengah Pertanian di Daerah

3. Tumbuhnya kembali berbagai kegiatan dan metode penyuluhan yang efektif sesuai kebutuhan pengguna.

Dampak

1. Mempercepat peningkatan produktivitas pertanian di wilayah.

2. Meningkatnya kesejehteraan petani di Daerah, dikarenakan penyuluh sudah meningkat pengtahuan , perilaku dan keterampilannya.


(17)

2.1. Kerangka Teoritis

Dalam konteks transfer teknologi, Badan Litbang Pertanian telah menggunakan berbagai media sebagai wahana promosi teknologi yang dihasilkan baik itu diseminasi hasil-hasil litkaji kepada petani-peternak, pihak swasta dan pengguna lain perlu dilakukan melalui media yang tepat dan secara berkelanjutan. Kegiatan diseminasi bukan sekedar penyebarluasan informasi dan teknologi pertanian, tetapi petani diharapkan mampu mengadopsi dan menerapkan hasil litkaji tersebut dalam usaha pertanian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Menurut Fauzia (2002), ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan BPTP akan bermanfaat apabila dapat menjangkau dan diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan (khalayak pengguna). Untuk itu, BPTP memerlukan suatu sistem informasi dan komunikasi serta diseminasi yang efektif dan efisien agar khalayak penggunanya dapat memperoleh informasi teknologi yang dibutuhkannya dengan mudah dan relatif cepat.

Sebagai terjemahan dari hal “extension”, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses penyebarluasan yang dalam ini, merupakan penyebarluasan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dihasilkan oleh perguruan tinggi ke dalam praktek atau kegiatan praktis (Mardikanto dalam

Risna, dkk, 2012). Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community ) serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment ). Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi/ teknologi baru (Wiriatmadja, 1976; Mardikanto, 1993). Sedangkan teknik penyuluhan pertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan-keputusan yang dibuat oleh sumber atau penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isi pesan menentukan pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian pesan.

Kegiatan penyuluhan sebagai suatu sistem pendidikan nonformal dimaksudkan agar penerima manfaat utama penyuluhan yaitu petani dan


(18)

keluarganya bersedia merubah perilaku mereka yang meliputi perubahan pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga mereka mampu memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat menolong dirinya sendiri untuk memperbaiki taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Dalam hal ini peran penyuluh pertanian dirasa sangat penting, karena penyuluh bertugas melaksanakan kegiatan penyuluhan di wilayah kerjanya dan berhubungan langsung dengan petani sehingga penyuluh dapat mengenali masalah-masalah yang dihadapi petani serta membantu mencari cara pemecahan masalah-masalah tersebut. Untuk mewujudkan keberhasilan penyuluhan, diperlukan tenaga-tenaga penyuluh yang handal dan profesional agar dapat melaksanakan kegiatan penyuluhan seperti yang direncanakan (Wijianto, Arip, 2008). Peran utama bagi penyuluh pertanian adalah penyuluh sebagai penasehat/ advisor, penyuluh sebagai teknisi, penyuluh sebagai penghubung/middleman, penyuluh sebagai organisatoris dan penyuluh sebagai agen pembaharuan (Marzuki dalam

Saridewi, T. R dan Siregar, A.N, 2010).

Mardikanto (1993) menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhan pertanian sebagai berikut:

1. Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu.

2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi pengaruh baik.

3. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan lainnya. Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian melihat tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan pengendalian.

Lebih lanjut Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto (1993) mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian :

1. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani.

2. Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampu melibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.

3. Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya keragaman budaya.


(19)

4. Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkan perubahan budaya.

5. Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jika menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam melaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanangkan.

6. Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus selalumemberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif. 7. Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus

diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar daripengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.

8. Penggunaan metode yang sesuai; artinya penyuluhan harus dilakukandengan penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.

9. Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanya bertujuan untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan kepemimpinan. 10. Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telah

mengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh

11. Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai satu kesatuan dari unit sosial.

Model diseminasi yang dikembangkan Badan Litbang Pertanian adalah melalui berbagai channel (Gambar.1)


(20)

Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC).

Falsafah di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana/ aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing

secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi / membuat penilaian (menemukan), menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Melaui cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh.

2.2. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Rogers dan Beal (1960) dalam Badri.M (2008) berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa prinsip sebagai berikut: 1) saluran komunikasi massa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan


(21)

saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi; 2) saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal relatif lebih penting pada tahap persuasi; 3) saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter); dan 4) saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran lokal bagi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).

Hasil pengkajian Astuti dan Ruswendi (2013) tentang Berbagai Metode Diseminasi Teknologi Jeruk Rimo Gerga Lebong (Rgl) Di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengembangkan agribisnis jeruk di Kabupaten Lebong, petani membutuhkan media informasi berupa film pertanian, klinik tani (TVRI ), siaran pedesaan, pertemuan kelompok, dan koran. Sedangkan petugas/ penyuluh lapangan membutuhkan media berupa buku saku, berita TV, berita radio, kursus/ pelatihan, anjangsana, demonstrasi, pertemuan kelompok, temu lapang/ temu teknis, dan gelar teknologi. Persepsi petani terhadap pengembangan jeruk menunjukkan 64,29% petani memiliki persepsi yang baik, dan 35,71% petani memiliki persepsi yang kurang baik. Media cetak lebih efektif digunakan dalam proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan dengan media audiovisual

Hasil kajian efektifitas metode diseminasi Jeruk di Kabupaten Lebong disimpulkan bahwa Media cetak (leaflet, liptan, buku saku) lebih efektif digunakan dalam proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan dengan media audiovisual (film dan presentasi). Secara statistik penggunaan media cetak dapat meningkatkan tingkat pengetahuan petani; sedangkan Temu Lapang dapat meningkatkan pengetahuan petani sebesar 74,19% , sedangkan pelatihan teknologi meningkatkan ketrampilan petani sebesar 40% (Astuti, dkk. 2013)

Hasil pengkajian Wijianto, A (2008) tentang Hubungan Antara Peran Penyuluh dengan Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Kelompok Tani di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara peranan penyuluh dengan partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok tani. Hal ini berarti setiap kenaikan nilai pada variabel peranan penyuluh akan diikuti oleh kenaikan nilai pada variabel partisipasi


(22)

anggota. Demikian juga sebaliknya, setiap penurunan nilai pada variabel peranan penyuluh akan diikuti oleh menurunnya nilai pada variabel partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok tani.

Risna, dkk (2012) dalam pengkajiannya tentang Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi Berdasarkan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah menyimpulkan bahwa permasalahan dalam peran penyuluhan pertanian yaitu belum melaksanakan peran sebagai supervisi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengendalian hama terpadu pada kelompok tani.

Pengkajian oleh Abdullah, A (2008) mengenai Peranan Penyuluhan dan Kelompok Tani Ternak untuk Meningkatkan Adopsi Teknologi dalam Peternakan Sapi Potong menunjukkan bahwa penyuluhan sangat memiliki peranan penting dalam pengembangan peternakan khususnya dalam penguatan kelompok tani dan peningkatan proses adopsi teknologi peternakan kepada peternak. Keberhasilan penyuluhan sangat ditentukan oleh model penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan peternak, yaitu ketepatan materi, metode dan media yang digunakan.


(23)

I I I .

PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1. Pendekatan

Koordinasi dan Peningkatan Kapasitas Penyuluh dalam Percepatan I novasi Pertanian di Provinsi Bengkulu dilaksanakan dengan metode :

 Pertemuan langsung

 Koordinasi dengan SKPD , BP4K, BP3K

On farm trialmelalui demplot/ demcara di lapangan  Partisipatif dan spesifik lokasi

 FGD

3.2. Waktu dan Tempat

Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2016 di 10 Kabupaten/ Kota Provinsi Bengkulu. Kegiatan demplot/ demcara, peningkatan kapasitas penyuluh lapangan dilaksanakan di wilayah kerja BP3K di 2 Kabupaten yakni Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Selatan.

3.3. Ruang Lingkup Kegiatan

Koordinasi Dalam rangka percepatan penyebaran inovasi Pertanian meliputi

 Pertemuan dengan SKPD terkait, Bakorluh, BP4K, Dinas I nstansi terkait dan BP3K Kabupaten/ Kota.

