Gambaran Umum Daerah Kabupaten Karo 1. Geografis
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA
LAPANGAN MANDIRI PKLM
A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Karo A. 1. Geografis
A.1.1. Letak
Kabupaten Karo terletak pada path koordinat 2 50’ sampai dengan 3 19’ Lintang Utara dan 97 55’ sampai dengan 98 38 ‘ Bujur Timur serta pada
ketinggian antara 140m sampai dengan 1400m di atas permukaan air laut. A.1.2.
A.1.2. Batas- batas
Kabupaten Karo merupakan salah satu kabupaten di daerah Propinsi Sumatera Utara, dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Deli Serdang
- Sebelah Selatan : Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara
- Sthetah Timur : Kabupaten Simalungun dan Deliserdang
- Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tenggara
A.1.3. Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Karo berkisar 2. 127,25 km atau 3,01 dan seluruh wilayah Propinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
A.2. Pemerintahan
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1974, Kabupaten Karo terdiri dari
a. Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Bupati b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD
c. Tiga pembantu bupati d. Tiga belas Kecamatan dan dua ratus empat puluh delapan Desal Kelurahan
Adapun nama-nama kecamatan tersebut adalah: 1. Kecamatan Kabanjahe terdiri dari 5 kelurahan dari 8 desa
2. Kecamatan Simpang Empat terdiri dari 40 desa 3. Kecarnatan Payung terdiri dari 25 desa
4. Kecamatan Kutabuluh terdiri dari 16 desa 5. Kecamatan Barusjahe terdini dari 19 desa
6. Kecamatan Tiga Panah terdiri dari 29 desa 7. Kecamatan Munthe terdiri dari 22 desa
8. Kecamatan Tiga Binanga terdri dan 1 kelurahan dan 18 desa 9. Kecamatan Juhar terdiri dari 24 desa
10. Kecamatan Mardingding terdiri dari 10 desa 11. Kecamatan Berastagi terdiri dari 4 kelurahan dan 5 desa
12. Kecamatan Merek terdiri dari 4 kelurahan dan 5 desa 13. Kecamatan Lau Baleng terdini dani 13 desa L3. Bidang ekonomi masyarakat
Laju pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan potensi sumber daya lam yang tersedia dalam arti bahwa peningkatan kualitas sumber daya alam lebih
Universitas Sumatera Utara
ngi akan memungkinkan tercapainya laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. secara rinci sektor-sektor perekonomian yang menunjang pertumbuhan ekonomi
yang dimaksud adalah: - Pertanian dan Pengairan
- Pertambangan dan Penggalian - Industri, Listrik dan Air Iv1inum
- Perhubungan dan Pariwisata - Sektor Keuangan dan Harga-harga
Dalam bidang ekonomi ini penulis hanya menggambarkan sektor pertanian karena penduduk Kabupaten Karo sebagian besar atau umumnya kurang
lebih 80 hidup dalam sektor pertanian sedangkan sisanya dan sektor-sektor lainnya.
Sayur-sayuran, padi dan palawija merupakan tanaman bahan makanan yang dalam pengernbangannya mendapat perhatian dan petani di daerah mi. Hal
mi terlihat dalam usaha petani di dalam mengembangkan ekstensifikasi dan inteusitikasi intik menuju peningkatan produktivitas sekaligus peningkatan
produksi. Wilayah Kabupaten Karo yang memiliki luas 2.127,25 km, terdiri dari 198.680 ha tanah kering dan 14.045 ha tanah sawah.
A.4. Agama dan kepercayaan
Penduduk kabupaten Karo sebagian besar umumnya memeluk agama Kristen Protestan dan Khatollk dan sebagian lagi memeluk agama Islam
sedangkan sisanya memeluk agama Hindu dan Budha.
