2. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dan mempublikasikan laporan keuangan tahunannya secara rutin tahun 2008 sampai dengan 2010.
3. Perusahaan tidak delisting pada periode tersebut. 4. Perusahaan tersebut memiliki laba positif pada tahun tersebut.
5. Perusahaan tersebut memiliki total asset minimal 1 triliun pada periode tersebut.
Dari perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2008 sampai dengan 2010 yakni sebanyak 128 perusahaan dan berdasarkan uraian kriteria
penentuan sampel diatas, maka diperoleh sampel yang berjumlah 32 perusahaan.
C. Jenis dan Sumber Data
Penulis menggunakan data sekunder dalam penelitian ini, yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data
primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel atau diagram-diagram Umar, 2001:69. Data diperoleh dari situs bursa efek indonesia, www.idx.co.id,
berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang dipublikasikan dan dari situs- situs lainnya yang menyediakan informasi mengenai laporan tahunan perusahaan.
Penelitian ini menggunakan data yang diambil dari 32 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2008-2010.
D. Metode Pengumpulan Data
Data dicari secara manual dengan mendapatkannya dari luar perusahaan, yang disebut data eksternal Umar, 2001: 70. Hasil yang didapatkan adalah
Universitas Sumatera Utara
ringkasan data keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.
E. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian
1. Variabel independen variabel bebas a. Ukuran Perusahaan SIZE
Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur melalui
logaritma dari total aktiva. Total aktiva dipilih sebagai proxy atas ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva
relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan.
b. Return On Equity ROE Return on equity ROE, dalam hal ini termasuk salah satu jenis
dari rasio profitavibilitas. Menurut Kasmir 2008:196 ”Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menilai kemampuan perusahaan di
dalam mencari keuntungan”. Tingkat profitabilitas yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih
terinci, sebab mereka ingin meyakinkan para investor, bahwa perusahaan mampu menghasilkan profitabilitas yang baik, yang pada
akhirnya akan meningkatkan kompensasi terhadap manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Return On Equity = Laba Bersih Sesudah Pajak Total Equity
x 100 c. Debt to Equity DER
Debt to equity ratio merupakan salah satu rasio leverage yang dapat menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Karena DER juga menunjukkan seberapa besar struktur finansial perusahaan berasal dari utang, maka tinggi rendahnya DER
juga menggambarkan besar kecilnya jumlah utang dalam perusahaan. Utang perusahaan tersebut diharapkan dapat digunakan untuk
menambah dana perusahaan guna memperluas kegiatan operasionalnya.
Debt to equity ratio = Total Kewajiban x 100 Ekuitas pemegang saham
d. Return of Assets ROA Return of assets merupakan salah satu rasio profitabilitas yang
dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on assets merupakan perbandingan
antara laba sebelum bunga dan pajak Earning Before Interest and Tax dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets
ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba
bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan
mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA
Universitas Sumatera Utara
yang tinggi, maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri. Tetapi jika total aktiva
yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan modal
sendiri. Return on assets = Laba bersih x Penjualan
Penjualan Total Aktiva e. Net Profit Margin NPM
Net Profit Margin NPM, salah satu fungsi laba bersih adalah untuk meramalkan penghasilan jangka panjang, mengevaluasi resiko investasi.
Informasi ini dianggap penting untuk diungkapkan kepada publik sebagai dasar untuk meramalkan kinerja masa yang akan datang, menraik investor,
serta untuk mengukur harga saham di pasar modal. Harga saham tersebut adalah informasi yang penting yang dibutuhkan oleh investor sebagai
dasar penilaian atas perusahaan. Dimana perusahaan yang ingin mensejahterakan investor cenderung akan mengungkapan informasi net
profit margin secara luas dalam laporan keuangan. Diukur dengan membagi antara profit loss after tax dengan penjualan bersih, dan
merupakan proxy dari profitabilitas. Net Profit Margin = laba bersih setelah pajak x Total Aktiva
Total Aktiva Penjualan bersih 2. Variabel dependen variabel terikat
Tingkat pengungkapan laporan tahunan, yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini merupakan ukuran yang menyatakan
Universitas Sumatera Utara
besarnya proporsi pengungkapan yang dilakukan sebuah perusahaan di dalam laporan tahunan perusahaan tersebut. Instrumen pengukuran
proporsi pengungkapan yang digunakan adalah item-item pengungkapan yang dikembangkan dari kriteria penilaian Annual Report Award yang
diberikan oleh Bapepam sebanyak 61 item. Indeks pengungkapan disclosure index untuk setiap perusahaan sampel diperoleh dengan cara
berikut ini: a. Sebuah item diberi skor 1 satu jika diungkapkan dan skor 0
nol jika tidak diungkapkan. b. Proporsi disclosure setiap perusahaan diukur dengan indeks yaitu
total skor yang diberikan kepada sebuah perusahaan dengan skor yang diharapkan maksimal dapat diperoleh perusahaan tersebut.
Skor maksimal adalah 61. Indeks dapat dirumuskan sebagai berikut:
Disclosure index = Jumlah skor disclosure sebuah perusahaan Jumlah skor maksimal
F. Metode Analisis Data