 Fokus Group Discusion (FGD)

Peningkatan kapasitas Peneliti dan Penyuluh BPTP dalam percepatan penyebaran inovasi teknologi Pertanian.

Peningkatan kapasitas penyuluh dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian di Provinsi Bengkulu. Kegiatan demplot/ demcara dalam upaya peningkatan kapasitas penyuluh lapangan terhadap 3 komoditas strategis Kementerian Pertanian dilaksanakan di wilayah kerja BP4K/ BP3K. Demplot sebanyak 3 Unit (Jagung 2 unit, Ternak Sapi 1 unit).

 Penyusunan bahan informasi hasil pengkajian berupa bahan cetakan dan DVD, bertujuan untuk mempercepat penyampaian inovasi kepada pengguna.

 Temu lapang : pertemuan antara petani, peneliti dan penyuluh untuk saling tukar menukar informasi teknologi yang sedang diterapkan guna mendapatkan umpan balik dari petani/ pelaku utama, Biasanya kegiatan panen atau pada saat Demplot dilaksanakan.


(24)

 Apresiasi teknologi antar pelaku inovasi penyuluh lapangan dan kontak tani . Tujuan dari apresiasi teknologi adalah untuk mengkomunikasikan hasil-hasil pengkajian, ide dan gagasan dalam rangka meningkatkan kinerja usahatani untuk mendapatkan umpan balik dari implementasi inovasi pert anian di lapang.

 Kaji Terap : uji coba teknologi yang dilakukan oleh pelaku utama untuk meyakinkan keunggulan teknologi anjuran dibandingkan teknologi yang diterapkan atau dianjurkan kepada pelaku usaha lainnya.

 Demonstrasi : Peragaan suatu teknologi (Bahan, alat, cara) dan atau hasil penerapan secara nyata yang dilakukan oleh demonstrator ( peneliti, penyuluh) kepada pelaku utama dan pelaku usaha.

Ditinjau dari materi yang akan disampaikan demonstrasi cara adalah peragaan cara kerja suatu teknologi antara lain, cara pemupukan, cara tanam jarwo, cara menggunakan Combine Harvester, sedangkan Demonstrasi plot adalah demonstrasi yang dilakukan dilahan petani/ BP3K sebagai percontohan petani lainnya di wilayah tersebut .

Study Banding Ke BPTP lainnya yang berhasil dalam melaksanakan pembinaan bagi peneliti dan penyuluh dalam percepatan penyebaran inovasi teknologi pertanian, melaksanakan demplot 3 unit di WKBPP komodits strategis Kementan dan unggulan daerah. Kaji Terap komoditas bawang merah di kabupaten Rejang Lebong.

Mengundang narasumber dari pusat atau dari Universitas Bengkulu tentang metoda Pengkajian Diseminasi bagi Penyuluh dan Fungsional lainnya.

3.4. Tahapan Pelaksanaan 1. Persiapan (15% )

Pertemuan Tim/ penajaman RODHP, koordinasi dengan stakeholders, hunting lokasi BP3K, I dentifikasi inovasi yang akan didiseminasikan, penyusunan daftar pertanyaan dan parameter pengukuran.

2. Pelaksanaan (75% )

- Pertemuan peneliti, penyuluh BPTP untuk menentukan inovasi teknologi yang akan didiseminasikan

- Penyusunan desain on farm trial

- Penyusunan materi inovasi yang akan didiseminasikan - PartisipatifOn farm trial: demplot/ demcara, kaji terap - Apresiasi teknologi dan Tabulasi dan Analisis data 3. Monitoring dan Evaluasi (10% )


(25)

3.5. Data dan Analisis Data

Data yang diperlukan dalam kegiatan diseminasi ini adalah data primer dari petani, penyuluh, petugas sebagai sasaran diseminasi berupa pengetahuan, sikap (motivasi,respon, minat), dan ketrampilan.

I ndikator yang diukur :

- Peningkatan pengetahuan dan respon petani dan penyuluh terhadap inovasi teknologi pertanian yang didiseminasikan.

- Efektivitas metode diseminasi temu lapang, demonstrasi plot, demonstrasi cara, dan apresiasi teknologi.

Peningkatan pengetahuan, respon petani dan penyuluh serta efektivitas met ode diseminasi dianalisis dengan menggunakan pre test and post test disain (Azwar.S, 2013) dan akan dianalisi secara statistik diskriptif dengan menggunakan uji statistik Paired Simple T Test dengan rumus Riduwan dan Alma, B (2009) :

t

=

D

Dimana : t : nilai t hitung

D : rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2 SD : standar deviasi pengukuran 1 dan 2 N : jumlah sampel

3.6. Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan dalam kegiatan diseminasi antara lain :  Kuesioner sebagai alat memperoleh indikator yang diukur

 Alat tulis kantor dan komputer suplies (kertas, Tinta, pena, stepler, USB, kertas koran, display, dll)

 Bahan pendukung kegiatan diseminasi (bahan cetakan, VCD, meeting kit)


(26)

I V.

HASI L DAN PEMBAHASAN

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di daerah dalam hal pengkajian dan diseminasi. Melalui pelaksanaan fungsi informasi, komunikasi dan diseminasi (3-Si) diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovási pertanian hasil litkaji oleh pengguna (pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian).

4.1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi Pertanian Dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian yang telah dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana teknis didaerah wajib melaksanakan penyebaran inovasi tersebut ke stakeholder agar dapat digunakan oleh pengguna. Salah satunya adalah dengan melakukan koordinasi dan pertemuan dengan SKPD terkait, Bakorluh, BP4K, Dinas I nstansi terkait dan BP3K Kabupaten/ Kota.

Koordinasi dan pertemuan yang telah dilaksanakan selama tahun 2016 antara lain seperti dalam Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Kegiatan koordinasi dan pertemuan yang telah dilaksanakan selama tahun 2016 No Uraian Kegiatan Peserta Waktu Pelaksanaan Output 1. Koordinasi dalam rangka penyampaian inovasi PTT Jagung BP4K Kabupaten R/ L,Penyuluh, Petani Kooperator

29 April 2016 Sosialisasi PTT Jagung dan penyampaian juknis kegiatan demplot jagung di Kabupaten Rejang Lebong

2. Koordinasi dalam rangka penyampaian inovasi budidaya bawang merah BP4K Kabupaten R/ L, Penyuluh, Petani

Kooperator

9 Juni 2016 Bimbingan teknis dan

tanam perdana

kegiatan kaji terap bawang merah di Kabupaten Rejang Lebong


(27)

Lanjutan Tabel 1. No Uraian Kegiatan Peserta Waktu Pelaksanaan Output 3. Koordinasi dalam rangka penyampaian inovasi pakan ternak sapi berbasis limbah tanaman jagung BP4K Kabupaten B/ S, Penyuluh, Petani

Kooperator

20 Juni 2016 Bimbingan teknis pembuatan pakan dari limbah jagung kegiatan demplot ternak

4. Koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh melalui rapat teknis

penyuluhan

Penyuluh BBP2TP

19-21 Juni 2016

Peningkatan kapasitas penyuluh tentang metode penyusunan uraian tugas dan hasil

kerja jabatan

fungsional Penyuluh Pertanian lingkup Balitbangtan

5. Pertemuan dalam rangka penyampaian hasil demplot jagung di BPP Lubuk Ubar

Penyuluh BP3K Lubuk

Ubar dan

BP3K Kesambe Lama serta Petani

Kooperator

Sosialisasisi inovasi teknologi budidaya jagung

6. Pertemuan dalam rangka penyampaian hasil kajiterap Bawang Merah

Penyuluh BP3K Air Duku

dan BP3K

Mojorejo serta Petani

Kooperator

6 Desember 2016

Sosialisasi inovasi teknologi budidaya bawang merah

4.2. Peningkatan kapasitas penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya di BPTP dalam percepatan penyebaran inovasi teknologi Pertanian dengan mengundang narasumber

Peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian di Provinsi Bengkulu dilaksanakan melalui berbagai kegiatan diantaranya adalah ;

a. Bimbingan Teknis (Bimtek) dengan Mengundang Narasumber

Salah satu cara yang telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan peneliti dan penyuluh BPTP dalam menghasilkan inovasi teknologi pertanian yang berkualitas adalah melalui penyelenggaraan pelatihan penyusunan proposal, metodelogi penelitian dan metode analisis. Pendidikan non formal seperti


(28)

pelatihan ini yang ditujukan kepada penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya yang ada di BPTP Bengkulu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Peneliti/ Penyuluh dalam : (1) memilih arah pengkajian dan diseminasi, (2) metoda penelitian yang digunakan, (3) menganalisis data, penyajian dan penyampaian hasil penelitian, dan (4) program -program aplikasi dalam bidang pengkajian diseminasi. Keberhasilan penelitian/ pengkajian sangat ditentukan oleh proposal yang direncanakan.