Universitas Sumatera Utara
A.5. Kehidupan Sosial
Masyarakat di daerah Kabupaten Karo sebagian besar secara langsung masih mempenlihatkan kehidupan sebagaimana lazimnya kehidupan masyarakat
Karo. Masyarakat Karo sebagaimana masyarakat-masyarakat lainnya di tanah air juga mamiliki kebudayaan-kebudayaan yang bersifat tradisional serta juga
memiliki ciii khas tersendiri jika dibandingkan dengan suku-suku lain di tanah air. Salah satu kebiasaan masyarakat Karo lainnya bahwa tamu bagi masyarakat Karo
adalah seseorang yang harus dihormati, sebagai bentuk penghormatan itu, setiap tamu yang datang ke rumah disuguhi makanan yang istimewa danjika tamu itu
menginap maka akan dilayani sebaik-baiknya. Kebiasaan lainnya yang tidak kalah uniknya adalah apabila ada dua orang
yang belum saling kenal maka kedua orang tersebut akan saling menanyakan marga masing-masing, bere-bere, serta asalnya. Hal mi biasanya dilakukan untuk
mengetahui bagaimana hubungan antar keduanya apakah kerabat dekat atau jauh. Demikianjuga halnya bila ada salah satu keluarga akan mengadakan pesta adat,
maka seluruh keluarga ataupun sanak famili baik yang jauh maupun dekat akan diundang untuk datang menghadiri pesta tersebut dan tidak terkecuali juga seluruh
masyarakat kampung dimana yang bersangkutan tinggal. Hal-hal yang bersifat sederhana di atas menunjukkan bahwa sifat kekeluargaan itu
masih begitu kuat melekat di dalam kehidupan masyarakat Karo. A.6. Kebudayaan masyarakat
Seperti suku-suku lainnya di Sumatera Utara masyarakat Karo juga memiliki marga yaitu:
Universitas Sumatera Utara
- Marga Ginting terdiri dari 16 cabang - Marga Sembiring terdiri dari 14 cabang
- Marga Karo-karo terdiri dari 18 cabang - Marga Tanigan terdiri dari 13 cabang
- Marga Perangin-angin terdini dan 18 cabang Dari tiap-tiap marga tersebut tidak ada yang boleh terdapat hubungan
perkawinan. Sebagai contoh: seorang laki-laki marga Ginting tidak boleh kawin dengan perempuan yang bermarga ginting terkecuali pada marga Sembfring dan
Perangin-angin.
A.7. Kesenian
Di dalam masyarakat karo juga terdapat macam-macam seni tan dan musik tradisional, beberapa diantaranya adalah:
- Tarian adat - Tarian kepercayaan
- Tanian muda-mudi - Tarian ndikar pencak silat
Sedangkan alat-alat musik yang sening dipakai pada umumnya adalah Serunai, Surdam, Kulcapi, Genciang.
Serunai adalah alat musik tiup, yang bentuknya merupai serunai India. Surdam merupakan alat musik tiup, namun biasanya surdam mi digunakan untuk
jenis lagu-lagu yang benirama sedih. Kulcapi merupakan sejenis alat musik petik yang bentuknya menyerupai
bioa tapi hanya memiliki dua tali senar.
Universitas Sumatera Utara
Semua jenis tanian atau musik tadi path umumnya dipergunakan pada waktu pesta-pesta adat tertentu yang sering dilaksanakan masyarakat Karo.
Sejarah sinpkat Undan-Undan Pajak Daerah di Kabupaten Karo Pajak daerah adalah iuran Wajib Pajak yang dilakukan oleh Orang Pribadi
atau Badan kepada Daerah tanpa mendapat imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundan-undangan yang benlaku,
yang digunakan untuk membiayai pemenintahan daerah dan pembangunan daerah.
