Waktu Kerja Bentuk perlindungan hukum terhadap tenaga kerja

b. Memberikan imbalan yang layak terhadap jasa-jasa yang telah dikerahkan oleh partnernya itu, berupa penghasilan yang layak dan jaminan-jaminan sosial tertentu, agar dengan demikian pekerja tersebut dapat bekerja lebih produktif berdaya guna; dan c. Menjalin hubungan baik dengan para pekerjanya. 47 Agar kedua belah pihak dapat melaksanakan hubungan kerja dengan baik, tanpa adanya tindakan sewenang-wenang dari salah satu pihak maka diperlukan adanya campur tangan dari pemerintah dalam bentuk peraturan-perundang- undangan. Adanya peraturan perundang-undangan ditujukan untuk pengendalian. Baik pemberi pekerja maupun yang diberi pekerjaan, masing-masing harus terkendali atau masing-masing harus menundukkan diri pada segala ketentuan dan peraturan yang berlaku, harus bertanggungjawab dalam melaksanakan kegiatan masing-masing sesuai dengan tugas dan wewenangnya, hingga keserasian dan keselarasan akan selalu terwujud. 48

1. Waktu Kerja

Bentuk jaminan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja diatur dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan antara lain: Waktu kerja diatur dalam Pasal 77 Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjan. Oleh sebab, itu setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja, sebagaimana dalam Pasal 77 ayat 2 Undang-undang 47 Sunindhia, YW, dan Widayanti, Ninik, Masalah PHK dan Pemogokan, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988, hal. 129. 48 Kartasapoetra, G, Hukum Perburuhan di Indonesia Berdasarkan Pancasila, Jakarta: Sinar Grafindo, 1992, hal. 13. Universitas Sumatera Utara nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Selain itu, pengusaha wajib memberikan waktu cuti dan istirahat kepada pekerja. Hal tersebut diatur dalam pasal 79 ayat 2 yaitu: a. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus menerus dan waktu istirahat tidak termasuk jam kerja b. Istirahat mingguan 1 satu hari untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu atau 2 dua hari untuk 5 lima hari kerja dalam 1 satu minggu. c. Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 dua belas hari kerja setelah pekerja yang bersangkutan bekerja selama 12 dua belas bulan secara terus menerus. d. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 dua bulan, dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dari kedelapan masing- masing 1 satu bulan bagi pekerja yang telah bekerja selama 6 enam tahun secara terus menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 dua tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 enam tahun. 2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengertian Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses pengelolaanya, landasan tempat kerja dan lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. 49 49 Sumakmur, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Kerja, Jakarta: Haji Mas Agung, 1987, hal. 1 Obyek keselamatan kerja adalah segala tempat kerja, baik di darat, di permukaan air, di dalam air dan Universitas Sumatera Utara di udara. Sedangkan Pengertian Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan yang sempurna, baik fisik, mental maupun sosial, sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal. 50 Adapun tujuan upaya keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk melindungi keselamatan tenaga kerja di kapal guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, pomosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi. 51 a. keselamatan dan kesehatan kerja Keselamatan dan kesehatan kerja diatur dalam Pasal 86 ayat 1, 2, 3, Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu: 1 Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: b. moral dan kesusilaan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama 2 Untuk melindungi keselamatan pekerja guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. 3 Perlindungan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 dilaksanakan sesuai dengan peraturan tertentu. Ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai keselamatan kerja pada umumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang 50 Depnakertrans RI, Evaluasi Depnakertrans Tahun 19941995, Jakarta, 2005, hal. 11. 51 Abdul Hakim, Hukum Tenaga Kerja Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004, hal. 65. Universitas Sumatera Utara Keselamatan. Jadi setiap perusahaan perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Pengupahan Pengupahan merupakan sebagai salah satu aspek penting dalam perlindungan hukum tenaga kerja atau pekerja. Besarnya upah yang diperoleh pekerja didasarkan atas perjanjian kerja, sepanjang isinya tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 2000 tentang Kepelautan, dan Peraturan gaji pelaut. Adapun dasar perlindungan upah, antara lain: a. Undang-undang Nomor 80 Tahun 1957 tetang persetujuan Konvensi International Labour Organization ILO Nomor 100 mengenai Pengupahan bagi pekerja laki-laki dan wanita untuk Pekerjaan yang sama. b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah. d. Peraturan Menteri Tenaga kerja Nomor PER- 01MEN1999 tentang Upah minimum jo Surat Keputusan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-226MEN2000 tentang Perubahan Pasal 1, pasal 3, pasal 4, pasal 8, pasal 11, pasal 20, dan pasal 21 Peraturan Menteri Tenaga kerja Nomor PER- 01MEN1999 tentang Upah minimum. e. Surat edaran Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Nomor SE- 01MEN1982 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981. Universitas Sumatera Utara 4. Bentuk lain dari perlindungan hukum tenaga kerja dinyatakan dalam Undang-undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Jamsostek Jaminan sosial adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja yaitu kecelakaan, cacat, sehat, hari tua, dan meninggal dunia. Pasal 1 angka 1 Undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan sosial. Jaminan sosial Jamsostek sangat penting bagi pekerja, bahkan apabila pekerjaan tersebut memiliki resiko yang sangat besar yang mungkin dialami oleh tenaga kerja atau pekerja di kapal yaitu: kecelakaan, cacat, sehat, hari tua, dan meninggal dunia sehingga perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja melalui program jaminan sosial Jamsostek. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KESELAMATAN DAN

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP TENAGA KERJA DI PT. X SIDOARJO.

1 2 106

PERLINDUNGAN HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP TENAGA KERJA DI PT. X SIDOARJO.

0 1 106

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Rangka Perlindungan Hukum Di PT.Danliris Kabupaten Sukoharjo.

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Kegiatan Produksi di PT. Sumo Internusa Indonesia.

0 0 17

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA A. Pengertian Perlindungan Hukum - Perlindungan Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Kegiatan Produksi di PT. Sumo Internusa Indonesia.

0 2 40

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Kegiatan Produksi di PT. Sumo Internusa Indonesia.

0 0 17

BAB II PERJANJIAN KERJA SEBAGAI LANDASAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA A. Pengertian dan Unsur-unsur dalam Perjanjian Kerja 1. Pengertian perjanjian kerja - Perlindungan Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Kegiatan Produksi di PT. Sumo Intern

0 0 33

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA A. Pengertian Perlindungan Hukum - Perlindungan Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Kegiatan Produksi di PT. Sumo Internusa Indonesia.

1 6 40

PERLINDUNGAN HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP TENAGA KERJA DI PT. X SIDOARJO

0 0 51

PERLINDUNGAN HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP TENAGA KERJA DI PT. X SIDOARJO

0 1 51