Bimbingan teknis/ pelatihan tentang metode penelitian dan metode analisis serta aplikasi statistik dalam pelaksanaan pengkajian dan diseminasi di BPTP dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh/ peneliti BPTP Bengkulu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh dan peneliti BPTP Bengkulu dengan mengundang narasumber yang ahli dibidang analisis statistik dalam penyusunan proposal, metode penelitian dan metode analisis.

Bimbingan teknis/ pelatihan dalam rangka peningkatkan kapasitas penyuluh dan peneliti BPTP Bengkulu tentang metode penelitian dan metode analisis serta aplikasi statistik dalam pelaksanaan pengkajian dan diseminasi di BPTP dilakukan di aula Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu.

Bimbingan teknis/ pelatihan dilaksanakan dua tahap dengan narasumber dan materi yang berbeda. Tahap pertama dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu tanggal 01 – 02 Maret 2016 dengan Narasumber Prof. Dr. Agus Hermawan, materi tentang aplikasi statistik untuk penulisan karya tulis ilmiah spesifik lokasi. Tahap kedua dilaksanakan pada hari Kamis dan Juma’at tanggal 10 – 11 Maret 2016 dengan narasumber Dr. Elly Rasmikayati, M.Sc materi tentang analisis statistika untuk perencanaan penelitian dan pengkajian.

Metode yang digunakan dalam bimbingan teknis/ pelatihan adalah dengan presentasi, diskusi dan latihan. Peserta terdiri dari penyuluh, peneliti dan fungsional lainya yang ada di BPTP Bengkulu sebanyak 48 orang. Hasil dari bimbingan teknis berupa penyusunan karya tulis ilmiah (KTI ) menjadi bahan informasi dalam bentuk bunga rampai, prosiding maupun jurnal.

b. Studi Banding

Dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya di BPTP Bengkulu, penyuluh BPTP Bengkulu dikirim unruk mengikuti Studi Banding dalam berbagai kegioatan yang diselenggarakan secara nasional lingkup


(29)

kementerian pertanian. Adapun kegiatan yang dimasud diantaranya adalah seminar, Ekspose, Hari Pangan Sedunia, Study Banding ke BPTP Jambi dll. Tabel 2. Studi banding dalam rangka peningkatan kapasitas fungsional

penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya di BPTP Bengkulu

No Uraian Waktu

Pelaksanaan

Penyuluh/ P eneliti

Output

1. Studi banding peningkatan kapasitas fungsional

penyuluh dan Seminar

Membangun Pertanian Modern dan I novatif dalam rangka mendukung MEA ke BPTP Jambi

30 Mei 2016 s/ d 02 Juni 2016

I r. Siswani Dwi Daliani

Peningkatan kapasitas

penyuluh dan kinerja

fungsional melalui

kunjungan di BPTP Jambi dan Penyampaian Makalah Pola Konsumsi

Pangan. 2. Studi banding

dalam rangka hari pangan sedunia (HPS) di Boyolali Jawa Tengah

28 Oktober 2016 s/ d 31 Oktober 2016

I r. Siswani Dwi Daliani

Peningkatan kapasitas dan kinerja penyuluh pertemuan teknis penyuluh di Hotel Aston Solo.

Adapun hasil atau manfaat yang diperoleh dari kegiatan studi banding terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) penyuluh yang mengikuti kegiatan tersebut antara lain adalah terjadi perubahan sikap dan prilaku menjadi lebih baik serta peningkatan pengetahuan tentang penyusunan proposal penyuluhan yang meliputi metodologi dan analisis data serta peningkatan pengetahuan melalui kunjungan langsung ke lokasi kegiatan, pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan dan diskusi antar peserta yang ikut dari berbagai daerah/ provisi yang ada di I ndonesia tentang apa yang ditampilkan saat pergelaran hari pangan sedunia (HPS) di Boyolali. Selain itu juga, inovasi yang ditampilkan di pergelaran HPS tersebut dapat menjadi bahan masukan dan pengetahuan yang sangat bermanfaat untuk dapat diterapkan di daerah masing -masing.

c. Pendidikan dan Latihan (Diklat)

Pendidikan dan Latihan (Diklat) Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Lingkup Badan Litbang Pertanian diselenggarakan di Balai Besar Pelatihan


(30)

Pertanian (BBPP) Ketindan, Malang – Jawa Timur selama 21 hari mulai dari tanggal 27 Juli sampai dengan 16 Agustus 2016

Tabel 3. Fungsional yang melakukan Diklat Dasar Penyuluh Ahli

No Uraian Waktu Pelaksanaan Penyuluh

1. Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Lingkup Balitbangtan tahun 2016

27 Juli 2016 s/ d

16 Agustus 2016

Engkos Kosmana, S.ST

2. Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Lingkup Balitbangtan tahun 2016

27 Juli 2016 s/ d 16 Agustus 2016

Evi Silviyani, S.ST

3. Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Lingkup Balitbangtan tahun 2016

27 Juli 2016 s/ d

16 Agustus 2016

Robiyanto, S.Pt

Output yang dicapai dari Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Lingkup Badan Litbang Pertanian Tahun 2016 antara lain adalah terjadinya peningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta khususnya mengenai tugas pokok dan fungsi penyuluhan pertanian, memotivasi untuk menjadi penyuluh pertanian PNS yang berkompeten dan profesional, meningkatkan kinerja, meningkatkan perilaku penyuluh pertanian sesuai dengan dinamika perkembangan zaman, bekerja secara profesional, melayani dan mengayomi masyarakat, mengembangkan pola pikir, berdisiplin, amanah dan jujur, bertanggung jawab, berintegritas, serta memiliki semangat jiwa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa dan negara.

4.3. Peningkatan kapasitas penyuluh di daerah dalam percepatan penyebaran inovasi teknologi Pertanian melalui pertemuan, demplot dan kajiterap

Kegiatan demplot dan kajiterap dalam upaya peningkatan kapasitas penyuluh lapangan terhadap beberapa komoditas strategis Kementerian Pertanian yakni Jagung, ternak sapi dan bawang merah dataran tinggi dilaksanakan di wilayah kerja BP4K/ BP3K.


(31)

Sampai dengan akhir bulan Desember 2016, pelaksanaan demplot dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh di BPTP Bengkulu dan Penyuluh pertanian kabupaten kota di provinsi Bengkulu telah dilaksanakan 3 unit demplot di 2 kabupaten di provinsi Bengkulu yakni 2 unit demplot PTT jagung di WKBPP Lubuk Ubar kecamatan Curup Selatan dan WKBPP Kesambe Lama kecamatan Curup Utara serta demplot penggemukan sapi dengan inovasi pemberian pakan limbah tanaman jagung di WKBPP Air Sulau kecamatan Kedurang I lir.

Demplot Jagung

Demplot jagung dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 2 Unit dengan masing masing unit seluas 0,5 ha. Lokasi demplot merupakan Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (WKBP3K) sentra produksi jagung yakni di WKBP3K Lubuk Ubar Kecamatan Curup Selatan yang berada di desa Lubuk Ubar dengan Petani Kooperator yakni Bapak Ujang Amrullah dengan paket inovasi teknologi PTT Jagung Tanam dengan Olah tanah Minimum (TOM) pada lahan sawah tadah hujan. Varietas jagung yang ditanam adalah varietas Bima 19 URI . Sementara demplot PTT Jagung yang berada di WKBP3K Kesambe Lama Kecamatan Curup Utara berada di desa Duku Ulu dengan petani kooperator bapak Zul Amri. Paket inovasi teknologi PTT Jagung yang digunakan yakni Tanpa Olah Tanah (TOT) dengan varietas unggul baru yakni varietas Bima 20 URI .