Masalah pajak daerah merupakan masalah yang sangat penting karena menyangkut perkembangan suatu daerah. Tapi menurut sebagian besar
masyarakat Karo tidak penting. Masyarakat menganggab bahwa pemungutan pajak daerah hanyalah cara pemerintah untuk memperkaya din sendiri. Selain itu
karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Karo. Kebanyakan masyarakat Karo tidak mau membayar pajak hanya sebagian kecil saja yang mau membayar.
Padahal masalah pajak adalah tanggung jawab semua masyarakat Karo. Mengingat hal tersebut di atas maka pemerintah menetapkan
UndangUndang No. 7 Drt 1956 tentang pembentukan Daerah Otonom KabupatenKabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Utara lembaran
negara Tahun 1956 Nomor 58, tambahan lembar negara Nomor 1092. Kemudian 41 tahun kemudian keluar Undang-Undang No. 17 Tahun 1997 Tentang Badan
Penyelesaian Sengketa Pajak lembaran negara Tahun 1997 No. 40, tambahan lembar negara nomor 3684. Path tahun yang sama keluar Undang-Undang No.
18 tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah lembar negara Tahun
Universitas Sumatera Utara
1997 No. 41, tambahan lembar negara nomor 3685 Jo. Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 Tentang Preubahan atas Undang-Undang 18 Tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Kemudian Undang-Undang No. 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Iembaran negara Tahun 1997 No. 42,
tambahan lembaran negara nomor 3686. Kemudian Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 lembaran negara Tahun 1999 No. 60, ta.mbahan lembaran negara
no. 3839Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antar Pusat dan Daerah Lembaran Negara Tahun 1999 No.72 Tambahan
Lembaran Negara No. 3848. Selam Undang-Undang keluarjuga Peraturan Pemerrntah yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 5 Tahun 1997
Tentang Pengurusan dan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah, Peraturan Pemenintah No. 19 Tahun 1997 Jo.Peraturan Pemerintah No.
65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun
1997 Tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang
bersih Dan Korupsi, Kolusi dan nepotisme Lembaran Negara Tahun 1999 No.75, Tambahan Lembaran Negara No. 3851. Selain Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah ada juga Keputusan Menteri yaitu Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 84 Tahun 1993 Tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah
Perubahan, Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 170 Tahun 1997 Tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah, Keputusan Menteri Dalam Negeri
No. 172 Tahun 1997 Tentang Kniteria Wajib Pajak yang Wajib
Universitas Sumatera Utara
Menyelenggarakan Pembukuan dan Tata Cara Pembukuan, Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 173 Tahun 1997 Tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang
Pajak Daerah. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai Penganti UndangUndang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah dan yang
terakhir keluar Peraturan Daerah Kabupaten Karo No. 20 Tahun 2001. Meskipun telah keluar Peraturan Daerah tapi tetap berpedoman path Undang-Undang No. 32
Tahun 2004. Untuk mendukung perkembangan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah, perlu lebih mendayagunakan pelayanan umum,
adininistrasi pemerintahan dalam rangka melaksanakan otonomi therah yang luas, nyata dan bertanggung jawab sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintah Daerah. Untuk menyelengarakan otonomi therah berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah tersebut
untuk lebih berdaya guna dan berhasil guna dirasa perlu menata kembali Susunan Organisasi dan tata kerja sektariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Karo dengan berpedoman path Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Maka setiap
Peraturan Daerah yang telah ada sebelumnya dan dasar penertibannya berpedoman pada Undang-Undang No. 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan
di Daerah, dipandang tidak sesuai lagi dan oleh karenanya perlu disempurnakan. Untuk mengatur hal tersebut di atas maka Peraturan Daerah yang
mengatur Tentang Pajak Restoran dan Restoran perlu disempumakan dengan menerbitkan Peraturan Daerah yang berpedoman pada Undang-Undang No. 32
Tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang Peraturan Pemerintah, dan Keputusan Menteri di atas semata-mata hanya menyadarkan masyarakat bahwasanya pemungutan pajak
daerah itu bukan memperkaya pemerintah tapi untuk kas daerah.