Sumber: presen
2.2. Penelitian Terd
Hasil penelitian dengan saluran kom
1 saluran komunikasi saluran antar pribadi
2 saluran kosmopolit relatif lebih penting
penting dibandingkan adopter dibandingka
kosmopolit relatif leb adopter awal
early ad Hasil pengkajia
Diseminasi Teknologi Provinsi Bengkulu me
ketrampilan dalam me
7
sentasi pusluhtan di Bakorluh, februari 2015
rdahulu
ian Rogers dan Beal 1960 dalam Badri.M 2
omunikasi menunjukan beberapa prinsip se asi massa relatif lebih penting pada tahap pe
di interpersonal relatif lebih penting pada
olit lebih penting pada tahap pengetahuan da g pada tahap persuasi; 3 saluran media ma
an dengan saluran antar pribadi bagi adop kan dengan adopter akhir
late adopter; lebih penting dibandingkan dengan saluran
adopter dibandingkan dengan adopter akhir jian Astuti dan Ruswendi 2013 tentang B
ologi Jeruk Rimo Gerga Lebong RGL Di Kab menunjukkan bahwa untuk meningkatkan pe
mengembangkan agribisnis jeruk di Kabupaten 2008 berkaitan
sebagai berikut: pengetahuan dan
a tahap persuasi; dan saluran lokal
masa relatif lebih opter awal
early ; dan 4 saluran
n lokal bagi bagi ir
late adopter. Berbagai Metode
Kabupaten Lebong pengetahuan dan
en Lebong, petani
8
membutuhkan media informasi berupa film pertanian, klinik tani TVRI , siaran pedesaan, pertemuan kelompok, dan koran. Sedangkan petugas penyuluh
lapangan membutuhkan media berupa buku saku, berita TV, berita radio, kursus pelatihan,
anjangsana, demonstrasi,
pertemuan kelompok,
temu lapang temu teknis dan gelar teknologi. Persepsi petani terhadap pengembangan
jeruk menunjukkan 64,29 petani memiliki persepsi yang baik,dan 35,71 petani memiliki persepsi yang kurang baik. Media cetak lebih efektif digunakan
dalam proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan dengan media audiovisual.
Hasil kajian efektifitas metode diseminasi Jeruk di Kabupaten Lebong disimpulkan bahwa Media cetak leaflet, liptan, buku saku lebih efektif
digunakan dalam proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan dengan media audiovisual film dan presentasi. Secara statistik penggunaan
media cetak dapat meningkatkan tingkat pengetahuan petani; sedangkan temu lapang dapat meningkatkan pengetahuan petani sebesar 74,19 , sedangkan
pelatihan teknologi meningkatkan ketrampilan petani sebesar 40 Astuti, et all
2013 Hasil pengkajian Wijianto 2008 tentang Hubungan Antara Peran Penyuluh
dengan Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Kelompok Tani di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara peranan penyuluh dengan partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok tani. Hal ini berarti setiap kenaikan nilai pada variabel peranan
penyuluh akan diikuti oleh kenaikan nilai pada variabel partisipasi anggota. Demikian juga sebaliknya, setiap penurunan nilai pada variabel peranan penyuluh
akan diikuti oleh menurunnya nilai pada variabel partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok tani.
Risna, et all. 2012 dalam pengkajiannya tentang Peran Penyuluh
Pertanian Terhadap Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi Berdasarkan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Labuan Amas
Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah menyimpulkan bahwa permasalahan dalam peran penyuluhan pertanian yaitu belum melaksanakan peran sebagai
supervisi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengendalian hama terpadu pada kelompok tani.
9
Pengkajian oleh Abdullah, et all. 2008 mengenai Peranan Penyuluhan dan
kelompok Tani Ternak untuk Meningkatkan Adopsi Teknologi dalam Peternakan Sapi Potong menunjukkan bahwa penyuluhan sangat memiliki peranan penting
dalam pengembangan peternakan khususnya dalam penguatan kelompok tani dan peningkatan proses adopsi teknologi peternakan kepada
peternak. Keberhasilan penyuluhan sangat ditentukan oleh model penyuluhan yang sesuai
dengan kebutuhan peternak, yaitu ketepatan materi, metode dan media yang digunakan.
Berdasarkan hasil penelitian Shawwal, et all. 2012 mengenai penyuluhan
terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani kasus petani padi di Kabupaten Luwa Utara menunjukan bahwa kontribusi penyuluhan berpengaruh
nyata terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani padi, sedangkan pendidikan, pengalaman berusahatani, kontak dengan penyuluh, jumlah
tanggungan keluarga, luas lahan dan biaya usahatani memberikan kontribusi positif.
10
I I I . PROSEDUR
3.1. Metode Pelaksanaan