Hasil produksi demplot jagung varietas Bima 19 Uri yang ditanam di lahan sawah tadah hujan dengan pengolahan tanah minimum kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya di kabupaten Rejang Lebong dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Data hasil ubinan Jagung Varietas Bima 19 Uri

No Perlakuan Ukuran Ubinan (m)

Hasil Ubinan (kg)

Produksi Panen (Ton/ha)

1 (J1) (100x40x20) 4,2 x 2 4,9 5,8

2 (J2) (90x50x20) 4,2 x 2 5,4 6,3


(32)

Sementara hasil produksi demplot jagung varietas Bima 20 Uri yang ditanam di lahan kering dengan tanpa olah tanah kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya di kabupaten Rejang Lebong dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Data hasil ubinan Jagung Varietas Bima 20 Uri

No Perlakuan Ukuran Ubinan (m)

Hasil Ubinan (kg)

Produksi Panen (Ton/ha)

1 (J1) (100x40x20) 4,2 x 2 5,2 6,2

2 (J2) (90x50x20) 4,2 x 2 5,9 7,0

3 (J3) (70x20) Kontrol 4,2 x 2 4,7 5,6

Sementara data komponen hasil dari demplot jagung varietas bima 19 uri dan bima 20 uri dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Data komponen hasil demplot jagung varietas bima 19 Uri dan Bima 20 Uri

No Varietas Berat Utuh Kering

Berat

Tongkol Berat Biji

Bobot 1000 Butir KA 14%

1 Bima 19 Uri 216,6 50,6 165,9 291,6

2 Bima 20 Uri 220,2 55,1 165,0 295,4

Hasil survey yang dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan demplot jagung menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kapasitas penyuluh dilapangan dalam budidaya jagung baik dari segi pengetahuan, sikap maupun keterampilannya. Peningkatan pengetahuan penyuluh tentang budidaya jagung ini terjadi setelah dilakukannya pertemuan-pertemuan selama pelaksanaan demplot. Dari 21 orang responden yang disurvey, tingkat pengetahuan penyuluh sebelum dilaksanakannya demplot pada angka 65,53 dengan kriteria tinggi dan setelah dilaksanakannya demplot meningkat menjadi 78,41 dengan kriteria tinggi. Sementara respon penyuluh terhadap pelaksanaan demplot jagung masih pada kriteria cukup sesuai dengan skor 3,42.

Tabel 7. Hasil survey tingkat pengetahuan dan respon penyuluh terhadap demplot jagung di kabupaten Rejang Lebong

Jumlah Responden

Pengetahuan

Respon Kriteria Sebelum Kriteria Sesudah Kriteria

21 65,53 tinggi 78,41 tinggi 3,42 Cukup


(33)

Demplot pemberian pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung dilaksanakan di kabupaten Bengkulu Selatan tepatnya di WKBPP Sulau kecamatan Kedurang I lir. Sampai dengan bulan Desember 2016 telah dilaksanakan koordinasi dan pelaksanaan kegiatan serta demontrasi cara pembuatan fermentasi pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung.

Pemberian pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung dilakukan kepada ternak sapi jantan dengan jumlah 12 ekor dengan 3 orang petani kooperator. Dari data yang diperoleh terhadap 12 ekor sapi jantan yang diberi pakan fermentasi limbah tanaman jagung, terjadi kenaikan berat badan rata-rata 0,37kg/ ekor/ hari.

Peningkatan kapasitas penyuluh/ petugas lapangan di daerah dilakukan melalui pertemuan-pertemuan, sosialisasi dan pelatihan/ demontrasi cara (demcara) fermentasi limbah tanaman jagung. Pelatihan ditujukan kepada penyuluh dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang proses pembuatan pakan dari limbah tanaman j agung yang banyak terdapat disana.

Respon petani dapat diartikan sebagai perubahan sikap petani yang diakibatkan adanya rangsangan (stimulus) dari luar dan dari dalam diri petani, dalam wujud melaksanakan program, memperluas areal tanam, pengorganisasian kelompok, dan mengumpulkan serta menyebarluaskan informasi teknologi (Rifki 2011). Dalam upaya pengenalan inovasi baru kepada petani dapat terjadi respon yang beragam dari calon adopter, beragam respon tersebut dapat menjadi sebuah acuan dasar terhadap sikap petani terhadap inovasi teknologi yang akan di adopsi.

Berdasarkan hasil kajian dan analisis data yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana respon peternak terhadap inovasi teknologi pembuatan pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung, maka diperoleh hasil seperti yang disajikan pada Tabel 7:

Tabel 8. Kelas respon peternak.

Kelas Batas Kelas Tally Frekwensi (% )

1 1,00 ≤ x ≤ 1,80 0 0,0

2 1,80 < x ≤ 2,60 0 0,0

3 2,60 < x ≤ 3,40 2 11,8

4 3,40 < x ≤ 4,20 6 35,3

5 4,20 < x ≤ 5,00 9 52,9


(34)

keterangan : 1,00 ≤ x ≤ 1,80 = sangat tidak setuju, 1,80 < x ≤ 2,60= Tidak setuju, 2,60 < x ≤ 3,40= Cukup Setuju, 3,40 < x ≤ 4,20 = Setuju, 4,20 < x ≤ 5,00 = Sangat Setuju

Respon peternak terhadap teknologi pembuatan pakan sangat tinggi berada pada level sangat setuju 52,9 % dan pada level setuju sebesar 35,3% , serta sisanya pada level cukup setuju, sebesar 11,8 % . Hal ini menunjukkan respon positif dari peternak terhadap inovasi teknologi pengolahan limbah tanaman jagung sebagai pakan ternak, sehingga peluang peternak untuk mengadopsi teknologi tersebut cukup besar.

Kaji Terap Budidaya Baw ang Merah

Kaji terap budidaya bawang merah dilaksanakan di WKBPP Air Duku kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong dengan luas 0,1 ha. I novasi yang diterapkan adalah dengan menggunakan bedengan ukuran, lebar : 1 – 1,2 m, panjang menyesuaikan, tinggi 20-30 cm bagian dibuat mendatar atau tidak melengkung. Jarak antar bedengan dibuat 50 cm sekaligus dijadikan parit sedalam 20-30 cm. Dua minggu sebelum tanam diberikan ameliorant berupa kapur pertanian sebanyak 1 – 1,5 ton/ ha atau 100 – 150 kg/ 0,1 ha.

Pemupukan diberikan sebagai pupuk dasar : kompos 15 – 20 ton/ ha (1,5 – 2 ton/ 0,1 ha), Pupuk kimia : Urea : 47 kg (4,7 kg), SP-36 : 100 kg (10 kg), KCl : 56 kg (5.6 kg) dicampur merata pada lahan bedengan, biarkan 1 minggu sebelum bibit ditanam

Cara Tanam

 Siapkan bibit umbi bawang yang telah disiapkan, iris bagian atas kurang lebih 0,5cm - ¼ bagian umbi untuk memecahkan masa dorman dan merangsang pertumbuhan tunas dan tumbuhnya umbi samping sehingga akan diperoleh pertumbuhan tanaman yang seragam

 Jarak tanam yang digunakan 20 X 20 cm dan 15 X 15 cm.

 Cara penanaman : benamkan seluruh bagian umbi ke dalam tanah dengan cara memutar umbi agar tidak terlalu padat

 Lakukan penyiraman pagi dan sore (apabila tidak turun hujan) sampai tanaman berumur 10 hari, setelah itu penyiraman bisa dikurangi menjadi 1 kali sehari

Pemeliharaan Tanaman

Tabel 9. Pupuk susulan setiap 0,1 ha


(35)

Susulan I : tanaman berumur 2 minggu

Urea : 9 kg Za : 20 kg

KCl : 11 kg Buat garitan diantara tanaman bawang merah, taburkan pupuk pada garitan secara merata Susulan I I :

tanaman berumur 5 minggu

Urea : 5 kg Za : 10 kg Kcl : 6 kg

Produksi bawang merah hasil kaji terap dengan perlakuan jarak tanam di dataran tinggi kabupaten Rejang Lebong serta data komponen hasil dari masing masing perlakuan yang dikaji dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10. Data hasil ubinan dan berat basah dan berat kering kajiterap bawang merah di Desa Karang, Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong

No

Perlakuan Ukuran Ubinan (m2)

Hasil Ubinan (kg)

Produksi Panen (Ton/ ha)

1 20 x 20 27 10,4

3,59 9

9,7

2 15 x 15 27 13,8

4,5 10,5

12,15

3 20 x 15 13 3,9

4,19 7

5,45

Tabel 11. Rata-rata jumlah umbi per rumpun bawang merah di kabupaten Rejang Lebong

No

Perlakuan Jumlah Umbi

1 20 x 20 8,35

2 15 x 15 7,6

3 20 x 15 10

4.4. Peningkatan kapasitas dan kuantitas publikasi hasil Litkajibangrap Bimbingan teknis penyusunan KTI dengan mengundang 2 narasumber yang telah dilaksanakan pada bulan maret 2016 menghasilkan beberapa judul makalah yang dijadikan karya tulis ilmiah (KTI ) dan di publikasikan dalam bentuk bunga rampai, prosiding maupun jurnal. Judul-judul karya tulis ilmiah (KTI ) yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Judul KTI hasil Bimbingan teknis dan target realisasi

NO NAMA JUDUL TARGET


(36)

1 Lina I vanti - Evaluasi Karakteristik Kentang Merah Selama Penyimpanan - Aplikasi Pelilinan dan Penyimpanan

Dingin untuk Meningkatkan Daya Simpan Jeruk Tejakula

- Mutu Organoleptik dan Fisik cake Juwawut Spesifik Bengkulu

April 2016

Desember 2016

Juni 2016

2 Dr. Umi Pudjiastuti

- Sistem tanam jajar legowo mampu meningkatkan pendapatan petani

Agustus 2016

3 Herlena Bidi Astuti

- Distribusi pendapatan berdasarkan kepemilikanm lahan dan sumber modal pada usaha tani cabai merah di dataran tinggi di provinsi Bengkulu

- Analisis ekonomi mekanisasi

penanaman dan panen pada usaha tani padi sawah di Bengkulu Utara

Maret 2016

April 2016

4 Nurmegawati - Tingkat adopsi sistem kalender tanam terpadu di klabupaten Lebong

- Sifat inovasi dan aplikasi sistem informasi kalender tanam terpadu di kabupaten Kaur Provinsi

Bengkulu

Juli 2016

Agustus 2016

5 Miswarti - Ekplorasi dan karakterisasi mangga Bengkulu

- Eksplorasi tanaman buah di provinsi Bengkulu

Mei 2016

Juni 2016

6 Sri Suryani M Rambe

- Percepatan adpsi teknologi melalui pendampingan kawasan jeruk di Bengkulu

- Sifat inovasi dan aplikasi teknologi tanaman jeruk RGL di Kabupaten Lebong

Desember 2016

Agustus 2016

7 Shanora W - Evaluasi prilaku konsumen dan sensori bubuk kopi petik merah di provinsi bengkulu

September 2016

8 Afrizon - Potensi dan kendala

pengembangan kopi rakyat di provinsi bengkulu

- Efisiensi pemanfaatan kompos berbahan baku limbah kulit kopi terhadap produksi kopi di Kabupaten Rejang Lebong

Agustus 2016

November 2016

9 Ahmad Damiri - Seberapa sesuai realisasi dan target produksi padi di provinsi Bengkulu

Agustus 2016

10 Jhon Firison - Peran inseminator bagi

keberhasilan Program PSDSK di Kabupaten Mukomuko


(37)

11 Ruswendi - Dampak Dan Manfaat Pupuk Organik Fermentasi Pada Produksi Cabai Merah Di Kabupaten Rejang Lebong

Juli 2016

12 Zul Efendi - Pemberian pakan berbasis produk samping kelapa sawit terhadap penambahan bobot badan sapi bali di Provinsi Bengkulu

- Performance sapi kaur

berdasarkan sifat kualitatif dan kuantitatif di Provinsi Bengkulu

Oktober 2016

Agustus 2016

13 Erpan Ramon - Faktor- faktor yang mempengaruhi dampak adopsi untuk

keberlanjutan KRPL setelah penerapan KRPL di Provinsi Bengkulu

- Percepatan adopsi usaha tani integrasi sapi jagung di lahan optimal

- Persepsi peternak sapi kaur

terhadap teknologi pakan berbasis limbah tanaman sawit

Juni 2016

Agustus 2016

Desember 2016

14 Siswani Dwi Daliani

- Respon petani terhadap komoditas strategis cabai dan bawang merah di Provinsi Bengkulu

- Analisis tingkat pengetahuan petani terhadap

- Pola Konsumsi Pangan rumah tangga di Kabupaten Seluma

September 2016

September 2016

September 2016

15 Hamdan - Karakteristik dan potensi lahan untuk pengembangan pertanian di Kabupaten Lebong

- Faktor –faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi PTT di Kabupaten Bengkulu Utara

Mei 2016

September 2016

16 Emlan Fauzi - Analisis kebijakan pangan strategis di Provinsi Bengkulu

- Analisis faktor- faktor yang

mempengaruhi produksi jagung di Provinsi Bengkulu

September 2016

Agustus 2016

17 Wawan Eka Putra

- I dentifikasi dan karakterisasi tanaman durian di Provinsi Bengkulu

Agustus 2016

18 Heryan I swandi - Pemanfaatan limbah kulit kopi sebagai media stek buah naga - Aplikasi ZPT pada stek buah naga - Teknis budidaya okra hijau di

polibag

Agustus 2016

Agustus 2016 Agustus 2016

19 Hendri Suyanto - Teknik aplikasi penyemprotan biourine terhadap budidaya padi


(38)

aromatik

20 Yesmawati - Kajian pemanfaatan mesin tanam pindah bibit padi sawah sistem jajar legowo (I ndo jarwo

transplanter) di Provinsi Bengkulu - Efisiensi usaha tani padi aromatik

dan padi organik di kabupaten Seluma provinsi bengkulu - Analisis proses keputusan pembeliaan dan kepuasan konsumen terhadap beras aromatik dan beras organik di Provinsi Bengkulu

Mei 2016

September 2016

November 2016

21 Hertina Artanti - Dinamika perubahan intensitas serangan PBK pada musim yang berbeda

Oktober 2016

22 Siti Rosmana - Keanekaragaman dan dominasi gulma pada lahan sawah dataran rendah

- I ntroduksi VUB inpari 7 dan inpari 28 pada dataran tinggi di

Kabupaten Rejang Lebong

Mei 2016

Juni 2016

23 Alfayanti - Peluang pengembangan industri perbenihan padi berbasis

masyarakat di Kabupaten Seluma

April 2016

24 Kusmea Dinata - Pengendalian penyakit blendok pada jeruk kalamansi

- Perbaikan budiddaya jeruk kalamansi untuk pengendalian penyakit kudis

Oktober 2016

Oktober 2016

25 Wilda Mikasari - Kajian lama penyimpanan beras aromatik terhadap mutu

organoleptik dan mutu tanak nasi - Mutu fisik gabah dan beras

aromatik dari budidaya padi ramah lingkungan

November 2016

November 2016

26 Bunaiyah Honorita

- Prefernsi konsumen terhadap produk pangan organik di provinsi bengkulu

- Perilaku petani dalam budidaya pertanian organik

- Kinerja kelembagaan tani terhadap pengembangan sistem integrasi padi- sapi di provinsi Bengkulu

Juni 2016

Agustus 2016

Agustus 2016

27 Evi Silviani - Peranan bimbingan teknis terhadap tingkat pengetahuan petani kopi di Kabupaten Kepahiang

Desember 2016

28 Linda Harta - Evaluasi metode demcara terhadap peningkatan kognitif dan afektif


(39)

petani bioindustri di Kabupaten Rejang Lebong

- Tingkat adopsi petani terhadap pengolahan pakan ternak di Kabupaten Rejang Lebong

Agustus 2016

29 Yulie Oktavia - Pemanfaatan kompos dan biourine sapi pada budidaya tanaman kol di Kabupaten Rejang Lebong

- Efektivitas indojarwo transplanter dan caplak roda terhadap hasil tanaman padi di Kabupaten Bengkulu Utara

Juni 2016

Juli 2016

30 Yartiwi - Keragaan varietas inpari 16, inpari 22 dan inpari 30 pada

agroekosistem yang berbeda - Penerapan teknologi PTT padi

sawah mendukung UPSUS di Kabupaten Rejang Lebong

Desember 2016

Desember 2016

31 Wahyuni Amelia Wulandari

- Sistem integrasi sapi-jagung manis di lahan sub-optimal Kabupaten Bengkulu Utara

- Pemberian kombinasi level protein dan energi ransum berbasis terhadap pertumbuhan ayam arab

Juli 2016

Juni 2016

32 Eko Kristanto - Masa birahi dan siklus birahi kambing BOERKA di BPTP Bengkulu

Agustus 2016

33 Engkos koswara

- Teknis pembuatan media audio visual pada pendampingan padi

September 2016

34 Taufik Hidayat - Kajian kinerja paket teknologi mekanisasi padi sawah irigasi di Kabupaten Bengkulu Utara

April 2016

35 Taupik Rahman - Eksplorasi dan keragaman manggis di provinsi Bengkulu - Keragaan Padi Sawah Aromatik di

Kabupaten Seluma

April 2016

November 2016

36 Dr. Wahyu Wibawa

Bunga Rampai :

- Bioindustri padi-sapi spesifik lokasi - Sistem produksi padi di Provinsi

Bengkulu

- Peningkatan produktivitas kopi rakyat melalui teknik peremajaan dan pemupukan spesifik lokasi di Kabupaten Kepahiang

TOTAL 60 Judul

Melalui kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsioanl lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian di provinsi


(40)

Bengkulu tahun 2016 berupa pertemuan-pertemuan, sosialisasi, apresiani, bimbingan teknis, studi banding dan mengundang narasumber, terjadi terjadi peningkatan kapasitas penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya di BPTP Bengkulu. Hal ini terlihat dari kontribusi penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya di BPTP Bengkulu dan jumlah KTI yang diikutkan dalam seminar nasional “I novasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan” yang diselenggarakan di Bengkulu pada tanggal 8 November 2016, serta seminar nasional lainnya yang diselenggarakan pada tahun 2016 seperti seminar nasional di Jambi, Kalimantan Selatan, Bali dan NTB.

Tabel 13. Judul KTI dan Penulis pada seminar nasional “I novasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan” dari internal BPTP Bengkulu tahun 2016

No.

Urut Judul Makalah Penulis

1 Karakteristik Kentang Merah Spesifik Bengkulu Selama Penyimpanan

Wilda Mikasari, Lina I vanti, Taufik Hidayat 2 Uji Adaptasi Varietas I npari 22 dan I npari 30

di Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan

Nurmegawati, Ahmad Damiri dan Yahumri

3 Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Sawah I rigasi dengan Tanaman Kangkung Cabut pada Kelompok Tani Panca Usaha di Kelurahan Rimbo Kedui Kabupaten Seluma

Wawan Eka Putra

4 Analisis Pola Nafkah Ganda dan Struktur Pendapatan Petani Pelaku Alih Fungsi Lahan Sawah ke Sawit (Kasus di Kelurahan Rimbo Kedui, Seluma, Bengkulu)

Andi I shak

5 Perubahan Teknologi dan Transformasi Kelembagaan di Pedesaan (Fenomena Panen Padi di Kecamatan Seluma Selatan,

Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu)

Andi I shak

6 Kesesuaian Pendekatan Sistem Budidaya Padi Spesifik Lokasi Didasarkan pada Pola dan Kemampuan Bibit dalam Pembentukan Anaan per Rumpun

Wahyu Wibawa, Dedi Sugandi

7 Variasi Tingkat Ketahanan Plasma Nutfah Ubi Jalar Lokal

Hertina Artanti, Miswarti

8 Peningkatan Pengetahuan dan Penerapan I novasi Teknologi Pengelolaan Terpadu Tanaman Jeruk di Provinsi Bengkulu

Sri Suryani M. Rambe, Kusmea Dinata

9 Peranan Metode Demonstrasi terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Petani dalam Memanfaatkan Limbah Ternak dan Perkebunan di Kabupaten Rejang Lebong

Umi Pudji Astuti, Linda Harta


(41)

10 Substitusi Kulit Kopi dalam Ransum Tidak Mempengaruhi Persentase Karkas dan Bobot Organ Dalam Ayam Arab Fase Grower

Erpan Ramon, Zul Efendi, Wahyuni Amelia Wulandari 11 Upaya Peningkatan Produksi dan Mutu Kopi

Rakyat di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu

Afrizon, Shannora Yuliasari, Tri Wahyun

12 Kajian Pemasaran Jagung (Studi Kasus di Desa Saree Kabupaten Aceh Besar)

Emlan Fauzi, M. Ferizal

13 Analisis Efisiensi Biaya dan Prospek Penggunaan I ndo Jarwo Tranplanter 2: 1 pada Lahan Sawah I rigasi di Provinsi Bengkulu

Yemawati, Wahyu Wibawa

14 Kesesuaian Lokasi Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Sawah di Kabupatn Seluma Proinsi Bengkulu

Ahmad Damiri, Yartiwi dan Dedi Sugandi

15 I dentifikasi Jenis dan Dominansi Gulma pada Lahan Sawah Dataran Rendah di Kabupaten Seluma

Siti Rosmanah, Alfayanti

16 Peningkatan Pengetahuan Penyuluh terhadap Teknologi Pembuatan Pestisida Organik di BPP Gading Cempaka Kota Bengkulu

Sri Rambe,Evi Silviyani, Engkos Kosmana

17 Varietas Unggul Baru Beradaptasi Luas Spesifik Lokasi di Provinsi Bengkulu

Yartiwi, Yulie Oktavia, A. Damiri

18 Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Padat terhadap Produksi dan Pendapatan Petani Kubis di Kabupaten Rejang Lebong

Yulie Oktavia, Umi Puji Astuti

19 Analisis Peningkatan Pengetahuan Petani dalam Penanggulangan HPT Hayati pada Usahatani Cabai di Mojo Rejo Kabupaten Rejang Lebong

Herlena Bidi Astuti dan Rudi Hartono

20 Pengetahuan Petani dalam Teknologi

Pemanfaatan dan Pengolahan Hasil Samping Padi: Menir menjadi Tepung Beras dan Produk Turunannya di Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu

Wilda Mikasari, Evi Silviyani, Engkos Kosmana

21 Pengetahuan Petugas UPSUS tehadap Penerapan Teknologi PTT dan Kalender Tanam Kegiatan UPSUS Swasembada Pangan di Kabupaten Mukomuko

Ahmad Damiri, Jhon Firison

22 Analisis Ekonomi dan Preferensi Konsumen terhadap Beras Aromatik (Kasus pada Gapoktan Rimbo Jaya, Kabupaten Seluma)

Wawan Eka Putra, Andi I shak

23 Respon Peserta Demonstrasi Cara terhadap Teknologi Pembuatan Pakan Ternak Berbasis Limbah Tanaman Jagung di Kecamatan Kedurang I lir

Siswani Dwi Daliani, Linda Harta, Alfayanti

24 Kinerja Kelembagaan Tani Menentukan Keberhasilan Pengembangan Sistem I ntegrasi Padi – Sapi di Kabupaten Seluma

Bunaiyah Honorita, Yesmawati


(42)

Pertumbuhan Ayam Leher Gundul dan Ayam Normal

P. Sidadolog , Zuprizal

26 Sifat – Sifat Kimia Tanah dan Kebutuhan Pupuk untuk Tanaman Padi Sawah di

Kecamatan Seluma Timur Kabupaten Seluma

I rma CalistaSiagian, Tri Wahyuni

27 Status Unsur Hara Karbon Organik dan Nitrogen Tanah Sawah

Tri Wahyuni, Harwi Kusnadi

28 Eksplorasi dn Karakterisasi Manggis di Provinsi Bengkulu

Taupik Rahman, Miswarti

29 Keuntungan dan Kelayakan Usahatani Padi pada Lahan Rawa dengan Sistem Tanam dan Dosis Pupuk yang Berbeda

Alfayanti, Wahyu Wibawa

30 Karakteristik Usaha Ternak Sapi Potong Berbasis Produk Samping I ndustri Kelapa Sawit di Kabupaten Seluma

Zul Efendi, Dedi Sugandi

31 Demfarm Kajian Paket Teknologi Mekanisasi Padi Lahan Sawah I rigasi dalam Rangka Penerapan Pemahaman Petani di Kabupaten Bengkulu Utara

Robiyanto, Rahmat Oktafia

32 Kearifan Lokal Penentu Adopsi I novasi Budidaya Padi di Desa Karan Anyar Kabupaten Seluma

Rahmat Oktafia, Wahyu Wibawa

33 Performance Ayam Arab yang Diberikan Pakan Solid Fermentasi pada Fase Pertumbuhan

Wahyuni Amelia Wulandari, Erpan Ramon

34 Eksplorasi dan Koleksi Tanaman Buah di Provinsi Bengkulu

Miswarti, Wawan Eka Putra, Taupik Rahman 35 Persepsi Petani terhadap Teknologi

Pengolahan dan Sifat Sensori Kopi Petik Merah Spesifik Bengkulu

Shannora Yuliasari, Afrizon

36 Kajian Adaptasi Cabai Merah Kencana pada Agroekosistem Dataran Tinggi Musim Kemarau di Kabupaten Rejang Lebong

Rudi Hartono, Yahumri

37 Produktivitas Benih Sumber Varietas Unggul Baru Padi pada Sawah I rigasi di Kabupaten Seluma

Yahumri, Harwi Kusnadi

38 Dampak Pendampingan pada Pengembangan Kawasan Cabai di Bengkulu

Ruswendi

Publikasi hasil dari bimtek penyusunan KTI dan judul yang telah dikumpulkan dituangkan dalam bentuk bunga rampai, prosiding dan jurnal Tahun 2016.


(43)

V.

KESI MPULAN DAN SARAN

1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi teknologi pertanian berupa sosialisasi PTT jagung, sosialisasi hasil kajiterap bawang merah, sosialisasi hasil demplot pakan ternak berbasis fermentasi limbah tanaman jagung, bimbingan teknis (bimtek) pembuatan pakan dan kajiterap budidaya bawang merah serta peningkatan kapasitas metode penyuluhan lainnya dengan sosialisasi dan apresiasi. 2. Peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya di BPTP Bengkulu dalam

penulisan karya tulis ilmiah (KTI ) melalui bimbingan teknis metode penelitian/ penyuluhan, studi banding, kajiterap, demplot, pendidikan dan latihan (diklat)


(44)

KI NERJA HASI L DI SEMI NASI

Percepatan penyebaran inovasi pertanian di Provinsi Bengkulu dilakukan dengan meningkatkan koordinasi dengan stakehoders serta meningkatkan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya di BPTP Bengkulu dengan mengundang Narasumber sebanyak 2 kali serta meningkatkan kapasitas penyuluh dilapangan melalui kegiatan demplot sebanyak 3 unit (2 unit demplot jagung dan 1 unit demplot pakan ternak) serta 1 unit kaji terap budidaya bawang merah. Selama pelaksanaan demplot dilakukan pertemuan-pertemuan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan prilaku penyuluh terhadap inovasi yang diterapkan melalui kegiatan demplot dan kaji terap. Respon penyuluh terhadap pelaksanaan demplot pakan ternak sapi sangat tinggi berada pada level sangat setuju 52,9% dan 35,3% setuju. Tingkat pengetahuan penyuluh terhadap pelaksanaan demplot jagung sebelum pelaksanaan demplot 65,53% setelah demplot meningkat menjadi 78,41% .


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Agustina. 2008. Peranan Penyuluhan dan Kelompok Tani Ternak untuk Meningkatkan Adopsi Teknologi dalam Peternakan Sapi Potong. Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong, 24 November 2008. Palu. Azwar.S, 2013. Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Pustaka Pelajar. Yogyakarta Astuti,UP dan Ruswendi, 2013. Makalah Seminar Nasional : Berbagai Metode

Diseminasi Teknologi Jeruk RGL di Kabupaten Lebong.

Astuti, UP, 2013. Laporan Akhir Tahun : Efektifitas Berbagai Metode Diseminasi dalam Mendukung MP3MI berbasis Jeruk di Kabupaten Lebong

Badan Litbang Pertanian. 2005. Panduan Umum Pelaksanaan Pengkajian serta Program I nformasi, Komunikasi, dan Diseminasi di BPTP. Badan Litbang Pertanian, Jakarta.

Badan Litbang Pertanian. 2004. Prosiding Lokakarya Sinkronisasi Program Hasil Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Jakarta.

BBPPTP Bogor. 2009. Petunjuk Pelaksanaan pendampingan Pencapaian Swasembada Daging sapi (PSDS). Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian Bogor. Bakorluh Provinsi Bengkulu, 2015. Kebijakan Penyuluhan Provinsi Bengkulu 2015

(bahan tayang Pertemuan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Bengkulu). Bengkulu

Badri.M. 2008. Kontribusi Teori-teori Komunikasi dalam Komunikasi I novasi.

www.teori difusi.

BPTP Jawa Tengah.2008. Penyuluhan dan Penyebaran I nformasi Pertanian pada daerah P4MI . Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Tengah. Hubies.S.A.V. Pengaruh Desain Pesan Video I nstruksional terhadap Peningkatan

Pengetahuan Petani tentang Pupuk Agrodyke. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 25 No.1, Mei 2007 : 1 – 10.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Solo.

Risna, Rosni, M, dan Mariani. 2012. Peran Penyuluhan Pertanian Terhadap Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi Berdasarkan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Jurnal Agribisnis Perdesaan Volume 02 Nomor 03 September 2012.

Saridewi, T.R dan Siregar, A.N. 2010. Hubungan antara Peran Penyuluh dan Adopsi Teknologi oleh Petani Terhadap Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1. Wijianto, Arip. 2008. Hubungan antara Peranan Penyuluh dengan Partisipasi

Anggota dalam Kegiatan Kelompok Tani di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Agritexts No. 24.


(46)

Wiriatmadja. 1977. Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian. C.V. Yasaguna. Jakarta. Badan Litbang Pertanian, 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian.


(47)

VI .ANALI SI S RI SI KO

Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/ pendampingan. Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka dapat disusun strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif.

Daftar Resiko dalam Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Penyuluhan Dalam Rangka Percepatan Penyebaran I novasi Pertanian Di Provinsi Bengkulu Tahun 2016 seperti pada tabel 2.

Tabel 14. Risiko, penyebab dan dampak terhadap pelaksanaan kegiatan Tahun 2016

NO. RESI KO PENYEBAB DAMPAK

1.

2.

3.

4.

I novasi teknologi yang

didiseminasikan tidak dikembangkan oleh stakeholders.

Kesiapan bahan informasi terlambat

Ketidak sesuaian petani kooperator

Gagal panen

I novasi teknologi tidak disebarkan oleh

stakeholderssehingga tidak sampai di petani

Keterlambatan bahan yang akan dipublikasi oleh para

peneliti/ penyuluh

Terbatasnya koordinasi dan kurang cermat menentukan sasaran

Banjir, kekeringan, atau serangan hama

Tidak dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan petani serta penurunan hasil

pertanian dan pendapatan petani

Bahan diseminasi tidak sampai ke pengguna tepat waktu.

Tidak diperoleh data yang valid, analisis secara kuantitatif sulit dilakukan

Produktivitas turun

Resiko yang akan timbul dalam pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Penyuluhan Dalam Rangka Percepatan Penyebaran I novasi Pertanian di Provinsi Bengkulu harus diantisipasi sehingga tujuan kegiatan tahun 2016 dan keluaran yang diharapkan dapat tercapai.


(48)

Alternatif Penanganan Resiko dalam Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Penyuluhan Dalam Rangka Percepatan Penyebaran I novasi Pertanian Di Provinsi Bengkulu Tahun 2016

Tabel 15. Risiko, penyebab dan penanganan dalam pelaksanaan kegiatan Tahun 2016

NO. RESI KO PENYEBAB PENANGANAN

1.

2.

3.

4.

I novasi teknologi yang

didiseminasikan tidak

dikembangkan oleh stakeholders

Keterlambatan pencetakan

Ketidak sesuaian petani kooperator dan lokasi

Gagal panen

I novasi teknologi tidak menjadi program Daerah.

Keterlambatan bahan yang akan dipublikasi oleh para

peneliti/ penyuluh

Terbatasnya koordinasi dan kurang cermat menentukan sasaran

Banjir, kekeringan, atau serangan hama

Proses penyebaran inovasi melalui multi channel

Penanggung jawab proaktif menghubungi para peneliti/ penyuluh agar tepat waktu menyerahkan bahan publikasi

Kegiatan persiapan di lapangan harus menjadi perhatian dan dilakukan berulang

Mengatur waktu tanam, memilih lakasi di luar rawan banjir, rawan kekeringa


(49)

JADWAL KERJA

Tabel 16. Jadwal Kerja Kegiatan

No Uraian Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

I Persiapan :

1. Perbaikan RDHP X

2. Penyusunan/ pembahasan perbaikan RODHP X

3. Koordinasi X X

I I Pelaksanaan :

4. Pengadaan ATK X X X

5. Penyusunan Juklak/ Juknis

6. Penentuan petani Demplot X

7. Persiapan, Pertemuan di lapangan, field day X X X X X X X X

8. Pelaksanaan Demplot, Demcara dan Kajiterap X X X X X X

9. Penyusunan bahan cetakan dan elektronik X X X X X

10. Pertemuan petani, penyuluh lapangan di BP3K X X X X

11. Pelaksanaan Kaji Terap X X X X X X X X

I I I Evaluasi :

12. Laporan bulanan X X X X X X X X X X X X

13. Analisis Data X X

14. Laporan tengah tahun, akhir tahun X X

15. Seminar Hasil X


(50)

PEMBI AYAAN

Tabel 17. Rencana Anggaran Biaya Kegiatan

No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp.000)

Jumlah Biaya (Rp.000)

1 Belanja Bahan 2.400.000

- Konsumsi dalam rangka FGD, pertemuan

48 OK 50.000 2.400.000

2 Honor Output Kegiatan 1.800.000

- Honor Petugas Lapang 9 OB 200.000 1.800.000 3 Belanja Barang non Operasional

lainnya

4.400.000

- UHL Petani Kooperator 88 OH 50.000 4.400.000

4 Belanja Barang Untuk Persediaan barang konsumsi

39.300.000

- Bahan I nformasi (Buku, Prossidng, modul,brosur, leaflet, CD)

1 Paket 10.000.000 10.000.000

- ATK Komputer Suplies 1 Paket 4.680.000 4.680.000 - Bahan saprodi dan pendukung

kaji terap

1 Paket 8.120.000 8.120.000

- Bahan saprodi dempot di BPP dan bahan pendukung pertemuan

3 Unit 5.500.000 16.500.000

5 Belanja Jasa Profesi 3.500.000

- Narasumber, pengarah, evaluator, fasilitator

7 OJ 500.000 3.500.000

6 Belanja perjalanan biasa 80.000.000

- Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000,- s/ d Rp. 5.000.000)

16 OP 5.000.000 80.000.000

7 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota

220.000

- Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan

2 OH 110.000 220.000

8 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

41.000.000

- Uang harian dan transport perjalanan ke luar propinsi/ pusat rangka perjalanan kegiatan

1 OH 2.900.000 2.900.000

- Penginapan perjalanan ke luar propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

3 OP 700.000 2.100.000

- Akomodasi dan konsumsi dalam rangka focus group discussion, pertemuan dengan petani dan stakeholders

63 OH 180.000 11.340.000


(51)

Tabel 18. Realisasi Anggaran Biaya Kegiatan

No Jenis Pengeluaran Realisasi Anggaran

Persentase Keuangan (% )

Persentase Fisik (% )

1 Belanja Bahan 2.400.000 100,00 100

- Konsumsi dalam rangka FGD, pertemuan

2.400.000

2 Honor Output Kegiatan 1.800.000 100,00 100 - Honor Petugas Lapang 1.800.000

3 Belanja Barang non Operasional lainnya

4.400.000 100,00 100

- UHL Petani Kooperator 4.400.000

4 Belanja Barang Untuk Persediaan barang konsumsi

39.274.100 99,9 99,9

- Bahan I nformasi (Buku, Prossidng, modul,brosur, leaflet, CD)

9.975.000

- ATK Komputer Suplies 4.679.100 100,00 - Bahan saprodi dan pendukung

kaji terap

8.120.000 100,00

- Bahan saprodi dempot di BPP dan bahan pendukung pertemuan

16.500.000 100,00

5 Belanja Jasa Profesi 3.500.000 100,00 100 - Narasumber, pengarah,

evaluator, fasilitator

3.500.000

6 Belanja perjalanan biasa 79.935.000 99,92 100 - Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000,- s/ d Rp. 5.000.000)

79.935.000

7 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota

220.000 100,00 100

- Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan

220.000

8 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

- Uang harian dan transport perjalanan ke luar propinsi/ pusat rangka perjalanan kegiatan

2.900.000 0

- Penginapan perjalanan ke luar propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

710.000

- Akomodasi dan konsumsi dalam rangka focus group discussion, pertemuan dengan petani dan stakeholders

11.340.000 100,00


(52)

PERSONALI A

Tabel 20. Personalia Kegiatan

NO Nama/ NI P Jabatan Fungsional/

Bidang Keahlian

Jabatan dalam

Kegiatan Uraian Tugas

Alokasi Waktu (jam) 1 I r. Siswani Dwi Daliani Penyuluh Madya Penanggung

Jawab

40

2 Dr. Umi Pudji Astuti, MP Penyuluh Madya Anggota 20

3 Alfayanti SP Peneliti Pertama Anggota 20

4 Taufik Hidayat, S.TP Peneliti Pertama Anggota 20

5 I r. Miswarti MP Peneliti Muda Anggota 20

6 Yartiwi SP Peneliti Pertama Anggota 20

7 Linda Harta S Pt. Penyulu Pertama Anggota 20

8 Engkos Kosmana S ST Penyuluh Pertama Anggota 20

9 Adianto S.Kom Pustakawan Anggota 10

10 Sanusi Musa Kepegawaian Anggota 10


(53)

Lampiran 1. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan

Gambar 2. Benih VUB Jagung varietas Bima Uri 19 dan lahan demplot PTT Jagung

Gambar 3. Penugalan dan penanaman jagung


(54)

Gambar 5. Penyiangan gulma sekaligus pembubunan

Gambar 6. Persiapan lahan dan pembuatan bedeng kaji terap bawang merah

Gambar 7. Penyerahan benih bawang merah kepada petani koop[erator kaji terap budidaya bawang merah


(55)

Gambar 8. Pertemuan dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh


(56)

Gambar 10. Penanaman Bawang merah

Gambar 11. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah

Gambar 12. Tanaman bawang merah umur 14 hst dan persipan pemupukan susulan I


(57)

Gambar 13. Tanaman jagung umur 56 hst


(58)

Gambar 15. Hasil produksi demplot jagung

Gambar 16. Pengukuran bobot badan sapi dengan pemberian pakan dari fermentasi limbah tanaman jagung


(1)

Lampiran 1. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan

Gambar 2. Benih VUB Jagung varietas Bima Uri 19 dan lahan demplot PTT Jagung

Gambar 3. Penugalan dan penanaman jagung


(2)

Gambar 5. Penyiangan gulma sekaligus pembubunan

Gambar 6. Persiapan lahan dan pembuatan bedeng kaji terap bawang merah


(3)

Gambar 8. Pertemuan dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh


(4)

Gambar 10. Penanaman Bawang merah

Gambar 11. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah


(5)

Gambar 13. Tanaman jagung umur 56 hst


(6)

Gambar 15. Hasil produksi demplot jagung

Gambar 16. Pengukuran bobot badan sapi dengan pemberian pakan dari fermentasi limbah tanaman jagung